• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung Dalam Penyebaran Narkoba Pada Masyarakat Kabupaten Sidrap

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

1. Faktor Pendukung Dalam Penyebaran Narkoba Pada Masyarakat Kabupaten Sidrap

Penjelasana keputusan presiden No 17 Tahun 2002 di nyatakan bahwa Badan Narkotika Nasional (BNN)dalam kegiatan pencegaham pemberantasan, penyalagunaan dan peredaran narkotika maka di tuntut koordinasi antara pemerintah daerah dan kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba.

Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang amat kompleks dan multidimensional. Sebagaimana dengan kejahatan atau prilaku menyimpang lainnya, boleh dikatakan, tidak ada satu penyebab tunggal yang menimbulkan penyalahgunaan obat ini. Masing-masing penyalahguna dan pengedar narkoba mungkin mempunyai sebab tersendiri, walaupun sedikit banyak dan sampai batas tertentu dapat digeneralisir secara sosial. Seperti misalnya, keuntungan secara ekonomi dari mengedarkan narkoba mungkin sangat menggiurkan sehingga mengabaikan risiko yang harus ditanggung bilamana tertangkap oleh petugas hukum.

Namun demikian, dalam kenyataannya tidak semua orang, walaupun mempunyai kesulitan ekonomi dan punya akses terhadap perdagangan narkoba mau menjadi pengedar narkoba. Oleh karena itu, diperlukan adanya koordinasi

Pemerintah Kota dalam hal ini pihak Badan Narkotika Provinsi Sulawesi Selata dan Badan Narkotika Kabupaten Sidrap, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Sidrap. Beberapa bentuk koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Sidrap.

Hal ini disampaikan informan AAS selaku kepala satnarkoba Kabupaten Sidrap menyatakan bahwa :

“,,,Beberapa bentuk koordinasi yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Sidrap terhadap segala bentuk penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya sudah sampai saat ini dirasakan belum optimal hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya kasus peredaran narkotika di kalangan remaja di Kab. Sidap, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih komprehensif yang menuntut pengembangan organisasi secara proporsional di pusat dan daerah. Kemudian dalam rangka menjamin keterpaduan dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan operasional di bidang ketersediaan, pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya perlu peningkatan koordinasi antar instansi pemerintah…”

Hal ini juga di perkuat oleh informan AB menyatakan bahwa :

“,,,Peran yang dilakukan oleh Melakukan pengkoordinasian dengan instansi pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang ketersediaan dan pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya…” ( Hasil wawancara tanggal 17 mei 2021).

a. Factor ekonomi

Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau sebagainya, ini akan menjadi faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengedarkan narkoba atau tindakan kriminal lainnya. Orang-orang yang menempati posisi seperti ini akan sangat mudah gelap mata, memaksanya untuk melakukan tindakan di luar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah

mengedarkan narkoba.

Infoman AAS menyatakan selaku satnarkoba Kabupaten Sidrap menyatakan bahwa :

“,,,yang menyebabkan maraknya peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap karena pendapatan menjual narkoba itu sangat besar yang awalnya modal 1 juta bisa menghasilkan untung sampai puluhan juta, sehingga banyak yang tertarik menjadi Bandar dan menjadikannya mata pencaharian, jangankan jadi Bandar jadi kurir saja atau tukang antar narkoba itu dapat gaji dari si Bandar…”

Hal ini diperkuat informan NH selaku pegawai BNK Kabupaten Sidrap menyatakan bahwa :

“,,,pendapatannya orang yang jual narkoba itu luar biasa banyaknya, jangan heran ketika lihat Bandar narkoba naik mobil yang mewah-mewah, dan dampaknya keturunan mereka karena bergelimpangan harta akhirnya menjadi Bandar juga nantinya, dan juga orang lain yang melihat dan ingin cepat kaya akhirnya mau jadi Bandar juga…” ( Hasil wawancara tanggal 17 mei 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas di simpulkan bahwa peredaran narkoba sangat menggiurkan di kalangan masyarakat baik dari ekonomi menengah keatas maupun ekonomi menengah kebawa sehingga meraknya peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap tergolong sangat tinggi, bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa, tetapi juga dari kalangan manyarakat elit menjadi Bandar peredaran narkoba.

b. Factor kelompok atau organisasi tertentu

Kemiskinan dan kesusahan masalah finansial, belum lagi dililit utang atau sebagainya, ini akan menjadi faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengedarkan narkoba atau tindakan kriminal lainnya. Orang-orang yang menempati posisi seperti ini akan sangat mudah gelap mata, memaksanya untuk melakukan tindakan di luar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah

mengedarkan narkoba. Dari wawancara AAS selaku pegawai BNK Kabupaten Sidrap menyatakan bahwa :

“,,,Yang membuat kita kesusahan ini meluai dari pemakai, kurir, hingga Bandar itu sangat terorganisir jadi semacam seperti gembong jadi mereka mainnuya sangat rapih dan saling memberikan informasi misalnya, ketika kami menangkap salah satu pemakai atau kurir itu tidak mau membocorkan informasi yang mereka ketahui…”

Dan diperkuat oleh pernyataan informan AB yang menyatakan bahwa :

“,,,mereka semacam saling bekerjasama dalam peredaran narkoba, jadi mereka seperti terstruktur dengan dengan baik dan terkomando dengan baik, bahkan Bandar besar terkesan dilindungi…”

Sehingga informan pengguna narkoba Kabupaten Sidrap mengatakan bahwa :

“,,,Ada juga yang terjadi ketikaada pemakai, kurir atau Bandar ditangkap tetapi mereka punya bekingan besar dibelakang dengan mudahnya lolos dan tidak diketahui caranya, sehingga masih banyak yang berani memakai narkoba…”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa maraknya peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap dikarenakan para pemakai dan penjual terorganisir dengan baik. Jadi pihak kepolisian belum melakukan pemberantasan narkoba masih belum efektif sehingga masih dengan mudah untuk mendapatkan narkoba di Kabupaten Sidrap.

c. Factor kurang partisipasi masyarakat

Upaya pembangunan tatanan hukum paling tidak didasarkan atas tiga alasan.

Pertama, sebagai pelayan bagi masyarakat. Karena hukum itu tidak berada pada kevakuman, maka hukum harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan

masyarakat yang dilayaninya juga senantiasa berkembang. Kedua, sebagai alat pendorong kemajuan masyarakat. Ketiga, karena secara realistis di Indonesia terutama di Kabupaten Sidrap saat ini bahwa masyarakat merupakan poin penting dari upaya penanggulangan dan pemberatasan tindak pidana narkotika. Hukum mengikat bukan karena negara menghendakinya, melainkan karena merupakan perumusan dari kesadaran hukum masyarakat. Berlakunya hukum karena nilai batinnya, yaitu yang menjelma di dalam hukum itu. Berikut hasil wawancara dengan AS :

“,,,Masyarakat masih belum sadar betul tentang bahayanya ini narkoba apalagi kalau sampai menyentuh kalangan anak muda, itu makanya kami berusaha memaksimalkan sosialisasi tentang bahaya penggunaan narkoba…”

AAS menyatakan bahwa :

“,,,Banyak masyarakat yang kurang inisiatif ketika mengetahui adanya peredaran narkoba tidak lansung melaporkan kepada kami, mereka seperti acuh, sedangkan sangat membutuhkan informasi sepert itu ketika ada peredaran narkoba, padahal laporan masyarakat sangat penting untuk kita menentukan sasaran dilapangan…”

NH menyatakan bahwa :

“,,,Kurangnya pertisipasi masyarakat dalam hal saling mengingatkan tentang bahayanya narkoba pada kesehatan dan juga melanggar hukum yang berlaku, padahal narkoba itu merusak sekali kasihan…”

Berdarakan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih acuh tak acuh terhadap peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap, hal ini sangat merugikan generasi muda karena pengguna lebih banyak di kalangan muda, masyarakat belum terlalu terudukasi dengan baik tentang penyebaran narkoba di lingkungan masyarakat. Seperti dikatakan beberapa informan diatas yang dimana inisiatif masyarakat sangat kurang sehingga pencegahan narkoba masih belum

efektif di Kabupaten Sidrap.

2. Factor Penghambat Dalam Penyebaran Narkoba Pada Masyarakat

Dokumen terkait