• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab

II. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

2. Faktor penghambat :

a. Cuaca

Cuaca adalah salah satu faktor yang perlu diwaspadai oleh para petambak, karena lonjakan suhu yang terjadi dengan tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu yang singkat dapat membuat udang kaget yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhan udang atau malah dapat mematikan bagi udang.

Terdapat dua efek negatif yang dapat terjadi akibat dari musim kemarau, yaitu meningkatnya kadar amonia dan salinitas pada tambak. Kenaikan amonia berdasarkan kemarau yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan permukaan air tambak, atau air tambak menyusut akibat dari penguapan yang ekstrim. Hal ini membuat perbandingan antara lumpur tambak dan air menjadi tidak seimbang. Sedangkan kenaikan salinitas ini terjadi akibat penguapan air yang ekstrim, sehingga membuat kadar garam pada air menjadi lebih pekat.

“Cuaca yang paling diantisipasi, karena sangat berpengaruh pada produksi udang, apa lagi sekarang ini musim hujan toh dek, semoga tidak terjadiji apa-apa” (hasil wawancara dengan SS, Bidang Kemitraan Dinas Perikanan tanggal 4 desember 2019).

Salah satu faktor yang dapat menghambat dalam produksi udang vaname ini adalah faktor cuaca. Cuaca menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan program kemitraan ini, dikarenakan perkembangan budidaya udang vaname sangat bergantung pada kondisi cuaca. Menghadapi situasi ini, usaha maksimal yang bisa dilakukan para petambak adalah dengan menerapkan sistem tandon untuk menetralisir ancaman penyebaran virus lewat air.

b. Penyakit

Penyakit utama yang kerap merugikan pembudidaya udang terdiri dari virus, bakteri, parasit, dan penyakit non-infeksi. Penyakit ini dapat mengganggu perkembangan udang vaname, penyakit ini biasanya terjadi bersumber dari kondisi cuaca, kondisi lingkungan maupun cara merawat yang kurang baik dari penambak sendiri, maka dari itu perlu ada antisipasi dan pemahaman dalam merawat produksi udang vaname ini.

Berikut hasil wawancara dengan HT selaku tenaga ahli gubernur pada percepatan pembangunan sulawesi selatan bidang perikanan :

“Faktor penghambatnya ialah bagaimana pun budidaya udang masih penuh dengan tantangan terutama adalah katakanlah penyakit, dan dipengaruh oleh banyak faktor, termasuk lingkungan, iklim, dsb”.

Antisipasi yang mesti dilakukan dengan memperhatikan jangka waktu panen dengan penebaran, atau dengan saringan dan disinfeksi, juga dengan memasang perangkap untuk mencegah masuknya hewan liar seperti udang kecil, kepiting, cacing, dan burung ke dalam kolam yang

bisa menularkan penyakit dikarenakan hewan-hewan ini merupakan hewan

carrier (pembawa penyakit).

c. SDM yang kualitasnya belum merata

Sistem budidaya udang secara intensif telah menjadi pola budidaya yang dianut oleh sebagian besar petambak indonesia dalam meningkatkan produktifitas tambak secara cepat. Namun, pada pokdakan sahabat solo, mayoritas pembudidayanya masih menggunakan metode tradisional. Dengan ini, baik dari pihak BI maupun pemerintah daerah dengan adanya program kemitraan ini, dapat meningkatkan kualitas para pokdakan sahabat solo. Pengembangan dengan metode intensif di Kabupaten Pangkep diharapkan dapat menginisiasi pembudidaya lainnya untuk mengimplementasikan hal yang serupa sehingga peningkatan produktivitas dapat lebih luas.

Berikut hasil wawancara dengan Konsultan PUMKM KPW Bank Indonesia Sulawesi Selatan mengenai faktor penghambat dalam kemitraan ini:

“Faktor penghambatnya adalah kondisi dilapangan seperti tidak meratanya kapasitas dari SDM kelompok yang menerima kegiatan sehingga perlu pendekatan yang bersifat lokal mengingat budaya dan Bahasa yang berbeda dari masing-masing antara penerima manfaat dan pihak yang terkait” (hasil wawancara dengan DT, Konsultan PUMKM KPW Bank Indonesia Sulawesi Selatan tanggal 18 desember 2019).

SDM yang kualitasnya belum merata sangat berpengaruh dalam merawat budidaya udang vaname, maka dari itu dengan adanya edukasi yang diberikan baik dari bank indonesia maupun pemerintah daerah dapat

membantu memberikan pemahaman kepada pokdakan sahabat solo tentang bagaimana cara merawat budidaya udang vanamae yang baik dan benar.

Berikut hasil wawancara dengan HT selaku tenaga ahli gubernur pada percepatan pembangunan sulawesi selatan bidang perikanan :

“Lain dari pada itu, penambak juga harus betul-betul dapat menjalankan SOP yang benar, kalau aplikasi dan penerapan SOP nya tidak tepat, dapat menggagalkan hasil produksi ini, harus ada sinkronisasi antara jadwal program budidaya penambak dengan ketersediaan sarana produksi, saya dapat informasi dilapangan, ternyata ada beberapa hal yang tidak singkron, terutama pada waktu suplai pakan, pakan yang disuplai itu tidak singkron karena kebutuhan udang dengan ukuran pakan ini tidak sesuai, ukuran pakan lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Konsultan PUMKM KPW Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Tenaga Ahli Gubernur pada Percepatan Pembangunan Sulawesi Selatan Bidang Perikanan, dan Bidang Kemitraan Dinas Perikanan Kab. Pangkep, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksaan kemitraan ini pastinya tak lepas dari faktor pendukung dan penghambat, maka dengan itu baik dari pihak Bank Indonesia maupun Pemerintah Daerah pastinya akan memaksimalkan faktor-faktor yang dapat mendukung program kemitraan ini, juga berupaya mengantisipasi tentang apa yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan kemitraan ini.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, maka penulis

menyimpulkan sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah Kab. Pangkep melakukan kerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang ditandai dengan nota kesepahaman (MOU) dengan Nomor : 580/48/NK/Mks/2019 tentang perjanjian kerjasama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kab. Pangkep tentang pengembangan ekonomi di Kab. Pangkajene dan Kepulauan. Peneliti menjelaskan tentang kemitraan Pemerintah Daerah dengan Bank Indoensia dalam bentuk tanggung jawab, kontribusi dan komunikasi. 2. Faktor pendukung dalam kemitraan pemerintah daerah dengan bank

indonesia dalam meningkatkan komoditas udang vaname di Kab. Pangkep adalah lokasi pilot project, sarana dan prasarana, pakan, juga sumber daya alam. Faktor penghambat dalam kemitraan pemerintah daerah dengan bank indonesia dalam meningkatkan komoditas udang vaname di Kab. Pangkep cuaca, penyakit, dan SDM yang kurang merata.

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas dan menganalisis hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis mereka perlu memberikan masukan sebagai berikut :

1. Perlu dipertahankan dan dikembangkan program kerjasama ini demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di kab. Pangkep

2. Perlu ada kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam demi meningkatkan kesejahteraan masyakarat salah satunya turut andil dalam Pelaksanaan program sosial Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah Kab. Pangkep.

Dokumen terkait