• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil studi perpustakaan, wawancara dengan para instansi terkait serta dari hasil kuesioner telah diperoleh beberapa faktor strategis internal pada komoditas agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis berbasis sagu. Faktor - faktor strategis internal tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor Kekuatan.

Faktor kekuatan merupakan bagian dari faktor strategis internal, faktor tersebut dianggap sebagai kekuat an yang sangat mempengaruhi pengembangan komoditas agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis berbasis sagu untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam upaya pencapaian tujuan yang diharapkan, yang terdiri d ari : 1. Ketersediaan Bahan Baku.

Ketersediaan bahan baku dimaksud adalah luas panen dan produksi, merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan agroindustri perdesaan berbasis sagu dan juga merupakan motivasi bagi petani agroindustri untuk komoditas bahan baku sagu.

Dalam pengembangan agroind ustri dilihat dari luas panen pada tahun 2001 seluas 62.450 ha, tahun 2002 seluas 62.458 ha, tahun 2003 seluas ha, tahun seluas 62.479 ha, tahun 2004 seluas 41.674 ha dan tahun 2005 seluas 67.780 dengan pertumbuhan 2,07 persen pertahun sedangkan produksi tanaman perkebunan komoditas sagu pada tahun 2001 sebesar 328.940 ton, tahun 2002 sebesar 151.160 ton, tahun 2004 sebesar 53.416 ton dan tahun 2005 sebesar 339.769 ton dengan pertumbuhan 0,81 persen.

2. Lembaga Pembina

Tersedianya lembaga pembina seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Perindustrian Perdagangan dan Investasi, Koperasi serta dinas/instansi terkait lainnya merupakan modal utama dalam usaha pengembangan agroindustri perdesaan. Keberadaan lembaga pembina diharapkan menjadi fasilitator bagi pelaku usaha baik dibidang manajemen kualitas produksi serta pemasaran hasil. 3. Kebijakan Pemerintah

Salah satu kebijakan pemerintah Kabupaten Bengkalis,

pengembangan sektor ekonomi kerakyatan dalam mendukung misi Kabupaten Bengkalis menjadikan Bengkalis pusat perdagangan Asia Tenggara pada tahun 2020.

Dilihat dari Visi tersebut pemerintah Kabupaten Bengkalis telah menempatkan agribisnis sebagai salah satu program strategis pembangunan wilayahnya. Pada masa otonomi daerah dan telah banyak program-program yang dilaksanakan dalam rangka untuk mendukung agribisnis dan agroindustri tersebut antara lain sarana dan prasarana jalan, jembatan dan bahkan pelabuhan yang bertaraf internasional.

4. Kualitas Produk

Kualitas produk yang dihasilkan oleh pelaku agroindustri perdesaan saat ini cukup baik hal ini terlihat dari konsumsi masyarakat kelas menengah saat ini cenderung menyukai produk

yang bebas kimia atau bahan pengawet, hal ini dapat terwujud setelah terlaksananya pembinaan.

5. Sarana dan Prasarana Produksi

Dalam memperlancar kegiatan agroindustri perdesaan sarana dan prasarana sangat penting, karena untuk mendapatkan sarana produksi pelaku agroindustri dapat membelinya di pasar kecamatan atau kabupaten sedangkan toko yang menyediakan sarana produksi tersebut lebih satu toko yang menjual kebutuhan agroindustri berupa minyak goreng, bumbu penyedap dan alat pembungkus produk. Akses ke daerah atau ke lokasi usaha mudah dijangkau begitu juga dengan pengangkutan hasil terutama melalui alat angkut kapal motor baik yang berkapasitas kecil 5- 500 GT.

6. Kemampuan Modal Usaha

Modal usaha agroindustri disamping dimiliki oleh pelaku usaha itu sendiri juga dibantu oleh pemerintah daerah melalui program ekonomi kerakyatan untuk pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) bantuan diperoleh dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah serta dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

b. Kelemahan

Faktor kelemahan merupakan bagian dari faktor internal, faktor tersebut dapat dianggap sebagai penghambat atau kendala dalam pengembangan agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis. Faktor

kelemahan harus dikendalikan secara baik karena akan menjadi penghambat dalam upaya pencapaian tujuan, faktor-faktor tersebut adalah : 1. Keterampilan Pelaku Agroindustri

Kualitas sumber daya manusia adalah segalanya, apapun majunya peralatan yang digunakan dan besarnya modal yang dipakai jika tidak dikelola oleh ahli maka daya tersebut akan tidak terkelola dengan baik dan benar. Kualitas yang dimaksud adalah keterampilan manajerial dan keterampilan teknis.

Dalam rangka Pengembangan agroindustri perdesaan, keterampilan pelaku usaha adalah modal utama. Kondisi keterampilan pelaku usaha agroindustri perdesaan di Kabupaten Bengkalis secara umum masih lemah sehingga pengelolaan usaha dan penerapan teknologi serta penyerapan inovasi juga melemah. Hal ini mengakibatkan produk agroindutri tidak terjamin kontinuitas produksi dan sering tidak dapat memenuhi permintaan pasar.

2. Pelaksanaan Pembinaan

Sekalipun lembaga pembina agroindustri di Kabupaten Bengkalis seperti Dinas Perindutrian Perdagangan dan Investasi, Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa telah melakukan pembinaan namun seringnya pembinaan yang dilakukan tidak berkelanjutan dan bergantung pada pola proyek. Sehingga mengakibatkan pelaksanaan pembinaan tidak

dapat mencapai tujuan pembinaan, karena pembinaan hanya untuk memenuhi target proyek.

3. Koordinasi Antar Lembaga Terkait

Pelaksanaan pengembangan komoditas agroindustri perdesaan unggulan tidak mungkin hanya dilakukan oleh Dinas Perindutrian Perdagangan dan Investasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Koprasi dan UKM, dan tidak kalah p entingnya keterlibatan lembaga penelitian, perbankan , perguruan tinggi, pihak swasta serta lembaga swadaya masyarakat untuk berkoordinasi sesuai dengan kewenangan yang ada dalam merealisasikan tugas dan fungsinya dengan baik.

Sela ma ini kegiatan koordinasi ditafsirkan sebagai suatu kelemahan dimana kegiatan pembinaan komoditas agroindustri perdesaan selama ini belum melibatkan semua d inas/intansi terkait secara terpadu (berjalan sendiri-sendiri).

4. Manajemen Usaha

Manajemen usaha pelaku agroindustri perdesaan selama ini belum begitu baik, baik dalam bidang teknis maupun pemasaran dan juga belum mengadakan analisis yang mendalam sebelum melakukan bidang usaha. Demikian juga masalah disiplin serta ketekunan dalam melaksanakan kegiatan hal ini mengakibatkan perolehan hasil kurang optimal.

5. Informasi Pasar

Dengan perkembangan alat komunikasi sekarang ini serta didukung oleh sarana dan prasarana informasi pasar saat ini langsung dapat dimanfaatkan oleh pelaku agroindustri perdesaan ke pasar terdekat, seperti pasar-pasar desa, kecamatan, kota kabupaten dan kota-kota besar merupakan tempat transaksi belum dapat dimanfaatkan secara baik. Dengan demikian harga jual dari produk agroindustri masih dikuasai tengkulak, serta dengan ketrerbatasan informasi kedaerah lain.

6. Kemasan Produk

Untuk mendapatkan tanggapan dari para konsumen secara baik, kemasan produk mejadikan hal utama yang harus diperhatikan, karena kemasan produk merupakan daya tarik bagi para konsumen. Kemasan produk agroindustri perdesaan masih ada yang bersipat tradisional seperti menggunakan pelastik biasa tanpa adanya modifikasi yang menarik buat pelanggan.

7. Pemilihan Komoditas yang Dihasilkan

Pemilihan komoditas adalah sangat penting karena hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas hasil, maka nilai barang akan lebih tinggi dan keinginan konsumen akan terpenuhi. Perbedaan kualitas pemilihan bukan saja menyebabkan adanya perbedaan kualitas, tetap menyebabkan perbedaan segmentasi pasar juga mempengaruhi harga barang itu sendiri.

Dokumen terkait