PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
D. Faktor Penghambat Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengingkatkan Motivasi Belajar Siswa
1. Faktor dalam diri siswa
Menururt salah seorang guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, ada beberapa siswa yang diberikan pembinaan agar motivasi belajarnya meningkat. Guru telah melakukan berbagai cara dimulai dengan memberi nasehat secara lemah lembut, dimarahi, dipanggil orang tuanya, diberi peringatan, dijadikan sahabat, akan tetapi siswa yang bersangkutan masih sulit diatur, seperti belajar mengenal rokok, bolos dari
56 Pengembangan diri guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda,
sekolah, datang ke madrasah sering terlambat, dan sebagainya. Setelah diobservasi guru bersangkutan, ternyata memang dalam diri siswa tersebut yang tidak ada kemauan untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik.57 Hal yang sama dikatakan oleh guru kelas Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, bahwa siswa yang sangat sulit untuk diberikan bimbingan agar motivasi belajarnya meningkat adalah siswa yang kurang memiliki kemauan mengubah perilaku yang jelek dalam dirinya. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang apabila diberi nasehat menunjukkan sikap acuh tak acuh, tidak ada sikap memperhatikan apa yang disampaikan gurunya.58
2. Faktor teman sepergaulan siswa
Faktor lain yang dapat menghambat kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah faktor teman sepergaulan siswa yang kurang baik. Menurut salah seorang guru Pendidikan Agama Islam, ada beberpa siswa yang diberikan pembinaan agar motivasi belajarnya meningkat, dari beberapa siswa tersebut ada yang sangat sulit dibina karena ia mudah terpengaruh temannya yang kurang baik. Siswa tersebut sering dinasehati untuk menghindari teman pergaulan yang
57Iskandar, S.Pd.I, Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda,
Wa wancara, 4 Februari 2016
58Maslakhatul Ummah, S.Pd.I, WaliKelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda,
kurang baik, akan tetapi siswa tersebut merasa sulit untuk melakukannya. Terkadang ada siswa yang sudah mau mengubah perilaku buruknya, tapi kemudian mengulangi kembali perbuatannya yang buruk tersebut karena diajak temannya.59
Menurut salah seorang siswa yang diberikan pembiaan motivasi belajarnya oleh guru, mereka sebenarnya mau mendengarkan dan menuruti nasehat guru mereka untuk meninggalkan perilaku yang jelek seperti coba- coba menghisap rokok, bolos sekolah, sering terlambat datang ke madrasah, akan tetapi mereka sangat sulit untuk tidak mengikuti ajakan temannya. Apabila mereka tidak mengikuti ajakan temannya tersebut, mereka akan diancam dan dikucilkan oleh kelompoknya.60
3. Faktor kurangnya perhatian orang tua
Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anaknya dapat menjadi penghambat kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh salah seorang guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, siswa yang sulit sekali untuk dibina biasanya dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang kurang harmonis, kondisi ekonomi
59Sodikin,, S.Ag, Guru Bidang Studi Al-Quran Hadits Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda,
Wa wancara, 5 Februari 2016
60
yang sangat lemah, atau pemahaman tentang pentingnya pendidikan masih sangat rendah, seperti orang tua yang sering bertengkar, melaut hingga berhari-hari baru pulang, fasilitasi terhadap kebutuhan belajar siswa rendah. Guru telah berupaya seoptimal mungkin memberikan pembinaan agar moticasi belajar siswanya meningkat, akan tetapi jika orang tuanya kurang mendukung upaya yang dilakukan guru tersebut, maka hasilnya akan kurang maksimal.61
Salah seorang siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda mengemukakan bahwa salah satu penyebab mereka melakukan perbuatan yang buruk seperti, belajar menghisap rokok, bolos sekolah, sering datang terlambat ke madrasah adalah karena kurang ada perhatian orang tua. Orang tua sering bertengkar, ketika pulang sekolah terkadang orangtua tidak ada di rumah, dan jika diminta untuk melengkapi kebutuhan belajar, seperti buku, pena, dan lain-lain, orang tua tidak tanggap untuk cepat-cepat memenuhinya. Dari kondisi seperti itu, siswa tidak betah di rumah, pulang main terkadang hingga larut malam, dan motivasi belajar rendah. Orang tua mereka jarang menanyakan perkembangan anaknya di madrasah.62
Berdasarkan hasil observasi peneliti, didapatkan informasi bahwa, rata-rata kondisi ekonomi orangtua siswa pas-pasan, pendidikan orang tua rendah, kesadran akan pentingnya pendidikan bagi anak rendah, sehingga
61Sodikin, S.Ag, Guru Bidang Studi Al-Quran Hadits Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda,
Wa wancara, 5 Februari 2016
62
sangat dimungkinkan menjadi penyebab kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya.63
4. Faktro kurangnya kerjasama antar guru di sekolah
Tugas mendidik, membina akhlak dan meningkatkan motivasi belajar siswa bukan hanya tanggung jawab guru Pendidikan Agama Islam saja. Akan tetapi menjadi tugas dan tanggung jawab semua guru dan semua unsur yang ada dalam madrasah/sekolah. Kurangnya kerjasama antar guru di madrasah dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, akan menjadi kendala dalam kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagaimana yang dikatakan oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, terkadang ada beberapa guru yang kurang mendukung upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, seperti apabila marah kepada siswanya yang nakal atau melanggar tatatertib madrasah, mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas, bersifat berat sebelah, suka memarahi siswa di depan siswa dan guru lain.64
Hal yang sama dikemukakan oleh salah satu guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, terkadang ada guru yang
63 Penyebab kurangnya Perhatian Orangtua kepada anak, Observasi, Oktober 2015-Februari
2016
64Rohman, S.Pd.I, Wakil Kepala MadrasahTsanawiyah Nurul Huda, Observa si, Oktober
mendiamkan saja apabila siswa menunjukkan perilaku yang kurang baik misalnya, melanggar tatatertib madrasah. Bahkan ada guru yang terkesan membela perilaku siswa yang kurang baik yang dianggapnya hal biasa yang dilakukan anak-anak menjelang remaja.65
Berdasarkan beberapa hasil wawancara tersebut, dapat dipahami bahwa hal-hal yang dapat menghambat kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda yaitu faktor internal dan eksternal siswa, serta faktor kurangnya kerjasama antara guru di madrasah.
65Putut Anggoro, Guru Penjas-Kes MadrasahTsanawiyah Nurul Huda, Wawancara, 5
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam penyajian dan analisi data pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul HudaKecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Tsanawiyah Nurul Hudayang memiliki kompetensi kepribadian sebagai berikut: beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan, serta mampu memberikan motivasi ektrinsik sebagai berikut: Memberi angka, Hadiah, Saingan/kompetisi, Ego-involvement, Memberi ulangan, Mengetahui hasil, Pujian, Hukuman, Tujuan yang diakui, Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Dengan demikian, semakin baik tingkat kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam, maka akan semakin efektif dalam pencapaian tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka diajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Kepala madrasah, hendaknya semakin meningkatkan kerjasama antar guru dan seluruh unsur madrasah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu diharapkan kepala madrasah lebih meningkatkan hubungan dan pengawasan terhadap dewan guru, sehingga pelaksanaan kompetensi kepribadian guru semakin meningkat.
2. Para guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam, hendaknya selalu meningkatkan kompetensi kepribadiannya dengan selalu membuka diri menerima kritikan orang lain, baik dari sesama guru, kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat di lingkungan madrasah, sehingga upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dapat berjalan dengan lebih optimal. 3. Siswa, agar lebih berusaha memperbaiki diri, dengan mendengarkan saran
dan arahan dari guru, menerima masukan dari orang lain, memilih teman yang baik, dan selalu membiasakan untuk mendekatkan diri dan berdoa kepada Allah SWT.
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995
Achmad Sunarto, Percakapan Tiga Bahasa Al-Mahir, Surabaya: Halim Jaya, cet. 2, 2008
Ahmad Najieh, Kamus Arab, Surakarta: Insan Kamil, cet. 1, 2010
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1974
Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2001
Alhafidh, Masrap suhaemi, Tarjamah Riadhus Shalihin,Surabaya: Mahkota Surabaya, cet. 9, 1994
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009
A. Samana, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, 1994
Calvin S. Hall, dkk., Teori-Teori Holistik (Organisasi-Fenomenologis),
Pustaka, 2006
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, cet. 7, 1997
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 Dindin Jamaluddin, Metode Pendidikan Anak, Bandung : Pustaka Al-Fikriis,
2010, Cet.ke-1
Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Pengadaan dan Pembinaan Tenaga Kependidikan dalam Pendidikan Iklusif,http://www.ditplb.or.id/ 25 Oktober 2012
Direktorat Tenaga Kependidikan, Standar Kompetensi Guru SMU, Jakarta: Depdiknas, 2003
Dokumen, Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. 2, 2009
________,Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005, Jakarta: Depag RI, 2008
Dokumen, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP), Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri, Cet.ke-3, 2009
Dokumen, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan, Jakarta: Media Karya Utama, 2009
Farid Sarimaya, Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana, Bandung: Yrama Widya, 2008
Hamka Abdul Aziz, Karakter Guru Profesional, Jakarta: Al-Mawardi Prima, cet. 1, 2012
Hamzah B, Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, cet. 5, 20101 ________,Landasan Pembelajaran, Gorontalo: Nurul Jannah, 2004
________,Teori Motivasi &Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, cet. 6, 2010 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
Ed.1, Cet.ke-2, 2001
Hussein Bahreis, Ajaran-Ajaran Akhlak Imam al-Ghazali, Surabaya: al-Ikhlas, 1981
Imam Muslim, Terjemahan Shahih Muslim, Jilid 4, Penerjemah: KH. Adib Bisri Musthofa, Semarang: As-Syifa, 1993
Isbandi Rukminto Adi, Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial: Dasar-Dasrar Pemikiran, Jakarta: Grafindo Persada, 1994
Iskandar Agung, Menghasilkan Guru Kompeten dan Profesional, Jakarta: Bee Media Indonesia,Cet. 1, 2012
Jamaal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005
Semarang: IKIP Semarang Press, 1993
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Cet.ke-1, 2009
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet.4, 2010
Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung: Al Bayan, 1997
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, Cet.ke-1, 2009
M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970
M. Fullan, The Future of Education Change, The Meaning if Educatioanal Change, Ontario: OISE Press
M. Ngalim Purwanto, IlmuPendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.ke-15, 2003
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 Nana Sudjana, Tuntunan Menyusun Karya Ilmiah, Bandung: Sinar Baru
________, Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi, Bandung: Bandar Maju, 1997 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Cet.6,
2010
________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, cet. 8, 2008 Rasto, Kompetensi Guru, http://www.wordpress.com/25 Oktober 2012
Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Th. 2005, Jakarta: Sinar Grafika, cet. 2, 2009
Reostiyah, NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan,Jakarta: Bina Aksara, 1989 Samsul Nizar, Peserta Didik dalam Perspektif Islam, Padang: IAIN Imam Bonjol
Press, 1999
Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang: YA3, 1990
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 21, 2012
Soepatinah Pakasi, Anak dan Perkembangannya, Jakarta: Gramedia, 1997
Stephen P. Robbins, Organizational Behavior,New Jersey: Printice Hall Cliffs, 1986
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan RemajaRemaja, Jakarta: Renika Cipta, 1997
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1989
Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Amissco, 2005
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta: 1986 Sutrisno Hadi, Statistik, Yogyakarta: Andi offset, Jil.ke-2, 1999
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, Cet.ke-1, 2009 Thomas L. Good & Jere E. Brophy, Educational Psychology: A Realistic
Approach, New York: Longman, 1990
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbbakat, Jakarta : PT Rineka Cipta, Cet.ke-2, 2004
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: PT Erisco, 1996
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grafindo, 1996