Dalam penelitian ini faktor lingkungan adalah faktor yang terdapat pengaruh satu sama lain atau hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih dan masing-masing
yang terlibat didalamnya memainkan peran secara aktif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, faktor lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap kelompok gay yang melakukan tes HIV/AIDS.
Hasil wawancara informan crosscheck dengan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai teman sebaya untuk mengajak tes HIV/AIDS
Informasi dari teman sebaya semua subjek penelitian juga melakukan hal yang sama, yaitu melakukan tes HIV/AIDS dengan sukarela tanpa adanya paksaan dan mereka juga diberikan tentang manfaat yang dilakukan tentang tes HIV/AIDS.
Pasangan gay juga mengatakan bahwa responden melakukan tes HIV/AIDS dengan kemauan sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Pasangan gay juga mengatakan bahwa melakukan tes HIV merupakan kewajiban gay, karena gay merupakan kelompok yang berisiko terinfeksi HIV.
Berdasarkan hasil dari wawancara LSM Semarang Gaya Community, responden tersebut melakukan tes HIV/AIDS tidak karena pengaruh teman sebaya, responden tersebut tahu bahwa pentingnya melakukan tes tersebut, dan menurut LSM sendiri pemikirian mereka terbuka karena semua responden yang diteliti dalam penelitian ini mempunyai latar belakang bagus karena semua responden merupakan lulusan bangku universitas. Menurut semua informan yang ada dalam penelitian ini kelompok gay berisiko terinfeksi HIV/AIDS.
Sebagian besar subjek penelitian di penelitian ini mempunyai pola pikir yang sangat bagus akan pentingnya resiko yang akan diderita bila mereka tidak melakukan untuk melakukan tes HIV.
2. Teman sebaya/ peer sudah melakukan tes HIV/AIDS
Teman sebaya/ peermengatakan bahwa responden melakukan tes HIV/AIDS bukan karena ajakan atau pengaruh dari orang lain, mereka melakukan tes dengan kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Teman sebaya mengatakan bahwa responden sudah melakukan tes HIV/AIDS dengan tanpa adanya paksaan, mereka melakukan dengan sukarela dan dengan kesadaran mereka sendiri. Mereka melakukan tes HIV/AIDS karena mengetahui tentang manfaat yang didapat.
Menurut informasi dari pasangan gay, responden melakukan tes HIV/AIDS atas keinginan sendiri dan tidak ada pengaruh dari orang lain karena responden tahu manfaat akan pentingnya tes HIV/AIDS.
Hasil dari wawancara terhadadap LSM Semarang Gaya Community responden melakukan tes HIV atas kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari pihak lain. Kelompok dampingan gay semuanya telah melakukan tes HIV/AIDS.
Kelompok gay yang merupakan dampingan dari LSM gay Kota Semarang semua pernah melakukan tes HIV, karena salah satu dari program bagi gay yang sudah terdaftar di LSM tersebut salah satunya melakukan tes HIV.
3. Tes HIV/ AIDS karena mengikuti ajakan
Hasil dari wawancara dengan teman sebaya mengatakan bahwa responden melakukan tes HIV/AIDS tidak karena mengikuti ajakan teman teman, melainkan kesadaran diri sendiri dan tahu tentang manfaat yang diberikan setelah melakukan tes HIV/AIDS.
Dari hasil wawancara dengan pasangan gay, semua responden melakukan tes HIV/AIDS atas kemauan dari diri mereka sendiri, mereka juga telah mengerti pentingnya melakukan tes HIV/AIDS ini.
Informasi dari LSM mengatakan bahwa sebagian besar responden melakukan tes HIV/AIDS atas kemauan mereka sendiri dan tanpa adanya paksaan atau pengaruh dari orang lain. Dan semua subjek penelitian juga tahu akan pentingnya manfaat tes HIV/AIDS ini bila dilakukan.
Dan LSM pun juga mengatakan bahwa bila kelompok gay dampingannya melakukan tes secara sukarela dan tanpa adanya paksaan dari siapa pun termasuk dari LSM.
4. LSM mengajak komunitas untuk melakukan tes HIV/AIDS.
Informasi dari teman sebaya mengatakan bahwa seluruh subjek penelitian dajak untuk melakukan tes HIV/AIDS oleh LSM secara bersamaan dengan yang lainnya, seluruh subjek penelitian melakukan tes HIV/AIDS melakukan tes tanpa adanya suatu paksaan dari pihak manapun.
Pasangan gay juga mengatakan bahwa semua subjek penelitian melakukan tes atas kemauan sendiri dan tanpa ada pihak yan mempengaruhi satu sama lain, karena seluruh subjeka penelitian mengetahuia akan pentingnya manfaat tes HIV/AIDS bila dilakukan.
Hasil dari wawancara dengan LSM, semua subjek penelitian diajak untuk melakukan tes HIV/AIDS secara bersama-sama dengan dampingan LSM. Selain itu subjek penelitian juga mengatakan alasan LSM mengajak mereka untuk tes HIV adalah agar mereka tahu tentang manfaat besar melakukan tes tersebut.
LSM Semarang Gaya Community sendiri selalu memantau kelompok gay dampingan mereka, gay yang terdaftardalam LSM tersebut juga selalu mendapatkan penyuluhan tentang kegiatan yang bersifat positif untuk
anggotanya, salah satunya dengan mengajak tes HIV secara bersama dan tidak dengan adanya suatu paksaan.
Menurut kelompok gay sendiri peran LSM sangat penting, mereka tahu jika mereka tidak tergabung dalam LSM gay tersebut mereka tidak tahu akan melakukan apa jika terinfeksi HIV. Dalam kelompok gay ini yang terdaftardalam LSM ketika ada yang positif terkena HIV mereka terus dipantau berkembangannya baik dalam kota maupun di luar kota. LSM juga bekerja sama denganpemerintah dalam melakukan tindakan ini salah satunya dengan memberikan perawatan medis gratis bagi gay yang sudah terinfeksi HIV.
5. Kapan LSM mengajak untuk melakukan tes HIV/AIDS
Informasi dari teman sebaya mengatakan bahwa semua subjek penelitian diajak untuk melakukan tes HIV/AIDS ketika program tes HIV/AIDS dijalankan dan dilaksanakan oleh LSM Semarang Gaya Community.
Menurut informasi dari pasangan gay, responden melakukan tes HIV/AIDS saat program tes HIV/AIDS secara besrsama yang dibuat oleh LSM Semarang Gaya Community dilakukan.
Hasil wawancara dengan LSM, sebagian besar subjek penelitian memang diajak untuk melakukan tes HIV/AIDS, karena program yang dilakukan selain pendampingan adalah mengajak kelompok gay untuk melakukan tes HIV/AIDS. Program tes HIV ini menjadi salah satu program wajib, karena selain untuk laporan data pemerintah program ini juga bisa untuk melakukan pemantauan terhadap kelompok yang berisiko terinfeksi HIV, salah satunya kelompok gay.
6. Gay tidak mau melakukan tes HIV/AIDS
Informasi dari teman sebaya mengatakan bahwa jika responden tidak mau melakukan tes HIV, mereka tidak akan dipaksa oleh LSM, karena menurut teman sebaya penting atau tidaknya tes HIV/AIDS ini dilakukan tergantung pribadi masing-masing.
Informasi dari pasangan gay juga mengatakan hal yang demikian, jika responden gay tidak mau melakukan tes HIV/AIDS, LSM tidak akan memaksakan dan memberikan hukuman. Karena menurut pasangan gay sendiri penting atau tidaknya melakukan tes HIV dikembalikan pada individu masing-masing.
Informasi dari LSM Semarang Gaya Community juga mengatakan bahwa responden gay yang tidak mau melakukan tes HIV/AIDS tidak akan dipaksa untuk melakukan. LSM sendiri mengambil langkah untuk dikemabalikan ke pribadi individu masing-masing jika gay tidak mau melakukan tes HIV ini, salah satu orang dari LSM mengatakan
“kembali ke individu masing-masing, setuju gak setuju untuk tes HIV saya kembalikan ke temen-temen gay”.
IC 1
7. Kendala mengajak kelompok gay untuk melakukan tes HIV/AIDS.
Informasi dari teman sebaya mengatakan bahwa dalam mengajak responden gay untuk melakukan tes HIV/AIDS tidak ada kendala sama sekali, semua responden melakukan tes HIV/AIDS dengan sangat lancar dant idak ada masalah dalam keadaan apapun.
Informasi dari pasangan gay juga mengatakan bahwa semua responden melakukan tes HIV dengan lancar dan tanpa ada kendala dilapangan.
Hasil wawancara dengan LSM Semarang Gaya Communitymengatakan bahwa tidak ada kendala dalam mengajak tes HIV/AIDS untuk semua subjek penelitiann gay, karena mereka tahu manfaat dan pentingnya melakukan tes ini.
LSM juga mengatakan bahwa tidak ada kendala untuk mengajak teman-teman melakukan tes HIV ini, karena mereka juga tahu manfaat besar yang bisa diketahui bila melakukan tes HIV. Kelompok gay yang terdaftar di LSM gay juga ada beberapa yang tidak menggunakan kondom saat berhubungan anal sex, maka dari itu mereka juga melakukan tes HIV ini supaya terpantau bagaimana keadaan atau status dari HIV mereka.
8. Tanggapan mengenai LSM Semarang Gaya Community
Hasil wawancara dengan teman sebaya juga mengatakan bahwa LSM melakukan kegiatan yang sangat bagus, karena dengan mengajak kelompok gay untuk melakukan tes HIV/AIDS bisa mengetahui anggotanya terinfeksi HIV atau tidak. Teman sebaya juga mengatakan bahwa kegiatan LSM bermaksud untuk memberikan tentang gambaran yang penyakit HIV untuk kelompok gay, maka dari itu LSM mengajak mereka semua untuk melakukan tes HIV karena kelompok gay merupakan kelompok yang berisiko terkena HIV.
Informasi dari pasangan gay juga mengatakan hal yang sama, bahwa LSM mempunyai kegiatan yang sangat bagus dan bisa diterima oleh komunitas gay, dengan mengadakan tes HIV/AIDS secara bersama dengan teman-teman dari LSM.
Informasi dari LSM Semarang Gaya Community juga mengatakan bahwa LSM mengadakan kegiatan ini ada dukungan dari pemerintah, karena adanya PERDA tentang HIV dan selain itu adanya dukungan tentang kegiatan mobile
VCT. Selain itu kegiatan pemerintah juga memberikan dana bantuan untuk kegiatan yang dilakukan oleh LSM, seperti edukasi tentang pendidikan HIV/AIDS.
Selain pemberian dana bantuan untuk LSM, pemerintah juga menjalin kerjasama dengan LSM untuk melakukan tes HIV/AIDS dirumah sakit dan puskesmas yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan tes HIV/AIDS.