• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kordinasi Pemerintah dan Kepolisian dalam Pencegahan Peredaran Narkoba di Kabupaten Sidrap Narkoba di Kabupaten Sidrap

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Kordinasi Pemerintah dan Kepolisian dalam Pencegahan Peredaran Narkoba di Kabupaten Sidrap Narkoba di Kabupaten Sidrap

Penjelasan Keputusan Presiden No 17 Tahun 2002 dalam (Randi:2017) dinyatakan bahwa Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam kegiatan pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika maka dituntut koordinasi antara peemrintah daerah dan kepolisian dalam memberantas peredaran narkoba.

Pada bab pembahasan ini akan dijelaskan bagaimana Kordinasi Pemerintah dan Kepolisian dalam Pencegahan Peredaran Narkoba di Kabupaten

Sidrap menggunakan teori Efendi (2010) dilihat dari 1) Adanya kesatuan arah dan tujuan, 2) Adanya kesepakatan, 3) Adanya Komunikasi.

1. Adanya kesatuan arah dan tujuan

Pada hakekatnya koordinasi memerlukan kesadaran setiap anggota organisasi atau satuan organisasi untuk saling menyesuaikan diri atau tugasnya dengan anggota atau satuan organisasi lainnya agar anggota atau satuan organisasi tersebut tidak berjalan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu konsep kesatuan tindakan adalah inti dari pada koordinasi. Kesatuan dari pada usaha, berarti bahwa pemimpin harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha dari pada tiap kegiatan individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil. Kesatuan tindakan ini adalah merupakan suatu kewajiban dari pimpinan untuk memperoleh suatu koordinasi yang baik dengan mengatur jadwal waktu dimaksudkan bahwa kesatuan usaha itu dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak AS terkait pencegahan perederan narkoba di Kabupaten Sidrap yaitu sebagai beriku:

”Setiap tahunnya badan narkotika Kabupaten Sidrap bersama kepolisian dengan Kepolisian Dinas Kesehatan, melaksanakan kegiatan program kesekolah-sekolah bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Sidrap dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya narkotika” (Wawancara dengan AS, Tanggal 23 April 2021)

Senada dengan itu narasumber dari BNK Bapak SK menyatakan bahwa :

“Kami dari BNK dan kepolisian memiliki tugas masing-masing kami dari BNK bertugas dalam hal sosialisasi anti narkoba dan memfasilitasi rehabilitasi dan kepolisian bertugas dalam rana hukum. Sosialisasi kami adakan 1 kali dalam 1 tahun per kecamatan.” (Wawancara dengan SK, Tanggal 23 April 2021)

“Polres Sidrap senantiasa melakukkan patroli- patroli atau pemantauan-pemantauan yang dilaksanakan oleh Polres dan berkoordinasi dengan Polsek-Polsek yang ada di Kabupaten Sidrap.

Dimana patroli-patroli yang dilakukan itu terutama di tempat-tempat yang sangat rawan terjadi jual beli narkotika.”

“....Masuknya budaya asing kedalam indonesia dengan hidup bebas memberikan dampak negatif bagi generasi muda kita. Oleh karena itu diperlukan kerjasama baik itu dengan Pemerintah Daerah, Kepolisian dan BNK serta intansi-instansi lainnya dan terutama masyarakat”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal pencegahan peredaran narkoba BNK dan kepolisian memiliki tugas masing-masing. Dalam hal ini BNK bertugas memfasilitasi rehabilitasi dan melakukan sosialisasi mengenai bahaya dampak narkoba bagi kesehatan dan lingkungan sekitarnya. Adapun partisipasi masyarakat yang kurang berpartisipasi untuk menanggulangi penyebaran narkotika di Kabupaten Sidrap. Sedangkan kepolisian bertugas dalam rana hukum dan penyuluhan bahaya dampak narkotika dan hukum pidana bagi pelanggar, pemilik, pengguna dan pengedar narkoba

2. Adanya kesepakatan

Adanya kesepakatan dan kesatuan pengertian mengenai sasaran yang harus dicapai sebagai arah kegiatan bersama dan adanya kesepakatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak, termasuk target dan jadwalnya.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak AS terkait dengan pencegahan peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap yaitu sebagai berikut:

“,,,Bentuk koordinasi dilakukan dengan harapan mampu mengurangi tingginya peredaran narkoba dikalangan masyarakat.

Instansi-instansi terkait dalam koordinasi ini adalah dinas kesehatan, dinas pendidikan, kepolisian dan juga BNK Sidrap…”

“Untuk kesepakatan secara tertulis tidak ada namun kesepakatan untuk menjalankan tugas masing-masing itu sudah pasti jadi kami sepakat untuk menjalankan tugas masing-masing dan tentunya saling berkoordinasi.” (Wawancara dengan AS, Tanggal 23 April 2021).

Hal ini juga di sampaikan AB juga terkait dengan narkoba di kalangan masyarakat mengatakan sebagai berikut:

“,,,Dinas Kesehatan melakukan kerjasama dengan pihak keoplisian dalam melakukan penyaluhan narkoba yang beredar luas dikalangan masyarakat sehingga perlu di berikan pemahaman tentang bahayanya narkoba pada tubuh, disisi lain juga melanggar hukum dan dikenakan hukuman yang sangat berat, untuk itu pihak dari kepolisian meminta bantuan kepada dinas kesehatan dan juga dinas pendidikan dalam hal melakukan sosialisasi kepada masyarakat…”

“,,,Setiap tahun badan narkotika Kabupaten Sidrap bersama kepolisian dengan Dinas Kesehatan, melaksanakan kegiatan program kesekolah-sekolah bersama dinas pendidikan Kabupaten Sidrap dengan melakukan sosialisasi dan pengarahan tentang bahayanya narkoba…” (wawancara tanggal 27 April 2021)

Hal ini juga diperkuat oleh informan NH yang menyatakan bahwa:

“,,,untuk upaya prevensi kami mengadakan kami mengadakan sosialisasi di sekolah- sekolah. Kami melakukan sosialisasi mengenai himbauan untuk jangan sekali-kali mencoba namanya narkoba. Program ini diharapkan akan memberikan manfaat untuk dapat mengunggah semangat pelajar untuk melawan penyebaran narkoba di kalangan pemuda untuk generasi bangsa yang sehat…”

Informan S memberikan pernyataan yang menyatakan bahwa :

“,,, sosialisasi bahayanya narkoba itu sangat penting untuk generasi

muda, hal itu dikarenakan bahaya dari narkoba sangat merusak mental dan kesehatan masyarakat khususnya pemuda-pemudi.

Karena penyebaran narkoba lebih cepat dikalangan pemuda. Jadi sosialisasi penanggulangan narkoba untuk mencegah penggunakaan narkoba yang ada di Sabupaten Sidrap…”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesepakatan secara tertulis antara pemerintah dan kepolisian dalam penanggulangan peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap namun tetap berkoordinasi dan sepakat untuk menjalankan tugas dan peran masing-masing. Sehingga pencegahan narkoba di kalangan masyakat bisa teratasi dan juga mengedukasi masyarakat tentang bahayanya narkoba dalam kesehatan, pendidikan dan juga kepatuhan hukum.

3. Adanya komunikasi

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari koordinasi, karena komunikasi, sejumlah unit dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan berdasarkan rentang dimana sebagian besar ditentukan oleh adanya komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya. “Perkataan komunikasi berasal dari perkataan communicare, yaitu yang dalam bahasa latin mempunyai arti berpartisipasi ataupun memberitahukan” Dalam organisasi komunikasi sangat penting karena dengan komunikasi partisipasi anggota akan semakin tinggi dan pimpinan memberitahukan tugas kepada karyawan harus dengan komunikasi.

Dengan demikian komunikasi merupakan hubungan antara komunikator dengan komunikan dimana keduanya mempunyai peranan

dalam menciptakan komunikasi. Dari pengertian komunikasi sebagaimana disebut di atas terlihat bahwa komunikasi itu mengandung arti komunikasi yang bertujuan merubah tingkah laku manusia. Karena sesuai dengan pengertian dari ilmu komunikasi, yaitu suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas, dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap. Maka komunikasi 22 tersebut merupakan suatu hal perubahan suatu sikap dan pendapat akibat informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak AS terkait pencegahan perederan narkoba di Kabupaten Sidrap yaitu sebagai berikut:

“Bentuk koordinasi dilakukan dengan harapan mampu mengurangi tingginya peredaran narkoba dikalangan masyarakat. Instansi-instansi terkait dalam koordinasi ini adalah dinas kesehatan, dinas pendidikan, kepolisian dan juga BNK Sidrap” (Wawancara dengan AS, Tanggal 23 April 2021)

Informan S memberikan pernyataan yang menyatakan bahwa :

“Kalau soal komunikasi tetap berjalan bahkan kami mengadakan pertemuan 4 kali dalam setahun untuk membahas terkait pembagian tugas dan tanggung jawab kami dalam pencegahan peredaran narkoba, selain itu kami tetap berkomunikasi via whatsap baik itu secara pribadi maupun grup.” (Wawancara dengan AB, Tanggal 22 April 2021).

Hal ini juga berkaitan dengan penyataan informan NH yang mengatakan bahwa :

“,,,Dalam hal memerangi peredaran narkotika dari luar kabupaten atau pun dalam Kabupaten Sidrap, BNK melaksanakan pencegahan, peberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan

bahan adiktif lainnya…”

Hal ini juga di perjelas AAS selaku informan yang menyatakan bahwa :

“,,,upaya pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan BNK kabupaten Sidrap tidak terlepas dari kerja sama dengan instansi terkait. Kerjasama tersebut dilakukan nersama demgan instansi pemerintah, pendidikan, swasta, dan masyarakat. Selain itu BNK juga bekerjasama dengan media cetak dan elektronik agar kegiatan dapat di ketahui oleh masyarakat luas…”

‘,,,Hibauan secara lansung yaitu dari pihak lembaga pemerintah terjun lansung ke sekolah dan perkampungan guna memberikan pemahaman mengenai ruang lingkup narkoba, serta cara-cara yang didapat di gunakan untuk mencegah penyebarluasan narkoba.

Seluruh masyarakat di ikut sertakan dalam sosialisasi tersebutdan kemudian diberikan pemahaman mengenai tindakan pencegahan penyalaguaan narkoba…” (hasil wawancara tanggal 29 April 2021).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antara pemerintah dan kepolisian sudah berjalan dengan baik dalam hal pencegahan peredaran narkoba di Kabupaten Sidrap. Pemerintah telah memberikan himbauan kepada seluruh aparatur untuk saling berkoordinasi dan bekerjasama dalam pencegahan penyalagunaan narkoba.

Membuat masyarakat mengetahui bahaya dari narkoba, sehingga tidak menyalagunakan narkoba da juga melakukan pelaporan kepada pihak yang berwajib apabila mengetahui adanya tindakanpenyalagunaan narkoba.

Dokumen terkait