BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
4. Faktor Keuangan
Seorang wirausahawan harus mampu menyajikan laporan keuangannya secara berkala agar terlihat aktivitas keuangan perusahaannya. Laporan keuangan perusahaan juga memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan. Faktor keuangan merupakan salah satu faktor kesuksesan bagi wirausahawan. Faktor keuangan mencakup modal, investasi, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tidak langsung ( biaya-biaya pemasaran) serta pajak.
Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 1. 1 : Kerangka Konseptual Peneliti Sumber : Anoraga (2002) dan Kasmir (2006)
Faktor Pemasaran Faktor Organisasi dan Manajemen Faktor Keuangan Keberhasilan Usaha Keluarga Faktor Produksi
D. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mendorong wirausahawan pada Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan meraih keberhasilan dalam usaha keluarganya adalah adanya faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta keuangan.
2. Faktor organisasi dan manajemen merupakan faktor yang paling dominan mendorong keberhasilan usaha keluarga pada Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor wirausahawan meraih keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga pada Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan.
b. Mengetahui faktor yang paling dominan mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha keluarga Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
a. Bagi pelaku bisnis, sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para wirausahawan dalam mendirikan usaha keluarga dan sebagai bahan
masukan kepada wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya menerapkan faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha keluarga.
b. Bagi peneliti, memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala berpikir ilmiah dalam bidang kewirausahaan, khususnya yang berkaitan dengan mendirikan usaha keluarga.
c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga pada Rumah Makan Sop SumSum Langsa Medan yang berada di Jalan Yos Sudarso No. 73 Medan. Adapun Variabel dalam penelitian ini adalah faktor pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi dan manajemen dan faktor keuangan.
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini variable-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variable yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variable-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :
a. Faktor Pemasaran adalah faktor keseluruhan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor Pemasaran mencakup produk yang berkualitas, harga, lokasi,
tenaga kerja, promosi dan proses pendeskripsian produk kepada konsumen yang disampaikan dengan jelas.
b. Faktor Produksi adalah suatu bagian yang ada di dalam perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan produksi. Dengan mengatur kegiatan ini maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi. Faktor Produksi mencakup desain proses produksi dan karateristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persedian bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan serta peralatan yang digunakan.
c. Faktor Organisasi dan Manajemen merupakan faktor yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha, gaji/ upah/ fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.
d. Faktor Keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Faktor Keuangan modal, investasi, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tidak langsung (biaya-biaya pemasaran) serta pajak.
Tabel 1.3
Variabel dan Indikator Penelitian
VARIABEL INDIKATOR SKALA UKUR
Faktor Pemasaran
1.Produk (Product) yang berkualitas 2.Harga (Price) yang terjangkau dan sesuai
dengan kualitas produk 3.Lokasi (Place) yang strategis 4.Tenaga Kerja (People) yang terlatih 5.Promosi (Promotion) melalui berbagai
media
6.Proses (Process) pendeskripsian produk kepada konsumen harus dijelaskan dan disampaikan dengan jelas.
Faktor Produksi
1.Tenaga kerja memiliki keahlian (skill) yang sesuai dengan tugasnya (Man) 2.Memperhitungkan dan menganalisis
modal kerja (Money)
3.Memiliki visi dan misi sesuai dengan tujuan perusahaan (Mindset)
4.Tempat usaha letaknya dekat dengan bahan mentah (Material)
5.Kegiatan promosi produk merupakan kegiatan yang wajib dilakukan (Market)
Guttman
Sumber : Anoraga dan Kasmir, diolah penulis (2009)
Faktor Organisasi dan Manajemen
1. Dilakukannya pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan partisipatif terhadap masalah yang bersangkutan dengan lingkungan organisasi
2. Terdapatnya pembagian kerja 3. Gaji/upah yang baik
4. Adanya kedisiplinan
5. Menomorduakan kepentingan pribadi terhapan kepentingan umum
6. Rekan kerja yang kompak
7. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan
8. Tanggung jawab akhir terletak pada atasan
9. Kondisi kerja yang aman, nyaman, dan menarik
10.Pimpinan yang adil dan bijaksana 11.Garis kewenangan seperti tergambar
pada struktur organisasi
12.Terdapat keadilan (equity) dalam usaha
Guttman
Faktor Keuangan
1.Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha
2.Menganalisis kemampuan proyek untuk mendapatkan laba yang direncanakan atau diharapkan 3.Menganalisis kemampuan
perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha
4.Memperhitungkan Kebutuhan modal
3. Skala Pengukuran Variabel
Variabel faktor yang mendorong keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga diukur dengan menggunakan Skala Guttman. Skala ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0. Faktor dengan skor yang memiliki skor tertinggi maka dipilih sebagai faktor yang paling dominan dalam keberhasilan usaha keluarga.
4. Tempat dan Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Rumah makan Sop SumSum Langsa yang terletak di Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan dan Rumah Makan Sop Jamel Jl. Ampera No. 42 Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan September-Januari 2010.
5. Populasi dan Sampel
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan dan Rumah Makan Sop Jamel Jl. Ampera No. 42 Medan maka populasi yang sekaligus sebagai sample yang representatife dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting dalam menjalankan usaha Rumah Makan Sop SumSum Langsa dan Rumah Makan Sop Jamel yang diteliti adalah Pemilik dari Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan dan Rumah Makan
Sop Jamel Jl. Ampera No. 42 Medan dimana dari mereka dapat diperoleh informasi dan data penting dalam keseluruhan pelaksanaan aktivitas usaha mereka yang telah berhasil.
6. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan wawancara terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan (observation)
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada subjek yang akan diteliti di lokasi penelitian, dalam hal ini pengamatan dilakukan pada Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Dalam hal ini wawancara dilakuka n dengan pemilik Rumah Makan Sop SumSum Langsa Jalan KL. Yos Sudarso No. 73 Medan dan Pemilik Rumah Makan Sop Jamel Jl. Ampera No. 42 Medan.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
8. Metode Analisis Data
Statistik deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti. Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberi suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknis, analisis yang sering digunakan adalah statistik dasar yang berkaitan dengan parameter statistik deskriptif. Termasuk dalam parameter statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai
Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang Jalan Letda Sujono pada tahun 2006), diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling
utama yang mendorong wirausahawan untuk memulai usaha kecilnya di sepanjang jalan Letda Sujono Medan adalah Tension Modalities (Faktor Keterpaksaan).
Suar Juharah melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Peran Dan Hubungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Emas Sinar Agung Medan” pada tahun 2003, diperoleh kesimpulan variable peran dan hubungan yang
paling dominan terhadap keberhasilan usaha pada toko emas Sinar Agung Medan adalah variable kerjasama dan persaingan antara saudara kandung.
Georgia Ulina melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor yang
Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan) pada tahun 2008 dimana peneliti
menggunakan empat indikator untuk mengukur kewirausahaan, yaitu, rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen, rencana keuangan merupakan faktor utama yang mendorong keberhasilan usaha Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan.
B. Wirausaha
Geoffrey G. Meredith et al. (2000 : 5) menyatakan bahwa para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Zimmerer dan Scarborough (2003 : 4) mennyatakan seorang wirausahawan
(entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko
dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yng signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bias dikapitalisasikan.
Entrepreneurship menurut Edvardson, 1994 (dalam makalah Wahid Ciptono, 1999)
adalah Entrepreneurship is behavior that is dynamic, risk taking, reactive and growth
oriented, Entrepreneurship is a person who is willing to take action to pursue opportunities in situations others view as problem or threats. Konsep tersebut merupakan
sebuah kata yang digunakan untuk menjelaskan perilaku-perilaku pemikiran strategis dan berani mengambil resiko yang akan memberikan hasil peluang bagi individu dan organisasi.
Tabel 2.1
Ciri dan Watak Seorang Wirausaha
Ciri-ciri Watak
Percaya diri a. Kepercayaan
b. Ketidak tergantungan, Kepribadian mantap c. Optimisme
Berorientasi tugas a. Kebutuhan atau harus akan berprestasi b. Berorientasi pada laba atau hasil c. Tekun dan tabah
e. Penuh isiatif
Pengambil resiko a. Mampu mengambil resiko b. Suka pada tantangan
Kepemimpinan a. Mampu memimpin
b. Dapat bergaul dengan orang lain c. Menanggapi saran dan kritik
Keorisinilan a. Inovatif b. Kreatif c. Fleksibel d. Banyak sumber e. Serba bias Sumber : Alma (2005) C. Wirausaha Keluarga
Lambing dan Kuehl dalam bukunya : “Enterpreneurship” (2003:35) mendefinisikan wirausaha keluarga adalah usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah anggota keluarga dimana dua atau lebih anggota keluarga terlibat secara langsung di dalamnya dan biasanya usaha keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan dan keamanan tetapi bisnis berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan. Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat didalam menjalankan bisnis keluarga sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan yang akan dicapai oleh keluarga tersebut agar bisnis keluarga dapat terus diwariskan pada generasi berikutnya.
Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi susah dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik didalam perusahaan maupun diluar urusan bisnis.
Dalam bisnis keluarga ada rasa saling percaya yang tinggi terhadap anggota keluarga, suasana kerja yang lebih menyenangkan, komitmen kerja yang tinggi dari anggota
keluarga yang menyebabkan lebih cepatnya pencapaian tujuan perusahaan. Ada keserasian tata nilai dari anggota keluarga, memudahkan terciptanya budaya korporasi yang sama di antara anggota keluarga, hingga pengelolaan perusahaan berjalan lancar.
Sumber keuangan, pada umumnya perusahaan didanai secara konservatif atau berasal dari dana pribadi. Biasanya pengelolaan keuangan perusahaan dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti, sebab menyangkut kehidupan keluarganya. Pengupahan karyawan disesuaikan dengan performance masing-masing karyawan, bukan berdasarkan lama kerja atau pertalian darah. Ini mendorong karyawan untuk bekerja kreatif, produktif dan efektif.
Menurut John L. Ward yang diperoleh dari berbagai penelitian terhadap banyak wirausaha keluarga, ada tiga hal yang harus diketahui oleh wirausaha keluarga adalah: 1. Sukses bukanlah suatu kebetulan, kemakmuran dicapai setelah melaui beberapa
generasi yang bekerja keras.
2. Perusahaan keluarga yang sukses adalah perencanaan yang dilakukan dengan sangat hati-hati. Mereka merencanakan masa depan usaha mereka dan masa depan keluarga mereka.
3. Melalui perencanaan, mereka mengantisipasi isu yang biasanya dihadapi oleh bisnis mereka. Mereka membuat kebijakan untuk mengatasi isu tersebut. (Susanto,2002:29)
Tabel 2.2
Perbedaan wirausaha keluarga dan non wirausaha keluarga
No
Kategori Wirausaha keluarga Wirausaha non
keluarga 1 Kepemilikan 100% dimiliki oleh keluarga Pemegang saham
2 Pengawasan Oleh keluarga Badan komisaris
3 Motivasi Pada kepuasan pemilik Pada kepuasan
pemegang saham 4 Pembuatan Cepat, berdasarkan intuisi, sukses
atau gagal merupakan tanggung jawab
Dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, sukses atau gagal merupakan tanggung jawab professional, berorientasi pada proses bukan hasil
5 Pendelegasian Tidak jelas Jelas tetapi sering
kali terlalu birokrasi
6 Jam kerja Tidak terbatas Terbatas
7 Kepemimpinan Paternalistik, regenerasi didasarkan pada dukungan keluarga dan prestasi
Partisipasi, regenerasi, didasarkan pada profesionalisme dan prestasi
8 Pengembangan karir Tidak jelas, kecil kesempatan untuk korupsi
Jelas, terdapat kesempatan besar untuk korupsi
Sumber (Susanto,2002:30)
Keuntungan keterlibatan anggota keluarga didalam bisnis menurut Longenecker, dkk (2001:37):
1. Kuatnya ikatan persaudaraan didalam bisnis keluarga.
2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaingnya.
3. Anggota keluarga mau mengorbankan pendapatannya untuk keperluan perusahaan keluarga.
D. Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Wirausaha baru” (2001:48), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dan berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
Membangun usaha agar berhasil tidak cukup hanya dengan naluri dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang. Dalam membangun strategi bisnis, perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui profesionalisme. Profesional berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai moral yang baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan dan tanggung jawab.
Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja keras dan prestasi. Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan yang terbaik bagi keberhasilan usaha.
Keberhasilan usaha juga akan tercapai bila mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis dan budaya organisasi. Juga harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.
E. Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga
Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan, jabatan dan fungsi. Keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja keras dan pengorbanan tenaga dan pikiran.
Menurut Anoraga (2002 : 38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business
Plan). Business Plan adalah Ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan
oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disususn berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.
Faktor-faktor yang mendorong kesuksesan dalam menjalankan usaha keluarga antara lain:
a. Faktor Pemasaran adalah faktor keseluruhan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor Pemasaran mencakup produk yang berkualitas, harga, lokasi, tenaga kerja, promosi dan proses pendeskripsian produk kepada konsumen yang disampaikan dengan jelas.
b. Faktor Produksi adalah suatu bagian yang ada di dalam perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan produksi. Dengan mengatur kegiatan ini maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancer dan hasil produksi pun akan bermutu tingg. Faktor Produksi mencakup desain proses produksi dan karateristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persedian bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan serta peralatan yang digunakan.
c. Faktor Organisasi dan Manajemen merupakan faktor yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk
melaksanakan kegiatan operasional usaha, gaji/upah/fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.
d. Faktor Keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Faktor Keuangan modal, investasi, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tidak langsung (biaya-biaya pemasaran) serta pajak.
F. Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Keluarga
Manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai kompenen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Kompenen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi.
Wirausahaan yang sukses dapat mengkomunikasikan visinya kepada orang-orang yang berada disekelilingnya. Pernyataan misi perusahaan menjawab pertanyaan pertama di perusahaan jenis apa pun. Tujuan perusahaan harus bersifat dapat diukur, dapat dicapai, dan masuk akal. Strategi adalah peta jalan tindakan-tindakan yang disusun oleh wirausahawan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Dengan kata lain, visi, misi dan tujuan menyatakan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan strategi menjelaskan proses untuk mencapai tujuan tersebut.
Komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
instituasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
G. Peran Kepemimpinan Dalam Kewirausahaan
Orang-orang yang memiliki kualitas kepemimpinan (Leadpreneurship) yang tinggi adalah mereka yang mampu mengubah sumber daya yang tadinya bernilai rendah menjadi umber daya yang bernilai tinggi melaui pengambilan resiko-resiko yang terukur serta kepemimpinan yang efektif. Dalam Leadpreneurship, mengejar serta memanfaatkan peluang lebih diutamakan daripada pertimbangan sumber daya yang dimiliki. Orang-orang yang memiliki jiwa Leadpreneurship yang kuat meyakini bahwa jika tidak dimanfaatkan sekarang, peluang itu akan hilang dan belum tentu akan kembali lagi.
Bagi seorang Leadpreneurship, apa yang dilihat sebagai masalah bagi orang lain justru dianggapnya sebagai peluang. Bagi mereka, masalah yang muncul merupakan peluang sekaligus juga tantangan. Seorang Leadpreneurship sejati tidak sekedar melihat, tetapi juga memilih peluang-peluang yang memang layak untuk dimanfaatkan. Ia bekerja secara sistematis dalam mengatasi tantangan yang ada. Dengan demikian, peluangnya menjadi lebih besar. Tentu saja harus menguntungkan agar dapat mengakumulasi modal dan mengembangkan bisnisnya. Kegaiatan-kegiatan proaktif dan terarah ini merupakan cerminan dan gabungan dari kualitas kepribadian, kepemimpinan, keterampilan dan landasan nilai-nilai.
Seorang Leadpreneur yang sukses memiliki daya analisis yang tinggi serta menunjukkan kemampuannya dalam mengidentifikasi, meneliti, memperbaiki, serta menyederhanakan proses kerja yang komplek.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan Sop Sumsum Langsa
Rumah Makan Sop Sumsum Langsa didirikan pada tanggal 7 Juni 1990 di jalan Dr. Mansyur no. 46 oleh Bapak H. Lukman Hakim, SE. Usaha ini dikelola secara kekeluargaan, karena Bapak Lukman dibantu oleh Ibu Hj. Nurhayati dan anak-anaknya, baik dalam proses produksi maupun melayani para pelanggan. Kemudian di bulan Februari 1991, rumah makan ini berpindah ke Dirga Surya yang terletak di jalan Binjai.
Pada tahun 1998, Bapak H. Lukman juga sempat menjalankan bisnis lain diluar rumah makan yaitu usaha perdangangan kayu. Tetapi karena pada saat itu bangsa Indonesia sedang mengalami krisis moneter hal tersebut sangat mempengaruhi usaha Bapak Lukman, dan usaha perdagangan kayu Bapak Lukman mengalami kegagalan. Maka, di tahun 2000, pengelolaan Rumah Makan Sop Sumsum Langsa lebih di fokuskan kembali dan Bapak H. Lukman Hakim bertanggung jawab untuk hal-hal yang bersifat