• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penentu Daya Saing Ekonomi Daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembobotan dan Pemeringkatan Daya Saing Ekonomi

4.3.2 Faktor Perekonomian Daerah

Perekonomian daerah sebagai faktor ekonomi yang utama dalam meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Simalungun. Meskipun dalam pembobotan ini merupakan prioritas kedua setelah infrastruktur fisik dengan nilai bobot sebesar 0,221. Hal ini memang tidak terlepas dari peran perekonomian

daerah yang mutlak harus didukung adanya infrastruktur yang memadai. Namun demikian, kondisi perekonomian daerah berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Dimana, kondisi perekonomian daerah yang baik akan mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat. Begitupun sebaliknya, jika perekonomian daerah cenderung berjalan stagnan maka pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut juga akan terhambat yang berimbas pada perekonomian secara regional maupun nasional.

Struktur ekonomi di Kabupaten Simalungun sebagian besar dipengaruhi oleh sektor pertanian. Kontribusi terbesar pembentuk PDRB Simalungun berasal sektor pertanian dan industri pengolahan. Sektor pertanian masih merupakan kontributor terbesar pembentuk PDRB yaitu 54,08 persen, kemudian sektor industri pengolahan 16,63 persen dan sektor jasa-jasa 11,62 persen. Kontribusi sektor pertanian sendiri 46,98 persen dibentuk oleh sub sektor perkebunan dan 45,07 persen oleh sub sektor pertanian tanaman pangan sedangkan selebihnya sub sektor peternakan, kehutanan dan perikanan masing masing meberi kontribusi 5,23 persen, 1,67 persen dan 1,05 persen. Untuk lebih jelasnya berikut penulis lampirkan dalam tabel 4.5 dan tabel 4.6.

Tabel 4.5

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2008 - 2012 Atas Dasar Harga Berlaku

Sektor Usaha Tahun

2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Pertanian 4.580,17 5.064,69 5.656,11 6.328,32 7.060,74 Pertambangan & Penggalian 38,44 41,85 45,83 50,30 57,42 Industri Pengolahan 1.482,75 1.592,12 1.764,67 1.949,23 2.170,98 Listrik, Gas & Air Bersih 61,64 70,54 81,22 93,82 107,91

Konstruksi 150,00 168,05 188,60 217,76 251,93

Perdagangan, Hotel &

Restoran 690,03 763,87 869,99 995,92 1.144,14

Pengangkutan & Komunikasi 287,56 314,95 342,96 382,08 431,41 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 153,30 178,47 206,59 260,42 313,50

Jasa-jasa 968,41 1.077,48 1.204,97 1.349,73 1.517,27 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun

Tabel 4.6

Struktur PDRB Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha/ Sektor Tahun 2009 - 2013

No Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (%)

2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 54,62 54,69 54,43 54,08 53,66

2 Pertambangan & Penggalian 0,45 0,44 0,43 0,44 0,45

3 Industri Pengolahan 17,17 17,03 16,76 16,63 16,63

4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,76 0,78 0,81 0,83 0,85

5 Konstruksi 1,81 1,82 1,87 1,93 2,01

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 8,24 8,40 8,57 8,76 8,93 7 Pengangkutan & Komunikasi 3,40 3,31 3,29 3,30 3,33 8 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 1,92 1,99 2,24 2,40 2,45

9 Jasa-jasa 11,62 11,63 11,61 11,62 11,70

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun

Responden sebagian besar setuju untuk lebih memprioritaskan peningkatan pengolahan potensi ekonomi Kabupaten Simalungun dengan nilai bobot 0,593 atau sebesar 59%. Lalu respoden memilih struktur ekonomi dengan nilai bobot 0,407 atau sebesar 41%. Persentase dari masing-masing variabel indikator perekonomian daerah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.4

Diagram Faktor Perekonomian Daerah

Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya sangat banyak potensi ekonomi di Kabupaten Simalungun baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya bentukan karena adanya inovasi ataupun adanya investasi dan dorongan sumber daya sosial yang belum dikelola secara maksimal. Dimana sangat diharapkan potensi-potensi ini bisa menjadi titik pergerakan perekonomian Kabupaten Simalungun yang baru. Perkebunan-perkebunan yang ada di Kabupaten Simalungun seperti sawit, karet, pinus dan teh haruslah menjadi unggulan di pasar nasional maupun internasional agar bisa menjadi tumpuan utama komoditi ekspor Kabupaten Simalungun.

Selain itu, di sektor pariwisata, banyak sekali wisata alam yang ada di Kabupaten Simalungun yang sampai saat ini masih terkesan kurang dioptimalkan. Baik dari segi pelestarian alam sekitar maupun segi promosi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Simalungun. Kota wisata Parapat yang terletak di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon masuk dalam daerah tujuan wisata Provinsi

Potensi Ekonomi 59% Struktur Ekonomi 41%

Sumatera Utara, sudah seharusnya Pemerintah Kabupaten Simalungun aktif untuk mengembangkan lokasi wisata tersebut yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat sekitar

Berdasarkan persepsi masyarakat Kabupaten Simalungun, bahwa sebanyak 67% responden menyatakan setuju terhadap peningkatan daya beli masyarakat yang cenderung semakin meningkat. bahkan 3% menyatakan sangat setuju dan hanya sekitar 30% masyarakat menyatakan kurang setuju. Indikasi ini menunjukkan bahwa tingkat daya beli masyarakat Kabupaten Simalungun semakin tinggi, maka kinerja perekonomian daerah di Kabupaten Simalungun semakin baik. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun setiap tahunnya yakni sebesar 6,06% pada tahun 2012, angka ini cenderung meningkat dari tahun 2011 yang berkisar 5,81% dan 5,12% pada tahun 2010. Sebanyak 66% responden juga setuju dengan perkembangan kondisi ekonomi yang semakin baik. Bahkan, 7% diantaranya menjawab sangat setuju. Kemudian, sebagian besar masyarakat juga setuju bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat semakin membaik dengan presentase 56% dan hanya sekitar 44% yang menjawab kurang setuju. Hal ini seakan menjawab pernyataan responden yang setuju terhadap daya beli masyarakat Kabupaten Simalungun yang cenderung meningkat yang pada akhirnya berpengaruh positif terhadap perkembangan kondisi perekonomian yang semakin baik. Membaiknya perekonomian daerah ini pada akhirnya juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Walaupun kondisi perekonomian semakin membaik, tetapi sebesar 47% responden menyatakan tidak setuju bahwa kondisi harga-harga barang dan jasa relatif stabil dan terjangkau di Kabupaten Simalungun. Mengingat sebagian besar harga komoditi di Indonesia sangat bergantung terhadap harga bahan bakar minyak (BBM). Dan hingga saat ini, harga minyak yang masih naik turun menjadi masalah utama harga barang dan jasa tidak pernah cenderung stabil.

Meskipun demikian, dapat dilihat bahwa perkonomian daerah di Kabupaten Simalungun cenderung berjalan baik dan lancar. Namun agar kestabilan dapat tercapai dibutuhkan intervensi pemerintah kabupaten untuk membantu menciptakan kestabilan harga-harga barang yang sesuai dengan tingkat daya beli masyarakat di Kabupaten Simalungun.

Dari perkembangan diatas dapat dikatakan bahwa Kabupaten Simalungun sebenarnya sangat mampu untuk meningkatkan daya saing ekonominya jika potensi-potensi ekonomi tersebut dikelola dengan sangat baik oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun dan seluruh elemen masyarakat. Dengan pengelolaan yang optimal dan konsisten serta berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat diharapkan akan tercipta Kabupaten Simalungun yang berdaya saing tinggi.

Dokumen terkait