• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan untuk Mengembangkan Bakat Siswa MTs

1. Faktor Pendukung

Adapun faktor pendukung dari kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di MTs 45 Wiradesa adalah

a. Adanya kemampuan/kompetensi dan pengalaman guru

Guru pembimbing kegiatan seni baca al-Qur'an yaitu pak Mu'isy Bahrudin memiliki kemampuan dalam melantunkan ayat-ayat al-Qur'an dengan suara yang bagus dan indah, beliau merupakan Qori' yang cukup eksis diwilayah sekitar Wiradesa, dan banyak juga prestasi yang pernah beliau dapatkan. Seperti penuturan berikut yang beliau sampaikan:

"Saya Alhamdulillah pernah memiliki beberapa pengalaman mengikuti lomba-lomba diantaranya tahun 1979 mendapat juara 2 golongan remaja tingkat propinsi, tahun 1981 pernah mewakili mahasiswa IAIN wali 9 di Semarang dan juga pernah beberapa dipercaya masyarakat untuk mengisi tilawah al-Qur'an di berbagai acara walimah pernikahan."27

b. Anak rajin berlatih dan belajar

Pada umumnya anak-anak giat dan semangat untuk berlatih dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, karena mereka ingin

27 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, Wawancara Pribadi dan Observasi, Wiradesa, 11 Mei 2015.

81

berhasil dan dapat meraih prestasi yang diimpikan. Seperti yang disampaikan oleh salah satu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni baca al-Qur'an:

"Saya sangat menyukai kegiatan ekstrakurikuler ini mbak sejak pertama saya masuk, saya sudah ikut. Soalnya kan sering teman-teman yang lain ga ikut jadi terkadang saya yang meminta latihan sendiri sama pak Mu'isy".28

c. Minat siswa tinggi

Siswa mempunyai minat yang tinggi dalam kegiatan seni baca al-Qur'an yaitu dilihat beberapa diantara mereka yang semangat untuk berlatih, sampai-sampai mereka mengikuti pelatihan qiro'ah dirumah.

Seperti pernyataan yang disampaikan seorang siswi yang pernah mendapat juara 2 tilawah tingkat Kecamatan, Khoirina Salsabila:

"Orang tua saya mendukung agar saya ikut kegiatan ini, mereka tau bakat saya dibidang tilawah sehingga saya dirumah juga ikut belajar dengan mengikuti tempat pelatihan tilawah setiap minggunya".29

d. Latar belakang yang baik dalam membaca al-Qur’an

Rata-rata seluruh siswa di MTs memiliki penguasaan tajwid yang bagus, dan hal ini menjadi salah satu faktor pendukung utama bagi mereka untuk bisa bertilawah atau belajar seni baca al-Qur'an.

Seperti yang disampaikan guru pembimbing kegiatan seni baca al-Qur'an berikut:

"Dalam hal penguasaan seni baca al-Qur’an, siswa dituntun untuk memiliki kemampuan yang baik dalam membaca al-Qur’an.

Membaca al-Qur’an yang baik berarti siswa sudah memiliki kemampuan dasar dalam membaca al-Qur’an, dan menguasai bacaan

28 Wafiqu Rohman, Siswa Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.

29 Khoirina Salsabila, Siswa Kelas VIII B MTs 45 Wiradesa, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.

82

tajwidnya. Bakat dalam seni baca al-Qur’an dapat dilihat dari kemampuan mereka dengan cepat dapat menirukan nada yang disampaikan guru dan kemampuan mereka dalam melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dengan baik, indah dan benar."30

e. Kepedulian orang tua

Orang tua perduli akan minat dan bakat anak-anaknya, mereka mendukung segala aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan di sekolah. Kemudian komunikasi yang terjalin cukup baik antara guru dan orang tua siswa sehingga diharapkan anak-anaknya dapat mengukir prestasi yang membanggakan. Seperti cuplikan pernyataan dari pak Mu'isy berikut ini:

"Seperti halnya saya selalu berkomunikasi lewat telefon kepada orang tua siswa untuk mengingatkan putra putrinya disuruh latihan dirumah, kemudian untuk menjaga kesehatan guna persiapan lomba."31

Hal senada juga disampaikan oleh salah satu peserta kegiatan ekstrakurikuler simtudduror, yaitu Ummu Aisyatil H.B ia mengatakan

"Iya orang tua mendukung saya, terutama kakak saya yang suka menyuruh saya untuk selalu berangkat latihan."32

f. Adanya motivasi yang tinggi

Siswa merasa, mereka memiliki bakat dalam bidang kegiatan seni baca al-Qur'an, sehingga mereka selalu berusaha untuk terus belajar, dan juga mereka melihat orang-orang disekitar mereka yang memiliki kemampuan tilawah yang bagus sehingga mereka termotivasi untuk mengasah dan menggali kemampuan mereka dibidang tersebut.

Berikut cuplikan penjelasan dari Moh. Rifki Hafidz:

30 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.

31 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.

32 Ummu Aisyatil H.B, Siswi Kelas VIII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 30 Mei 2015.

83

"Saya merasa senang dapat selalu hadir mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an, karena terinspirasi oleh para qori’

yang terkenal dengan kehebatannya dalam bertilawah. Sehingga saya selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan saya ini dari mulai tartil sampai benar-benar bisa berilawah. Menurut saya, di samping materi seni baca al-Qur’an yang menarik untuk dipelajari juga dapat menambah kecintaan kita dalam membaca al-Qur’an. Saya pernah mengikuti lomba tartil (Pa) MTQ/STQ Pelajar Kec. Wiradesa dengan mendapat juara 3".33

g. Keinginan dan kesungguhan guru untuk mengembangkan bakat siswa dibidang simtudduror

Guru mengharapkan kegiatan simtudduror di MTs 45 dapat dikembangkan lebih baik lagi. Kegiatan yang sempat terhenti ini kemudian mulai digerakkan kembali oleh guru, agar siswa siswi dapat mencoba mengasah kemampuan mereka dalam bidang kegiatan simtudduror tersebut. Berikut cuplikan penjelasan dari Ahmad Kafafi selaku pembimbing:

"Semenjak saya disini kegiatan ini cukup banyak diminati oleh anak-anak. Hampir semua dari masing-masing kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX mereka aktif mengikutinya. kegiatan ini sempat terhenti kemudian mencoba untuk membangkitkan kembali dan Alhamdulillah anggota yang sekarang ada mencapai 40 siswa dari tingkatan kelas VII dan VIII khususnya. Dan saya coba untuk memotivasi mereka yang memang berminat untuk mengembangkan bakatnya dalam kegiatan simtudduror ini."34

33 Moh. Rifki Hafidz, Siswa Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.

34 Ahmad Kafafi, Guru Pembimbing Simtudduror, Wawancara Pribadi dan Observasi, Wiradesa, 30 Mei 2015.

84 2. Faktor Penghambat

a. Minimnya waktu anak untuk belajar

Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan hanya satu minggu satu kali yaitu setiap hari rabu pukul 16.00 WIB, dan mengingat kegiatan ini bukan termasuk kedalam kurikulum seperti halnya kegiatan pramuka, ini menjadikan salah satu penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan seni baca al-Qur'an.

Penjelasan tersebut didukung dari pernyataan salah satu siswa yang merasa kurang dalam jam latihannya, berikut penuturannya:

"Saya juga dirumah mengikuti kursus pelatihan qiro’ah, sebab waktu latihan disekolah menurut saya masih kurang. Karena keinginan saya suatu saat nanti saya bisa menjadi qori’ yang terbaik."35

b. Siswa kurang percaya diri

Siswa lain yang ingin mengikuti kegiatan ini merasa tidak percaya diri, siswa cenderung tidak berani untuk mencoba padahal mayoritas kualitas bacaan tajwid mereka sudah bagus. Berikut penjelasan dari guru terkait faktor penghambat tersebut:

"siswa MTs 45 sebenarnya mayoritas anak-anaknya sudah bagus dalam membaca al-Qur'an, yaitu dari segi tajwidnya. Tetapi mereka cenderung belum berani untuk mencoba belajar seni baca al-Qur'an."36

c. Sarana prasarana madrasah yang kurang mendukung

Minimnya sarana dan prasarana dalam kegiatan ekstrakurikuler menjadikan alasan tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan, hal ini dapat

35 Wafiqu Rohman, Siswa Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.

36 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, wawancara pribadi dan Observasi, Wiradesa, 11 Mei 2015.

85

dilihat dari beberapa pendapat informan yang berhasil peneliti temukan.

Terkait dengan minimnya fasilitas yang ada M. Syauqi Mustofa mengataka:

"Hal-hal yang masih perlu diperbaiki dalam kegiatan ini adalah, dalam penambahan alat musiknya, sebab ada beberapa alat yang masih meminjam."37

Selain itu Ahmad Hafidhin mengungkapkan bahwa

"Kalo kekurangannya ada mbak fasilitas alat musik durror yang kurang lengkap bas, dombok tidak ada."38

d. Malasnya siswa

Siswa cenderung gampang terpengaruh dengan siswa lain ketika satu tidak berangkat, yang lain ikut-ikutan tidak mau berangkat.

Ini menjadi salah satu faktor atau kendala bagi guru pembimbing kegiatan untuk mengajak mereka latihan.

"Ketika saya menyuruh mereka (anak-anak) untuk berangkat berlatih, ada beberapa anak yang enggan atau malas untuk berangkat kemudian yang lain jadi ikut-ikutan tidak berangkat tetapi hanya anak tertentu saja yang demikian."39

e. Biaya

Faktor biaya menjadi salah satu penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan simtudduror, sebab ketika akan mengikuti lomba-lomba, sekolah harus menyiapkan anggaran yang tentu tidak sedikit. Beda dengan kegiatan seni baca al-Qur'an, pada kegiatan tersebut anggran yang diperlukan hanya sedikit, yaitu hanya membawa satu atau dua peserta untuk diikutkan, sedangkan simtudduror harus

37 M. Syauqi Mustofa, Siswa Kelas IX A, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 7 Juni 2015.

38 Ahmad Hafidhin, Siswa Kelas VIII C, wawancara Pribadi, Wiradesa, 7 Juni 2015

39 Ahmad Kafafi, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Simtudduror , Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.

86

menyiapkan banyak hal, dari transportasi karena anaknya banyak jadi perlu menyewa kendaraan, kemudian konsumsi dan lain lain. Berikut cuplikan penjelasan guru pembimbing:

"Terkendala pada faktor biaya yaitu ketika akan mengikuti lomba harus menyiapkan dana sendiri dari transport, makan dan biaya pendaftaran."40

40 Ibid., Ahmad Kafafi.

Dokumen terkait