• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Strateg

Zakat

Beberapa faktor akan mempengaruhi strategi pengembangan kewirausahaan, baik itu faktor pendukung yang memperlancar berjalannya suatu usaha, ataupun faktor penghambat yang dapat

90

menghambat tercapainya suatu tujuan yang diinginkan. Adapun faktor pendukung yang dihadapi YDSF dalam strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin melalui bantuan modal zakat adalah sebagai berikut:

1. Terdapatnya komunitas yang kuat yaitu KUM Komunitas Usaha Mandiri sebagai wadah para asnaf fakir dan miskin untuk belajar, bertukar pengalaman dalam berwirausaha.

Selama tujuh tahun masa berdirinya KUM di YDSF Surabaya, kondisi program ini relatif sehat. Hal ini ditunjukkan oleh bertahannya dan meningkatnya jumlah anggota yang mengikuti program KUM ini dari tahun ke tahun, berikut ini adalah tabel jumlah anggota KUM dari tahun ke tahun.

Tabel 3.2

Jumlah anngota KUM tahun 2010-201615

No Tahun Jumlah anggota KUM

1 2010 42 2 2011 55 3 2012 57 4 2013 58 4 2014 58 5 2015 54 6 2016 56 Total 380 15

Rokhmad Hidayat (Kepala Penanggung Jawab KUM), Dokumen File, Surabaya, 13 Januari 2017

91

Dari tabel di atas selama tujuh tahun KUM telah membantu 380 mustah}iq untuk meningkatkan perekonomian mereka dengan berwirausaha. Adapun dana modal zakat yang telah di keluarkan YDSF Surabaya selama tujuh tahun tersebut adalah seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Dana yang telah di keluarkan untuk keperluan KUM16

No Tahun Jumlah Dana

1 2010 Rp. 63.000.000 2 2011 Rp. 82.500.000 3 2012 Rp. 57.000.000 4 2013 Rp. 90.000.000 5 2014 Rp. 75.000.000 6 2015 Rp. 65.000.000 7 2016 Rp. 67.500.000 Total Rp. 500.000.000

Dari tabel tersebut di ketahui bahwasanya total dana yang sudah berputar di masyarakat dari program KUM sebesar Rp. 500.000.000.

2. Adanya dukungan yang penuh dari YDSF yang sangat mempengaruhi keberhasilan para asnaf fakir dan miskin dalam berwirausaha. YDSF siap untuk memberikan dukungan baik dana maupun mental bagi asnaf fakir dan miskin yang mau berwirausaha.17

Tabel 3.4 16

Ibid 17

Andri Septiono (Kepala penanggung jawab zakat untuk mustahiq), Wawancara, Surabaya, 13 Januari 2017.

92

Jadwal Pelatihan Kewirausahaan anggota KUM YDSF Surabaya 2 November 2016 Pembukaan (Hotel G.Suites Surabaya)

3 November 2016 Materi motivasi

4 November 2016 Pembagian grup I (Praktik tata boga di Bogasari Baking Center Tegalsari Surabaya)

5 November 2016 Pembagian grup II Pelatihan teknik (listrik dan perawatan AC di Politeknik Negeri Surabaya Sukolilo)

3. Adanya mitra kerja kelompok pelaku usaha yang saling menguntungkan karena adanya keinginan dalam mencapai tujuan bersama.

Sedangkan faktor penghambat yang dihadapi YDSF dalam strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin melalui bantuan modal zakat adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya pengetahuan bagi asnaf fakir dan miskin mengenai kewirausahaan sehingga mereka takut dalam memulai suatu usaha. 2. Kurangnya SDM, yakni kurangnya tenaga profesional dalam

pembinaan atau pelatihan yang diadakan YDSF untuk para asnaf fakir dan miskin.

3. Kemajuan dalam teknologi yang masih kurang semua pengelolaan dan sistemnya masih menggunakan peralatan yang berteknologi tradisional.

BAB IV

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN

DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

A. Analisis Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan Kewirausahaan Asnaf Fakir dan Miskin Melalui Bantuan Modal Zakat di YDSF Surabaya

Upaya YDSF Surabaya dalam memberikan strategi pengembangan kewirausahaan pada asnaf fakir dan miskin tidaklah mudah. berbagai upaya dilakukan yaitu dengan menitikberatkan pada bidang kewirausahaan tersebut.

Untuk mengembangkan kewirausahaan para asnaf fakir dan miskin, tidaklah cukup hanya dengan pemberian nasehat tetapi dibutuhkan suatu pembiasaan serta adanya contoh yang mampu dijadikan acuan.

Dari tiga proses atau strategi yang digunakan YDSF Surabaya untuk mengembangkan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin yaitu modal usaha, motivasi moril serta pelatihan (praktik lapangan). Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Rokhmat Hidayat selaku penanggung jawab KUM sebagai berikut:

“melalui dana zakat YDSF memberikan strategi pengembangan kewirausahaan berupa modal usaha, motivasi moril serta pelatihan kewirausahaan yang diberikan, hal ini adalah sebagai salah satu motivasi bagi para asnaf fakir dan miskin untuk mengembangkan kewirausahaan yang telah digelutinya dan dengan adanya KUM ini Menjadikan mereka yang mustahik ke muzakki. Ke depannya YDSF juga harus bisa memandirikan sebanyak

95

mungkin komunitas yang YDSF punya. Barangkali mereka bisa mengelola keuangan sendiri atau mampu membentuk koperasi sendiri”.1

Strategi yang di gunakan YDSF Surabaya dalam mengembangkan kewirausahaan adalah:

1. Pemberian modal usaha, YDSF Surabaya memberikan nominal bantuan kepada anggota KUM yang baru bergabung dalam bantuan ini berkisar antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 3.000.000. Namun bantuan ini tidak serta merta diberikan YDSF namun membayarnya menggunakan akad qardhul hasan.

2. Pemberian motivasi moril, bentuk motivasi moril yang diberikan YDSF Surabaya dalam mengembangkan kewirausahaan adalah berupa pengadaan pengajian umum (Ta’lim) diskusi keagamaan dan lain-lain. Pengajian ini dilaksanakan satu bulan dua kali yaitu minggu pertama dan keempat.

3. Pemberian pelatihan kewirausahaan berupa pelatihan tentang praktik tata boga membuat kue (kuliner), pelatihan teknik listrik dan perawatan AC, serta pelatihan finansial tentang cara menghitung laba rugi, pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik dan benar.

4. Pemberian praktik lapangan merupakan kesempatan bagi para anggota KUM untuk mengimplementasikan secara riil teori yang di dapat dalam pelatihan maupun materi-materi dalam pengajian. Keterampilan yang di peroleh anggota KUM pada saat program pelatihan maupun

1

Rokhmad Hidayat (Kepala penanggung jawab KUM), Wawancara, Surabaya, 13 Januari 2017.

96

teori motivasi harus benar-benar diaplikasikan dengan baik ketika berada dilapangan. Kemudian YDSF akan memantau usaha tersebut

Apabila diperhatikan strategi yang digunakan ini sesuai dengan apa yang digunakan pada teori faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kewirausahaan:

a) Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan seni mempengaruhi orang lain untuk mengarahkan kemampuan mereka, kemampuan dan usaha untuk mencapai tujuan tersebut.2

b) Permodalan

Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi.3

c) Pembinaan

Pembinaan merupakan tuntutan, bantuan dan pertolongan kepada individu atau kelompok orang agar dapat menyesuaikan dirinya sebaik- baiknya untuk mencapai kesejahteraan dan mempertahankan hidup untuk mencapai tingkat efektivitas tenaga kerja yang baik maka perlu adanya pembinaan dari seorang pemimpin perusahaan sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan tercapai.4

d) Mitra Kerja 2

Panji Anoraga, Psikologi Kepe..., 186. 3

Kamsir, Analisis Laporan Keu..., 91. 4

Sony Andrianto, “Kajian Faktor..., Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 1 (2006).

97

Mitra kerja merupakan suatu bentuk kerja sama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan.

e) Pelanggan

Pelanggan merupakan faktor yang menentukan dalam suatu usaha dengan dengan tetap mempertahankan pelanggan bahkan meningkatkannya. Kita akan memiliki keunggulan tersendiri sebab pelanggan merupakan konsumen utama dari suatu usaha ketimbang dengan konsumen secara umum.5

f) Lingkungan Lokasi

Lokasi usaha yang terletak di tempat strategis yakni dekat para pelanggannya akan sangat mempengaruhi pengembangan suatu usaha. g) Daya Saing

Persaingan pemasaran harus dapat mempengaruhi calon pembeli dengan cara promosi. Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada konsumen dan kondi pasar.

h) Pemasaran

Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dengan niali lain.6

i) Sumber Daya Manusia

5

Widya Yudha Ningtias, “Strategi Pengembangan..., 36. 6

Kotler dan Keller, Manajemen Pema..., 61.

98

Yaitu kemampuan individu dan kelompok manusia yang tercurah secara penuh untuk mendukung jalannya satu mata rantai usaha. mengenai sumber daya manusia bila dikaitkan dengan pengembangan usaha pembiayaan konsumen, maka, keberadaan kualitas tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaan sangat diperlukan demi kelancaran suatu usaha yang dijalnkan.7

Dari teori faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kewirausahaan tersebut apabila kita afiliasikan dengan praktek strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin di YDSF Surabaya maka akan dilihat sebagai berikut:

1) Pada tingkat ke 1, ke 2 dan ke 3 pada teori faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kewirausahaan yaitu terlihat dengan adanya program KUM yang mana YDSF Surabaya bertindak sebagai pemimpin dalam pengembangan dan kemajuan suatu usaha milik fakir dan miskin. Permodalan dan Pembinaan juga diberikan YDSF Surabaya kepada asnaf fakir dan miskin guna mengembangkan usaha yang mereka miliki.

2) Mitra kerja juga terlihat pada program KUM yang mana di dalam program tersebut terdapat kelompok (mitra kerja) yang saling bekerja sama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan.

3) Pelanggan akan terpenuhi apabila usaha milik asnaf fakir dan miskin telah mampu mengambil kebijaksanaan yang tidak mengikat usaha serta pelanggan, seperti dalam peningkatan jumlah produksi, perluasan pasar. 7

M. Manullang, Manajemen Sumber Daya..., 5.

99

Hal ini lebih menjaga kepercayaan serta pelayanan khusus bagi pelanggan dan konsumen itu sendiri.

4) Lingkungan lokasi juga akan terpenuhi apabila usaha milik asnaf fakir dan miskin berada pada lokasi yang strategis dan dapat di jangkau para pelanggannya.

5) Pada tingkatan ke 7, ke 8, dan ke 9 pada teori faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kewirausahaan yaitu mengenai daya saing, pemasaran dan sumber daya manusia terlihat pada pelatihan kewirausahaan yang diadakan YDSF Surabaya, yang mana di dalam pelatihan tersebut asnaf fakir miskin di berikan materi bagaimana melakukan inovasi pada suatu usaha agar bisa bersaing dengan usaha- usaha lain di luar sana. Pemasaran pun di ajarkan pada pelatihan kewirausahaan tersebut begitu juga sumber daya manusia bagaimana YDSF Surabaya memfokuskan kualitas tenaga kerja yang merupakan faktor yang turut mempengaruhi tinggi rendahnya suatu pendapatan dari usaha yang dijalankannya.

Dari analisis di atas maka akan terlihat bahwa strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin sangat penting untuk mencapai keberhasilan. Karena dengan adanya strategi pengembangan kewirausahaan ini bukan hanya mampu mengembangkan usaha asnaf fakir dan miskin menjadi lebih baik dan berkembang tetapi juga mampu meminimalkan terjadinya pengangguran, memberikan energi positif khususnya bagi pribadi

100

setiap orang serta mampu menularkan kepada orang yang berada disekelilingnya sehingga akan tercapai kesuksesan dunia dan akhirat.

B. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pengembangan Kewirausahaan asnaf fakir dan miskin melalui bantuan modal zakat

Analisis faktor pendukung dan penghambat bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin melalui bantuan modal zakat, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threats).

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi penilaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness), sementara analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threats). Maka fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.

101

Analisis SWOT faktor pendukung dan penghambat strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin melalui bantuan modal zakat

Internal

Eksternal

Kekuatan (Strenght)

1. Terdapatnya komunitas yang kuat yaitu KUM (Komunitas Usaha Mandiri)

2. Adanya dukungan penuh dari YDSF baik dana maupun mental

3. Adanya mitra kerja kelompok pelaku usaha

yang saling menguntungkan

Kelemahan (Weakness)

1. Kurangnya pengetahuan bagi para asnaf fakir dan miskin mengenai kewirausahaan 2. Kurangnya SDM dalam pembinaan atau pelatihan 3. Kurangnya kemajuan dalam teknologi Peluang (Opportunity) 1. Adanya kerjasama dengan perusahan besar (PT. Bogasari dan Jasa raharja) 2. Tingginya

semangat asnaf fakir dan miskin untuk berwirausaha

Strategi SO

1. Membuka usaha yang besar

2. Melahirkan

wirausahawan yang baru dan terlatih

Startegi WO

1. mengadakan sosialisasi dengan perusahaan yang mengajak kerjasama mengenai pentingnya kewirausahaan untuk meningkatkan perekonomian 2. Memberikan fasilitas untuk meningkatkan produksi (teknologi yang modern)

Ancaman (Threats)

1. Daya saing

(berkembangnya usaha yang sejenis) 2. Banyaknya para

asnaf fakir dan miskin lemah dalam pemasara

Strategi ST

1. Menciptakan inovasi- inovasi baru dalam membuka sebuah usaha 2. Bekerja sama dalam

melakukan promosi

Strategi WT

1. Memberikan

peningkatan dalam pembinaan dan pelatihan pada asnaf fakir dan

miskin tentang kewirausahaan

Setelah menentukan tabel analisis SWOT di atas dilanjutkan melakukan perhitungan bobot (a) dan rating (b) point faktor serta jumlah total perkalian

102

bobot dan rating (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T, Menghitung bobot (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi dari skor total = 1,00. Faktor-faktor itu di beri bobot didasarkan pengaruh posisi strategis.

Perhitungan rating (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah dengan skala mulai dari 4 (sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah). Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari 1 sampai 4 dengan membandingkan terhadap rata-rata pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif kebalikannya jika kelemahan besar sekali (dibanding dengan rata-rata pesaing sejenis) nilainya adalah 1, sedangkan jika nilai kelemahan rendah/ di bawah rata-rata pesaing- pesaingnya nilainya 4.

Tabel 4.2

Analisis SWOT dengan metode IFAS dan EFAS

103

1. Terdapatnya komunitas yang kuat yaitu KUM (Komunitas Usaha Mandiri)

0,20 4 0,80

2. Adanya dukungan penuh dari YDSF baik dana maupun mental

0,15 4 0,60

3. Adanya mitra kerja kelompok pelaku usaha yang saling menguntungkan

0,10 3 0,30

Total Kekuatan 0,45 11 1,7

No WEAKNESS BOBOT RATING TOTAL

1. Kurangnya pengetahuan bagi para asnaf fakir dan

miskin mengenai kewirausahaan

0,025 1 0,025

2. Kurangnya SDM dalam

pembinaan atau pelatihan 0,10 2 0,2 3. Kurangnya kemajuan

dalam teknologi

0,075 2 0,15

Total Kelemahan 0,2 5 0,375

Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = 1,7 – 0,375 = 1,325

No OPPORTUNITY BOBOT RATING TOTAL

1. Adanya kerjasama dengan perusahaan besar (PT. Bogasari dan Jasaraharja)

0,10 4 0,4

2. Tingginya semangat berwirausaha

0,050 3 0,15

104

No TREATH BOBOT RATING TOTAL

1. Daya saing (berkembangnya

usaha yang sejenis) 0,075 1 0,075 2. Banyaknya asnaf fakir dan

miskin lemah dalam pemasaran

0,050 2 0,1

Total Ancaman 0,125 3 0,175

Selisih Total Peluang – Total Ancaman = 0,55 – 0,175 = 0,375

Selanjutnya nilai bobot dan rating dari masing-masing elemen dikalikan dengan besarnya faktor internal (kekuatan dan kelemahan) sebagai sumbu x dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) sebagai sumbu y.

x = Kekuatan – Kelemahan = 1,7 – 0,375 = 1,325 y = Peluang – Ancaman = 0,55 – 0,175 = 0,375

Dari hasil identifikasi faktor-faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam Diagram SWOT seperti berikut ini:

Gambar 4.1 Diagram SWOT

105

Maka berdasarkan penilaian di atas terlihat bahwa strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin melalui bantuan modal zakat terletak pada posisi kuadran I dengan titik koordinat (1,325: 0,375). Kuadran ini merupakan posisi yang menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Karena rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif. Artinya YDSF Surabaya dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari apa yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Strategi yang dilakukan oleh YDSF Surabaya dalam mengembangkan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin melalui bantuan modal zakat dilakukan dengan cara sebagai berikut: memberikan bantuan modal usaha, memberikan motivasi moril berupa pengajian umum (Ta’lim) diskusi keagamaan dan lain-lain, memberikan pelatihan kewirausahaan dan praktek lapangan.

2. Faktor pendukung dan penghambat strategi pengembangan kewirausahaan asnaf fakir dan miskin, faktor pendukungnya adalah: terdapatnya komunitas yang kuat, adanya dukungan penuh dari YDSF Surabaya baik dana maupun mental, serta adanya mitra kerja kelompok pelaku usaha yang saling menguntungkan. Adapun faktor penghambatnya adalah: kurangnya pengetahuan bagi asnaf fakir dan miskin mengenai kewirausahaan, kurangnya SDM dalam pembinaan dan pelatihan serta kemajuan teknologi yang masih kurang.

107

B. Saran

Sesuai dengan judul tugas akhir serta apa yang penulis dapatkan selama penelitian, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi para pembaca dapat mengambil sisi positif dari adanya penelitian yang bertajuk memandirikan asnaf fakir dan miskin dengan berwirausaha oleh YDSF Surabaya.

2. Bagi YDSF Surabaya untuk lebih memaksimalkan dan memperluas jangkauan asnaf fakir dan miskin untuk diberikan strategi pengembangan kewirausahaan melalui bantuan modal zakat.

Penulis meyakini adanya kekurangan dalam pengerjaan skripsi ini. Oleh karenanya penulis sangat berharap kepada pembaca untuk memberikan kontribusi berupa kritik dan saran demi meningkatkan kualitas penulis dalam penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abd, Rahman Rosbi, “Strategi Pengembangan Keusahanawanan Asnaf Fakir dan Miskin Melalui Agihan Modal Zakat”, Jurnal Pengurusan 33,2011

Al- Habsy, Muhammad Bagir. Fiqh Praktis Menurut Al-Quran As-Sunnah dan Pendapat Ulama, Bandung: Mizan, 2005.

Alma, Buchari. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta, 2004.

Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat kajian berbagai mazhab, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.

Amin, Muhammad, Wawancara, Surabaya 13 Januari 2017

Anam, Khoirul, Dokumen File Struktur Organisasi 2016, Surabaya, 03 Januari 2017

Anam, Khoirul, Wawancara, Surabaya 03 Januari 2017

Andrianto, Sony. “Kajian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha UKM di Propinsi Sumatera Utara”. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 1, 2006.

Anoraga, Pandji. Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 1982.

Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Ar-Rahman, Muhammad Abdul Malik. Zakat 1001 Masalah dan Solusinya Jakarta: Lintas Pustaka, 2003.

As- Syahatah, Husein. Akuntansi Zakat Panduan Praktis Perhitungan Zakat Kontemporer, Jakarta: Pustaka Progressif, 2004.

Auliyaa’, Iffatul Alwi. “Optimalisasi Penghimpunan dan Pendistribusian Zakat yang Memberdayakan di Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya” Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014. Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007. BPS, www.bps.go.id/menutab.php?kat = 1&tabel.., diakses pada 19

109

Bungin, Burhan, Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2006.

Fardiana, Dian, Dokumen File Profil 2013, Surabaya, 03 Januari 2017 Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema

Insani Press, 2002

Hajar Al-asqalani, IbnuBulughul Maram (Kitab Zakat), 2008

Jauch dan Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta: Erlangga, 1996.

Jhingan, M. L. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 1993.

Kamsir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

KBBI Offline

Khomsan, Ali et al. Indikator Kemiskinan dan Miklasifikasi Orang Miskin (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015.

Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2012.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Prenhallindo, 2000. Kristanto, R. Heru. Kewirausahaan Entrepreneurship Pendekatan

Manajemen dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Manullang, M. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 2001.

Mas’ud, Muhammad Ridwan. Zakat dan Kemiskinan Yogyakarta: UII Press, 2005.

Maulidatus, Siti Sholikha. “Peran Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam

110

Pengembangan Kewirausahaan Melalui Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Lamongan” Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2013.

Misinem, Wawancara, Surabaya, 13 Januari 2017

Nawawi, Ismail, Zakat dalam Perspektif Fiqh, Sosial & Ekonomi Surabaya: Penerbit Putra Media Nusantara, 2010.

Nazir, Moh, Metode Penelitian Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005. Ningtias, Widya Yudha. “Strategi Pengembangan Usaha Kecil Waroeng

Coklat (Studi Kasus Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor Jawa Barat).”(Skripsi—Institut Pertanian Bogor, 2009), 36.

Nuruddin, Amiur, Dari Mana Sumber Hartamu Medan: Penerbit Erlangga, 2010.

Pujoalwanto, Basuki, Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis, dan Empiris Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Rangkuti, Freddy, Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis SWOT, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Rokhmad Hidayat, Wawancara, Surabaya, 13 Januari 2017.

Sani, Jauhari, “Jelajah Qurban”, Majalah Al-Falah Edisi 342 September 2016.

Saydam, Gauzali, Manajemen Sumber Daya Insani Jakarta: Djambatan, 1996.

Septiono, Andri, Wawancara, Surabaya, 13 Januari 2017.

Setyawati, Puji. “Pengembangan Life Skill Kewirausahaan Melalui Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal Kelautan di SMA Muhammadiyah 06 Paciran Lamongan” Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2012.

Shabir, Muslich. Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Tentang Zakat Suntingan Teks dan Analisis Intertekstual, Bandung: Nuansa Aulia, 2005.

Soekamto, Soejarno. Penelitain Hukum Normatif Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

111

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D Bandung: ALFA BETA, 2008

Tohar, M. Membuka Usaha Kecil, Yogyakarta: Penerbit Kanasius, 2009. Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2000.

Wiranti, Rindang. “Pengembangan Keterampilan Kewirausahaan Melalui PROSMART (Program Sekolah Mustahik Entrepreneur Terpadu) di PKPU Semarang” Skripsi--Universitas Negeri Semarang, 2013. Wiryokusumo, Iskandar dan Mandilika. Kumpulan-Kumpulan Pemikiran

dalam Pendidikan Jakarta: CV. Rajawali, 1982.

Wiwoho, B. Zakat dan Pajak, Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1992.

www.dream.co.id dalam Hukum Penggunaan Zakat untuk Modal Usaha di

akses pada tanggal 6 November 2016.

www.majelispenulis.blogspot.com dalam Pendayagunaan Zakat Untuk

Usaha Produktif di akses pada tanggal 6 November 2016

www.ydsf.org/ Program YDSF, di akses pada tanggal 04 Januari 2017

Dokumen terkait