• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi Daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai

4.3 Pembobotan dan Pemeringkatan Faktor Daya Saing Ekonomi

4.3.4 Faktor Kelembagaan

Faktor kelembagaan terdiri dari empat variabel, yaitu variabel kepastian hukum, variabel pembiayaan pembangunan (keuangan daerah), variabel aparatur, dan variabel peraturan daerah.seluruh variabel-variabel dalam faktor kelembagaan berada dibawah kendali pemerintah derah.

Variabel aparatur memiliki bobot sebesar 0,287 atau 29% dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan.Variabel peraturan daerah memiliki bobot sebesar 0,274 atau 27% dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan.Variabel kepastian hukum memiliki bobot sebesar 0,262 atau 26% dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan.Dan variabel pembiayaan pembangunan memiliki bobot sebesar 0,177 atau 18% dari keseluruhan bobot faktor kelembagaan.Persentase dari masing-masing variabel faktor kelembagaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.5

Persentase Bobot Variabel faktor Kelembagaan

Variabel aparatur menjadi variabel yang paling penting dalam menentukan daya saing ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai.Diikuti dengan variabel peraturan daerah, kemudian variabel kepastian hukum, dan terakhir variabel pembiayaan pembangunan.Hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel kepastian hukum, 73% responden menyatakan setuju bahwa konsistensi peraturan

Kepastian Hukum 26% Pembiayaan Pembangunan 18% Aparatur 29% Peraturan Daerah 27%

dan sebesar 3% responden menyatakan sangat setuju bahwa konsistensi perauran yang mengatur kegiatan usaha sudah berjalan baik.Selanjutnya, 80% responden setuju bahwa penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik.17% responden menyatakan kurang setuju, dan 3% responden sangat setuju bahwa penegakan hukum dalam kaitannya dengan dunia usaha sudah baik. Kemudian 60% responden setuju bahwa pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang, 30% responden menyatakan kurang setuju, 7% responden tidak setuju, dan 3% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa pungli diluar birokrasi terhadap kegiatan usaha semakin berkurang.

Dalam variabel keuangan daerah, 43% responden setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang telah sesuai dengan kebutuhan. Namun, 40% responden menyatan kurang setuju, 13% responden menyatakan tidak setuju, dan 3% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa jumlah APBD yang ada sekarang telah sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya untuk realisasi APBD yang telah sesuai dengan rencana program dan anggaran 60% responden menyatakan setuju dengan hal ini.30% responden kurang setuju, dan 3% responden menyatakan sangat tidak setuju.Kemudian 60% responden menyatakan setuju bahwa tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah. 30% responden kurang setuju, 3% responden tidak setuju, dan 3% responden menyatakan sangat tidak setuju bahwa tingkat penyimpangan dalam penggunaan APBD relatif rendah.

responden yang menyatakan kurang setuju, 7% responden yang menyatakan sangat setuju, dan 3% responden yang menyakatan tidak setuju bahwa birokrasi pelayanan terhadap dunia usaha semakin baik. Selanjutnya untuk penyalahgunaan wewenang oleh aparatur yang semakin berkurang, 3% responden menyatakan sangat setuju 60% responden menyatakan setuju, 27% responden yang menyatakan kurang setuju dan 10% tidak setuju. Selanjutnya untuk struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha yang sudah sesuai, 3% responden menyatakan sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, kemudian 27% responden yang menyatakan kurang setuju, 3% responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju bahwa struktur pungutan oleh pemerintah daerah terhadap dunia usaha sudah sesuai.

Dalam variabel peraturan daerah, mengenai peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha, 10% responden menyatakan sangat setuju, 57% responden menyatakan setuju, kemudian 27% responden yang menyatakan kurang setuju dan 3% responden menyatak tidak setuju dan sangat tidak setuju bahwa peraturan produk hukum daerah berupa pajak dan retribusi sudah mendukung kegiatan dunia usaha. Kemudian mengenai implementasi perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan, 6% responden sangat setuju, 63% responden menyatakan setuju, dan 27% responden yang kurang setuju selain itu 3% responden tidak setuju bahwa implementasi perda sudah sesuai dengan yang ditetapkan.

Secara keseluruhan variabel-variabel dari indikator kelembagaan sudah membaik, namun APBD di Kabupaten Serdang Bedagai masih perlu mendapatkan

perhatian khusus dari pemerintah. Apabila APBD sesuai dengan kebutuhan, maka Kabupaten Serdang Bedagai akan mampu menarik para investor dengan memperbaiki infrastruktur dari APBD yang telah disesuaikan. Hal ini, yang nantinya akan meningkatkan daya saing ekonomi di Kabupaten Serdang Bedagai.

4. 3. 5 Faktor Sosial Politik

Faktor sosial politik penting dalam menentukan daya saing ekonomi suatu daerah. Suatu kegiatan eknomi tidak akan dapat berjalan lancar tanpa di dukung oleh keamanan dalam menjalankan dunia usaha, kondisi politik yang stabil, partisipasi, keterbukaan, serta perilaku masyarakat yang mendukung kegiatan usaha. Faktor sosial politik terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel stabilias politik, variabel keamanan, dan variabel budaya masyarakat.

Variabel budaya memiliki bobot sebesar 0,377 atau 38% dari keseluruhan bobot faktor sosial politk.Variabel keamanan memiliki bobot sebesar 0,358 atau 36% dari keseluruhan bobot faktor sosial politik.Dan variabel stabilitas politik memiliki bobot sebesar 0,264 atau 26% dari keseluruhan bobot faktor sosial politik.Persentase pembobotan dari variabel faktor sosial politik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.6

Persentase Bobot Variabel Faktor Sosial Politik

Variabel budaya menjadi prioritas yang paling penting dalam menentukan daya saing ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai, diikuti oleh variabel keamanan, kemudian variabel stabilitas politik.Dari hasil wawancara persepsi masyarakat dalam variabel stabilitas politik, 70% responden menyatakan setuju bahwa potensi konflik di masyarakat semakin menurun dan dapat diselesaikan.20% responden yang menyatakan kurang setuju dan 10% tidak setuju bahwa potensi konflik di masyarakat semakin menurun dan dapat diselesaikan. Selanjutnya, untuk intensitas unjuk rasa yang semakin menurun, 3% responden sangat setuju , 67% responden menyatakan setuju. Kemudian 20% responden menyatakan kurang setuju.7% responden yang tidak setuju bahwa intensitas unjuk rasa yang ada diwilayah ini semakin menurun.Kemudian, 13% responden menyatakan sangat setuju dan 60% responden setuju bahwa hubungan antara eksekutif dan legislatif semakin baik.Hanya 27% responden yang menyatakan kurang setuju.

Dalam variabel keamanan, 60% responden setuju bahwa gangguan keamanan terhadap aktivitas dunia usaha semakin menurun.33% responden yang kurang

Stabilitas Politik 26% Keamanan 36% Budaya 38%

setuju dan 7% tidak setuju. Selanjutnya, 67% responden setuju bahwa gangguan keamanan terhadap masyarakat dilingkungan sekitar tempat kegiatan usaha semakin menurun, bahkan 3% responden menyatakan sangat setuju, hanya sekitar 30% responden kuran setuju dan 3% tidak setuju. Kemudian, 67% responden setuju bahwa kecepatan aparat dalam menanggulangi gangguan keamanan semakin baik.Namun, 30% responden kurang setuju dan 3% responden tidak setuju dengan pernyataan ini.

Dalam variabel budaya, 87% responden setuju bahwa partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perumusan kebijakan pemerintah daerah semakin meningkat.Namun, 13% responden menyatakan kurang setuju bahwa partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perumusan kebijakan pemerintah daerah semakin meningkat.Selanjutnya, untuk keterbukaan masyarakat terhadap dunia usaha yang semakin baik, 87% responden menyatakan setuju dan 3% sangat setuju.Hanya 10% responden yang menyatakan kurang setuju. Selanjutnya untuk perilaku masyarakat terhadap diskriminasi yang semakin menurun, 70% responden menyatakan setuju, 27% responden menyatakan kurang setuju, dan 3% responden yang menyatakan sangat setuju bahwa perilaku masyarakat terhadap diskriminasi semakin menurun. Selanjutnya 3% sangat setuju dan 73% responden setuju bahwa adat istiadat masyarakat daerah semakin mendukung kegiatan dunia usaha.Hanya 3% responden yang menyatakan kurang setuju. Kemudian untuk etos kerja masyarakat daerah yang semakin meningkat, 80% responden setuju, 17% responden kurang setuju, dan 3% responden sangat setuju bahwa etos kerja

Dari keseluruhan variabel-variabel faktor sosial politik diatas, secara keseluruhan, faktor sosial politik dianggap sudah cukup baik untuk menjadi penentu daya saing ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai.

BAB V

Dokumen terkait