• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan Penghambat Penilaian Autentik

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data

6. Faktor Pendukung dan Penghambat Penilaian Autentik

Sejak diterapkannya kurikulum 2013 pada bulan Juli tahun 2013 yang lalu, implementasi kurikulum 2013 tidaklah berjalan sebagaimana yang diharapkan, banyak permasalahan yang muncul seperti belum maksimalnya pelatihan kepada guru sampai dengan penerapan penilaian kurikulum 2013 yang bercirikan penilaian autentik yang dinilai masih sulit untuk diterapkan. Hal itu pula yang terjadi di salah satu sekolah percontohan kurikulum 2013 yaitu SMA Negeri 78 Jakarta. Tentunya ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penerapan penilaian autentik 2013 ini, selain itu juga ada upaya yang terus dilakukan oleh SMA Negeri 78 Jakarta untuk terus memperbaiki demi dapat memaksimalkalkan penerapan kurikulum 2013 khususnya dalam hal penilaian autentik. Adapau yang menjadi faktor pendukung dan penghambatnya adalah sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung Penilaian Autentik Kurikulum 2013 1) Guru

Guru merupakan faktor utama yang menentukan suatu keberhasilan penerapan sistem pendidikan yang terus berubah, dalam hal ini kurikulum 2013. Di SMA Negeri 78 Jakarta guru merupakan faktor pendukung utama untuk mendukung penerapan penilaian autentik. Menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Bapak Ridnan Wagianto, “Sebanyak 30 % atay kurang lebih 37 guru yang belum mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 dari pemerintah, tetapi untuk pelatihan disekolah semua guru sudah mendapatkan pelatihan”.54

Dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia, terdapat tiga guru yaitu Bapak Sumarna selaku wakil kepala sekolah bidang humas, Ibu Try Rahayu dan Bapak Arsil Azim. Ketiga guru ini semuanya sudah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 dari pemerintah, karena memang guru Sejarah merupakan salah satu guru yang diprioritaskan untuk mendapatkan pelatihan kurikulum 2013.

54 Hasil wawancara dengan Bapak Ridnan Wargianto, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, pada hari Senin, 24 November 2014 pukul 11.00 WIB, di Ruang Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 78 Jakarta.

Selain itu, menurut Ibu Try Rahayu, “Setiap Jum’at kami guru mata pelajaran Sejarah selalu rapat dan berdiskusi untuk membahas perkembangan proses pembelajaran mata pelajaran Sejarah, pembahasannya pun tidak terlepas dari penerapan kurikulum 2013, salah satunya juga membahas penilaian”.55

Jadi dapat dipahami bahwa guru Sejarah di SMA Negeri 78 Jakarta merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan penerapan penilaian kurikulum 2013.

2) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana tentunya juga merupakan faktor pendukung untuk menunjang proses pembelajaran. Hal ini juga tidak terlepas sebagai faktor pendukung implementasi penilaian autentik di SMA Negeri 78 Jakarta. Menurut bapak Sumarna, “Sarana dan prasarana di SMA Negeri 78 Jakarta sangat lengkap sehingga memudahkan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran, salah satunya juga melaksanakan penilaian sesuai kurikulum 2013”.56 Pernyataan ini juga dipertegas oleh pendapat Ibu Try Rahayu yang mengatakan bahwa, “Sarana dan prasarana di SMA Negeri 78 sebagai faktor pendukung penerapan penilaian kurikulum 2013”.57

Selain itu persepsi siswa dari hasil angket juga mendukung pernyataan guru, yang mana dari 35 responden, 26 atau 65% responden berpendapat bahwa sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung penilaian siswa. Oleh karena itu, sarana dan prasarana juga dapat menjadi faktor pendukung untuk diimplementasikannya penilaian autentik kurikulum 2013 di SMA Negeri 78 Jakarta.

55 Hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu Agustin, Guru Sejarah Indonesia Kelas X, pada hari Rabu, 1 April 2015 pukul 10.30 WIB di Ruang Guru SMA Negeri 78 Jakarta

56 Hasil wawancara dengan Bapak Sumarna, Guru Sejarah Indonesia Kelas X dan XI, pada hari Rabu, 3 Desember 2014 pukul 11.45WIB Ruang Serba Guna SMA Negeri 78 Jakarta

57 Hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu Agustin, Guru Sejarah Indonesia Kelas X, pada hari Rabu, 1 April 2015 pukul 10.30 WIB di Ruang Guru SMA Negeri 78 Jakarta

3) Input Siswa yang Berkualitas

Siswa-siswa yang berprestasi atau berkualitas juga merupakan salah satu faktor pendukung peniliaian. SMA Negeri 78 Jakarta merupakan sekolah favorit diwilayah Jakarta. Menurut Ibu Try Rahayu, “Input siswa di SMA Negeri 78 Jakarta sangat baik dan berkualitas”.58

Pernyataan ini juga didukung oleh hasil penelusuran peneliti mengenai input siswa-siswi yang masuk ke SMA Negeri 78 Jakarta pada tahun ajaran 2014/2015. Adapun hasil penelusurannya sebagai berikut:

Gambar 4.6

Hasil PPDB SMA Negeri 78 Tahun 2014/201559

Dari hasil Penerima Peserta didik baru, dapat dilihat bahwa input siswa yang masuk merupakan siswa-siswa yang memiliki nilai Ujian Nasional yang cukup tinggi, nilai terendah untuk bisa masuk SMA Negeri 78 Jakarta saja harus mencapai 8,80 untuk jurusan IPS sedangkan untuk jurusan IPA adalah 9,24.

58 Hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu Agustin, Guru Sejarah Indonesia Kelas X, pada hari Rabu, 1 April 2015 pukul 10.30 WIB di Ruang Guru SMA Negeri 78 Jakarta

59PPDB Provinsi DKI Jakarta, Data Statistik PPDB SMA Jalur Domisili Dalam DKI di Provinsi DKI Jakarta Periode 2014/205, 2014, (www.Jakarta.siap-psb.com)

b. Faktor Penghambat Penilaian Autentik 1) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tidak memadai juga dapat menghambat proses pembelajaran. Hal ini juga yang ada di SMA Negeri 78 Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Sejarah Indoenesia, informasi yang didapatkan bahwa sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung penilaian. Namun berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada siswa, ada sekitar 11 dari 35 responden berpendapat sarana dan prasrana sebagai faktor penghambat. Adapun 11 responden tersebut berasal dari siswa kelas X IIS. Setelah peneliti menggali informasi lebih dalam, ternyata memang kelas X IIS sarana dan prasarananya sudah lengkap hanya saja, ada beberapa kekurangan seperti LCD yang kurang maksimal, AC yang panas dan sinyal wifi yang tidak terjangkau.

2) Instrumen Penilaian SMA Negeri 78 Jakarta

Instrumen penilaian digunakan sebagai alat penilaian yang dilakukan guru untuk menilai seluruh kompetensi peserta didik mulai dari kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. SMA Negeri 78 Jakarta hanya menggunakan satu lembar penilaian untuk mencakup semua kompetensi siswa mulai dari pengetahuan, keterampilan dan sikap. Menurut Ibu Try Rahayu, “Instrumen penilaian sudah disiapkan formatnya oleh sekolah”.60

Dengan demikian instrumen penilaian yang digunakan di SMA Negeri 78 juga bisa menghambat implementasi penilaian autentik, dikarenakan tidak digunakannya instrumen penilaian per teknik penilaian sehingga akan mengurangi kevalidan penilaian yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian penilaian autentik yang selama ini diharapkan dalam kurikulum 2013 juga masih sulit terwujud.

60 Hasil wawancara dengan Ibu Tri Rahayu Agustin, Guru Sejarah Indonesia Kelas X, pada hari Sabtu, 4 Juli 2015 pukul 16.58 WIB.

7. Manajemen Penilaian Autentik di SMA Negeri 78 Jakarta dalam

Dokumen terkait