BAB III
GAMBARAN UMUM IMPLEMENTASI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN BAKAT SISWA MTS 45 WIRADESA PEKALONGAN
A. Gambaran Umum MTs 45 Wiradesa.
1. Sejarah Berdirinya
MTs 45 Wiradesa berdiri pada tanggal 1 Januari 1971 dengan akta notaris nomor 22 tahun 1983 dan disahkan pada tanggal 24 Juli 1990, merupakan salah satu Madrasah Tsanawiyah yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Al-Amin Kauman Wiradesa Pekalongan, di atas tanah wakaf milik bapak Tasbichah warga desa Kauman Wiradesa. Yayasan ini berdasar Islam, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tokoh- tokohnya antara lain: Achmad Sayuti, Dr. Achmad Taisir, Achmad Zainuddin, Ky. Mohammad Fauzi, Nasechan.
Alasan didirikannya MTs 45 Wiradesa karena di wilayah Kauman Wiradesa Pekalongan belum ada sekolah lanjutan menengah pertama (SMP) yang bercirikan keagamaan/SMP Plus, maka perlu adanya MTs yang mata pelajarannya disamping umum juga mata pelajaran Agama.
MTs 45 Wiradesa adalah satu-satunya Madrasah Tsanawiyah yang ada di daerah Kauman Wiradesa Pekalongan. Maka dari itu banyak orang tua yang berminat untuk menyekolahkan anaknya di Madrasah Tsanawiyah 45 Wiradesa, selain letaknya yang strategis juga didukung oleh kualitas guru pengajar yang berkompeten di bidangnya. Dengan berjalannya waktu tiap 52
53
tahunnya Madrasah selalu mengalami perkembangan. Bangunan yang berdiri di atas tanah yang luasnya 1.038 m2 berkembang dari yang tadinya hanya satu lantai kini menjadi dua lantai, jumlah ruang kelas pun yang tadinya hanya terdiri dari 7 ruang menjadi 10 ruang kelas, dan sarana prasarana yang semakin menunjang.1
2. Letak Geografis MTs 45 Wiradesa
MTs 45 Wiradesa merupakan salah satu sekolah tingkat menengah pertama (SMP) yang memadukan antara ilmu umum dan ilmu agama. Dari segi lokasi MTs 45 Wiradesa terletak di wilayah yang strategis dan mudah dijangkau, sebab berada dekat dengan masjid Kauman Wiradesa. Luas tanah seluruhnya adalah 1.038 m2. MTs 45 Wiradesa terletak dipinggiran utara Kabupaten Pekalongan tepatnya di Desa Kauman, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Letak Madrasah di lokasi pedesaan sehingga sangat mendukung kegiatan pembelajaran.
Adapun batas-batas dari MTs 45 Wiradesa adalah:
Sebelah utara : MTs 45 Wiradesa
Sebelah selatan : Kelompok Belajar Anggrek Sebelah timur : Rumah Warga
Sebelah barat : Rumah Warga
Lingkungan MTs 45 Wiradesa sangat bersih dan nyaman.. Selain itu didukung kondisi fisik yang memungkinkan pula, seperti: ruang kelas yang memadai, ruang guru, ruang kepala madrasah, dan masih banyak
1 Syamsudin S.H., Kepala MTs 45 Wiradesa, Wawancara Pribadi, Wiradesa 11 Mei 2015.
54
yang lainnya, ditambah lagi dengan sarana penunjang pembelajaran lainnya.2
3. Struktur Organisasi dan Profil MTs 45 Wiradesa a. Struktur Organisasi
2 Dokumentasi Profil MTs 45 Wiradesa
KEPALA MTs 45 WIRADESA
SYAMSUDIN S.H NIP. 197907032007011015 KOMITE MADRASAH
MUSTOFA
KEPALA TATA USAHA RASWAD WAKA KURIKULUM
KURNIA WANDYASSTUTY, S. Pd WAKA UR KESISWAAN
MUSTOFA
WALI KELAS
WAKA HUMAS M. MU’ISY BAHRUDIN
SISWA GURU MAPEL PENGURUS YPI AL-AMIN
KH. M. FAUZI MAKHALI
PENGURUS MADRASAH SALAFIYAH H. A. ZAIBUDDIN MZ, S. Sos
55 b. Profil MTs 45 Wiradesa
Nama Sekolah : MTs 45 Wiradesa
Alamat : Desa Kauman Kec. Wiradesa Kab.
Pekalongan Didirikan pada : 01 Januari 1971
NSM : 212332626021
NSB : -
NIS : 210210
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi “C”
Telepon : (0285) 7928230
Kepala Sekolah : Syamsudin S.H
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Al-Amin Alamat Yayasan : Kauman Wiradesa Kab. Pekalongan Status Tanah : Milik Yayasan
Surat Kepemilikan Tanah : Wakaf
Luas Tanah : 1.038 m2
Nomor Rekening : Bank Jateng Capem PS. Wiradesa Nomor : 2-087-01840-4
Data Siswa : 382 Siswa
Data Ruang Kelas : 10 Ruang Kelas (Status Milik Sendiri) Jumlah Rombongan Belajar : 3 Rombongan Belajar Kelas VII
3 Rombongan Belajar Kelas VIII 4 Rombongan Belajar Kelas IX
56 Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi Hari Sumber Dana Operasional :
a. SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) b. Bantuan dari Pemerintah
4. Visi, Misi dan Tujuan MTs 45 Wiradesa a. Visi Madrasah
Visi merupakan gambaran masa depan madrasah yang diinginkan sebagai cita-cita bersama warga madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan. Visi Madrasah menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan arah ke mana Madrasah akan dikembangkan di masa mendatang.
Adapun visi MTs 45 Wiradesa adalah “Terciptanya Insan yang beriman, cerdas dan berprestasi, berakhlakul karimah dengan aqidah aswaja”.
Indikator Visi:
1. Meningkatkan kualitas keimanan dan Ibadah 2. Tinggi dalam prestasi akademik
3. Unggul dalam prestasi non akademik/keagamaan 4. Memiliki perilaku mulia dan keteladanan
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai aswaja
Seluruh warga Madrasah diharapkan merasa memiliki dan mencintai Madrasah sebagai tumpuan harapan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti sebagai bekal hidup di
57
masa datang yang lebih baik. Visi tersebut menjadi pedoman bagi seluruh warga madrasah tidak terkecuali pimpinan Madrasah dalam membuat kebijakan untuk mengembangkan MTs 45 Wiradesa di masa yang akan datang.
b. Misi Madrasah
Misi merupakan penjabaran yang dirumuskan dalam bentuk tindakan strategis untuk mewujudkan visi Madrasah. Adapun Misi MTs 45 Wiradesa adalah:
1. Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan secara religius.
2. Membiasakan perilaku mulia dan keteladanan dengan sholat berjamaah.
3. Melaksanakan proses pembelajaran dengan aktif, kreatif dan efisien, serta inovatif.
4. Mewujudkan tamatan yang cerdas secara komprehensif dan berkarakter.
5. Mewujudkan tamatan yang memiliki prestasi akademik dan non akademik.
6. Membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mengamalkan aqidah aswaja.
c. Tujuan Madrasah
1) Tujuan Jangka Panjang:
a. Dalam bidang akademik diharapkan nilai rata-rata hasil belajar di MTs 45 Wiradesa meningkat sebesar 1,00.
58
b. Mencapai target rata-rata nilai UN 5,50.
c. Dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dapat mempertahankan prestasi umum tingkat Kwaran dan dapat mewakili even tingkat kabupaten.
d. Dalam bidang olah raga prestasi cabang atletik dapat juara tingkat kecamatan sehingga dapat mewakili kecamatan dalam even yang lebih tinggi.
e. Dalam bidang budi pekerti diharapkan 100% peserta didik MTs 45 Wiradesa memiliki disiplin tinggi dan berbudi pekerti yang disertai dengan iman dan taqwa sehingga berakhlak mulia.
2) Tujuan Jangka Pendek:
a. Dalam bidang akademik Madrasah meningkat nilai rata-rata hasil belajar sebesar 1,00.
b. Dalam bidang olah raga prestasi cabang atletik dapat menjadi juara 10 besar tingkat kabupaten.
c. Dalam bidang budi pekerti diharapkan 75% peserta didik memiliki disiplin tinggi dan berakhlak mulia sesuai ajaran agama yang dianut warga Madrasah.3
5. Sarana dan Prasarana
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah tersedianya sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah,
3 Dokumentasi Profil MTs 45 Wiradesa
59
dengan adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, maka proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan akan lebih mudah, efektif dan efisien.
Adapun sarana prasarana yang ada di MTs 45 Wiradesa adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas Ruang
Ruang perpustakaan, ruang aula, ruang laboratorium, ruang komputer, ruang UKS, ruang koperasi dan ruang kantin.
b. Fasilitas Peralatan
Peralataan pada semua program di sekolah telah memenuhi standar baru jenis maupun jumlahnya.
Tabel 1. 1 a) Sarana Madrasah:
No. Ruang Jumlah
1. Meja Siswa 191 buah
2. Kursi Siswa 382 buah
3. Lemari 10 buah
4. Papan Tulis 10 buah
5. Meja Guru 22 buah
6. Kursi Guru 22 buah
7. Rak Buku Perpustakaan 4 buah 8. Lemar Alat dan Bahan 5 buah
b) Prasarana Madrasah:
1. Kamar Mandi : Ada
2. W. C : Ada
3. Tempat Cuci Tangan : Ada 4. Tempat Sampah : Ada 5. Kebersihan Lingkungan : Ada
60 6. Alat Peraga : Ada
7. Kantor : Ada
8. Listrik : Ada
9. Tempat Olah Raga : Ada
10. Kotak PPPK : Ada
11. Alat Pemadam Kebakaran: Ada 12. Papan Multi Media : Ada 13. Papan Pengumuman : Ada 14. Kotak Inspirasi : Ada
Berdasarkan pada tabel dan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs 45 Wiradesa telah mencukupi kebutuhan untuk operasional kegiatan belajar mengajar di Madrasah, namun demikian masih perlu adanya penambahan terutama untuk media/alat peraga agar memenuhi penggunaan media di semua kelas.
6. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, mandiri dan disiplin.
61
Adapun daftar nama guru dan karyawan MTs 45 Wiradesa adalah sebagai berikut:
No. Nama Status L/P Tempat/Tgl
Lahir
Pendidikan Mengajar Mapel 1. Syamsudin
S.H
Negeri L Pkl, 21 Oktober 1967
S1/UNIKA L/Hukum
PKN 2. Drs. A Machin
Alf
Swasta L Jepara, 3 Agustus 1954
S1/IAIN Fiqih 3. Saefudin, ST Swasta L Pkl, 19 Maret
1980
S1 TIK
4. M. Mu’isy Bahrudin
Swasta L Pkl, 13 April 1958
SP IAIN Bhs. Arab, NU
5. Noor Syamsiyah, S.Ag
Negeri P Pkl, 11 Februari 1977
S1/ PAI/
Tarbiyah
BP, Qur’an Hadits 6. Samadi Swasta L Pml, 3 Oktober
1965
PGSLTP PPKN, IPS 7. Mustofa Swasta L Batang, 5
Oktober 1985
PGA Penjaskes
8. Nur Faridah, S.
Pd
Swasta P Pkl, 09 Oktober 1975
S1/A IV Matematik 9. M. Yasin Swasta L Pkl, 07 Januari
1975
Ponpes Tarikh, K NU 10. M. Abdul
Manan, S.Ag
Swasta L Pkl, 24 April 1975
S1/IAIN/A IV
Qur’an Hadits 11. Dra. Arifiana
Hikmiyati
Swasta P Pkl 09 Juli 1963 S1/IAIN/A IV
SKI, U 12. Tayumi, Amd Swasta L Pml, 26 Oktober
1982
D III/A IPS 13. Zulaekha, S.
Pd
Swasta P Batang, 05 Februari 1984
S1/ FKIP/ A IV
Bhs.
Inggris 14. Dwiwati M
Isnaeni, S. Pd
Swasta P Brebes, 18 Maret 1974
D III/ A IV IPA 15. Kurnia
Wandyasstuty, S. Pd
Swasta P Pkl, 02 Juli 1981 S1/FKIP/A IV
Matematik a
16. Durotul Aliyah, S. Pd
Swasta P Pkl, 06
November 1981
S1/PKK Seni Budaya 17. Siti Umroh, S.
Ag
Negeri P Pkl, 10
November 1974
S1/IAIN A Akh Fiqh 18. Luberti, S. Pd Negeri P Pkl, 08 Agustus
1974
S1 Bhs.
Inggris, Jawa
62
19. Mushokhikhah Swasta P Pkl, 18 Mei 1984
Ponpes Takhasus 20. Dian Suslina,
S. Pd
Swasta P Pkl, 09 April 1985
S1 IPA
21. Dian Mei Nitiasari, S. Pd
Swasta P Pkl, 11 Mei 1983
S1/Bhs &
Seni
Bhs. Jawa
& Bhs.
Indonesia 22. Riyadi
Setiawan, S.
Pd
Swasta L Pkl, 26 Agustus 1985
S1/Pend Bh
& Ss
Bhs.
Indonesia 23. Raswad Swasta L Pkl, 01 Mei
1958
SMA Ka TU
24. Nur Hidayati Swasta P Pkl, 27 Juni 1963
PGAN TU
25. Sugiharti Swasta P Pkl, 22 Februari 1966
SMEAN TU
26. Khaerur Rozak Swasta L Pkl, 27 Oktober 1986
MTs Penjaga
Dari data tabel di atas, menerangkan bahwa guru dan karyawan di MTs 45 Wiradesa berjumlah 26 orang, diantaranya terdiri dari 4 orang guru PNS, 3 orang guru yayasan, 15 guru tidak tetap dan pegawai administrasi sebanyak 3 orang, serta 1 penjaga Madrasah.
7. Keadaan Siswa
Siswa merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa adanya siswa maka proses belajar mengajar tidak akan terjadi. Adapun siswa MTs 45 Wiradesa berjumlah 382 siswa yang terbagi menjadi 3 kelas yaitu siswa kelas VII, VIII, dan IX. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa MTs 45 Wiradesa adalah sebagai berikut.
63 Tabel 1. 2
Data Siswa MTs 45 Wiradesa
No. Kelas Jumlah Rombel
Jumlah Siswa L P Jumlah Ket
1. VII 3 Rombel 72 70 142
2. VIII 3 Rombel 53 59 112
3. IX 4 Rombel 55 73 128
Jumlah Keseluruhan 180 Siswa
202 Siswa
382 Siswa
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa keseluruhan sebanyak 382 siswa dengan jumlah 180 siswa laki-laki dan 202 siswa perempuan. Masing-masing tingkat terdiri dari beberapa kelas, yaitu kelas VII ada 3 rombel, kelas VIII ada 3 rombel dan kelas IX ada 4 rombel, sehingga jumlah kelas ada 10 ruang.4
B. Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan untuk Mengembangkan Bakat Siswa MTs 45 Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
Pelaksanaan suatu proses kegiatan pembelajaran yang baik memiliki tiga hal yang saling berkesinambungan yaitu perencanaan (tujuan), pelaksanaan (metode/cara, pendekatan), dan evaluasi (penilaian dan pengukuran). Ketiga unsur tersebut saling terkait satu sama lain.
4 Dokumentasi Profil MTs 45 Wiradesa dan Observasi tanggal 18 Mei 2015.
64 1. Perencanaan
Perencanaan dalam implementasi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk mengembangkan bakat siswa MTs 45 Wiradesa didasari oleh kebijakan sekolah, dimana MTs memiliki program kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang bertujuan untuk menjadikan siswa yang agamis dan cinta terhadap sholawat sebagai proses mendidik siswa dengan cara-cara tertentu agar siswa mendapatkan pendidikan dengan nilai-nilai agama Islam. Hal ini sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Syamsudin S.H selaku kepala MTs 45 Wiradesa Kabupaten Pekalongan, beliau mengatakan:
"tujuan diadakannya ekstrakurikuler keagamaan di MTs 45 Wiradesa yaitu sebagai proses mendidik siswa dengan cara-cara tertentu agar siswa memiliki karakter Islami, yang kemudian sekolah membentuk kegiatan keagamaan berupa seni baca al-Quran dan simtudduror, dan juga untuk membina bakat-bakat siswa yang berprestasi juga siswa yang belum berprestasi. Dari kedua kegiatan tersebut selain sebagai pengembangan bakat juga diharapkan siswa dapat memiliki rasa cinta terhadap al-Qur'an serta cinta terhadap sholawat."5
Selain itu beliau juga menyampaikan terkait sifat program yang ada di MTs 45 Wiradesa bahwa:
"Program ekstrakurikuler keagamaan di MTs 45 Wiradesa sifatnya sunnah mbak, artinya kegiatan ini tidak tercantum dalam kurikulum jadi anak-anak kadang masih banyak yang tidak mau berangkat karena alasan yang macam-macam. Dan tentunya kendala ataupun kekurangan- kekurangan itu masih menjadi PR buat kami yang harus segera diselesaikan."6
Senada dengan pernyataan tersebut Mu'isy Bahrudin selaku pembimbing kegiatan seni baca al-Qur'an berpendapat bahwa:
5 Syamsudin, Kepala MTs 45 Wiradesa Kabupaten Pekalongan, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
6 Ibid.,Syamsudin.
65
"Adanya ekstrakurikuler ini sejak berdirinya sekolah, sekitar tahun 1980'an. Dulu ketika sekolah masih menggunakan sistim EBTANAS ekstrakurikuler seni baca al-Qur'an masuknya ke Intrakurikuler, jadi sifatnya wajib tetapi beda dengan sekarang kegiatan ini sudah tidak bersifat wajib lagi, melainkan kegiatan yang masuk kedalam Intrakurikuler adalah pramuka."7
Berdasarkan wawancara diatas, dapat dipahami bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di MTs 45 Wiradesa merupakan salah satu kegiatan yang tidak termasuk dalam kegiatan pokok, atau tidak tercantum didalam kurikulum sekolah sehingga menjadi salah satu kekurangan dari pelaksanaan kegiatan sekolah. Dan adanya kegiatan ini disekolah memiliki tujuan agar dapat membentuk karakter Islami serta untuk mengembangkan bakat siswa-siswinya. Namun dari berbagai kekurangan yang ada sekolah tetap berusaha untuk menjadikan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di MTs 45 Wiradesa lebih baik lagi dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
2. Pelaksanaan
Sebelum membahas lebih lanjut tentang pelaksanaan kegiatan, disini peneliti akan menuliskan beberapa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada, adapun program ekstrakurikuler keagamaan di MTs 45 Wiradesa Pekalongan, antara lain: ekstrakurikuler seni baca al-Qur'an dan Simtudduror.
a. Ekstrakurikuler Seni baca al-Qur'an
7 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, wawancara pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
66
Kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur'an dilaksanakan setiap hari rabu jam 16.00 WIB yang diikuti oleh siswa kelas VII dan kelas VIII. Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari siswa siswinya, mereka sangat mengapresiasai adanya kegiatan seni baca al- Qur'an yang diadakan di sekolah, sebab dengan diadakannya kegiatan ini mereka dapat menyalurkan bakat mereka, dan seperti beberapa wawancara yang berhasil peneliti dapatkan diantaranya pendapat dari Wafiqu Rohman:
"saya sangat menyukai kegiatan ekstrakurikuler ini mbak sejak pertama saya masuk, saya sudah ikut, soalnya saya memang merasa mempunyai bakat dibidang ini. Saya sering meminta untuk latihan, soalnya kan sering teman-teman yang lain ga ikut jadi terkadang saya yang meminta latihan sendiri sama pak Mu'isy".8
Senada dengan pendapat diatas Latifatuz udzma mengatakan:
"ya mbak saya sangat menyukai kegiatan seni baca al-Qur’an di sekolah, karena saya suka mendengarkan orang bertilawah. Saya ingin belajar dan ingin bisa bertilawah seperti yang lainnya, dan orang tua juga mendukung saya ikut kegiatan tilawah. Saya berangkat tapi juga sering tidak hadir karena biasanya saya membantu ibu kalau sore, jadi sering tidak bisa berangkat."9
Adapun yang dikatakan oleh salah satu siswa kelas VII yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur'an, yaitu Khoirina Salsabila menjelaskan:
"saya sangat menyukai kegiatan ekstrakurikuler seni baca al- Qur’an, karena itu saya selalu berusaha untuk hadir dalam kegiatan tersebut dengan harapan dalam kegiatan ini saya dapat menyalurkan bakat di bidang seni baca al-Qur’an juga dapat menambah wawasan dan pengalaman. Alhamdulillah saya pernah mengikuti lomba tartil
8 Wafiqu Rohman, Siswa kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
9 Latifatuz Udzma, Siswi kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
67
(Pi) MTQ/STQ Pelajar Kecamatan Wiradesa dengan mendapat juara 2".10
Hal senada juga diungkapkan oleh Moh. Rifki Hafidz menjelaskan bahwa:
"saya merasa senang dapat selalu hadir mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an, karena terinspirasi oleh para qori’
yang terkenal dengan kehebatannya dalam bertilawah. Sehingga saya selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan saya ini dari mulai tartil sampai benar-benar bisa berilawah. Menurut saya, di samping materi seni baca al-Qur’an yang menarik untuk dipelajari juga dapat menambah kecintaan kita dalam membaca al-Qur’an. Saya pernah mengikuti lomba tartil (Pa) MTQ/STQ Pelajar Kec. Wiradesa dengan mendapat juara 3".11
Cara ataupun pendekatan yang guru lakukan untuk mengajak anak-anak giat berlatih tidak serta merta karena paksaan dari pihak manapun, guru tidak ingin memaksakan anak-anak harus latihan, dan harus ikut program kegiatan yang ada, biarlah semua berjalan sesuai dengan keinginan hati mereka masing-masing, karena menurut peneliti pribadi bahwa sesungguhnya segala sesuatu yang dipaksakan hasilnya tidak akan baik dan maksimal. Pernyataan dari guru tersebut dapat dibuktikan dengan wawancara yang berhasil peneliti dapatkan, berikut penjelasannya:
"Pasang surut dari mulai 25 anak, kemudian 10 anak dan sekarang kurang lebih menjadi 20 anak, bahkan dari anak itu tidak semuanya yang rutin mengikutinya. Kadang ada anak sering berangkat latihan dan juga tidak. Namanya anak ya mbak, mud mereka kadang berubah-ubah, dan saya juga tidak memaksakannya."12
10 Khoirina Salsabila, Siswi Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
11 Moh. Rifki Hafidz, Siswa Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
12 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, wawancara pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
68
Selain dari pihak sekolah pada hakikatnya dukungan dan motivasi dari orang tua murid sangatlah penting untuk dilibatkan, sebab dengan mengajak mereka ikut bekerja sama, artinya anak dapat mudah untuk diarahkan dan dipantau bersama-sama, tentunya agar tercapainya tujuan dan harapan yang diinginkan. Seperti penuturan dari pak Mu'isy Bahrudin berikut:
"selain dari pihak sekolah orang tua juga perlu mendukung dan memotivasi anak. Seperti halnya saya selalu berkomunikasi lewat telefon kepada orang tua siswa untuk mengingatkan putra putrinya disuruh latihan dirumah, kemudian untuk menjaga kesehatan guna persiapan lomba, seperti itu."13
Adapun yang dikatakan salah satu siswa tentang dukungan dari orang tua mereka, yaitu khoirina salsabila berikut cuplikannya:
"Orang tua saya mendukung agar saya ikut kegiatan ini, mereka tau bakat saya dibidang tilawah sehingga saya dirumah juga ikut belajar dengan mengikuti tempat pelatihan tilawah setiap minggunya."14
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa mereka mengikuti kegiatan rata-rata karena keinginan sendiri tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun, serta mereka memang menyukai kegiatan ini semata-mata karena ingin mengembangkan bakat mereka di bidang seni baca al-Qur'an, walaupun terkadang dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan jadwal latihan seperti biasanya, banyak dari mereka yang tidak bisa hadir dikarenakan adanya keperluan-keperluan lain, walaupun demikian hal tersebut tidak
13Ibid., Mu'isy Bahrudin.
14 Khoirina Salsabila, op.cit. Siswi kelas VII B.
69
menyurutkan semangat mereka untuk terus belajar dan berlatih dalam mengasah kemampuannya.
b. Ekstrakurikuler Simtudduror
Tujuan adanya kegiatan ekstrakurikuler simtudduror di MTs 45 ini dikarenakan untuk memberikan nilai-nilai pendidikan kepada siswa siswinya, khususnya pendidikan Islami seperti yang dituturkan oleh pembimbing kegiatan, pak Kafafi menjelaskan:
"Bahwasannya simtudduror merupakan salah satu kegiatan dakwah Islam yang dilakukan sejak zaman nabi kita Muhammad SAW. hingga sekarang. Kemudian seiring berkembangnya waktu dan zaman, simtudduror akhirnya berkembang dengan menggunakan iring- iringan musik dari rebana, kincingan, bas dan lain sebagainya. Bakat dan minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini dapat terlihat dengan melihat mereka mendalami visi dan misi yang ada dalam kegiatan ini mbak. Visi dan misi yang dimaksudkan diantaranya adalah mempertahankan budaya ke-Islaman yang dimiliki, menumbuhkan rasa cinta dan kasih siswa kepada Rasulnya Muhammad Saw., simtudduror merupakan salah satu usaha untuk menyebarkan agama Islam, dan juga simtudduror merupakan warisan kebudayaan Islam yang dimiliki oleh umat Islam, sepatutnya untuk dijaga dan dibanggakan".15
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan simtudduror di MTs 45 Wiradesa dilaksanakan setiap hari Ahad jam 14.00-16.00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler simtudduror di MTs 45 Wiradesa ada sejak pertama kali berdirinya atau adanya sekolah tersebut, yaitu sekitar tahun 80'an. Adapun kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas VII, VIII dan IX. Tetapi untuk siswa kelas IX mereka tidak diwajibkan untuk selalu ikut, sebab kelas IX akan menghadapi ujian, maka mereka tidak difokuskan untuk mengikuti latihan seperti jadwal yang ada.
15 Ahmad Kafafi, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Simtudduror , Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
70
Dengan diadakannya kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa, sangatlah baik untuk dilakukan, mengingat siswa berbakat perlu adanya bimbingan, arahan serta motivasi-motivasi yang selalu dibutuhkan mereka. Motivasi dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrensiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.16 Adapun motivasi-motivasi yang diberikan kepada peserta didik oleh pembimbing kegiatan ekstrakurikuler simtudduror adalah sebagai berikut:
"Motivasi yang diberikan adalah, sering kali anak-anak malas dalam mengikuti latihan, untuk latihan rutin seperti yang sudah dijadwalkan mereka terkadang malas untuk berangkat, dan untuk itu motivasi yang saya berikan kepada mereka adalah saya selalu tak henti-hentinya mengingatkan mereka agar mau berlatih, kemudian mengingatkan akan tujuan dan keinginan yang dicita-citakan bersama yaitu menjadi juara dalam kompetisi kegiatan ekstrakurikuler simtudduror dan dapat mengaharumkan nama sekolah".17
Adapun penjelasan dari beberapa peserta kegiatan simtudduror yang berkaitan dengan pengalaman mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Seperti yang dituturkan oleh M. Syauqi Mustofa sebagai berikut:
"saya senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan simtudduror, saya mengikuti kegiatan ini sejak kelas VII, simtudduror adalah salah satu kegiatan yang saya sukai, sebab dari kecil, waktu saya masih duduk di Madrasah Ibtidaiyah saya sudah mengikutinya
16 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), cetakan pertama, hlm. 23.
17 Ahmad Kafafi, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Simtudduror , Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
71
selain itu kegiatan ini bisa menambah kecintaan kita kepada Rasulullah dengan selalu bersholawat, juga dapat mengasah kemampuan saya dalam bidang ini, orang tua sangat mendukung saya sebab dirumah juga orang tua memiliki anggota grup durror. Menurut saya ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki dalam kegiatan ini seperti, dalam penambahan alat musiknya, sebab ada beberapa alat yang masih meminjam, kemudian saya menginginkan untuk didatangkan seorang pelatih yang benar-benar sangat berpengalaman dibidangnya, sebab menurut saya untuk pembimbing yang sekarang belum begitu banyak pengalaman dibandingkan dengan guru sebelumnya, namun yang sekarang sudah pindah, sehingga kalau latihan yang sekarang masih monoton saja. Selain itu menurut saya adik-adik kelas yang sekarang punya semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan, tapi masih kadang mereka malu-malu kalau ada kita yang kelas IX. Harapan saya semoga kedepan peminatnya semakin banyak, semakin bagus dalam berlatih dan juga dapat meraih prestasi yang diinginkan selama ini."18
Senada dengan pendapat diatas Ummu Aisyatil H.B juga menjelaskan:
"saya senang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler simtudduror, melalui kegiatan ini saya ingin menyalurkan bakat karena saya memiliki kemampuan pada segi suara dan juga karena dorongan dan motivasi yang selalu diberikan guru pembimbing simtudduror, supaya saya ikut menjadi anggota ini."19
Kemudian M. Fatkhan Falakh juga mengatakan:
"Saya menyukai kegiatan ini, saya mengikuti ekstra ini dari kelas VII, saya suka dibimbing oleh guru sekarang dibanding dengan guru sebelumnya, menurut saya yang sekarang tidak galak dan santai kalau mengajar, saya juga sering berangkat ketika latihan mbak, tapi terkadang tidak berangkat soalnya teman saya juga tidak berangkat.
Menurut saya kegiatan ekstrakurikuler simtudduror di sekolah ini sudah bagus cuman yang sekarang seperti kurang kompak mbak.20
Berbeda dengan pendapat Nur Mualif siswa kelas VII, ia mengatakan bahwa:
"Tidak begitu suka kegiatan ini, sedang–sedang saja. Karena saya mengikuti kegiatan ini hanya untuk mengisi waktu luang.
Awalnya karena melihat teman-teman yang ikut kegiatan ini jadi saya
18 M. Syauqi Mustofa, Siswa Kelas IX A, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 7 Juni 2015.
19 Ummu Aisyatil H.B, Siswi Kelas VIII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 30 Mei 2015.
20 M. Fatkhan Falakh, Siswa Kelas VIII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 30 Mei 2015.
72
ikut mendaftar durror.Iya orang tua mendukung, tetapi saya sedikit kurang menyukai sebenarnya."21
Sedangkan penguasaan kemampuan siswa dalam masing-masing kegiatan, guru pembimbing membuat kriteria khusus penilaian terhadap siswa-siswinya yang pertama dalam kegiatan seni baca al-Qur'an yang dibimbing oleh Mu'isy Bahrudin beliau menjelaskan:
"Dalam hal penguasaan seni baca al-Qur’an, siswa dituntun untuk memiliki kemampuan yang baik dalam membaca al-Qur’an. Membaca al- Qur’an yang baik berarti siswa sudah memiliki kemampuan dasar dalam membaca al-Qur’an, dan menguasai bacaan tajwidnya. Kemudian bakat dalam seni baca al-Qur’an dapat dilihat dari kemampuan melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dengan baik, indah dan benar. Sehingga dalam melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dengan seni tersebut tidak menyalahi hukum tajwid."22
Untuk lebih jelasnya berikut hasil penilaian dari guru pembimbing tentang kemampuan siswa dalam seni baca al-Qur'an yang berhasil peneliti dapatkan:
Data Kemampuan Seni Baca Al-Qur’an Siswa MTs 45 Wiradesa23
21 Nur Mualif, Siswa Kelas VII A, Wawancara Pribadi, Wiradesa 7 Juni 2015.
22 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, Wawancara Pribadi dan Observasi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
23 Ibid., M. Mu’isy Bahrudin.
No Kelas Nama Siswa Kemampuan Seni Baca Al-Qur’an Sangat baik Baik Kurang baik
1 VII A Millatun Izzah V
2 VII A Ayu Lestari V
3 VII B Ayu Widdih Asih V
4 VII B Aliyah Miftah An nadia V
5 VII B Evani Sari V
73
Kemudian hasil wawancara dengan guru pembimbing simtudduror tentang cara mengetahui penguasaan kemampuan siswa dalam kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
"Dengan cara mengetahui mereka bisa menyesuaikan iringan lagunya dengan harmoni yang sesuai, seperti antara alat musik dengan vocal."
Data Kemampuan Simtudduror Siswa MTs 45 Wiradesa24
24 Ahmad Kafafi, Guru Pembimbing Simtudduror, Wawancara Pribadi dan Observasi pada tanggal 30 Mei 2015.
6 VII B Rosy Meilinda V
7 VII B Rivaningsih V
8 VII B Ulfa Amilatun V
9 VII B Moh. Rifki Hafidz V
10 VII B Wafiqu Rohman V
11 VII B Ismatul Maula V
12 VII B Salma Safitri V
13 VII B Nur Amalia Fitri Yani V
14 VII B Kharisma Alfi N. V
15 VII B Vita Fania Dewi V
16 VII B Siti Imanina V
17 VII B Niswatul Aulia V
18 VII B Latifatul Udzma V
19 VIII B Dian Puspita Rani V 20 VIII B Khoirina Salsabila V
No Kelas Nama Siswa Kemampuan Seni Baca Al-Qur’an Sangat baik Baik Kurang baik 1 VIII B Ummu Aisyatil H.B V
74
2 VIII B M. Fatkhan Falakh V
3 VIII B M. Fauzul Khaq V
4 VIII B M. Dandi Fatwa A. V 5 VIII B Alma Fachir Dafa A. V
6 VIII B Tio Aji Prayogo V
7 VIII B M. Khailurrohman V
8 VIII B Winda Ayu Lestari V 9 VIII B Vina Milatul CH. V 10 VIII B Khoirina Salsabila V
11 VIII B Uswatun Khasanah V
12 VIII B Dinda Ayu Nabila V
13 VIII A Syahrul Umam V
14 VIII A Khairul Anam V
15 VIII C Ahmad Khafidhin V
16 VIII C Zidni Ilma Nafiah V
17 VIII C Khaerul Falah V
18 VIII C Enita Ratna Anjali V
19 VII C Salman Al- farisy V
20 VII C M. Adib Danial V
21 VII C Ubaidillah V
22 VII C Aisyah Khairatun N. V
23 VII B Putri Nur Karimah V
24 VII B Aliyah Miftach A. V
25 VII B Wildan Mufid V
26 VII B M. Fatkhan Falah V
27 VII B Bahraini Syarifah V
28 VII B Sinta Silvina V
29 VII A Ayu Lestari V
30 VII A Amar Mutholib V
31 VII A Nur Rizqiyah V
75
Berdasarkan hasil wawancara bahwa implementasi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk mengembangkan bakat siswa MTs 45 Wiradesa tergolong baik. Dibuktikan dengan siswa yang rutin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diselenggarakan di madrasah.
Meski terkadang mereka tidak berangkat karena ada keperluan dan tugas yang harus mereka selesaikan. Kemudian berdasarkan dari data kemampuan siswa menunjukkan bahwa kemampuan mereka dalam bidang seni baca al-Qur’an dan simtudduror rata-rata sudah baik. Walaupun demikian tidak semua siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan benar-benar menyukai dan ingin mengembangkan bakat mereka dibidang itu, hal tersebut ditunjukkan oleh salah satu pendapat siswa ia menjelaskan bahwa mengikuti kegiatan itu semata-mata hanya sekedar mengisi waktu luang saja dan ia tidak begitu menyukainya.
3. Evaluasi
Evaluasi atau penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan
32 VII A Khoirun Nisa S. V
33 VII A Naylil Maghfiroh V
34 VII A Al- Citra Asyira V
35 VII A Nur Mualif V
36 VII A Ida Farida V
37 VII A Annisa Risky F. V
38 VII A Nur Aufa V
39 VIII B Saeful Huda V
40 VIII B M. Zainul Iroqi V
76
secara kualitatif, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku raport. Untuk mengetahui hasil dari suatu aktivitas, maka diperlukan evaluasi guna memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang kegiatan seni baca al-Qur'an dan simtudduror. Namun dalam praktiknya penilaian yang sampai kepada nilai raport hanya pada bidang kegiatan seni baca al-Qur'annya, sedangkan simtudduror belum menyertakan kegiatan ini sampai pada penilaian raport.25
Berikut adalah bentuk penilaian untuk kriteria ketuntasan penguasaan siswa dalam bidang seni baca al-Qur'an dengan menggunakan tiga kriteria penilaiannya26:
Penilaian Bidang Tajwid
No .
Jenis Yang Dinilai
Salah Jali Salah Khafi Jumlah Pengura ngan
Nilai
Akhir Ket.
Berap a Kali
Jumla h
Berap a Kali
Jumla h
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
Makharijul huruf
X3= XI= Nilai
Max=
40 2 Sifatul
Huruf
X3= XI=
3 Ahkamul Huruf
X3= XI=
4 Ahkamul madd wal
X3= XI=
25 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing, Hasil wawancara, Wiradesa 20 Oktober 2015.
26 Dokumentasi, Buku Pedoman Musabaqah al-Qur'an
77 Qashr
Angka Max. 30 Jumlah
Penilaian Bidang Fashahah & Adab
Penilaian Bidang Suara & Lagu No. Jenis Yang
Dinilai
Salah Jali Salah Khafi Jumlah Pengura ngan
Nilai
Akhir Ket.
Berap a
Jumla h
Berap a
Jumla h
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
Ahkamul Waqf wal Ibtida
X3= XI=
2
Mura'atul huruf wal harakat
X3=
3
Mura'atul kalimat wal ayat
X3= XI=
4 Adabul
Tilawah XI=
Nilai Maksimal 30 Jumlah:
No. Jenis Yang Dinilai
Nilai Maksimal
Pengurang an Nilai
Jumla h
Perole han Nilai
Ket.
Penyisih
an Final
78
Berdasarkan perencanaan dan pelaksanaan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka evaluasi menjadi tahapan terakhir sebagai penilaian terhadap implementasi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk mengembangkan bakat siswa MTs 45 Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
Dalam evaluasi ini, yang menjadi sorotan adalah pihak-pihak yang bersangkutan dalam kegiatan, yaitu kepala sekolah, guru pembimbing kegiatan dan siswa. Menurut hasil pengamatan peneliti bahwa program ini sudah berjalan cukup baik, hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan pihak sekolah dalam mendukung penuh terhadap pelaksanaan kegiatan, walaupun kendala dan kekurangan masih banyak ditemukan seperti halnya siswa siswi yang tidak selalu hadir dalam kegiatan dan lain sebagainya.
1 Suara 10 12 XI=
2 Jumlah Lagu 8 10 XI=
3 Lagu pertama &
penutup 6 - XI=
4
Peralihan, keutuhan, &
tempo
6 6
5 Irama, gaya &
variasi 6 8 XI=
6 Pengaturan
Nafas 4 4
NILAI AKHIR
79
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler seni baca al- Qur’an dan simtudduror di MTs 45 Wiradesa diharapkan dapat mengembangkan potensi dan bakat siswanya. Karena bakat tidak hanya berasal dari keturunan saja melainkan juga dapat terbentuk melalui proses belajar. Dan juga siswa yang mengikuti kegiatan ini, tidak ada unsur paksaan dalam mengikutinya, semata-mata mereka ikut karena menyukai dan ingin terus mengasah kemampuan mereka serta adanya dukungan dari orang tua menjadi motivasi yang baik untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki dalam bidang tersebut. Dan bakat yang tersalurkan dengan baik, tentunya dapat membuahkan prestasi yang baik pula. Dengan adanya minat siswa yang tinggi pada bidang seni baca al-Qur’an dan simtudduror, maka siswa berusaha untuk selalu belajar dan berlatih. Dalam mengembangkan bakatnya, siswa tidak hanya belajar di madrasah saja, tetapi juga di rumah.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan untuk Mengembangkan Bakat Siswa MTs 45 Wiradesa
Peran guru dalam mengembangkan bakat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di MTs 45 Wiradesa lantas berjalan mulus terus tanpa hambatan ataupun tantangan. Tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap kegiatan/program pasti terdapat hambatan/kendala dalam pelaksanaannya. Begitu juga pengembangan bakat siswa di MTs 45
80
Wiradesa, pastinya terdapat kendala yang dapat menghambat proses pengaktualisasian dan pengapresiasiannya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat diketahui adanya faktor yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk mengembangkan bakat siswa baik dalam bidang kegiatan seni baca al- Qur'an dan simtudduror adalah sebagai berikut.
1. Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dari kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di MTs 45 Wiradesa adalah
a. Adanya kemampuan/kompetensi dan pengalaman guru
Guru pembimbing kegiatan seni baca al-Qur'an yaitu pak Mu'isy Bahrudin memiliki kemampuan dalam melantunkan ayat-ayat al-Qur'an dengan suara yang bagus dan indah, beliau merupakan Qori' yang cukup eksis diwilayah sekitar Wiradesa, dan banyak juga prestasi yang pernah beliau dapatkan. Seperti penuturan berikut yang beliau sampaikan:
"Saya Alhamdulillah pernah memiliki beberapa pengalaman mengikuti lomba-lomba diantaranya tahun 1979 mendapat juara 2 golongan remaja tingkat propinsi, tahun 1981 pernah mewakili mahasiswa IAIN wali 9 di Semarang dan juga pernah beberapa dipercaya masyarakat untuk mengisi tilawah al-Qur'an di berbagai acara walimah pernikahan."27
b. Anak rajin berlatih dan belajar
Pada umumnya anak-anak giat dan semangat untuk berlatih dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, karena mereka ingin
27 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, Wawancara Pribadi dan Observasi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
81
berhasil dan dapat meraih prestasi yang diimpikan. Seperti yang disampaikan oleh salah satu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler seni baca al-Qur'an:
"Saya sangat menyukai kegiatan ekstrakurikuler ini mbak sejak pertama saya masuk, saya sudah ikut. Soalnya kan sering teman-teman yang lain ga ikut jadi terkadang saya yang meminta latihan sendiri sama pak Mu'isy".28
c. Minat siswa tinggi
Siswa mempunyai minat yang tinggi dalam kegiatan seni baca al-Qur'an yaitu dilihat beberapa diantara mereka yang semangat untuk berlatih, sampai-sampai mereka mengikuti pelatihan qiro'ah dirumah.
Seperti pernyataan yang disampaikan seorang siswi yang pernah mendapat juara 2 tilawah tingkat Kecamatan, Khoirina Salsabila:
"Orang tua saya mendukung agar saya ikut kegiatan ini, mereka tau bakat saya dibidang tilawah sehingga saya dirumah juga ikut belajar dengan mengikuti tempat pelatihan tilawah setiap minggunya".29
d. Latar belakang yang baik dalam membaca al-Qur’an
Rata-rata seluruh siswa di MTs memiliki penguasaan tajwid yang bagus, dan hal ini menjadi salah satu faktor pendukung utama bagi mereka untuk bisa bertilawah atau belajar seni baca al-Qur'an.
Seperti yang disampaikan guru pembimbing kegiatan seni baca al- Qur'an berikut:
"Dalam hal penguasaan seni baca al-Qur’an, siswa dituntun untuk memiliki kemampuan yang baik dalam membaca al-Qur’an.
Membaca al-Qur’an yang baik berarti siswa sudah memiliki kemampuan dasar dalam membaca al-Qur’an, dan menguasai bacaan
28 Wafiqu Rohman, Siswa Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
29 Khoirina Salsabila, Siswa Kelas VIII B MTs 45 Wiradesa, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
82
tajwidnya. Bakat dalam seni baca al-Qur’an dapat dilihat dari kemampuan mereka dengan cepat dapat menirukan nada yang disampaikan guru dan kemampuan mereka dalam melantunkan ayat- ayat suci al-Qur’an dengan baik, indah dan benar."30
e. Kepedulian orang tua
Orang tua perduli akan minat dan bakat anak-anaknya, mereka mendukung segala aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan di sekolah. Kemudian komunikasi yang terjalin cukup baik antara guru dan orang tua siswa sehingga diharapkan anak-anaknya dapat mengukir prestasi yang membanggakan. Seperti cuplikan pernyataan dari pak Mu'isy berikut ini:
"Seperti halnya saya selalu berkomunikasi lewat telefon kepada orang tua siswa untuk mengingatkan putra putrinya disuruh latihan dirumah, kemudian untuk menjaga kesehatan guna persiapan lomba."31
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu peserta kegiatan ekstrakurikuler simtudduror, yaitu Ummu Aisyatil H.B ia mengatakan
"Iya orang tua mendukung saya, terutama kakak saya yang suka menyuruh saya untuk selalu berangkat latihan."32
f. Adanya motivasi yang tinggi
Siswa merasa, mereka memiliki bakat dalam bidang kegiatan seni baca al-Qur'an, sehingga mereka selalu berusaha untuk terus belajar, dan juga mereka melihat orang-orang disekitar mereka yang memiliki kemampuan tilawah yang bagus sehingga mereka termotivasi untuk mengasah dan menggali kemampuan mereka dibidang tersebut.
Berikut cuplikan penjelasan dari Moh. Rifki Hafidz:
30 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
31 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
32 Ummu Aisyatil H.B, Siswi Kelas VIII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 30 Mei 2015.
83
"Saya merasa senang dapat selalu hadir mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an, karena terinspirasi oleh para qori’
yang terkenal dengan kehebatannya dalam bertilawah. Sehingga saya selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan saya ini dari mulai tartil sampai benar-benar bisa berilawah. Menurut saya, di samping materi seni baca al-Qur’an yang menarik untuk dipelajari juga dapat menambah kecintaan kita dalam membaca al-Qur’an. Saya pernah mengikuti lomba tartil (Pa) MTQ/STQ Pelajar Kec. Wiradesa dengan mendapat juara 3".33
g. Keinginan dan kesungguhan guru untuk mengembangkan bakat siswa dibidang simtudduror
Guru mengharapkan kegiatan simtudduror di MTs 45 dapat dikembangkan lebih baik lagi. Kegiatan yang sempat terhenti ini kemudian mulai digerakkan kembali oleh guru, agar siswa siswi dapat mencoba mengasah kemampuan mereka dalam bidang kegiatan simtudduror tersebut. Berikut cuplikan penjelasan dari Ahmad Kafafi selaku pembimbing:
"Semenjak saya disini kegiatan ini cukup banyak diminati oleh anak-anak. Hampir semua dari masing-masing kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX mereka aktif mengikutinya. kegiatan ini sempat terhenti kemudian mencoba untuk membangkitkan kembali dan Alhamdulillah anggota yang sekarang ada mencapai 40 siswa dari tingkatan kelas VII dan VIII khususnya. Dan saya coba untuk memotivasi mereka yang memang berminat untuk mengembangkan bakatnya dalam kegiatan simtudduror ini."34
33 Moh. Rifki Hafidz, Siswa Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
34 Ahmad Kafafi, Guru Pembimbing Simtudduror, Wawancara Pribadi dan Observasi, Wiradesa, 30 Mei 2015.
84 2. Faktor Penghambat
a. Minimnya waktu anak untuk belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakukan hanya satu minggu satu kali yaitu setiap hari rabu pukul 16.00 WIB, dan mengingat kegiatan ini bukan termasuk kedalam kurikulum seperti halnya kegiatan pramuka, ini menjadikan salah satu penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan seni baca al-Qur'an.
Penjelasan tersebut didukung dari pernyataan salah satu siswa yang merasa kurang dalam jam latihannya, berikut penuturannya:
"Saya juga dirumah mengikuti kursus pelatihan qiro’ah, sebab waktu latihan disekolah menurut saya masih kurang. Karena keinginan saya suatu saat nanti saya bisa menjadi qori’ yang terbaik."35
b. Siswa kurang percaya diri
Siswa lain yang ingin mengikuti kegiatan ini merasa tidak percaya diri, siswa cenderung tidak berani untuk mencoba padahal mayoritas kualitas bacaan tajwid mereka sudah bagus. Berikut penjelasan dari guru terkait faktor penghambat tersebut:
"siswa MTs 45 sebenarnya mayoritas anak-anaknya sudah bagus dalam membaca al-Qur'an, yaitu dari segi tajwidnya. Tetapi mereka cenderung belum berani untuk mencoba belajar seni baca al- Qur'an."36
c. Sarana prasarana madrasah yang kurang mendukung
Minimnya sarana dan prasarana dalam kegiatan ekstrakurikuler menjadikan alasan tersendiri dalam pelaksanaan kegiatan, hal ini dapat
35 Wafiqu Rohman, Siswa Kelas VII B, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 24 Mei 2015.
36 Mu'isy Bahrudin, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Baca al-Qur'an, wawancara pribadi dan Observasi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
85
dilihat dari beberapa pendapat informan yang berhasil peneliti temukan.
Terkait dengan minimnya fasilitas yang ada M. Syauqi Mustofa mengataka:
"Hal-hal yang masih perlu diperbaiki dalam kegiatan ini adalah, dalam penambahan alat musiknya, sebab ada beberapa alat yang masih meminjam."37
Selain itu Ahmad Hafidhin mengungkapkan bahwa
"Kalo kekurangannya ada mbak fasilitas alat musik durror yang kurang lengkap bas, dombok tidak ada."38
d. Malasnya siswa
Siswa cenderung gampang terpengaruh dengan siswa lain ketika satu tidak berangkat, yang lain ikut-ikutan tidak mau berangkat.
Ini menjadi salah satu faktor atau kendala bagi guru pembimbing kegiatan untuk mengajak mereka latihan.
"Ketika saya menyuruh mereka (anak-anak) untuk berangkat berlatih, ada beberapa anak yang enggan atau malas untuk berangkat kemudian yang lain jadi ikut-ikutan tidak berangkat tetapi hanya anak tertentu saja yang demikian."39
e. Biaya
Faktor biaya menjadi salah satu penghambat dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan simtudduror, sebab ketika akan mengikuti lomba-lomba, sekolah harus menyiapkan anggaran yang tentu tidak sedikit. Beda dengan kegiatan seni baca al-Qur'an, pada kegiatan tersebut anggran yang diperlukan hanya sedikit, yaitu hanya membawa satu atau dua peserta untuk diikutkan, sedangkan simtudduror harus
37 M. Syauqi Mustofa, Siswa Kelas IX A, Wawancara Pribadi, Wiradesa, 7 Juni 2015.
38 Ahmad Hafidhin, Siswa Kelas VIII C, wawancara Pribadi, Wiradesa, 7 Juni 2015
39 Ahmad Kafafi, Guru Pembimbing Kegiatan Ekstrakurikuler Simtudduror , Wawancara Pribadi, Wiradesa, 11 Mei 2015.
86
menyiapkan banyak hal, dari transportasi karena anaknya banyak jadi perlu menyewa kendaraan, kemudian konsumsi dan lain lain. Berikut cuplikan penjelasan guru pembimbing:
"Terkendala pada faktor biaya yaitu ketika akan mengikuti lomba harus menyiapkan dana sendiri dari transport, makan dan biaya pendaftaran."40
40 Ibid., Ahmad Kafafi.