• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil penelitian atas permasalahan yang terjadi bahwa kebanyakan pemilik atau pengusaha angkutan yang menggunakan mobil pribadi sebagai angkutan umum tanpa memiliki izin atau perusahan resmi dalam penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek yaitu karena tidak mengetahui jelas mengenai peraturan serta persyaratan-persyaratan untuk memperoleh izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek serta syarat mendirikan usaha angkutan umum atau alih fungsi mobil pribadi menjadi angkutan umum resmi, selain itu kebanyakan dari mereka memang tidak mengindahkan peraturan-peraturan tersebut atau hanya acuh dan cuek saja, padahal izin diberikan sebagai legalitas dan memberikan kepastian hukum bagi seseorang dalam melakukan kegiatan tertentu ataupun tidak,serta sebagai bentuk pengawasan terhadap penyelenggaraan angkutan orang.

Dalam hal ini penulis menguraikan beberapa peraturan-peraturan serta tanggung jawab dan kewajiban sebelum menyelenggrakan angkutan orang.

Mengenai keamanan dan keselamatan Lalu Lintas dan Anggkutan Jalan telah diatur Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam pasal 201 Undang-undang nomor 22 tahun 2009 bahwa :

46 1. Perusahaan angkutan umum wajib membuat, melaksanakan, dan menyempurnakan sistem keamaan dengan berpedoman pada program nasional keamanan lalu lintas dan angkutan jalan.

2. Kendaraan bermotor umum harus di lengkapi dengan alat pemberi informasi untuk memudahkan pendekteksian kejadian kejahatan di kendaraan bermotor.

Sebaiknya sebelum menyelenggarakan angkutan perlu di ketahui bahwa kewajiban menyediakan angkutan umum telah di atur Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Pasal 138 bahwa:

1. Angkutan umum di selenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau.

2. Pemeritah bertanggung jawab atas penyeleggaraan angkutan umum sebagaimana dimaksud atas keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan terjangkau.

3. Angkutan umum dan/atau orang hanya di lakukukan dengan kendaraan bermotor umum.

Selajutnya mengenai perizinan angkutan yang telah diatur dalam pasal 173 ayat (1) Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahawa: Perusahaan Angkutan Umum yang ingin menyelenggarakan angkutan orang dan/atau barang wajib memiliki:

a. Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek;

b. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek; dan/atau

47 Perusahaan Angkutan Umum yang dijelaskan dalam Pasal 36 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 117 Tahun 2018 bahwa Perusahaan Angkutan Umum harus berbentuk badan hukum Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya dalam pasal 36 ayat (2) menjelaskan badan hukum Indonesia yang di maksud dalam pasal 36 ayat (1) yaitu berbentuk:

a. badan usaha milik negara;

b. badan usaha milik daerah;

c. perseroan terbatas; atau d. koperasi.

Sedangkan untuk memperoleh izin Perusahaan Angkutan Umum harus memenuhi persyaratan dalam Pasal 37 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 117 Tahun 2018 sebagai berikut:

a. memiliki paling sedikit 5 (lima) kendaraan;

b. memiliki/menguasai tempat penyimpanan kendaraan yang mampu menampung sesuai dengan jumlah kendaraan yang dimiliki; dan

c. menyediakan fasilitas pemeliharaan kendaraan (bengkel) yang dibuktikan dengan dokumen kepemilikan atau perjanjian kerjasama dengan pihak lain.

Selanjutnya Izin berupa dokumen kontrak dan/atau kartu elektronik di atur dalam Pasal 39 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 117 Tahun 2018 yang terdiri atas:

a. Surat keputusan izin penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek; dan

b. Kartu Elektronik Standar Pelayanan.

48 Selain itu jika Perusahaan Angkutan Umum ingin mengembangkan usaha di kota/ kabupaten lain dengan memenuhi persyaratan yang diatur dalam Pasal 41 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 117 Tahun 2018 yaitu sebagai berikut:

a. wajib membuka kantor cabang;

b. menggunakan tanda nomor kendaraan bermotor sesuai dengan wilayah operasi yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, Bupati /Walikota sesuai dengan kewenangannya;

c. melaporkan dan mendaftarkan perusahaan kepada Pemerintah Kota/Kabupaten sesuai dengan domisili cabang atau perusahaan yang bersangkutan; dan

d. menunjuk penanggung jawab cabang perusahaan yang mewakili perusahaan.

Selanjutnya dalam Pasal 42 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 117 Tahun 2018 bahwa Perusahaan Angkutan Umum wajib:

a. melaksanakan ketentuan yang ditetapkan dalam izin penyelenggaraan yang diberikan;

b. mematuhi ketentuan Standar Pelayanan Minimal;

c. melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan;

d. mendaftarkan pengemudi dalam e-logbook;

e. mempekerjakan pengemudi yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) Umum sesuai dengan golongannya;

f. menerbitkan bukti pembayaran kepada Pengguna Jasa;

g. mengasuransikan tanggung jawab, yaitu iuran wajib dan tanggung jawab pengangkut;

h. memberikan pelayanan kepada penyandang disabilitas, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang sakit;

49 i. melaporkan apabila terjadi perubahan susunan kepengurusan badan

hukum atau domisili badan hukum;

j. melaporkan kegiatan usaha setiap tahun kepada Menteri, Gubernur, Bupati/ Walikota sesuai dengan kewenangannya.

Kemudian untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan-persyaratan untuk memperoleh izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek dan alih fungsi mobil pribadi menjadi angkutan umum telah diuraikan oleh bapak Irfan (staff Angkutan orang tidak dalam trayek, Dinas Perhubugan Provinsi Sulawesi Selatan) Pada tanggal 04 juli 2019,Dalam hal ini Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan berlandaskan pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan dan Peraturan Metri Perhubugan Republik Indonesia Nomor PM 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum serta Peraturan Mentri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 117 Tahun 2018 tentang Peyelenggaraan Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek.

1. Untuk persyaratan permohonan persetujuan izin penyelenggaraan sebelumya harus memenuhi;

a. Surat permohonan baru

b. Foto Copy akta pendirian/perubahan perusahaan(bidang usaha transportasi)

c. Foto Copy Surat Izin Perdagangan (SIUP);

d. Foto Copy Tanda Daftar Perusahaan(TDP);

e. Foto Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan Hukum;

f. Foto Copy KTP Pimpinan Perusahaan;

g. Foto Copy surat keterangan domisili badan hukum

h. Surat pernyataan kesanggupan memiliki tempat penyimpan Kendaraan;

50 i. Surat pernyataan kesanggupan memiliki 5(lima) kendraan;

j. Surat pernyataan kesanggupan menyediakan fasilitas bengkel;

k. Surat pernyataan kesanggupan memenuhi segala ketentuan sebagai pemegang izin penyelengaraan angkutan orang tidak dalam trayek;

i. Rencana bisnis perusahaan

2. Untuk Persyaratan permohonan penerbitan dan/atau pengalihan izin penyelenggaraan memenuhi;

a. Foto Copy surat persetujuan/rekomendasi

b. Foto Copy STNKB warna kuning tulisan hitam(kecuali ASK dan ASU) c. Foto Copy buku Uji;

d. Lampiran data kendaraan;

e. Cek standar pelayanan minimal ;

3. Untuk Persyaratan penerbitan kartu pengawasan:

a. Memiliki dan terdaftar pada izin penyelenggaraan;

b. Foto Copy STNK;

c. Foto Copy Buku Uji;

d. Kartu pengawas lama (perpanjang masa berlaku)

e. Cek standar pelayanan minimal(perpanjang masa berlaku)

Selain itu Bapak Irfan (Staff Angkutan orang tidak dalam trayek Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan) juga menguraikan mengenai Standar Pelayanan Angkutan orang tidak dalam trayek yaitu;

1. Mengenai Keamanan;

a. Tanda pengenal pengemudi pada dashboard b. CS layanan Aduan

c. Nomor Layanan Aduan d. Nomor Identitas Kendaraan e. Dilengkapi Alat komunikasi f. Kaca film max 40%

51 2. Mengenai Kenyamanan;

a. Menguasai wilayah operasi b. SOP

c. Pendingin Ruangan d. Dilarang merokok 3. Mengenai Keteraturan;

a. Informasi tarif yang berlaku b. Argometer

4. Mengenai Keselamatan ; a. Cek kesehatan/6bulan

b. Memiliki Jam istrahat 15 menit/2jam c. Memiliki Asurasi Kecelakaan

d. Kendaraan Layak jalan e. Memiliki kopetensi

f. Memiliki Alat pengendali kecepatan g. Ban depan tidak vulkanisir

h. Memiliki Alat pemecah kacah i. Memiliki Pemadam api j. Memiliki Sabuk keselamatan k. Melegkapi kotak p3k

l. Usia kendaraan AJAP 5 tahun.

Mengeai aturan-aturan tersebut mungkin sudah cukup jelas tetapi pada kenyataan di lapangan masih juga banyak ditemui yang mengabaikan aturan tersebut dan tidak sadar akan hukum yang berlaku, salah satunya contoh misalnya bapak Atho yang berada disekitan terminal daya ia salah satu pengguna mobil pribadi yang menjadikan mobilnya sebagai anggkutan orang tanpa memeiliki izin penyerenggaraan atau perusahaan angkutan resmi, dari hasil wawancara dengan

52 bapak Atho pada tanggal 1 juli mengenai izin dan tanggung jawabnya jika terjadi kecelakaan ia hanya mengatakan bahwa dia tidak mengetahui jelas mengenai wajib memiliki izin serta syarat-syarat memperolehnya izin resmi sebelum menyelenggarakan angkutan orang selain itu mengenai tanggung jawabnnya ia megatakan bahwa penumpang sendirilah yang akan menanggung resiko jika terjadi kecelakaan sebab dari awal penumpang sendiri yang telah memilih menggunakan jasa anggkutan tersebut, selain itu dari hasil wawancara tersebut diketui bapak Atho telah mempuyai 4 unit mobil pribadi yang di operasikan sebagai angkutan umum, bermerk toyota avansa 2 unit dan kijang inova 2 unit, tanpa ada izin penyelenggaraan angkutan orang, dan perusahan anggkutan umum resmi ataupun asuransi terhadap penumpang.

Terlepas dari hal tersebut jelas bahwa bapak Atho telah menyalahi beberapa peraturan seperti mengenai Kewajiban dan Tanggung Jawab Pengemudi, Pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau Perusahaan Angkutan orang,seperti yang diatur Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Pasal 234 ayat (1) dan (2) bahwa:

1) Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh Penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian Pengemudi.

2) Setiap Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum bertanggung jawab atas kerusakan jalan dan/atau perlengkapan jalan karena kelalaian atau kesalahan Pengemudi.

53 Selain itu Peraturan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga menjelaskan dalam Pasal 236 ayat (1) dan (2) bahwa:

1) Pihak yang menyebabkan terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 wajib mengganti kerugian yang besarannya ditentukan berdasarkan putusan pengadilan.

2) Kewajiban mengganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2) dapat dilakukan di luar pengadilan jika terjadi kesepakatan damai di antara para pihak yang terlibat.

Selain itu Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Pasal 235 ayat (1) dan (2) menjelaskan bahwa:

1) Jika korban meninggal dunia akibat Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (1) huruf c, Pengemudi, pemilik, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum wajib memberikan bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.

2) Jika terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban akibat Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (1) huruf b dan huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum wajib memberikan bantuan kepada korban berupa biaya pengobatan dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.

54 Selain itu mengenai Peraturan Perusahaan Angkutan Umum wajib mengikuti program asurasi kecelakaan di jelaskan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam Pasal 237 ayat (1), (2) bahwa:

1) Perusahaan Angkutan Umum wajib mengikuti program asuransi kecelakaan sebagai wujud tanggung jawabnya atas jaminan asuransi bagi korban kecelakaan.

2) Perusahaan Angkutan Umum wajib mengasuransikan orang yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan.

Selain bapak Atho ada juga beberapa para pemilik mobil pribadi yang bersedia penulis wawancarai saat sedang menuggu penumpang dan berkumpul bersama para sopir lainnya yaitu diantaranya bapak Safaruddin, Muhlis, dari hasil wawancara pada tanggal 6 juni 2019, Bapak Safaruddin mengungkapkan mengapa ia menggunakan mobil pribadinya sebagai angkutan umum yaitu yang pertama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya selain itu ia juga mengunggkapkan karena adanya peluang dan permintaan penumpang untuk tujuan daerah-daerah tertentu yang kendaraan umum belum jangkau oleh sebab itu ia maanfaatkan, selain itu adapun ungkapan dari salah satu teman bapak safaruddin muhlis yang juga bekerja sebagai sopir meggungkapkan bahwa mengapa hal tersebut terus dilakukan dan bahkan dikembangkan karena terkait hal keberadaan grab yang juga menggunakan mobil pribadi dan dijadikan sebagai angkutan umum, hal tersebut menurutnya mulai terjadi persaingan tidak sehat, ungkapan tersebut diungkap oleh bapak muhlis karena sebelumnya ia pernah menjadi sopir angkutan umum resmi berpelat kuning, yang merasakan

55 menurunnya hasil yang didapatkan dan banyaknya penumpang yang mulai beralih dari keberadaan grab, dan semakin terbebannya dalam pembayaran pajak sebagai angkutan umum resmi selain itu ia juga mengugkapkan masih kurangnya penertiban atau himbauan oleh pihak Satlantas dan Dinas Perhubugan sehingga masih terus beroprasi.

Dari hasil wawancara diatas penulis meyarankan bagi pemilik/pengusaha angkutan yang menggunakan mobil pribadi sebagai Angkutan umum tanpa memiliki izin penyelenggaraan angkutan resmi, diharapkan mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Undang-Undang, sebelum menyelenggaraakan angkutan orang atau mendirikan suatu bidang usaha angkutan umum, agar tidak terjadi hal-hal yang nantinya merugikan para pengguna jasa Angkutan jika terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Selain itu terkait alasan keberadaan grab bahwa hal itu benar grab menggunakan mobil pribadi berpelat hitam yang dalam menyelenggarakan angkutan orang tidak dalam trayek tetapi yang harus diketahui bahwa grab telah memiliki izin resmi penyelenggraan angkutan orang dan terdaftar sebagai perusahan angkutan orang resmi, yang telah melewati uji kendaraan serta memenuhi persyaratan-persyaratan lainnya yang telah diwajibkan sebelum menyelenggaraan angkutan orang dan termaksud angkutan umum resmi berbasis teknologi informasi yang menghubungkan antara perusahaan penyelenggara angkutan yang sah menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Dari hal tersebut di sarankan untuk mengurus izin atau mendirikan perusahaan angkutan resmi dan kepada instansi-intansi yang bewenang untuk

56 lebih tegas dalam menindak para pemilik/pengusaha yang menggunakan mobil pribadi sebagai angkutan umum tanpa memiliki izin atau perusahan angkutan resmi.

Salain itu penulis juga meyarakan diberikannya surat edaran tentang peraturan, atau, persyaratan-persyaratan untuk memperoleh izin penyelenggaraan angkutan resmi kepada tiap-tiap pemilik mobil pribadi/pengusaha angkutan yang menjadikan mobilnya sebagai angkutan umum tanpa memiliki izin resmi serta terkait sanksi-saksi yang akan diteriman jika melanggar hukum yang telah berlaku.

Karena Terkait pengguaan mobil pribadi yang di gunakan sebagai anggkutan umum selain di Bandara Sultan Hasanudin dan Sekitan Terminal Daya sebenarya masih banyak tersebar khusus di kota Makassar tetapi penulis hanya mampu untuk menjelaskan sedikit dari sebagian keberadaan mereka karena cukup banyak kendala-kendala yang penulis hadapi seperti, para pegguna mobil pribadi yang kebanyakan tidak bersedia untuk memberikan keterang/menghindar, dan waktu yang terbatas dalam penelitian.

Selain dari beberapa hasil wawancara dengan para pemilik atau pengusaha angkutan tidak resmi penulis juga memperoleh data terkait perusahan angkutan resmi yang beropersi dikota Makassar yang diperoleh dari Bapak Irsfan,bagian Staff Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek, Dinas Perhubungan Provinsi,pada tanggal 05 juli 2019 mengungkapkan ada 13 Perusahaan angkutan resmi yang beroperasi yaitu:

57 1. PT.BOSOWA UTAMA, Alamat Perusahaan, Jl. Dr. Laimena No. 47

Telp. (0411) 443311 – 442226

2. CV. ANUGRAH KARYA, Alamat Perusahaan, Jl. Masale II No. 10, Makassar

3. PT.BANDARA VIA MANDIRI, Alamat Perusahaan, BTN. Angkasa Pura Blk. A.2/9 Makassar

4. PERUM DAMRI, Alamat Perusahaan, Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 14, Daya

5. PERUSDA MAROS, Alamat Perusahaan, Kabupaten Maros 6. PT.ADHIL SUKSES PRATAMA, Alamat Perusahaan

7. KOPSIDARA, Alamat Perusahaan, Jl. Poros Makassar - Maros No. 151 Km 20 Desa Ma'rumpa Telp.(0411)551588

8. BATARA MARGA, Alamat Perusahaan. Jl. Dg. Ramang No. 999 Sudiang Raya Makassar

9. CV. AKBAR UTAMA JAYA, Alamat Perusahaan, Jl. Tunas Jaya Sudiang

10. CV. BIMA TRANS, Alamat Perusahaan, Komp. Bumi Permata Sudiang Blok K1/12 Makassar

11. PRIMKOP DARMA PUTRA, Alamat Perusahaan, Asmil Yonif Linud 432 Kostrad Kariango

12. PUTRA TAKSI, Alamat Perusahaan, Jl. Tallasalapang

13. PASKAS, Alamat Perusahaan, Jl. Dakota No. 32 Komp. TNI AU Mandai

58 Data-data diatas menunjukan perusahaan-perusahaan resmi yang memiliki izin sebagai angkutan orang resmi yang beroperasi disekitan Bandara Udara Sultan Hasanudin.

Dokumen terkait