• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Faktor Pendorong dan Penghambat Pelaksanaan

1. Faktor Pendorong

Koordinasi antar lembaga atau jalinan kerjasama yang baik antar lembaga, diperlukan dalam menunjang kegiatan pembangunan (Cause dalam Abdullah, 1990: 21). Selain itu Pengalaman organisasi juga adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam proses interaksi individu dalam masyarakat. Dengan pengalaman organisasi yang cukup, dapat melakukan

tugas-tugasnya merumuskan keputusan yang tepat bagi organisasi, dan menyusupi keseluruhan cara bertindak organisasi (Salusu, 1989: 114).

Jadi dapat disimpulkan faktor Pendorong pelaksanaan fungsi BPD adalah sebagai berikut: (1) Koordinasi/kerjasama antar lembaga (2) Kemampuan pengalaman organisasi kemasyarakatan pengurus.

2. Faktor Penghambat

Masyarakat sepenuhnya belum memahami fungsi yang diemban oleh BPD, hal ini akan mengakibatkan perbedaan pemahaman antara masyarakat dengan anggota BPD dalam merealisasikan fungsinya. Faktor penghambat yang lain adalah sarana dan prasarana yang mutlak diperlukan dalam pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tanpa sarana dan prasarana yang memadai, maka tidak mungkin Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal.

Jadi dapat disimpulkan faktor penghambat pelaksanaan fungsi BPD adalah sebagai berikut: (1) Masyarakat belum sepenuhnya memahami fungsi-fungsi yang diemban oleh BPD, (2) Minimnya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan fungsi.

E. Kerangka Pikir

Persepsi masyarakat terhadap Badan Permusyawaratan Desa (BPD) tentunya tidak terlepas dari keberadaan dan pelaksanaan fungsi yang di emban oleh BPD sebagai lembaga perwujudan demokrasi yang terbentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Keberadaan BPD akan diterima dan

menimbulkan persepsi yang baik di tengah-tengah masyarakat dalam melaksanakan serta mewujudkan kinerjanya jika dalam melaksanakan fungsinya berhasil menetapkan peraturan desa yang dapat dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan dalam wewenang BPD, siap menampung dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah desa, dan mampu mengawasi pelaksanaan peraturan desa. Namun dalam pelaksanaan fungsi BPD tidak terlepas dari faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan fungsi tersebut antara lain, faktor pendorong yaitu koordinasi/kerjasama antar lembaga, dan kemampuan/pengalaman organisasi kemasyarakatan pengurus, selain itu ada juga faktor penghambat yakni, masyarakat belum sepenuhnya memahami fungsi-fungsi yang diemban oleh BPD dan minimnya sarana dan prasarana pendukung.

Adapun bagan kerangka pikir mengenai persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi BPD, dapat di gambarkan sebagai berikut:

BAB III Persepsi Masyarakat

Tentang Fungsi BPD

Fungsi BPD

1. Menetapkan peraturan desa 2. Menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat

3. Mengawasi pelaksanaan peraturan desa

Faktor Pendorong dan Penghambat Pelaksanaan Fungsi BPD 1. Faktor Pendorong

 Koordinasi / kerjasama antar lembaga

 Kemampuan/pengalaman organisasi kemasyarakatan pengurus BPD

2. Faktor Penghambat

 Masyarakat belum sepenuhnya memahami fungsi-fungsi yang diemban oleh BPD

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. Pemilihan lokasi ini didasarkan pertimbangan bahwa di Desa ini terdapat persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di nilai belum optimal. Adapun waktu penelitian untuk memperoleh data dan informasi dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2013 tentang pelaksanaan fungsi BPD tahun 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan Kepala Keluarga yang berjumlah 147 KK. Mengingat jumlah populasi cukup banyak, maka penarikan sampel dilakukan secara simple random sampling sebesar 5% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 30 KK, selain itu di tetapkan informan sebanyak 5 orang dari pengurus BPD.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, baik data primer maupun sekunder yaitu:.

1. Angket / Quesioner, yaitu dengan cara pembagian quesioner (daftar pertanyaan) kepada responden yang telah dipilih untuk diisi. Teknik ini

dipergunakan untuk mengetahui Persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa di Desa Fatufia.

2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan informan pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Wawancara digunakan untuk mengetahui faktor Pendorong dan penghambat pelaksanaan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

3. Dokumentasi, yaitu menelaah berbagai dokumen-dokumen resmi yang dimiliki seperti, arsip-arsip, buku, dan literatur lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif yaitu mendeskripsikan serta menganalisis data yang diperoleh di lokasi penelitian kemudian diolah dan ditabulasi berdasarkan sifat dan jenisnya selanjutnya di interpretasi secara deskriptif untuk menjawab rumusan masalah. Miles dan Huberman (2007:16-20 Penerjemah: Rohidi), mengemukakan bahwa analisis terdiri dari beberapa alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Berikut penjelasan dari alur kegiatan dari analisis sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Data collecting atau pengumpulan data yaitu pengumpulan data pertama atau data mentah yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. 2. Reduksi Data

Data reduction atau penyederhanaan data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan, dengan membuat abstraksi, mengubah data mentah menjadi yang dikumpulkan dari penelitian kedalam catatan yang telah diperiksa. Tahap ini merupakan Tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan, membuat sekaligus dapat dibuktikan. 3. Penyajian Data

Data Display atau penyajian data adalah menyusun informasi dengan cara tertentu sehingga diperlukan penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu untuk memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

4. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Conclutions drawing atau penarikan kesimpulan adalah merupakan langkah ketiga meliputi makna yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodologis, konfigurasi yang memungkinkan diprediksi hubungan sebab akibat melalui hukum-hukum empiris.

Adapun siklus dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles dan Huberman digambarkan dalam skema berikut.

Gambar

Siklus dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles dan Huberman

E. Definisi Operasional

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai variabel penelitian ini yaitu variabel bebas, maka persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi BPD yaitu:

1. Fungsi menetapkan Peraturan Desa, yaitu peranan BPD dalam menetapkan Peraturan Desa yang di mulai dari proses rancangan, pembahasan sampai pada tahap penetapan Peraturan Desa bersama Kepala Desa.

2. Fungsi menampung dan menyalurkan aspirasi, yaitu menangani aspirasi yang diterima dari masyarakat kemudian menindak lanjuti aspirasi tersebut kepada Pemerintah Desa atau instansi yang berwenang.

3. Fungsi mengawasi pelaksanaan Peraturan Desa, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh BPD kepada Pemerintah Desa agar menjalankan programnya sesuai dengan rencana, tujuan dan ketentuan peraturan desa yang berlaku. Pengumpulan Data Penyajian Data Menarik Kesimpulan / Verifikasi Reduksi Data

Faktor Pendorong pelaksanaan fungsi BPD yaitu:

1. Koordinasi antar lembaga, yaitu suatu aktifitas atau kegiatan mengintegrasikan dan mengsinkronkan berbagai pelaksanaan fungsi dari berbagai elemen yang terkait, instansi maupun organisasi dalam hal ini koordinasi antar lembaga yang dilaksanakan oleh anggota BPD kepada pemerintah desa, maupun lembaga-lembaga lain di tingkat desa dan yang diatasnya.

2. Kemampuan/pengalaman organisasi kemasyarakatan pengurus, yaitu suatu pengalaman berorganisasi yang dimiliki oleh pengurus BPD baik itu didapatkan melalui organisasi formal maupun tidak formal.

Faktor penghambat

1. Masyarakat belum sepenuhnya memahami fungsi-fungsi yang diemban oleh BPD, yaitu fungsi BPD belum seluruhnya dipahami dengan baik oleh masyarakat, sehingga menimbulkan perbedaan pandang antara masyarakat dengan anggota BPD dalam merealisasikan fungsinya.

2. Minimnya sarana dan prasarana, yaitu sarana dan prasarana yang dimiliki masih sangat minim sehingga berpengaruh kepada kinerja BPD di dalam melaksanakan fungsinya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Wilayah

Desa Fatufia merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Propinsi Sulawesi Tengah yang terbentuk pada tanggal 12 Oktober Tahun 1970 yang secara geografis berada di sebelah Selatan Ibukota Kabupaten Morowali. Adapun jarak Desa Fatufia ke Ibukota Kecamatan Bahodopi adalah ± 5 Km dan Ibukota Kabupaten Morowali ± 45 Km, jarak dari Ibukota Propinsi ± 500 Km. Adapun yang menjadi batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Keurea - Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Labota

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Trans Bahomakmur

Adapun luas wilayah Desa Fatufia 119,79 km2, yang sebagian besar merupakan lokasi lahan pertambangan yang berada pada kawasan pegunungan dan lokasi lahan perkebunan yang berada pada kawasan rata dan berbukit. Selain itu dari luas wilayah Desa Fatufia meliputi 5 Dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, Dusun V.

Sejak defenitifnya menjadi desa otonom hingga sekarang Desa Fatufia baru dipimpin oleh 6 Orang Kepala Desa.

2. Jumlah dan Usia Penduduk

Mengenai jumlah penduduk Desa Fatufia untuk tahun 2012 berjumlah 825 jiwa yang terdiri dari 415 Jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 410 berjenis kelamin perempuan serta jumlah kepala keluarga yaitu 147 KK. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Fatufia Menurut Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2012

No Klasifikasi Usia (Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Laki-laki Perempuan 1 0 – 4 29 32 61 7,39 2 5 – 9 22 17 39 4,73 3 10 – 14 30 28 58 7,03 4 15 – 19 23 20 43 5,21 5 20 – 24 36 44 80 9,70 6 25 – 29 49 43 92 11,15 7 30 – 34 53 49 102 12,36 8 35 – 39 52 45 97 11,76 9 40 – 44 40 48 88 10,67 10 45 – 49 31 30 61 7,39 11 50 – 54 25 21 46 5,58 12 55 – 59 19 24 43 5,21 13 60 – Ke atas 6 9 15 1,82 Total 415 410 825 100,00

Sumber: Kantor Desa Fatufia, Tahun 2012

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah penduduk perempuan, demikian pula dengan tingkat usia produktif yaitu antara 15-54 tahun menunjukkan jumlah yang cukup besar yaitu mencapai 7,82% (609 jiwa) dari jumlah penduduk.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat produktivitas penduduk cukup tinggi dari besarnya jumlah penduduk yang berada dalam usia produktif yang juga ditunjang oleh daya dukung lahan yang cukup luas untuk bidang pertanian dan perkebunan.

3. Pendidikan dan Mata Pencaharian Penduduk a. Tingkat Pendidikan

Mengenai tingkat pendidikan penduduk Desa Fatufia dapat dikatakan mengikuti berbagai level pendidikan mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Begitu pula dengan yang belum masuk sekolah. Mengenai tingkat pendidikan tersebut dikemukakan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Fatufia Tahun 2012 No Klasifikasi Usia (Tahun) Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Laki – laki Perempuan 1 Belum Sekolah/ Tidak Pernah Sekolah 107 121 228 27,64 2 SD/Sederajat 91 104 195 23,64 3 SMP/Sederajat 124 103 227 27,52 4 SMA/Sederajat 87 75 162 19,64 5 Diploma 4 3 7 0,85 6 Sarjana 4 2 6 0,73 Total 417 408 825 100,00

Sumber: Kantor Desa Fatufia, Tahun 2012

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Fatufia yang belum/tidak pernah sekolah merupakan

kelompok terbesar yaitu mencapai 28%, sedangkan yang terkecil yaitu kelompok penduduk yang berlatar belakang pendidikan Perguruan Tinggi (Diploma, Sarjana) yaitu hanya 2% dari jumlah penduduk Desa Fatufia b. Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian sebagian besar penduduk Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali bekerja sebagai karyawan di perusahaan tambang nikel. Hal ini disebabkan karena terbukanya lowongan kerja oleh perusahaan untuk masyarakat Desa Fatufia, dimana perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan PT. Bintang Delapan Mineral yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Kabupaten Morowali. Mata pencaharian lain yang terdapat di Desa Fatufia ialah petani/berkebun, nelayan, pedagang, pegawai negeri sipil, TNI, POLRI dan pertukangan. Sebaran mata pencaharian penduduk dapat terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 3. Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Fatufia Tahun 2012

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)

1 Karyawan Perusahaan Tambang 81 55,10

2 Petani/Berkebun 26 17,69

3 Nelayan 15 10,20

4 Pedagang 11 7,48

5 Pegawai Negeri Sipil 8 5,44

6 TNI 1 0,68

7 POLRI 1 0,68

8 Pertukangan 4 2,72

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa 55,10% dari jumlah Kepala Keluarga Penduduk Desa Fatufia bermata pencaharian sebagai karyawan dan merupakan kelompok terbesar, disusul petani/berkebun 17,69%, selanjutnya nelayan 10,20%, pedagang yaitu sebanyak 7,48%, pegawai negeri sipil sebanyak 544%, pertukangan sebanyak 2,72%, dan kelompok terkecil adalah kepala Keluarga yang bermata pencaharian sebagai (TNI dan POLRI) yaitu hanya 1,36% dari jumlah Kepala Keluarga Desa Fatufia.

4. Sosial Budaya a. Agama

Masyarakat Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali yang saat ini berjumlah 825 Jiwa yang terdiri dari laki-laki 415 dan perempuan 410 jiwa dengan jumlah 147 KK memeluk agama Islam dan Kristen Protestan. Agama Islam merupakan agama mayoritas yang dianut oleh penduduk Desa Fatufia, sebagaimana dikemukakan dalam tabel berikut.

Tabel 4. Sebaran Agama yang Dianut oleh Penduduk Desa Fatufia Tahun 2012

No Agama Yang Dianut Jumlah Persentase (%)

1 2 Islam Kristen Protestan 809 16 98,06 1,94 Total 825 100,00

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang memeluk Agama Islam merupakan kelompok mayoritas yaitu sebanyak 98,06%, dan kelompok penduduk yang beragama Kristen Protestan merupakan kelompok terkecil yaitu hanya 1,94% dari jumlah penduduk Desa Fatufia. Kenyataan ini menyebabkan suasana kehidupan beragama di Desa Fatufia diwarnai oleh kehidupan agama Islam.

b. Suku

Kelompok suku bangsa penduduk Desa Fatufia terdiri dari suku Bungku yang merupakan kelompok suku mayoritas, suku Bajo, suku Bugis, suku Jawa, suku Tolaki, dan suku Tator sebagaimana dikemukakan dalam tabel berikut.

Tabel 5. Sebaran Suku Penduduk Desa Fatufia Tahun 2012

No Nama Suku Jumlah Persentase (%)

1 Bungku 632 76,61 2 Bajo 135 16,36 3 Bugis 21 2,55 4 Jawa 24 2,91 5 Tolaki 8 0,97 6 Tator 5 0,61 Total 825 100,00

Sumber: Kantor Desa Fatufia, Tahun 2012

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa kelompok suku Bungku merupakan kelompok suku terbesar yaitu sebanyak 76,61%, kemudian disusul suku Bajo yaitu sebanyak 16,36%. Selain dari itu masih terdapat suku pendatang lainnya yang jumlahnya tidak memenuhi 10%,

dari jumlah penduduk Desa Fatufia yaitu suku Tolaki dan Tator sebanyak 1,58%, suku Bugis 2,55%, dan suku Jawa 2,91%.

B. Data Umum Responden yang Diteliti 1. Umur Responden

Umur responden yaitu penduduk Desa Fatufia yang diambil dari berbagai umur, yakni mulai dari umur 25 tahun ke atas, jumlah responden menurut golongan umur dapat dirincikan sebagaimana dikemukakan pada tabel berikut.

Tabel 6. Sebaran Responden Menurut Tingkat Umur

No Umur (thn) Responden Jumlah Persentase (%)

P. BPD KK 1 2 3 4 25 – 35 36 – 45 46 – 55 56 – 65 4 1 4 15 9 2 8 16 9 2 22,86 45,71 25,71 5,71 Total 5 30 35 100,00

Sumber: Olahan Data Kuesioner. Tahun 2013

Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden adalah jumlah terbanyak berada pada tingkat umur 36-45 tahun yaitu sebanyak 16 orang (45,71%), sedangkan responden yang terkecil berada pada tingkat umur 56-65 tahun yaitu hanya 2 orang (5,71%). Pemilihan responden yang berumur di tengah usia ini dilihat dari tingkat pengalaman dan keaktifannya dalam segala urusan kegiatan dalam masyarakat, sedangkan yang lanjut usia dilihat dari pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari karena telah cukup lama beraktivitas dalam masyarakat, sehingga dapat

dianggap mengetahui secara rinci kegiatan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

2. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan data yang diperoleh di lokasi penelitian, maka dapat diketahui jenis kelamin dari 35 responden sebagaimana dikemukakan pada tabel berikut.

Tabel 7. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Persentase (%) P. BPD KK 1 2 Laki – Laki Perempuan 4 1 26 4 30 5 85,71 14,29 Total 5 30 35 100,00

Sumber: Olahan Data Kuesioner. Tahun 2013

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 30 orang (85,71%), sedangkan jumlah responden perempuan hanya sebanyak 5 orang dengan persentase 14,29%. Pemilihan responden laki-laki sesuai dengan populasi penelitian yang akan diteliti yaitu Kepala Keluarga (KK), sedangkan responden perempuan dilakukan karena pada saat pengisian angket Kepala Keluarga sedang berada di luar desa atau sementara tidak berada ditempat dan responden perempuan tersebut dianggap mengetahui secara rinci kegiatan BPD Desa Fatufia.

3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden tersebar mulai dari tingkat SD sampai dengan tingkat pendidikan Sarjana, sebagaimana dikemukakan pada tabel berikut.

Tabel 8. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Responden Jumlah Persentase (%) P. BPD KK 1 2 3 4 5 SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Diplomat Sarjana -3 2 -2 10 14 1 3 2 13 16 1 3 5,71 37,14 45,71 2,86 8,57 Total 5 30 35 100,00

Sumber: Olahan Data Kuesioner. Tahun 2013

Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah pada klasifikasi pendidikan SMA yaitu sebanyak 16 orang (45,71%), sedangkan yang terendah adalah klasifikasi pendidikan Diploma yaitu hanya 1 orang (2,86%).

Pemilihan responden dengan berbagai latar belakang pendidikan dianggap memungkinkan untuk mewakili masyarakat secara keseluruhan dengan berbagai layar belakang pendidikan sebagaimana halnya keterwakilan masyarakat pada lembaga Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

4. Mata Pencaharian Responden

Selain itu keterwakilan masyarakat melalui responden juga dinilai dari latar belakang pekerjaan atau nama mata pencaharian sebagaimana dikemukakan pada tabel berikut.

Tabel 9. Sebaran Responden Menurut Mata Pencaharian No Jenis Mata Pencaharian Responden Jumlah Persentase (%) P. BPD KK 1 2 3 4 5 6 Petani Nelayan PNS Pegawai Swasta Pedagang Pertukangan 2 -2 1 -11 8 2 4 4 1 13 8 2 6 5 1 37,14 22,86 5,71 17,14 14,29 2,86 Total 5 30 35 100,00

Sumber: Olahan Data Kuesioner. Tahun 2013

Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari kalangan petani yaitu sebanyak 13 orang (37,14%), kemudian kalangan nelayan yaitu 8 orang (22,86%), selanjutnya pada responden yang mewakili mata pencahariannya sebagai pegawai swasta sebanyak 6 orang (17,14), kemudian yang pencahariannya sebagai pedagang sebanyak 5 orang (14,29), Sedangkan kelompok responden terkecil yang tidak mencapai 10% berasal dari kalangan PNS yaitu hanya 2 orang (5,71%) dan pertukangan 1 orang (2,86%). Besarnya jumlah responden dari kalangan petani karena penduduk Desa Fatufia sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan dianggap mengetahui kegiatan BPD, sehingga dengan besarnya dan pengetahuannya tentang kegiatan BPD dalam responden merupakan bentuk keterwakilan masyarakat dalam penelitian ini.

5. Agama yang Dianut Responden

Dari 35 responden penelitian yang terdiri dari 5 orang anggota BPD dan 30 Kepala Keluarga (KK) menganut agama mayoritas yaitu agama Islam sebagaimana dikemukakan pada tabel berikut.

Tabel 10. Sebaran Responden Menurut Agama yang Dianut

No Agama yang Dianut Responden Jumlah Persentase (%) P. BPD KK 1 Islam 5 30 35 100 Total 5 30 35 100

Sumber: Olahan Data Kuesioner. Tahun 2013

Berdasarkan data pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 35 responden seluruhnya menganut agama Islam atau 35 orang (100%) beragama Islam. Besarnya kelompok responden yang berasal dari agama Islam mengingat karena sebagian besar penduduk Desa Fatufia mayoritas menganut agama Islam, sehingga dalam penelitian ini dianggap dapat mewakili masyarakat Desa Fatufia dalam memberikan keterangan mengenai kegiatan BPD.

C. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Fungsi BPD 1. Pelaksanaan Fungsi Menetapkan Peraturan Desa

Menetapkan peraturan desa merupakan fungsi BPD yang dimulai dari proses rancangan, pembahasan, sampai pada tahap penetapan peraturan desa bersama kepala desa.

Dari hasil penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi menetapkan peraturan desa oleh BPD di Desa Fatufia,

berdasarkan hasil isian angket oleh responden masyarakat, diketahui bahwa fungsi tersebut telah dilaksanakan. Adapun persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan fungsi tersebut dikemukakan dalam tabel berikut.

Tabel 11. Tanggapan Responden Terhadap Pelaksanaan Fungsi Menetapkan Peraturan Desa

No Tanggapan Responden Jumlah Persentase (%)

1 2 3 Terlaksana Kurang Terlaksana Tidak Terlaksana 14 16 -46,67 53,33 -Total 30 100,00

Sumber: Olahan Data Kuesioner. Tahun 2013

Berdasarkan data pada tabel di atas tentang adanya tanggapan responden mengenai pelaksanaan fungsi menetapkan peraturan desa oleh BPD di Desa Fatufia menunjukkan bahwa persentase sebaran jawaban responden, dimana 14 responden (46,67%) menyatakan bahwa pelaksanaan fungsi menetapkan peraturan desa terlaksana, dan 16 responden (53,33%) menyatakan kurang terlaksana, hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan fungsi tersebut terdapat hambatan

Pengertian responden yang menyatakan terlaksana adalah dengan melihat bahwa BPD telah melaksanakan fungsinya seperti membuat dan menetapkan Peraturan Desa yaitu Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa dan Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Pengutan Desa. Dengan adanya peraturan desa di atas berdampak positif pada masyarakat seperti Perdes Tentang Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa, dimana

terdapat sebagian masyarakat mengetahui mekanisme atau tata cara pemilihan Kepala Desa serta pemberhentian Kepala Desa. Sedangkan untuk responden yang menyatakan kurang terlaksana mendasari alasan jawabannya karena melihat bahwa fungsi menetapkan peraturan desa tidak berjalan dengan optimal.

Hasil wawancara dengan informan pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Fatufia dikatakan bahwa:

“Dalam pelaksanaan fungsi menetapkan peraturan desa oleh BPD selalu berkoordinasi dan kerja sama dengan seluruh elemen/lembaga dalam masyarakat, sehingga dalam membuat dan menetapkan peraturan desa atau ketentuan yang akan dijalankan di desa benar-benar sesuai dengan kondisi masyarakat ” (Idrus, Wakil Ketua BPD, Wawancara, 25 Februari 2013).

Selaras dengan hal di atas dipertegas oleh ketua BPD Desa Fatufia mengemukakan bahwa:

“Proses pembuatan peraturan desa memang dibutuhkan kerjasama antar lembaga dan tingkat kemampuan, wawasan dan pengalaman kemasyarakatan yang cukup, sehingga dalam pembuatan peraturan desa akan dapat memenuhi keinginan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat” (Basrudin, Wawancara, 26 Februari 2013).

Namun dengan adanya tanggapan di atas, pengakuan dari anggota BPD Desa Fatufia bahwa:

“Pelaksanaan fungsi menetapkan peraturan desa oleh BPD dapat berjalan dengan optimal namun karena sarana dan prasarana pendukung dalam menjalankan fungsi ini belum memadai, sehingga fungsi ini belum sepenuhnya berjalan dan terlaksana dengan baik” (Naswin, Wawancara, 2 Maret 2013).

“Hambatan yang sangat nyata yang saat ini dihadapi oleh pengurus BPD Desa Fatufia dalam membuat dan menetapkan peraturan desa adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan fungsi. Oleh karena itu ada peraturan desa yang seharusnya dibuat atau dijalankan kadang terhambat atau tertunda karena BPD tidak mempunyai sarana dan prasarana yang memadai” (Nadir, anggota BPD, Wawancara, 7 Maret 2013).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa fungsi menetapkan peraturan desa oleh BPD di Desa Fatufia kurang terlaksana. Dimana seharusnya BPD menetapkan 8 peraturan desa yang wajib ditetapkan, namun yang dilakukannya hanya 2.

Untuk itu dapat dilihat mengenai jenis-jenis peraturan desa pada tabel berikut.

Tabel 12. Jenis-Jenis Peraturan Desa Fatufia yang Sudah di Tetapkan

No Jenis Peraturan Desa Jumlah Keterangan

1 2

Peraturan Desa Tentang Pungutan Desa Peraturan Desa Tentang Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa

1 1

Terlaksana Terlaksana Sumber: Olahan Data Kuesioner. Tahun 2013

2. Pelaksanaan Fungsi Menampung dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat Fungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat merupakan

Dokumen terkait