• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI

KEMITRAAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN BANK INDONESIA DALAM PENINGKATAN KOMODITAS UDANG VANAME DI KABUPATEN PANGKEP

FATUR RAHMAN

Nomor Stambuk : 10564 02178 15

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

KEMITRAAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN BANK INDONESIA DALAM PENINGKATAN KOMODITAS UDANG VANAME DI KAB PANGKEP

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh : FATUR RAHMAN Nomor Stambuk : 105640217815

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia

dalam Peningkatan Komoditas Udang Vaname di Kabupaten Pangkep

Nama Mahasiswa : Fatur Rahman

Nomor Stambuk : 105640 2178 15

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si Ahmad Harakan, S.IP.,M.H.I

Mengetahui

Dekan, Ketua Jurusan, Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Pemerintahan

(4)

PENERIMAAN TIM

Telah diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/Undangan menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor 0079/FSP/A.3-VIII/II/41/2020 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dalam program studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Selasa, 04 Februari 2020.

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si

Penguji :

1. Dr. H. Muhlis Madani, M.Si (...) 2. Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si (...)

3. Rudi Hardi, S.Sos, M.Si (...)

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Fatur Rahman Nomor Stambuk : 105640217815 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/dipublikasikan oleh orang lain atau plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Makassar, 02 januari 2020 Yang menyatakan

(6)

ABSTRAK

FATUR RAHMAN 2019 : Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam Peningkatan Komoditas Udang Vaname di Kabupaten Pangkep Tahun 2019. (dibimbing oleh, Nuryanti Mustari & Ahmad Harakan).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemitraan Pemerintah Daerah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam Meningkatkan Komoditas Udang Vaname di Kabupaten Pangkep. Penelitian ini adalah tergolong pada jenis penelitian deskriptif, sementara pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, penelitian ini dilakukan di kab. Pangkep dan kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Informan penelitian ini adalah : Dinas Perikanan, Bank Indonesia, Tenaga Ahli Gubernur Sulawesi Selatan Bidang Perikanan. Jumlah keseluruhan informan pada penelitian ini sebanyak 3 orang. Data-data penelitian diperoleh dari berbagai sumber data guna menjawab permasalahan penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung dan wawancara. Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Langkah pengolahan data adalah sebagai berikut : data yang didapat dari observasi dikumpulkan, dan kelompokkan, selanjutnya identifikasi dan akhirnya disimpulkan berupa hasil potensi dan permasalahan. Untuk data yang didapat dari wawancara berupa rekaman wawancara, dinarasikan dan diedit agar dapat menghasilkan tata kalimat yang baik dan benar. Narafikasi dari hasil wawancara dianalisa berdasarkan teori dan konsep yang ada, dan selanjutnya disimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan kemitraan antara kantor perwakilan Bank Indonesia dengan Pemerintah Kab. Pangkep dalam meningkatkan komoditas udang vaname untuk sementara ini berjalan dengan baik. Dalam bentuk tanggung jawab, kontribusi, dan komunikasi, baik itu dari Bank indonesia maupun Pemerintah Daerah, memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing, juga berkontribusi serta mengimplementasikan apa yang menjadi fungsi masing-masing dalam pelaksanaan kemitraan ini.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena limpahan rahmat dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Kemitraan Pemerintah Daearah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam Meningkatkan Komoditas Udang Vaname di Kab. Pangkep” dapat diselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan suatu nikmat yang tiada ternilai dalam pelaksanaan penelitian skripsi yang telah dilakukan oleh penulis, walau sedikit mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat kerja keras penulis dan adanya bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada orang tua penulis Abd. Rahman Anwar dan Marwah S.Pd yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus tanpa pamrih. Dan saudara-saudaraku yang tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir study ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

(8)

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih banyak disampaikan kepada :

1. Ibunda Dr. Nuryanti Mustari, S.IP.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan sekaligus Pembimbing I, yang sangat baik dalam membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi ini

2. Bapak Ahmad Harakan, S.IP.,M.H.I, selaku Sektetaris Jurusan Ilmu Pemerintahan dan sekaligus pembimbing II, yang sangat baik dalam membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi ini

3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Kedua Orang Tua (Abd. Rahman Anwar dan Marwah S.Pd) atas perhatian,

kasih sayang, doa dan dukungan yang diberikan

5. Bripka Syamsul Marlin, SH yang telah menerima dan membimbing saya sampai selesai

6. Seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

7. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah

8. Pegawai Dinas Perikanan terkhusus untuk ibu Sanawiah, S.ST.,MM, Dian

S.M.S Tangoi selaku Konsultan PUMKM KPW Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Prof. Hatta Fattah selaku tenaga ahli gubernur pada percepatan

(9)

pembangunan sulawesi selatan bidang perikanan, Pokdakan Sahabat Solo dan masyarakat setempat telah bekerjasama selama penulis melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 9. Teman-teman angkatan 2015 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Ilmu Pemerintahan khususnya kelas Ilmu Pemerintahan C (IPC). Juga teman-teman KKP Patani Takalar angkatan ke-XVII Fisipol Unismuh Makassar beserta adik-adik remaja masjid patani Kab. Takalar.

Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan muat bila dicantumkan dan dituturkan semuanya dalam ruang yang terbatas ini, kepada meraka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terimakasih yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan, semuanya total milik ALLAH SWT, karena kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 02 Januari 2020

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

Halaman Pengajuan Skripsi...ii

Halaman Persetujuan...iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah...iv

Abstrak...v Kata Pengantar....vi Daftar Isi...ix Daftar Tabel...xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...4 C. Tujuan Penelitian...4 D. Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kemitraan...7

B. Konsep Pemerintah Daerah...19

C. Kantor Perwakilan Bank Indonesia...24

D. Kerangka Pikir...25

E. Fokus Penelitian...25

F. Deskripsi Fokus Penelitian...26

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian...27

B. Jenis dan Tipe Penelitian...27

C. Sumber Data...28

D. Informan Penelitian...28

E. Teknik Pengumpulan Data...29

F. Taknik Analisis Data...30

(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHAN

A. Pemerintah Daerah...32

a. Gambaran Umum...32

b. Struktur Organisasi...35

c. Visi dan Misi...36

B. Kantor Perwakilan Bank Indonesia...37

a. Gambaran Umum...37

b. Visi dan Misi...38

c. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia...39

d. Strukur Organisasi...41

e. Program Sosial Bank Indonesia...41

C. Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia...45

a. Tanggung jawab...46

b. Kontribusi...56

c. Komunikasi ...61

D. Faktor pendukung dan penghambat...64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...72

B. Saran...73

DAFTAR PUSTAKA...74

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sarana Produksi Udang Vaname...34

Tabel 4.2 Bentuk Bentuk Kontribusi...60

Tabel 4.3 Faktor Pendukung dan Penghambat...64

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Pangkep yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki keistimewaan baik dari sumber daya alam, letak geografis serta terdiri banyak pulau serta jumlah penduduk yang relatif banyak. Akan tetapi keistimewaan tersebut hanya akan sia-sia apabila terjadi ketidakseimbangan antara keistimewaan dengan sumber daya masyarakat yang dimiliki (Mustari & Hakim, 2010).

Secara geografis, daerah ini memiliki kekayaan alam yang tak cukup banyak dan sebagian besar belum dikelola secara optimal, khusunya dibidang kelautan yang mempunyai potensi pengembangan budidaya laut (marie

culture). Pada tahun 2008 terjadi perubahan struktur organisasi dinas kelautan

dan perikanan kabupaten pangkajene dan kepulauan yang disebabkan diberlakukannya PP nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah.

Tambak merupakan budidaya andalan di Kabupaten Pangkep dan sudah menjadi ciri khas kabupaten ini, dapat dikatakan budidaya tambak merupakan salah satu lapangan usaha utama yang digeluti selain industri. Kabupaten Pangkep terdapat 5.803 hektar budidaya tambak di kabupaten pangkep yang tersebar di 8 kecamatan yang membudidayakan tambak (BPS Kab. Pangkep, 2018).

(14)

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat bukan hanya tergantung pada negara yang mampu memerintah dengan baik, tetapi bergantung pula pada komponen lain, yaitu sektor swasta sebagai pemilik modal dan masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas pembangunan daerah. Untuk itulah, perlu dibangun suatu komunikasi aktif antar-stakeholder dalam pelaksanaan otonomi daerah yang bertujuan mengajak semua pihak berkepentingan untuk berdialog, mencari opsi resolusi terhadap masalah sehingga dapat tercipta iklim investasi yang lebih kondusif (BPS Kab. Pangkep, 2018).

Pada dewasa ini, kemitraan dijadikan sebagai unsur utama dalam menjalin hubungan baik pada kalangan masyarakat sipil, pemerintahan, dunia usaha, ataupun hubungan antar negara. Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai, bentuk-bentuk pada kemitraan itu sendiri antara lain yaitu tanggung jawab, komunikasi, kontribusi. Sehingga dapat mengoptimalisasikan program kemitraan itu sendiri (Hafsah, 2013).

Pemerintah Daerah Kab. Pangkep melakukan kerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang ditandai dengan nota kesepahaman

(MOU) dengan Nomor SK: 580/48/diskan tentang perjanjian kerjasama

(15)

pemerintah kab. Pangkep tentang pengembangan ekonomi di kab. Pangkajene dan kepulauan.

Dengan visi mewujudkan desa modern yang produktif dan berkarakter menuju daerah yang lebih maju dan mandiri pada tahun 2021. Kab. Pangkep berusaha mewujudkan dengan melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia dengan harapan dapat mengembangkan perekonomian di kab. Pangkep.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelolah sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah derah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999).

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Dr. Nuryanti Mustari, M.Si & Dr. H. Lukman Hakim M.Si tahun 2015 yang terkait dengan “Public

Participation in the Development of Leading Sector of Agriculture and

Fisheries in Pangkep Regency” menyatakan bahwa boledong ini memiliki

potensi untuk menjadi komoditas utama di Kab. Pangkep dikarenakan produksi pada sektor perikanan maupun pertanian meningkat, oleh karena itu pemerintah daerah berupaya memaksimalkan sumber daya alam tersebut.

(16)

Tetapi, dengan sumber daya alam yang melimpah, potensi pada daerah tidak dapat meningkat dengan kurangnya partisipasi masyarakat (SDM) dikarenakan kurangnya komunikasi antar pemerintah daerah dengan masyarakat (Mustari & Hakim, 2010).

Penyebab kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan potensi daerah selain dari komunikasi adalah informasi tertutup dari otoritas lokal dan kurangnya pertemuan dengan mereka. Informasi tentang sumber potensial dari wilayah yang mereka dapatkan diperoleh melalui diskusi dengan kelompok masyarakat. Bahkan, jarang dilakukan kecuali ada masalah yang dikeluhkan oleh publik. Kurangnya komunikasi dan informasi antara pemerintah dan publik mengakibatkan kurangnya ruang publik untuk melakukan koreksi dan perbaikan dalam perumusan potensi daerah (Mustari & Hakim, 2010).

Pemerintah setempat harus lebih peka melihat dan memperhatikan daerah-daerah penghasil produk-produk yang menjadi ikon Kabupaten Pangkep ini karena sumbangsihnya yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Daerah-daerah yang berpotensi untuk memproduksi hasil-hasil kekayaan alam mestinya harus mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah setempat.

Dengan demikian, hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi daerah salah satunya dalam meningkatkan komoditas udang vaname di Kabupaten Pangkep. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengupayakan suatu

(17)

kajian ilmiah dengan judul penelitian, “Kemitraan Pemerintah Daerah

dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam Peningkatan Komoditas Udang Vaname di Kabupaten Pangkep”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kemitraan Pemerintah Daerah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam peningkatan komoditas udang vaname di Kabupaten Pangkep ?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pada kemitraan

Pemerintah Daerah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam peningkatan komoditas udang vaname di kab. Pangkep ?

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana kemitraan Pemerintah Daerah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam peningkatan komoditas udang vaname di Kabupaten Pangkep.

b. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan faktor penghambat pada kemitraan Pemerintah Daerah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam peningkatan komoditas udang vaname di Kabupaten Pangkep.

(18)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Berkaitan dengan pengembangan ilmu pemerintahan khususnya. Diharapkan menjadi acuan atau referensi bagi mahasiswa serta menambah wawasan pengetahuan dan keilmuan dan akademisi yang ingin mengetahui dan mendalami sejauh mana peningkatan komoditas udang vaname di Kab. Pangkep.

2. Manfaat teoritis

Diharapkan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pemerintah khususnya dalam peningkatan komoditas udang vaname di Kab. Pangkep. Sebagai masukan agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan sebaik-baiknya.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan yang diuraikan dalam penelitian ini pada dasarnya dijadikan acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian ini. Sehubungan dengan masalah yang ingin diteliti, teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

B. Konsep Kemitraan

1. Definisi Kemitraan

Kemitraan Pemerintah-Swasta merupakan suatu model kemitraan yang didasarkan pada kerangka penyedia terbaik (Best Sourcing). Dengan kerangka Best Sourcing tersebut pemerintah dapat mendorong sektor swasta untuk terlibat dalam memberikan pelayanan publik tertentu yang mana hal itu akan lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan (value for money) dan memberikan win-win solution baik bagi pemerintah maupun pihak swasta (Mahmudi, 2007).

Kemitraan Pemerintah - Swasta (Public- Private Partnership) merupakan salah satu cara untuk mengkolaborasikan peran-peran tersebut. Kemitraan pemerintah swasta merupakan kerjasama pemerintah dan swasta, dimana sektor swasta menyediakan modal investasi penting dalam penanganan penyediaan prasarana skala besar (Soesilo, 2000).

(20)

Kemitraan pemerintah daerah (local government partnership) merupakan program strategis yang penting dilakukan daerah sebab tidak

mungkin seluruh permasalahan pembangunan masyarakat dapat

diselesaikan oleh pemerintah daerah sendiri (Mahmudi, 2007).

Kemitraan pemerintah dan swasta merupakan program strategis yang penting dilakukan sebab tidak mungkin seluruh permasalahan pembangunan masyarakat dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah sendiri. Oleh karena itu perlu dikembangkan kemitraan antara pemerintah dengan berbagai pihak, baik sektor swasta ataupun sektor ketiga melalui skema kemitraan pemerintah daerah (Soesilo, 2000).

Ada berbagai bentuk kerjasama antara pemerintah dan swasta yang telah dipraktikan sejak lama, antara lain dalam bentuk privatisasi,

contracting out, build operation transfer, build own operates. Bentuk

kerjasama seperti ini mensyaratkan kerjasama yang terus-menerus antara pemerintah dan swasta, dengan pemerintah menetapkan persyaratan dan peraturan yang harus dipatuhi oleh sektor swasta yang menjadi mitranya (Mahmudi, 2007).

Public Private Partnership merupakan bentuk perjanjian atau

kontrak antara sektor publik dan sektor privat yang terdiri atas beberapa ketentuan, antara lain: sektor privat menjalankan fungsi pemerintah untuk periode tertentu; sektor privat menerima kompensasi atas penyelenggaraan fungsi, baik secara langsung maupun tidak langsung; sektor privat

(21)

bertanggung jawab atas resiko yang timbul dari penyelenggaraan fungsi tersebut (Parente, 2006).

Pendekatan kerjasama pemerintah swasta (public private

partnership) dipandang penting untuk memenuhi ketersediaan sarana dan

prasarana dasar perkotaan dan peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat. Mengingat keterbatasan kemampuan pemerintah, baik berupa keterbatasan sumber daya keuangan dan sumber daya manusia maka keterlibatan sector privat penting dalam urusan publik untuk memenuhi ketersediaan sarana dan prasarana dasar perkotaan dan peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat (Uji, 2014).

Public Private Partnership dapat dijadikan sebagai alternatif

penyediaan infrastruktur. Publik Private Partnership dapat memunculkan hubungan antara publik dan privat untuk bekerjasama dalam pembangunan. Keuntungan yang dapat diperoleh pada hubungan ini adalah inovasi, kemudahan keuangan, kemampuan teknologi, dan pengaturan efisiensi (Muawanah, 2013).

Public Private Partnership merupakan pengaturan antara

pemerintah dan sektor swasta untuk menyediakan berbagai jenis pelayanan publik, seperti pembangunan infrastruktur, penyediaan fasilitas-fasilitas komunitas, dan berbagai jenis pelayanan lainnya. PPP bercirikan adanya pembagian investasi, risiko, pertanggungjawaban, dan penghargaan antara pemerintah dengan sektor swasta yang menjadi mitranya (Bapedda, 2007).

(22)

Kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat merupakan media strategis dalam mewujudkan dan mendukung aktivitas pemerintah. Pendekatan kemitraan ini dimaksudkan agar dalam kegiatan-kegiatan pembangunan bukan saja dunia usaha yang aktif tetapi peran serta masyarakat ikut menentukan keberhasilan pembangunan sehingga masyarakat bukan lagi sebagai obyek tetapi subyek dari pembangunan di daerah (Uji, 2014).

Public Private Partnership merupakan hubungan kerjasama

pemerintah dengan publik dalam pelaksanaan pembangunan melalui investasi dengan melibatkan pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dan

NGO. Masing-masing pihak memiliki peran dan fungsi dalam pelaksanaan

pembangunan. Peran dan fungsi permerintah sebagai suatu institusi resmi dituntut untuk lebih transparan, akuntabel, responsif, efektif dan efisien dalam penciptaan good governance (Azis, 2016).

Ada tiga hal yang mendorong pemerintah untuk melakukan kerjasama pemerintah dan swasta (PPP) karena masalah keterbatasan dana, efisiensi dan efektivitas pemerintahan, dan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat. Sebagai suatu daerah yang baru berkembang tentunya pemerintah daerah tidak dapat mengandalkan sumber daya yang ada (keuangan dan SDM). Disini pemerintah daerah butuh menarik pihak swasta untuk melakukan investasi tidak hanya dalam bentuk dana tetapi juga peningkatan skill SDM nya untuk membangun dan memelihara

(23)

infrastruktur yang belum dan sudah tersedia dalam rangka mensejahterakan masyarakat (Azis, 2016).

Kerjasama pemerintah dan lembaga non pemerintah dapat

memperbaiki costeffectiveness dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Pemerintah dapat memperluas cakupan pelayanan tanpa harus menambah

anggaran dan personalia. Melalui kerjasama dengan lembaga non

pemerintah maka cakupan pelayanan dapat diperluas tanpa harus menambah anggaran negara. Masyarakat dan pemangku kepentingan memiliki sumber daya yang dapat digunakan untuk memperluas cakupan pelayanan (Dwiyanto, 2008).

Kemitraan pemerintah dan swasta merupakan program strategis yang penting dilakukan sebab tidak mungkin seluruh permasalahan pembangunan masyarakat dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah sendiri. Oleh karena itu perlu dikembang-kan kemitraan antara pemerintah dengan berbagai pihak, baik sektor swasta ataupun sektor ketiga melalui skema kemitraan pemerintah daerah (Uji, 2014).

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan (Hafsah, 2013).

Kemitraan adalah sebuah cara melakukan bisnis di mana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama (Sulistiyani, 2004).

(24)

Partnership atau Alliance” adalah suatu asosiasi yang terdiri dari

dua orang atau usaha yang sama-sama memiliki sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mencari laba (Damayanti, 2009).

Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan Usaha Besar (UU No 20 Tahun 2008).

Kemitraan merupakan jalinan kerjasama usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperbesar dan saling menguntungkan (Damayanti, 2009).

Hubungan kerjasama tersebut tersirat adanya satu pembinaan dan pengembangan, hal ini dapat terlihat karena pada dasarnya masing-masing pihak pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan, justru dengan kelemahan dan kelebihan masing-masing pihak akan saling melengkapi dalam arti pihak yang satu akan mengisi dengan cara melakukan pembinaan terhadap kelemahan yang lain dan sebaliknya (Damayanti, 2009).

Kemitraan merupakan kerjasama usaha antara perusahaan besar atau menengah yang bergerak di sektor produksi barang-barang maupun di sektor jasa dengan industri kecil berdasarkan atas asas saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan (Sulistiyani, 2004).

(25)

Kemitraan usaha pertanian merupakan salah satu instrumen kerjasama yang mengacu pada terciptanya suasana keseimbangan, keselarasan, dan keterampilan yang didasari saling percaya antara perusahaan mitra dan kelompok melaui perwujudan sinergi kemitraan, yaitu terwujudnya hubungan yang saling membutuhkan, saling menguntungkan, dan saling memperkuat (Martodireso, 2002).

Konsep Kemitraan diperkuat pada peraturan pemerintah No. 44 Tahun 1997 yang menerangkan bahwa bentuk kemitraan yang ideal adalah saling memperkuat, saling menguntungkan, dan saling menghidupi (Sumardjo, 2004).

Kemitraan dilihat dari perspektif etimologis diadaptasi dari kata

partnership, dan berasal dari akar kata partner. Partner dapat

diterjemahkan “pasangan, jodoh, sekutu, atau kampanyon”. Makna

partnership yang diterjemahkan menjadi persekutuan atau perkongsian

(Sulistiyani, 2004).

Secara teoritis, Eisler dan Montouri membuat pernyataan yang menarik yang berbunyi bahwa “memulai dengan mengakui dan memahami kemitraan pada diri sendiri dan orang lain, dan menemukan alternatif yang kreatif bagi pemikiran dan perilaku dominator merupakan langkah pertama ke arah membangun sebuah organisasi kemitraan”. Dewasa ini, gaya-gaya seperti perintah dan kontrol kurang dipercaya. Di dunia baru ini, yang dibicarakan orang adalah tentang karyawan yang “berdaya”, yang proaktif,

(26)

karyawan yang berpengetahuan yang menambah nilai dengan menjadi agen perubahan (Eisler: Rione: Mountouri, 2001).

Kemitraan yang berkembang saat ini adalah inti plasma, sub kontrak, perdagangan umum waralaba dan pola-pola lain dimana undang-undang memberi kebebasan bagi usahawan mengadakan hubungan kemitraan yang lebih efisien dan efektif (Sulistiyani, 2004).

Kemitraan yang berkembang saat ini ada tiga, yaitu kemitraan tradisional, pasar, pemerintah, dengan prinsip utama simbiosis mutualisme (saling menguntungkan dan membutuhkan) (Pranadji, 1995).

Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama atau keuntungan bersama (Hafsah, 2013).

Kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha diberbagai pihak yang strategis, bersifat sukarela, dan berdasar prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan UKM oleh usaha besar (Rachmat, 2013).

Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan (Sulistiyani, 2004).

(27)

Kemitraan adalah kerjasama usaha kecil termasuk koperasi dengan segala usaha menengah atau besar disertai pedoman dan pengembangan oleh suatu pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Maksud dan tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil dibidang manajemen, produk, pemasaran, permodalan dan teknis, disamping agar bisa mandiri demi kelangsungan usahanya, sehingga bisa melepaskan diri dari sifat ketergantungan (Hafsah, 2013).

Kemitraan adalah sebagai jalinan kerjasama usaha untuk tujuan memperoleh keuntungan (Fletcher, 1999).

Kemitraan merupakan jalinan kerjasama yang merupakan strategi kerja yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperbesar dan saling menguntungkan. Dalam kerjasama tersebut tersirat adanya suatu pembinaan dan pengembangan. Hal ini harus disadari oleh masing-masing pihak yang bermitra yaitu harus memahami bahwa mereka memiliki perbedaan, menyadari keterbatasan masing-masing dan paham bahwa dalam kemitraan harus ada hubungan komunikasi yang dinamis (Sulistiyani, 2004).

(28)

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu (Notoatmojo, 2003).

Kemitraan adalah suatu persekutuan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik bersama yang menjalankan suatu bisnis mencari keuntungan (Hafsah, 2013).

Kemitraan adalah untuk meningkatkan kemitraan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumberdaya kelompok mitra, peningkatan skala usaha serta menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan kelompok usaha mandiri (Sumardjo, 2004).

Kemitraan usaha bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, kuantitas produksi, kualitas produksi, meningkatkan kualitas kelompok mitra, peningkatan usaha dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra mandiri (Martodireso, 2002).

Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan (Uji, 2014).

(29)

Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan “mitra” atau “partner” (Uji, 2014).

Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerjasama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing (Uji, 2014).

Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan (Sumardjo, 2004).

Esensi kemitraan terletak pada kontribusi bersama, baik berupa tenaga (labour) maupun benda (property) atau keduanya untuk tujuan kegiatan ekonomi. Pengendalian kegiatan dilakukan bersama dimana pembagian keuntungan dan kerugian distribusi diantara dua pihak yang bermitra (Hafsah, 2013).

Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama (Uji, 2014).

Kemudian menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil pasal 1 ayat 8 yang berbunyi “Kemitraan adalah kerjasama

(30)

usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan” (UU No 9 Tahun 1995).

2. Bentuk-bentuk kemitraan :

 Tanggung Jawab

 Komunikasi

 Kontribusi

3. Tujuan Kemitraan :

 Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat

 Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan

 Meningkatkan pemeran dan pemberdayaan masyarakat

 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah, dan nasional

 Memperluas kesempatan kerja

(31)

C. Konsep Pemerintah Daerah

Pemerintahan daerah menurut Pasal 1 UU nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yaitu pemerintahan daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD negara republik Indonesia tahun 1945.

Pemerintahan Daerah atau di Negara-negara Barat dikenal dengan Local Government dalam penyelenggaraannya didasarkan pada konsep-konsep, seperti Asas, Sistem dan Prinsip Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Otonomi Daerah, serta Tujuan Pemerintahan Daerah (Djaenuri, 2014).

Pemerintah daerah adalah Unsur (turunan) pemerintahan daerah

(localself-governance) yang diselenggarakan oleh badan-badan yang

dipilih secara bebas dengan tetap mengakui supremasi pemerintahan nasional. Pemerintahan ini diberi kekuasaan, diskresi (kebebasan untuk mengambil kebijakan), tanggungjawab dan dikontrol oleh kekuasaan yang lebih tinggi (Herdiansyah, 2010).

(32)

Dasar penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia adalah Pasal 18 UUD 1945 yang menyatakan, bahwa pembagian wilayah di Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunannya ditetapkan dengan UU. Dalam pembentukan daerah besar dan kecil tersebut harus tetap memperhatikan hak-hak usul-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.

Melalui peraturan pemerintah No. 6/2008 tentang pedoman evaluasi untuk pemerintahan lokal, maka pemerintah daerah harus berusaha untuk membangun wilayahnya yang berorientasi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat, layanan masyarakat, dan daya saing daerah. Pengembangan daya saing dari sektor-sektor terkemuka dapat dilihat di sektor-sektor yang paling melibatkan kehidupan masyarakat dan sektor-sektor yang paling menyerap tenaga kerja dari sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan daya saing daerah (Mustari & Hakim, 2010).

Pemerintah daerah adalah subsidi politik dari kedaulatan bangsa dan Negara (Djaenuri, 2014).

Azas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (UU Nomor 32 Tahun 2004) yaitu asas otonomi daerah yang terdiri atas :

a. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(33)

b. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di daerah.

c. Tugas pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dan dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Pada hakikatnya, otonomi daerah adalah kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan daerah, terdapat tiga pilar yang berperan signifikan, yaitu negara atau pemerintah (the state), investor atau swasta (the private sector), dan organisasi sipil masyarakat (civil society organization) (BPS Kab. Pangkep, 2018).

Secara umum ada 2 (dua) bentuk pemerintahan daerah di dunia ini, yaitu Local Self Government dan Local State Government. Pemerintah daerah dalam bentuk Local Self Government berwenang mengatur dan mengurus pemerintahan sendiri. Local state government adalah unit organisasi pemerintahan wilayah, unit organisasi pemerintahan di daerah yang dibentuk berdasarkan asas dekonsentrasi (Djaenuri, 2014).

Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan

(34)

Penyelenggaran urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UU No 32 Tahun 2004).

Pemerintahan daerah terbentuk di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki beberapa tujuan:

a. Mengurangi beban Pemerintah Pusat dan campur tangan yang terlalu besar mengenai masalah-masalah yang sebetulnya dapat diselesaikan oleh masyarakat setempat;

b. Mendidik masyarakat untuk mengurus urusannya sendiri;

c. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Hal ini terdorong karena masyarakat ikut terlibat langsung dalam pengambilan keputusan;

d. Memperkuat persatuan dan kesatuan nasional. Hal ini didasarkan pada kerangka pikir bahwa dengan diberikannya kewenangan yang luas kepada wilayahnya, terjadi saling percaya antara pemerintah pusat dan kota (lokal). Dengan demikian, upaya untuk memisahkan diri dari Pemerintah Daerah menjadi kecil.

Konsep pemerintahan daerah berasal dari terjemahan konsep local

government yang pada intinya mengandung tiga pengertian, yaitu: pertama

berarti pemerintah lokal, kedua berarti pemerintahan lokal, dan ketiga berarti wilayah lokal (Djaenuri, 2014).

(35)

Pemerintah lokal pada pengertian pertama menunjuk pada organisasi/badan/lembaga yang berfungsi menyelenggarakan pemerintahan daerah. Dalam konteks ini, pemerintah lokal atau pemerintah daerah merujuk pada organisasi yang memimpin pelaksanaan kegiatan pemerintahan daerah, dalam artian ini di Indonesia menunjuk pada Kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Kedua lembaga ini yang menggerakkan kegiatan pemerintahan daerah sehari-hari. Oleh karena itu, kedua lembaga ini dimaknai dengan Pemerintah daerah (local government atau local authority) (Djaenuri, 2014).

Pemerintahan lokal pada pengertian kedua menunjuk pada kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, pemerintah daerah melakukan kegiatan-kegiatan pengaturan. Kegiatan ini merupakan fungsi penting yang pada hakikatnya merupakan fungsi untuk pembuatan kebijakan pemerintah daerah yang dijadikan dasar atau arah dalam menyelenggarakan pemerintahan (Djaenuri, 2014).

Pemerintahan lokal pada pengertian ketiga menunjuk pada wilayah pemerintahan atau daerah otonom dalam konteks Indonesia. Daerah otonom adalah daerah yang memiliki hak untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang telah diserahkan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah menjadi urusan rumah tangganya (Djaenuri, 2014).

(36)

Pemerintah Daerah merupakan salah satu alat dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah daerah ini merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah negara dimana negara Indonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang (Putra, 2016).

D. Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah bank sentral republik indonesia sesuai pasal 23D undang-undang dasar negara republik indonesia dan undang-undang nomor 23 tahun 1999 tentang bank indonesia. Sebelum dinasionalisasi sesuai undang-undang pokok bank indonesia pada 1 juli 1953, bank ini bernama De

Javasche Bank (DJB) yang didirikan berdasarkan oktroi pada masa

pemerintahan Hindia Belanda.

Sebagai bank sentral, bank indonesia mempunyai tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua dimensi, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa domestik (inflasi) serta kestabilan terhadap mata uang negara lain (kurs).

(37)

E. Kerangka Pikir

F. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kemitraan Pemerintah Daerah dengan kantor perwakilan Bank Indonesia dalam peningkatan komoditas udang vaname di kab. Pangkep. Fokus penelitian ini meliputi antara lain:

a. Tanggung Jawab

b. Kontribusi c. Komunikasi

Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia dalam Peningkatan Komoditas Udang Vaname di Kab. Pangkep

Faktor Pendukung Pemerintah

Faktor penghambat Bank Indonesia

Konsep kemitraan menurut (Hafsah, 2013) 1. Tanggung Jawab 2. Komunikasi 3. Kontribusi

Terwujudnya kerjasama Pemerintah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam Peningkatan Komoditas

(38)

G. Deskripsi Fokus Penelitian

1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

3. Kontribusi

Kontribusi tidak bisa diartikan hanya sebagai keikutsertaan seseorang secara formalitas saja, melainkan harus ada bukti nyata atau aksi nyata bahwa orang atau kelompok tersebut ikut membantu ikut turun ke lapangan untuk mengsukseskan suatu kegiatan tertentu.

 Faktor pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang mendorong suatu penelitian sehingga menjadikan penelitian lancar dan stabil.

 Faktor penghambat

Faktor penghambat adalah faktor yang menjadi penghalang dalam suatu penelitian menyebabkan penelitian terhambat dan tidak stabil

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 2 bulan. Peneliti memilih dan menetapkan tempat penelitian pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan Dinas Perikanan Kab. Pangkep. Dasar pertimbangan memilih lokasi tersebut karena data ataupun dokumen-dokumen yang sesuai dengan judul yang diteliti dapat diperoleh dari lokasi tersebut.

Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data dan dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Kemudian data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam serta hasil analisis dokumen.

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe fenomenologi, yang menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi dalam peningkatan komoditas udang vaname yang ada di kabupaten pangkep. Fenomenologi dilakukan dalam situasi alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau

(40)

memahami fenomena yang dikaji dan peneliti bebas untuk menganalisa data yang diperoleh.

Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari data yang diperoleh. Apabila

penelitian menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan datanya,

maka sumber data disebut responden (orang yang merespon/menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti). Apabila peneliti menggunakan teknik dokumentasi, maka catatan (data) yang diperoleh menjadi sumber data.

a. Sumber data primer, yaitu sumber data yang secara langsung diperoleh dari hasil interview kepada informan yang dijadikan subjek penelitian. b. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari

sumber utama seperti dokumen laporan kerjasama pemerintah daerah dengan kantor perwakilan bank indonesia dalam peningkatan komoditas udang vaname di kab. Pangkep.

Informan Penelitian

Adapun informan dari peneliti ini berdasarkan judul diatas :

No Keterangan Jumlah

1 Dinas Perikanan 1 Orang

2 Kantor Perwakilan Bank Indonesia 1 Orang

(41)

Pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

snowball sampling. Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel

yang pada awalnya jumlahnya kecil kemudian bertambah besar. Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam kemitraan Pemerintah Daerah dengan kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam peningkatan komoditas udang vaname di kab. Pangkep. Dimana yang dimaksud disini adalah informan yang diharapkan mampu memberikan data secara obyektif, netral dan dapat dipertanggungjawabkan.

Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan kegiatan tanya jawab oleh penulis kepada informan penelitian yang berhubungan dengan peningkatan komoditas udang vaname di kab. Pangkep.

2. Observasi

Secara langsung mengamati sehingga terjadi interaksi dengan subyek penelitian kemudian peneliti mencatat apa saja yang didapat dilokasi penelitian untuk memberikan gambaran secara utuh tentang objek yang diteliti.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

(42)

seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang bersangkutan.

Teknik Analisis Data

Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis Interactive

Model dari (Miles & Huberman, 2007), yang membagi langkah-langkah

dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).

1. Pengumpulan Data, pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan

data hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.

2. Reduksi Data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data dimaksudkan intuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan tindakan.

(43)

4. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan konfigurasi yang utuh.

Teknik Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011).

1. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama.

2. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Pengambilan data harus disesusikan dengan kondisi narasumber.

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang hasil penilitian dan pembahasan pelaksanaan kemitraan Pemerintah Daerah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam meningkatkan komoditas udang vaname di Kab. Pangkep. Hasil penelitian ini berupa wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan tujuan penelitian, menggambarkan seperti apa kemitraan pemerintah daerah dengan Bank Indonesia dalam meningkatkan komoditas udang vaname di Kab. Pangkep, dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan hasil penelitian ini.

Pemerintah Daerah Kab. Pangkep melakukan kerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang ditandai dengan nota kesepahaman (MOU)

dengan Nomor SK: 580/48/diskan tentang perjanjian kerjasama antara kantor perwakilan bank indonesia provinsi sulawesi selatan dan pemerintah kab. Pangkep tentang pengembangan ekonomi di kab. Pangkajene dan kepulauan. Kerjasama ini akan berlangsung selama 3 tahun. Pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang kemitraan pemerintah daerah dengan bank indoensia dalam bentuk tanggung jawab, kontribusi dan komunikasi.

1. Pemerintah Daerah a. Gambaran Umum

Secara geografis, daerah ini memiliki kekayaan alam yang tak cukup banyak dan sebagian besar belum dikelola secara optimal, khusunya dibidang kelautan yang mempunyai potensi pengembangan budidaya laut (marie culture). Pada tahun 2008 terjadi perubahan struktur

(45)

organisasi dinas kelautan dan perikanan kabupaten pangkajene dan kepulauan yang disebabkan diberlakukannya PP nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah.

Maka, keberadaan dinas kelautan dan perikanan kabupaten pangkep ditetapkan kembali dengan perda nomor 11 tahun 2007 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah pemerintah kabupaten pangkajene dan kepulauan yang telah dijabarkan dengan peraturan bupati pangkajene dan kepulauan nomor 19 tahun 2008 tentang uraian tugas pokok, fungsi dan tata kerja dinas kelautan dan perikanan kabupaten pangkajene dan kepulauan, selain itu pada tanggal 5 oktober 2016 telah ditetapkan perubahan peraturan bupati pangkajene dan kepulauan nomor 63 tahun 2016 mengenai kedudukan, susunan organisasi, tugas pokok, fungsi dan tata kerja dinas perikanan kabupaten pangkajene dan kepulauan.

Luas lahan tambak tahun 2018 yaitu 11.015,45 Ha, yang terdiri dari beberapa kecamatan antara lain :

1. Minasatene (674,72 Ha) 2. Pangkajene (2.283,79 Ha) 3. Bungoro (1.042,04 Ha) 4. Labakkang (2.344,63 Ha) 5. Ma’rang (2.480,69 Ha) 6. Segeri (1.295,44 Ha) 7. Mandalle (359,63 Ha)

8. Liukang Tupabbiring Utara (135,80 Ha) Panjang garis pantai kab. Pangkep :

(46)

Jumlah petani tambak : RTP : 6.254 buah

Tenaga kerja : 18.762 orang Jumlah nelayan : 13.569 orang

Tabel 4.1

Sarana produksi udang vaname

Keterangan Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Produksi budidaya

202.077 ton 226.369,5 ton 301.369,5 ton 336.454,1 ton

Bantuan pupuk tambak

2.627 liter 2.108 botol 527 unit -

Produksi udang vaname

861 ton 1.329 ton 1.954 ton 2.290 ton

Bantuan bibit udang vaname - 2.857.143 ekor 714.500 ekor -

(47)

b. Struktur Organisasi

Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 2018 KEPALA DINAS SEKRETARIS KEPALA DINAS Subbag Perencaanaan Dan Pelaporan Subbag Keuangan Subbag Umum Dan

Kepegawaian Bidang Pengelolaan Pembudidayan Ikan Bidang Perizinan Usaha Perikanan, Pengelolaan, Dan Penyelenggaraan TPI Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil Pemberdayaan Ikan Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil Seksi Pengelolaan Kawasan Pembudidayaan Ikan Seksi Pendidikan, Pelatihan Dan Pendampingan Usaha Kecil Pembudidayaan Ikan Seksi Pendidikan, Pelatihan Dan Pendampingan Nelayan Kecil Seksi Penerbitan Siup Di Bidang Pembudidayaan

Ikan Seksi Pengelolaan

Sarana Pembudidayaan

Ikan Seksi Kemitraan

Usaha, Iptek Dan Dan

Informasi

Nelayan Kecil Seksi Penerbitan

TPUPI Dan TPKPIH Seksi Kemitraan

Usaha, Iptek Dan Informasi

Usaha Kecil Pembudidayaan Ikan Seksi Pembinaan Kelembagaan Nelayan Kecil Seksi Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Yang Baik Seksi Pengelolaan Dan Pnyelenggaran TPI Seksi Pembinaan Kelembagaan Usaha Kecil Pembudidayaan Ikan UPTD

(48)

c. Visi dan Misi

Visi :

Mewujudkan desa modern yang produktif dan berkarakter menuju daerah yang lebih maju dan mandiri pada tahun 2021

Misi :

1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pembangunan dan

memanfaatkan keunikan sebagai kepulauan untuk kesejahteraan masyarakat

2. Meningkatkan kecerdasaan, profesionalisme, dan karakter SDM baik di daratan maupun pulau-pulau

3. Mengembangkan interkoneksitas dan jejaring sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional, dan internasional berbasis daratan dan pulau-pulau

4. Menciptakan lingkungan yang kondusif pada ekosistem daratan dan pulau-pulau

5. Mewujudkan tata pemerintah yang baik pada tatanan daratan dan pulau-pulau

(49)

2. Kantor Perwakilan Bank Indonesia a. Gambaran Umum

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai bank sentral yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/2009. Undang-undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.

Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan

(50)

peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

b. Visi, misi dan nilai strategis bank indonesia

Visi :

Menjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets.

Misi :

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui

penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain.

4. Turut mendukung stabilitas makro ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

(51)

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi Bank Indonesia.

Nilai-Nilai Strategis

Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii) profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan umum (public

interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and

teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

c. Tujuan dan tugas bank indonesia

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan 2019

(52)

Tujuan Tunggal :

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Tiga Pilar Utama :

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tugas dan fungsi Bank Indonesia yang berisi tiga pilar tersebut, antara lain :

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapa dipakai untuk memulihkan.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

(53)

DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA

d. Struktur Organisasi Bank Indonesia

Gubernur Deputi gubernur 4 s.d 7 Deputi Gubernur

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan 2019

e. Program sosial Bank Indonesia

Program Sosial Bank Indonesia atau PSBI merupakan bentuk kepedulian atau empati sosial Bank Indonesia untuk berkontribusi dalam membantu memecahkan masalah sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat. Melalui program sosial, Bank Indonesia juga berupaya

Komite

Staf Ahli Dewan Gubernur

Moneter 1. Departemen kebijakan ekonomi dan moneter 2. Departemen pengelolaan moneter 3. Departemen pengelolaan devisa 4. Departemen pengembangan pasar keuangan 5. Departemen ekonomi dan keuangan syariah Makroprudensial 1. Departemen kebijakan makroprudential 2. Departemen surveilans sistem keuangan 3. Departemen pengembangan UMKM dan perlindungan konsumen Sistem pembayaran dan pengelolaan uang

rupiah 1. Departemen kebijakan sistem pembayaran 2. Departemen penyelenggaraan sistem pembayaran 3. Departemen pengelolaan uang 4. Departemen elektronifikasi dan gerbang pembayaran nasional 5. Unit khusus pembangunan sentra pengelolaan uang, data center, dan business resumption site Jaringan kantor Dalam negeri : 1. Departemen regional 2. Kantor koordinator

dan kantor perwakilan BI provinsi sebanyak 5 3. Kantor perwakilan BI provinsi sebanyak 29 4. Kantor perwakilan BI kota?kabupaten sebanyak 12 Luar negeri : 1. Kantor perwakilan BI New York 2. Kantor perwakilan BI London 3. Kantor perwakilan BI Tokyo 4. Kantor perwakilan BI Singapura 5. Kantor perwakilan BI Beijing Pendukung organisasi 1. Depaartemen manajemen strategis dan tata kelola 2. Departemen hukum 3. Departemen sumber daya manusia 4. Departemen pengelolaan sistem informasi 5. Departemen keuangan 6. Departemen pengadaan strategis 7. Departemen audit intern 8. Departemen pengelolaan logistik dan fasilitas 9. Institut bank indonesia 10. Unit khusus transformasi sistem informasi Pendukung kebijakan 1. Departemen internasional 2. Departemen statistik 3. Departemen jasa perbankan, perizinan, dan operasional tresuri 4. Departemen pengelolaan dan kepatuhan laporan 5. Departemen manajemen resiko 6. Departemen komunikasi

(54)

meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan Bank Indonesia.

Kontribusi yang diberikan sejak tahun 2005 tersebut, kini memasuki babak baru. Sejalan dengan program transformasi Bank Indonesia, PSBI juga berubah. Perlahan-lahan mulai meninggalkan paradigma filantropi, menuju pemberdayaan berkelanjutan yang mampu meningkatkan nilai-nilai ekonomi, sosial dan lingkungan di masyarakat. Lebih spesifik, PSBI kini difokuskan pada program pemberdayaan yang bertujuan pada penguatan ekonomi rumah tangga.

PSBI meliputi dua jenis program, yakni Program Strategis dan Kepedulian Sosial. Program Strategis mencakup program pengembangan ekonomi dan program peningkatan pengetahuan serta pemahaman masyarakat tentang tujuan dan pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Sementara Program Kepedulian Sosial, merupakan kegiatan kepedulian atau empati terhadap permasalahan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, kebudayaan, keagamaan, dan penanganan musibah dan bencana alam.

Bank Indonesia meyakini, bahwa sektor rumah tangga berperan penting dalam pilar ekonomi nasional seperti halnya sektor swasta dan pemerintah. Rumah tangga yang kuat secara ekonomi dan edukasi secara agregat dapat mendukung pencapaian stabilitas ekonomi, khususnya melalui pencapaian inflasi yang rendah dan terkendali

(55)

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan 2019

Tahun 2016, PSBI memiliki tema strategis tahunan "Mendukung Pemulihan Ekonomi Mendorong Pembangunan Ekonomi yang Kuat, Berkesinambungan dan Inklusif". Dalam rangka mendukung fokus pemberdayaan kepada ekonomi rumah tangga, Bank Indonesia juga

mengimplementasikan Program Unggulan yang terdiri

Program Indonesia Cerdas dan Program Pemberdayaan Perempuan. Program Unggulan ini diharapkan dapat menjadi identitas dari Program Sosial Bank Indonesia.

Dampak krisis keuangan global saat ini berimbas pada berbagai negara termasuk Indonesia, karena sistem keuangan global saling interdependensi. Menyikapi krisis keuangan global tersebut pemerintah Indonesia sudah, tengah, dan akan terus melakukan berbagai langkah

(56)

membendung dampak krisis keuangan global sehingga stabilitas sistem keuangan nasional tetap terpelihara.

Selama ini pelaksanaan fungsi sebagai the Lender of the Last

Resort(LoLR) dilakukan oleh bank indonesia melalui pemberian fasilitas

kredit kepada bank yang mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek dan dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan, namun pengaturan mengenai kriteria agunan tersebut tidak sejalan dengan kondisi ekonomi saat ini. Salah satu upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan agar tidak menyebabkan kesulitan pendanaan jangka pendek bagi bank karena ketidaksesuaian antara arus dana masuk yang lebih kecil dibandingkan dengan arus dana keluar adalah dengan merubah kriteria agunan yang dijaminkan oleh bank untuk memperoleh kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dari bank indonesia.

Pemerintah menilai kebutuhan perubahan kriteria tersebut merupakan keadaan kegentingan yang memaksa sehingga Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

(57)

Berikut hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan peneliti tentang kemitraan pemerintah daerah dengan bank indonesia dalam meningkatkan komoditas udang vaname di Kab. Pangkep.

I. Kemitraan Pemerintah Daerah dengan Bank Indonesia

Pemerintah Daerah Kab. Pangkep melakukan kerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang ditandai dengan nota kesepahaman (MOU)

dengan Nomor SK: 580/48/diskan tentang perjanjian kerjasama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kab. Pangkep tentang pengembangan ekonomi di Kab. Pangkajene dan Kepulauan. Kerjasama ini akan berlangsung selama 3 tahun. Salah satu tujuan dalam melaksanakan suatu kemitraan yaitu dengan harapan dapat meraih keuntungan dari pada masing-masing pihak. berikut hasil wawancara dengan Konsultan PUMKM KPW Bank Indonesia Sulawesi Selatan :

“dalam segi material dari pihak BI sendiri tidak ada begitupun dari Pememerintah Daerah, yang ada itu hanya pembudidaya dek, malahan kami yang keluarkan uang, namanya juga bantuan. Dari segi non material dari BI sendiri dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai advisor kepada pemerintah daerah dalam rangka pengembangan ekonomi daerah, sedangkan dari pemda juga dapat meraih keuntungan dari segi non material yang dimana dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat dengan harapan sejahteranya petambak ini dapat membayar pajak dan retribusi kepada pemerintah daerah sendiri”.

Pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang kemitraan Pemerintah Daerah dengan Bank Indoensia dalam bentuk tanggung jawab, kontribusi dan komunikasi.

(58)

A. Tanggung Jawab

Tanggung jawab dalam bahasa inggris diterjemahkan dari kata

“responsibility” atau “liability”. Tanggung jawab adalah wajib,

menanggung, wajib memikul beban, wajib memenuhi segala akibat yang timbul dari perbuatan, rela mengabdi, dan rela berkorban untuk kepentingan pihak lain (Tanjung, 2017). Berdasarkan pasal 3 pada nota kesepahaman (MOU), BI dan Pemerintah Daerah mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :

1. Melakukan edukasi terhadap sumber daya manusia;

Pada tugas dan tanggung jawab yang pertama ini yaitu bermaksud memberikan edukasi kepada pokdakan sahabat solo tentang :

a. Memberikan pemahaman tentang bagaimana proses panen

yang baik dan benar

b. Memberikan pemahaman tentang bagaimana memberikan

pakan sesuai ukuran yang telah ditentukan

c. Memberikan pemahaman tentang bagaimana cara merawat

yang baik dan benar

Berikut pernyataan PT Bomar saat melakukan sambutan pada pelaksanaan kegiatan panen perdana pada pilot project

pengembangan udang vaname di Kampung Solo, Kelurahan Mappasaile Kecamatan Pangkajene Kabupaten Pangkep :

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenasi posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan

Melihat pesaing yang terus bertambah pada area pemasaran yang sama maka PT.Two Seassons Puri indah coba melebarkan area pemasaran untuk meningkatkan penjualan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui keberadaan nyanyian nutu ku lesung, untuk mengetahui bentuk nyanyian nutu ku lesung, untuk mengetahui peranan

Dari hasil telaah jurnal dan teori yang ada dapat dilihat bahwa ada keterkaitan diantaranya, didapatkan pula bahwa stunting memiliki korelasi terhadap prestasi

Gambar 3.1 Diagram Fungsional Cara Kerja Konveyor Dari diagram fungsional dapat dilihat bahwa pada alat ini menggunakan tiga sensor inframerah yang disusun secara

Pada kali ini saya akan mencoba menulis cara menbagi bandwidth dengan mikrotik dengan melimit atau membatasi bandwidth pada tiap-tiap client dan ini juga yang saya terapkan

Grafik hasil perhitungan parameter kamera: dengan seleksi , crossover dan tanpa mutasi.. Hasil

Pada bab ini, penulis akan membahas metode dan teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu mencakup pembahasan mengenai definisi operasional,