• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Infrastruktur Fisik

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi

4.3.1 Faktor Infrastruktur Fisik

Infrastruktur fisik merupakan faktor utama yang penting bagi perkembangan perekonomian baik secara regional maupun nasional dalam pembobotan ini dengan pembobotan sebesar 0,289.Ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik yang baik dan memadai sangat mempengaruhi kelancaran perekonomian di suatu daerah. Semakin berkembang perekonomian, maka kebutuhan masyarakat akan ketersediaan infrastruktur fisik di daerah tersebut juga akan semakin besar.

29% 23% 21% 12% 15% Infrastruktur Fisik Perekonomian Daerah

Tenaga Kerja dan Produktivitas Sosial Politik

Dimana untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan stabil tentu harus diiringi dengan pembangunan infrastruktur yang efektif dan efisien.

Salah satuinfrastruktur yang strategis yang perlu ditingkatkan kualitasnya untuk menunjang perekonomian yang berdaya saing tinggi adalah kualitas kondisi jalan.Kualitas jalan yang baik sangat mendukung mobilitas perekonomian yang menghubungkan antar kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu maupun dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara.Berikut penulis lampirkan data kondisi jalan dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4

Kondisi Jalan Kabupaten Labuhanbatu tahun 2014 No Kondisi Jalan Panjang Jalan

1 Baik 423,28 km

2 Sedang 266,64 km

3 Rusak 283,89 km

4 Rusak Berat 134,35 km

Total 1.108,17 km

Sumber : Labuhanbatu dalam angka 2015

Faktor infrastruktur fisik didukung oleh dua variabel yaitu variabel ketersediaan infrastruktur fisik dan variabel kualitas infrastruktur.Variabel ketersediaan infrastruktur fisikmemiliki nilai bobot sebesar 0,507atau 51%.Dan variabel kualitas infrastruktur fisik memiliki nilai bobot sebesar 0,493 atau 49%.

Persentase bobot dari masing-masing variabel faktor infrastruktur fisik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.3

Persentase Bobot Variabel Faktor Infrastruktur Fisik

Menurut tanggapan responden menunjukkan bahwa ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik sama-sama menjadi prioritas dalam faktor infrastruktur fisik. Berdasarkan hasil wawancara persepsi masyarakat Kabupaten Labuhanbatu dalam variabel ketersediaan infrastruktur fisik, sebesar 3% responden menyatakan sangat setuju dan 43% responden menyatakan setuju terhadap ketersediaan jalan di Kabupaten Labuhanbatu yang sudah memadai. Sekitar 43% responden yang menyatakan kurang setuju, dan 10% responden menyatakan tidak setuju jika ketersediaan jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai.

Sementara itu, dalam ketersedian pelabuhan laut, sebesar 30% responden yang menyatakan setuju jika ketersediaan pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai. Sekitar 23% responden menyatakan kurang setuju, 23% responden menyatakan tidak setuju dan 23% responden menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini . Sedangkan untuk ketersediaan pelabuhan udara, sekitar 37% responden menyatakan setuju, 17% responden menyatakan kurang setuju, 30% responden menyatakan tidak setuju dan 17% responden

51% 49%

menyatakan sangat tidak setuju jika ketersediaan pelabuhan udara di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai. Untuk ketersediaan pelabuhan udara sendiri, Kabupaten Labuhanbatu tidak memiliki pelabuhan udara.Oleh karena itu, semua responden yang telah diwawancarai menyatakan kurang setuju dan ketidaksetujuannya terhadap penyataan tersebut. Dan dalam ketersediaan saluran telepon, sebesar 3% responden menyatakan sangat setuju dan 80% menyatakan setuju jika ketersedian saluran telepon di Kabupaten Labuhanbatu sudah memadai. Hanya sekitar 17% responden yang menyatakan kurang setuju terhadap ketersediaan saluran telepon di Labuhanbatu.

Dalam variabel kualitas infrastruktur fisik, sebesar 3% menyatakan sangat setuju jika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik dengan data di Bps Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 423,28 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi baik. Sekitar 47% responden menyatakan setuju jika kualitas jalan di Labuhanbatu sudah baik dengan data BPS Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 266,64 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi sedang, 37% menyatakan tidak setujujika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik dengan data di Bps Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 283,89 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi rusak dan 13% menyatakan sangat tidak setuju jika kualitas jalan di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik dengan data BPS Labuhanbatu tahun 2014 bahwa 134,5 km panjang jalan di Labuhanbatu memiliki kondisi rusak berat.

Kemudian untuk akses dan kualitas pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu, sebesar 30% responden yang menyatakan setuju jika kualitas

pelabuhan laut di daerah ini sudah baik.Sekitar 27% responden menyatakan kurang setuju, 23% responden menyatakan tidak setuju jika akses dan kualitas pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik. Sedangkan untuk akses dan kualitas pelabuhan udara, sekitar 40% responden yang menyatakan setuju, 17% responden menyatakan kurang setuju, 27% responden menyatakan tidak setuju dan 17% responden menyatakan sangat tidak setuju jika akses dan kualitas pelabuhan laut di Kabupaten Labuhanbatu sudah baik. Dan untuk kualitas saluran dan sambungan telepon di Kabupaten Labuhanbatu, 7% responden menyatakan sangat setuju dan 63% responden menyatakan setuju jika kualitas saluran dan sambungan telepon di daerah ini sudah baik dan sebesar 30% responden yang menyatakan kurang setuju dengan pernyataan ini.

4. 3. 2 Faktor Perekonomian Daerah

Perekonomian daerah sebagai faktor ekonomi yang utama dalam meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu.Walaupun dalam pembobotan ini merupakan prioritas kedua setelah infrastruktur fisik dengan nilai bobot sebesar 0,289. Hal ini memang tidak terlepas dari peran perekonomian daerah yang mutlak harus didukung adanya infrastruktur yang mendukung. Namun demikian, kondisi perekonomian daerah berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Dimana, kondisi perekonomian daerah yang baik akan mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat. Begitupun sebaliknya, jika perekonomian daerah cenderung berjalan stagnan maka pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga akan terhambat yang berimbas pada perekonomian secara regional maupun nasional.

Struktur ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa, struktur yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi di masing-masing sektor.

Secara umum ada tiga sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013 yaitu sektor industri pengolahan 43,79%, pertanian 19,78, sektor perdagangan 16,55%, dan sektor jasa-jasa sebesar 9,86%, sedangkan sektor-sektor yang lain memberikan kontribusi dibawah 5% adalah sektor pengangkutan dan komunikasi 4,21%, sektor bangunan2,41%, sektor pertambangan 1,64%, sektor keuangan 1,41%, dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,36%.

Secara keseluruhan struktur perekonomian daerah Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2009-2013 ditunjukkan pada table 4.5 dan table 4.6.

Tabel 4.5

Nilai PDRB Kabupaten Labuhanbatu tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Berlaku

Sektor Usaha Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Pertanian 1.293,81 1.469,44 1.633,17 1.873,23 2.154,58

Pertambangan & Penggalian 114,03 131,32 146,92 159,98 178,34

Industri 2.963,10 3.362,13 3.789,89 4.208,61 4.771,11

Listrik, Gas & Air Bersih 29,99 32,76 35,171 36,72 39,59

Bangunan 172,70 191,17 211,66 232,40 262,04

Perdagangan, Hotel &

Restoran 1.142,09 1.313,49 1.464,00 1.620,56 1.802,91

Pengangkutan & Komunikasi 295,97 337,20 373,46 413,03 458,52

Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 92,29 104,42 116,98 134,18 153,80

Jasa-jasa 554,76 668,62 779,04 923,86 1.073,92

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu

Tabel 4.6

Struktur PDRB Kabupaten Labuhanbatu Menurut Lapangan Usaha/ Sektor Tahun 2011– 2013

No Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (%) 2011 2012 2013

1 Pertanian 19,10 19,51 19,78

2 Pertambangan & Penggalian 1,72 1,67 1,64

3 Industri 44,32 43,83 43,79

4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,41 0,38 0,36

5 Bangunan 2,48 2,42 2,41

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 17,12 16,88 16,55

7 Pengangkutan & Komunikasi 4,37 4,30 4,21

8 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 1,37 1,40 1,41

9 Jasa-jasa 9,11 9,62 9,86

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu

Faktor perekonomian daerah didukung oleh 2 variabel yaitu variabel potensi ekonomi dan variabel struktur ekonomi yang memberikan kontribusi penting dalam mendukung daya saing ekonomi suatu daerah. Variabel potensi ekonomi memiliki bobot tertinggi sebesar 0,594 atau 59% dari keseluruhan bobot faktor

pendukung perekonomian daerah. Sedangkan variabel stuktur ekonomi memiliki bobot sebesar 0,406 atau 41%. Persentase dari masing-masing variabel indikator perekonomian daerah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.4

Persentase Bobot Variabel Faktor Perekonomian Daerah

Berdasarkan persepsi masyarakat Labuhanbatu dapat dilihat bahwa variabel potensi ekonomi dianggap lebih penting dan menjadi prioritas dalam faktor perekonomian daerah dalam menentukan tingkat daya saing ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu. Berdasarkan hasil wawancara persepsi masyarakat Kabupaten Labuhanbatu bahwa sebanyak 60% responden menyatakan setuju terhadap peningkatan daya beli masyarakat yang cenderung semakin meningkat, bahkan 3% menyatakan sangat setuju. Hanya sekitar 33% masyarakat yang menyatakan kurang setuju dan 3% menyatakan tidak setuju.Kemudian untuk perkembangan kondisi ekonomi yang semakin membaik, 57% responden menyatakan setuju, 33% responden menyatakan kurang setuju, 7% responden menyatakan tidak setuju dan 3% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa perkembangan kondisi ekonomi semakin membaik. Pada kondisi harga-harga

Potensi Ekonomi 59% Struktur Ekonomi 41%

barang dan jasa relative stabil dan terjangkau, 50% responden menyatakan kurang setuju, 3% tidak setuju, 10% sangat tidak setuju dan 37% responden menyatakan setuju. Selanjutnya untuk tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung semakin membaik, 27% responden kurang setuju, 63% responden setuju bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat cenderung semakin membaik, 7% tidak setuju dan 3% responden tidak setuju.

Kemudian pada variabel struktur ekonomi, 67% responden menyatakan setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor primer semakin meningkat.3% menyatakan sangat setuju.27% responden menyatakan kurang setuju nilai tambah atau kontribusi sektor primer semakin meningkat.Dan 7% tidak setuju bahwa nilai tambah kontribusi sektor primer semakin meningkat.Selanjutnya, 53% responden menyatakan setuju nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder semakin meningkat.43% menyatakan kurang setuju, dan 3% menyatakan tidak setuju bahwa nilai tambah atau kontribusi sektor sekunder semakin meningkat.Kemudian 47% menyatakan setuju nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat.47% menyatakan kurang setuju, dan 7% menyatakan tidak setuju nilai tambah atau kontribusi sektor tersier semakin meningkat.

Berdasarkan hasil analisis dan wawancara persepsi para responden, variabel struktur ekonomi dapat dikatakan semakin membaik, dan nilai tambah atau kontribusi sektor primer, sekunder, dan tersier cenderung semakin meningkat.Namun potensi ekonomi diharapkan dapat menjadi lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Labuhanbatu.

4. 3. 3 Faktor Tenaga kerja dan Produktivitas

Tenaga kerja merupakan salah satu indikator yang penting dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan daya saing ekonomi di suatu daerah.Meskipun faktor tenaga kerja dan produktivitas merupakan prioritas ketiga setelah infrastruktur fisik dan perekonomian daerah dengan memiliki bobot penilaian sebesar 0,216.Tenaga kerja dalam jumlah besar dan berkualitas akan meningkatkan daya saing ekonomi suatu daerah.

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Di Kabupaten Labuhanbatu penduduk kelompok umur 30-34 tahun merupakan angkatan kerja dengan populasi tertinggi.Sedangkan penduduk kelompok umur 55-59 tahun merupakan angkatan kerja dengan populasi yang terendah. Kemudian sebagian besar penduduk usia angkatan kerja di Kabupaten Labuhanbatu bekerja di sektor pertanian. Sementara pertambangan dan penggalian menjadi sektor penyumbang angkatan kerja yang paling rendah. Tabel 4.7 dibawah ini menjelaskan secara detail angkatan kerja berdasarkan kelompok umur dan tabel 4.8 menunjukkan persentase penduduk 15 tahun keatas menurut lapangan pekerjaan dan jenis kelamin di Kabupaten Labuhanbatu.

Tabel 4.7

Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Labuhanbatu tahun 2013

No Kelompok Umur Laki –Laki Perempuan Jumlah

1 15 – 19 14.416 1.818 16.234 2 20 – 24 12.790 8.312 21.102 3 25 -29 18.459 6.250 24.709 4 30 – 34 16.449 10.839 27.288 5 35 – 39 14.507 6.935 21.442 6 40 – 44 13.254 7.220 20.474 7 45 – 49 8.714 5.066 13.780 8 50 – 54 10.084 5.162 15.246 9 55 – 59 3.882 778 4.660 10 60 + 7.297 1.332 8.629 Jumlah 119.852 53.712 173.564

Sumber : Bps Kabupaten Labuhanbatu

Tabel 4.8

Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014

No Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian 64.57 23.064 87.221

2 Pertambangan & Penggalian 680 - 680

3 Industri Pengolahan 5.542 1.743 7.285

4 Listrik, Gas & Air Bersih 680 387 1.067

5 Bangunan 3.656 - 3.656

6 Perdagangan,Hotel & Restoran 14.749 19.661 34.410

7 Angkutan & Komunikasi 10.650 266 10.916

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.954 - 1.954

9 Jasa - jasa 14.654 13.664 28.318

Jumlah 116.722 58.785 175.507

Sumber : Labuhanbatu Dalam angka 2014

Faktor tenaga kerja dan produktivitas didukung oleh 3 variabel, yaitu variabel biaya tenaga kerja, variabel ketersediaan tenaga kerja dan variabel produktivitas tenaga kerja. Variabel biaya tenaga kerja memiliki bobot terendah sebesar 0,294 atau 30%, Variabel ketersediaan tenaga kerja memiliki bobot sebesar 0,349 atau 34% dan variabel produktivitas tenaga kerja memiliki bobot tertinggi sebesar 0,357 atau 36% dari keseluruhan bobot faktor pendukung tenaga kerja dan produktivitas. Persentase bobot dari masing-masing variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.5

Persentase Bobot Variabel Faktor Tenaga Kerja dan Produktivitas

Menurut tanggapan responden, variabel produktivitas tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja dianggap sangat penting dalam memberikan kontribusi pada faktor tenaga kerja dan produktivitas untuk menentukan tingkat daya saing ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu.

Table 4.9

Data UMP Provinsi Sumatera Utara dan UMK Labuhanbatu tahun 2012-2016

Tahun UMP Sumatera Utara UMK Labuhanbatu

2012 1.035.500,00 -

2013 1.200.000,00 -

2014 1.375.000,00 1.827.000,00

2015 1.625.000,00 1.870.000,00

2016 1.811.875,00 -

Sumber :Disnakertrans Labuhanbatu

Tabel 4.10

PDRB Harga Berlaku, Jumlah Tenaga Kerja, dan Produktivitas Tenaga Kerja pada tahun 2011-2014

Tahun PDRB Tenaga Kerja Produktivitas Tenaga Kerja

2011 16.378.786 201.273 8.137.971

2012 18.004.423 165.376 10.886.962

2013 20.070.836 190.589 10.530.951

2014 22.130.048 190.189 11.635.819

Sumber :Labuhanbatu dalam angka 2015

Biaya Tenaga Kerja 29% Ketersediaan Tenaga Kerja 35% Produktivitas Tenaga Kerja 36%

Dari tabel di atas menunjukan setiap tahunnya pada tahun 2011 hingga tahun 2014 produktivitas tenaga kerja Labuhanbatu terus meningkat, ini dikarenakan adanya peningkatakan PDRB harga berlaku dan jumlah tenaga kerja di Labuhanbatu.

Dari hasil wawancara persepsi masyarakat Kabupaten Labuhanbatu dalam variabel biaya tenaga kerja, 37% responden menyatakan setuju terhadap besarnya upah tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai dengan ketentuan UMK. Sekitar 50% responden menyatakan kurang setuju, 10% responden menyatakan tidak setuju dan 3% responden menyatakan sangat tidak setuju jika besarnya upah tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai dengan ketentuan UMK. Sedangkan untuk melihat besarnya upah tenaga kerja apakah sudah sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat di daerah ini, 27% responden menyatakan setuju bahwa besarnya upah tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat. Sekitar 60% responden menyatakan kurang setuju, 3% responden menyatakan tidak setuju dan 10% menyatakan sangat tidak setuju jika besarnya upah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu.

Dalam variabel ketersediaan tenaga kerja, sebesar 30% responden menyatakan setuju jika jumlah angkatan kerja di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Sekitar 50% responden menyatakan kurang setuju, 10% responden menyatakan tidak setuju dan 10% menyatakan sangat tidak setuju jika jumlah angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu.Dan untuk melihat tingkat pendidikan

angkatan kerja apakah sudah sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, 23% responden menyatakan setuju dengan pernyataan ini. Sekitar 60% responden yang menyatakan kurang setuju, 13% responden menyatakan tidak setuju dan 3% menyatakan sangat tidak setuju jika tingkat pendidikan angkatan kerja di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Dalam variabel produktivitas tenaga kerja, untuk melihat tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada di Kabupaten Labuhanbatu, sebesar 50% responden menyatakan setuju dan 50% menyatakan kurang setuju jika tingkat produktivitas tenaga kerja yang ada di Kabupaten Labuhanbatu relatif tinggi. Dan untuk melihat apakah tingkat produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai dengan besarnya upah yang ada, sebesar 37% responden menyatakan setuju dengan pernyataan ini. Sekitar 43% responden menyatakan kurang setuju, dan 20% menyatakan tidak setuju jika tingkat produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai dengan besarnya upah yang ada.

4. 3. 4 Faktor Kelembagaan

Faktor kelembagaan menjadi indikator yang penting untung mengukur seberapa jauh iklim sosial politik, peraturan daerah, sistem keuangan daerah dan aspek keamanan dalam menggerakkan dan mendorong aktivitas perekonomian agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.Pada tahun 2013, kabupaten Labuhanbatu secara wilayah administrasi terdiri dari 9 kecamatan.Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) daerah di Labuhanbatu 2013 adalah sebanyak 6.212 orang. Jika dirinci menurut golongan adalah golongan II

sebanyak 1.308 orang, golongan III sebanyak 3.257 orang, sedangkan untuk golongan IV ada sebanyak 1.544 orang dan masih terdapat 103 orang golongan I. Tabel 4.9 dibawah ini menjelaskan secara detail jumlah PNS dan golongannya di Labuhanbatu.

Tabel 4.11

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Dinas/Instansi Pemerintahan dan Golongan di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013

No Unit Kerja Golongan Jumlah

I II III IV

1. Sekretariat Daerah 5 44 91 55 195

2. Sekretariat DPRD 4 23 19 3 49

3. Inspektorat Kabupaten 1 2 26 6 35

4. Bappeda 0 4 27 5 36

5. Badan Lingkungan Hidup 0 7 23 5 35

6. Badan Kepegawaian Daerah 0 11 25 2 38

7. Badan Penanaman Modal 0 5 26 3 34

8. Badan Pemberdayaan Perempuan 0 6 53 6 65

9. BPRSU 2 165 189 12 368

10. Dinas Pendidikan 22 323 1666 1373 3384

11. Dinas Kesehatan 3 235 372 4 614

12. Dinas Bina Marga 7 35 54 4 100

13. Dinas Cipta Karya 1 12 41 3 57

14. Dinas Perindag, Koperasi & UKM 0 11 37 8 56

15. Dinas Kependudukan dan Capil 1 29 23 5 58

16. Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi 1 4 25 4 34

17. Dinas Perhub. Komunikasi 9 38 33 3 83

18. Dinas Pendapatan 2 42 65 3 112

Tabel 4.12

Laporan Realisasi APBD Tahun 2013 (Jutaan Rupiah)

No Realisasi Anggaran Tahun (Rp.) 2013

1 Pendapatan 759,607

1.1 Pendapatan Asli Daerah 66,557

1.1.1 Pendapatan Pajak daerah 21,370

1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 26,685

1.1.3 Pendapatan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

12,000

1.1.4 Lain -lain pendapatan daerah yang sah 6,502

1.2 Dana Perimbangan 625,051

1.2.1 Dana Bagi Hasil 54,855

1.2.2 Dana Alokasi Umum 520,458

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 49,738

1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 68,000

1.3.1 Pendapatan Hibah 1.3.2 Dana Darurat

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Lainnya 68,000

1.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi Lainnya 1.3.5 Lain – lain

2 Belanja 797,936

2.1 Belanja Tidak Langsung 411,188

2.1.1 Belanja Pegawai 383,302

2.1.2 Belanja Bunga 77

2.1.3 Belanja Subsidi

2.1.4 Belanja Hibah 11,130

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 5,138

2.1.6 Belanja Bagi Hasil kpd Prov/Kab/Kota 1,500

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan kpd Prov/Kab 8,591

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,450

2.2 Belanja Langsung 386,748

2.2.1 Belanja Pegawai 49,330

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 139,891

2.2.3 Belanja Modal 197,527

3 Pembiayaan Netto 38,328

3.1 Penerimaan Pembiayaan 40,118

3.1.1 SILPA TA Sebelumnya 40,118

3.1.2 Pencairan Dana Anggaran

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 1,790

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 500

3.2.3 Pembiayaan Pokok Utang 90

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 1,200

3.2.5 Pembayaran Kegiatan Lanjutan 3.2.6 Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga Sumber : Labuhanbatu dalam angka 2015

Faktor kelembagaan didukung oleh empat variabel, yaitu variabel kepastian hukum, variabel pembiayaan pembangunan (keuangan daerah), variabel aparatur, dan variabel peraturan daerah.Seluruh variabel-variabel dalam faktor kelembagaan berada dibawah kendali pemerintah daerah.Variabel kepastian hukum memiliki bobot terbesar sebesar 0,323% atau 32%, Variabel pembiayaan pembangunan atau keuangan daerah memiliki bobot sebesar 0,218 atau 22%, variabel aparatur memiliki bobot sebesar 0,216 atau 22% dan variabel peraturan daerah memiliki bobot sebesar 0,243 atau 24%. Persentase dari masing-masing variabel faktor kelembagaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.6

Persentase Bobot Variabel faktor Kelembagaan

Berdasakan hasil wawancara dengan responden, sebanyak 53% responden setuju dengan konsistensi peraturan yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik, 3% menyatakan sangat setuju, tetapi sebanyak 30% responden menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan tersebut. Mengenai penegakan hukum dalam

32%

22% 22%

24%

kaitannya dengan dunia usaha, sebanyak 43% responden menyatakan setuju, bahkan 7% sangat setuju. 37% responden menyatakan kurang setuju dan 13% tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Kemudian mengenai pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang, sebanyak 37% menyatakan setuju, 30% menyatakan kurang setuju, 7% tidak setuju dan 27% sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Indikasi ini menyatakan bahwa sebagian besar responden merasa bahwa berjalannya proses penegakan hukum yang berkaitan dengan dunia usaha masih belum konsisten untuk ditegakkan sebagimana mestinya.

Dalam variabel keuangan daerah, sebesar 50% responden mengatakan setuju dan 3% mengatakan setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang di Kabupaten Labuhanbatu telah sesuai dengan kebutuhan. Sekitar 17% responden mengatakan kurang setuju, 23% mengatakan tidak setuju dan 7% responden mengatakan sangat tidak setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang telah sesuai dengan kebutuhan di Kabupaten Labuhanbatu. Selanjutnya untuk melihat apakah realisasi APBD di Kabupaten Labuhanbatutelah sesuai dengan rencana program dan anggaran, sebesar 3% responden mengatakan sangat setuju dan 43% responden mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Sekitar 60% responden mengatakan kurang setuju, 17% mengatakan tidak setuju dan 7% responden mengatakan sangat tidak setuju jika realisasi APBD sesuai dengan rencana program dan anggaran di Kabupaten Labuhanbatu. Dan untuk melihat tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD apakah relatif rendah, sebesar 3% responden mengatakan sangat setuju dan 27% responden mengatakan setuju

dengan hal ini. Sekitar 37% responden mengatakan kurang setuju, 17% responden mengatakan tidak setuju dan 17% responden mengatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini.

Dalam variabel aparatur dan pelayanan, untuk melihat apakah birokrasi pelayanan di Kabupaten Labuhanbatu terhadap dunia usaha sudah semakin baik, sebesar 3% responden mengatakan sangat setuju dan 53% responden mengatakan setuju dengan hal ini. Dan Sekitar 40% responden mengatakan kurang setuju, dan 3% responden mengatakan sangat tidak setuju jika birokrasi pelayanan di Kabupaten Labuhanbatu terhadap dunia usaha semakin baik. Selanjutnya untuk melihat apakah penyalahgunaan wewenang oleh aparatur di Kabupaten Labuhanbatu sudah semakin berkurang, sebesar 17% mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut.Sekitar 53% responden mengatakan kurang setuju, 20% responden mengatakan tidak setuju dan 10% responden mengatakan sangat tidak setuju terhadap penyalahgunaan wewenang oleh aparatur sudah semakin berkurang di Kabupaten Labuhanbatu. Kemudian untuk melihat struktur pungutan oleh pemerintah daerah Kabupaten Labuhanbatu terhadap dunia usaha apakah sudah sesuai, sebesar 3% responden sangat setuju dan 30% responden mengatakan setuju dengan hal ini. Sekitar 50% responden mengatakan kurang setuju, 10% responden mengatakan tidak setuju dan 7% responden mengatakan sangat tidak setuju jika struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai.

Dalam variabel peraturan daerah, untuk melihat apakah peraturan produk hukum daerah di Kabupaten Labuhanbatu berupa pajak dan retribusi sudah mendukung

kegiatan dunia usaha, sebesar 60% responden mengatakan setuju terhadap pernyataan ini. Sekitar 33% responden mengatakan kurang setuju, 3% responden mengatakan tidak setuju dan 3% responden mengatakan sangat tidak setuju jika peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha di Kabupaten Labuhanbatu. Dan untuk melihat apakah implementasi perda di Kabupaten Labuhanbatu sudah sesuai dengan yang ditetapkan, sebesar 37% responden mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut.Sekitar 50% responden mengatakan kurang setuju dan 13% responden mengatakan tidak setuju bahwa implementasi perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan di Kabupaten Labuhanbatu.

Dokumen terkait