• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Pentingnya Belajar Matematika Bagi Siswa Kelas VIII di SMP

3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika

Kesulitan belajar siswa menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar dalam kegiatan belajar. Ketidak lancaran kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa Aspek, yaitu aspek intern dan ekstern, yaitu :

1). Aspek Intern adalah faktor dari dalam diri manusia itu sendiri, yang meliputi:

a. Kesehatan

Siswa yang sakit dan kurang sehat akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak sehingga siswa menjadi tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Dalam konteks mata pelajaran matematika kesehatan penting sebab dalam mata pelajaran ini

siswa sangat membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena menyangkut rumus-rumus dan hitungan.Bila kondisinya lemah maka siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik maka siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar.

b. Psikologis 1) Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Siswa yang IQ-nya tinggi (110-140) dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi dan digolongkan cerdas. Siswa yang memiliki IQ 140 ke atas digolongkan genius. Siswa yang IQ-nya normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Siswa yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental (Ahmadi dan Widodo, 2003:81). Menurut Howard Gardner (2003:24:47) ada 9 intelegensi yang dimiliki oleh manusia yaitu intelegensi: linguistik, matematis-logis, ruang, kinestetik-badani, musical, interpersonal, intrapersonal, lingkungan/naturalis, eksistensial. Dalam konteks matematika berkaitan dengan intelegensi matematis-logis. Intelegensi matematis-logis adalah kemampuan dalam penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Siswa dengan IQ yang tinggi secara matematis pasti cepat dan lancar untuk

menyelesaikan soal-soal matematika, mampu menjelaskan masalah secara logis, menghitung dengan cepat di luar kepala, menggunakan angka-angka dan rumus. Siswa dengan IQ normal kemungkinan juga dapat mengerjakan soal-soal matematika dengan baik. Sedangkan siswa dengan IQ rendah kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Selain itu kemampuann-nya dalam belajar matematika terutama mengenal simbol angka, memahami rumus-rumus dan berhitung dapat menyebabkan prestasi siswa menjadi rendah dalam mata pelajaran matematika.

2) Bakat

Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus (Semiawan, 1984). Siswa yang memiliki kemampuan bawaan matematis maka dengan mudah belajar berhitung, bermain angka, menggunakan rumus-rumus dan menghitung luas bangun ruang menggunakan rumus itu. Dengan banyak berlatih akan mengembangkan kemampuannya dalam bidang/bakat matematika itu. Kelak kemudian hari akan memiliki ketrampilan matematis.

3) Minat

Minat adalah aktivitas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan dan kenikmatan. Minat menjadi daya pendorong bagi siswa untuk melakukan apa yang siswa inginkan. Dalam konteks pelajaran matematika, siswa yang memiliki intelegensi dan bakat dalam bidang matematika akan terbangkitkan perasan ingin tahu dan perhatian pada hal-hal yang berkaitan dengan matematika. Siswa pun tidak mudah putus-asa dalam mengerjakan soal-soal matematika yang cenderung sulit. Bahkan saat dapat menyelesaikan soal yang rumit, siswa merasa senang dan bangga. Minat akan timbul apabila siswa menaruh perhatian terhadap mata pelajaran matematika. Minat dapat dipengaruhi dari faktor luar yaitu orang tua dan guru. Salah satu contoh : guru saat menerangkan mata pelajaran matematika dibuat dengan menarik sehingga menyebabkan siswa berminat untuk berperan aktif menjawab dan menanggapinya (Julaeha, 1999:183).

4) Motivasi

Motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu (Permadi, 2000: 72). Menurut Ahmadi dan Widodo (2003:83) motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan

perbuatan belajar. Sedangkan motivasi terbagi menjadi dua, yaitu: a) motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti harapan, minat, cita-cita; dan b) motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang muncul dari luar diri siswa, seperti kondisi lingkungan sekolah dan keadaan guru. Dalam konteks matematika, siswa yang memiliki intelegensi, bakat dan minat dalam bidang matematika maka akan memiliki hasrat/dorongan untuk belajar dan mengerjakan soal-soal matematika. Misalnya dengan menjawab soal latihan matematika, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalah matematika. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah untuk mempelajari matematika, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran matematika, akibatnya siswa banyak mengalami kesulitan belajar.

2). Aspek Ekstern adalah faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain:

a. Orang tua

1) Cara mendidik anak

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan

kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya. Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak dapat nyaman di rumah. Sedangkan orang tua yang lemah, suka memanjakan anak, ia tidak rela anaknya bersusah payah belajar, menderita, berusaha keras, akibatnya anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan, bahkan sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha, malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah hingga prestasinya menurun. Orang tua seperti itu tidak memberikan dorongan kepada anaknya, sampai anak menyukai belajar, bahkan karena sikap orang tuanya yang salah anak bisa benci belajar. Orang tua yang perhatian akan kegiatan belajar anaknya, ketika belajar orang tua akan mendampingi anaknya dalam belajar sehingga ketika anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas rumah yang diberikan di sekolah maka anak akan berusaha untuk bertanya kepada orang tuanya apa yang tidak ia mengerti sehingga anak akan merasa tertolong dan merasa nyaman bila dalam belajar didampingi orang tuanya.

2) Hubungan orang tua dan anak

Kasih sayang dari orang tua, perhatian atau penghargaan kepada anak menimbulkan mental yang sehat bagi anak, dan

kurangnya kasih sayang akan menimbulkan gangguan emosional. Demikian juga sikap keras, kejam, acuh tak acuh. Seorang anak akan mengalami kesulitan belajar karena faktor tersebut. Kasih sayang di sini dimaksudkan orang tua selalu meluangkan waktu untuk anaknya, ketika anak butuh pendampingan saat belajar karena anak perlu dorongan dan pengertian orang tua. Kadang anak mengalami lemah semangat maka orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

3) Keadaan ekonomi keluarga

Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya, misalnya membeli alat-alat sekolah, uang sekolah dan biaya-biaya yang lain. Apabila anak kesulitan dalam belajar matematika biasanya anak memerlukan bimbingan belajar, anak tidak hanya belajar di sekolah melainkan dapat belajar di luar sekolah dengan mengikuti kursus. Tetapi karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan maka ini akan menghambat kemajuan belajar anak.

b. Sekolah

Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang membantu siswa agar melaksanakan kegiatan belajar yang baik. Selama di sekolah siswa melakukan kegiatan belajar dengan tuntutan guru. Dalam kegiatan belajar matematika siswa diharapkan lebih aktif dan dapat bekerjasama dengan pihak guru. Siswa dapat mengerjakan latihan-latihan matematika yang diberikan guru dan menanyakan materi-materi yang serasa sangat sulit. Siswa yang tidak aktif, malas mengerjakan latihan-latihan, malu bertanya akan mengalami kesulitan dalam belajar matematika.

c.Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pemilihan dan pengorganisasian bahan-bahan harus relevan dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Di dalam pemilihan bahan-bahan, perlu diperhatikan pula arah perkembangan matematika. Materi pelajaran matematika harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Kurikulum matematika harus disusun menurut kesatuan yang utuh. Apabila materi terlalu tinggi akan membawa kesulitan belajar bagi siswa. Sebaliknya kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan anak, akan membawa kesuksesan dalam belajar.

Dokumen terkait