• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stadium IV: Metastasis ke tempat jauh

2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat beberapa factor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetic (Tabel 2.2). factor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan resiko kanker payudara adalah tempat tinggal di Negara berkembang bagian barat, keadaan sosioekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit payudara proliferative, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran anak pertama, menopause yang terlambat, keadaan nulipara, terapi hormone eksogen, terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan alcohol yang tinggi). (Price, SA. 2006 vol. 2)

18

Tabel 2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara

Faktor Risiko Insidens Tinggi Insidens Rendah

Usia Usia 30-50 tahun Menurun saat menopause

Lokasi geografis Eropa barat dan amerika utara: lebih dari 6-10 kali keturunan amerika, perempuan afrika-ameria sebelum usia 40 tahun

Jepang, sebagian besar Asia, Afrika

Perempuan kaukasian sebelum usia 40 tahun.

Status

sosioekonomi

Kelompok sosioekonomi menengah ke atas

Kelompok sosioekonomi rendah

Status perkawinan

Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara

Perempuan yang menikah

Paritas Nullipara

Kelahiran pertama setelah usia 30 tahun

Multipara (menurun dengan setiap kelahiran)

Paritas tinggi (4 atau lebih kelahiran)

Riwayat menstruasi

Abortus spontan sebelum kelahiran pertama

Menarke usia dini

Menopause lambat setelah usia 50 tahun

Kelahiran pertama sebelum usia 20 tahun, penurunan risiko setiap tahun kelambatan

Awitan awal menopause sebelum usia 45 tahun

19 Sumber: Price, 2006

(keluarga maternal atau paternal ) dengan kanker payudara: 2-3 kali lebih besar terkena kanker payudara.

Ibu dan saudara perempuan, atau 2 saudara perempuan terkena kanker payudara: 6 kali lebih besar terkena kanker payudara

Bentuk tubuh Obesitas (setiap penambahan 10 kg): 80% lebih besar terkena kanker payudara

Penyakit payudara lain

Hyperplasia duktus dan lobulus dengan atipia: 8 kali lebih besar terkena kanker payudara

Terpajan radiasi Peningkatan risiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak, bermanifestasi setelah usia 30 tahun; periode laten minimum: 10-15 tahun

Kanker primer kedua

Dengan kanker ovarium primer; risiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar.

Dengan kanker endometrium primer, risiko kanker payudara 2 kali lebih besar

20 2.4. Pemeriksaan Payudara

Untuk deteksi adanya kanker payudara dilakukan:

2.4.1 SADARI (Periksa Payudara Sendiri)

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi (7-10 hari setelah menstruasi hari pertama), payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.

Caranya :

a. Lihat adanya kelainan pada payudara seperti: Adanya benjolan

Kulit bersisik sekitar puting

Puting susu keluar darah/cairan lain

Cekungan pada kulit payudara/seperti kulit jeruk Perubahan bentuk/ukuran

b. Jika tidak terlihat kelainan, lakukan pemeriksaan lagi dengan cara:

Pemeriksaan Medik, Pemeriksaan Payudara secara berkala oleh tenaga medis (dokter) 2.4.2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan payudara dengan alat-alat penunjang seperti mamografi, USG, biopsi

Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan suatu alat dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mamografi adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mamogram.

21

Wanita usia 40-49 tahun sebaiknya diperiksa setiap 2 tahun sekali, sedangkan usia >50 tahun , sebaiknya diperiksa secara berkala tiap tahun.

USG : pemeriksaan USG pada payudara, bukan untuk tujuan skrining, melainkan untuk lebih meyakinkan. Alat USGnya pun harus khusus.

Biopsi adalah operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan dari benjolan, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi

Prognosis

Yang disebut dengan prognosis adalah gambaran berat ringannya suatu penyakit. Terdapat beberapa faktor yang menentukan baik buruknya prognosis pada kanker payudara. Antara lain:

Stadium kanker Status nodus

Gambaran histology

Status menopausal, dan reseptor hormonal

2.4.3. Penatalaksanaan

Batasan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan paliatif.

Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker, yaitu:

Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektorni radikal Setelah itu periksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional d an

kemoterapi adjuvan Dapat pula dilakukan mastektomi simpleks yang harus diliputi radiasi

tumor bed dan daerah KGB regional. Pada T2N 1 dilakukan mastektomi radikal dan radiasi lokal di daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral atau medial payudara hams dilalrukan radiasi pada rantai KGB regional.

Alternatif lain pada tumor yang kecil dapat dilakukan teknik Breast Conserving

Therapy, berupa satu paket yang terdiri dari pengangkatan tumor saja (tumorektomi), ditambah diseksi aksila dan radiasi kuratif (ukuran tumor < 3 cm) dengan syarat tertentu. Metode ini dilakukan dengan eksisi baji, reseksi segmental, reseksi parsial, kwadranektomi, atau lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB aksila secara total. Syarat teknik ini

22 adalah:

Tumor primer tidak lebih dari 2 cm Nl b kurang dari 2 cm

Belum ada metastasis jauh Tidak ada tumor primer lainnya Payudara kontralateral bebas kanker

Payudara bersangkutan belum pemah mendapat pengobatan sebelumnya (keeuali lumpektorni)

Tidak dilakukan pada payudara yang kecil karena hasil kosmetiknya tidak terlalu menonjol

Tumor primer tidak terlokasi di belakang puting susu

2 Pada stadium IDa lakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi ajuvan, atau mastektorni simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.

Pada stadium yang lebih lanjut, lakukan tindakan paliatif dengan tujuan:

1. Mempertahankan kualitas bidup pasien agar tetap baik/tinggi dan menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.

2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.

3. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang rnengganggu. Perawatan paliatif pun dilakukan berdasarkan stadium, yaitu:

l.Pada stadium Illb dilakukan biopsi insisi, dilanjutkan radiasi. Bila residu tidak ada, tunggu. Bila relaps, tambahkan dengan pengobatan hormonal dan kemoterapi. Namun, bila residu setelah radiasi tetap ada, langsung diberikan pengobatan hormonal sebagai berikut:

a. Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral.

b. Pada pasien sudah 1.-5 tahun menopause periksa efek estrogen. Bila positif,

lakukan seperti (a). Bila· negatif, lakukan seperti (e). Observasi selama 6 - 8 rninggu. Bila respons baik, teruskan terapi, tetapi bila respons negatif dilakukan kemoterapi dengan CMF (CAF) rninimal 12 siklus selama 6 minggu.

c. Pada pasien pasca menopause lakukan terapi hormonal inhibitifladitif. 2 Pada stadium IV

d. Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi bilateral. Bila respons positif, berikan aminoglutetimid atau tamofen. Bila relaps/respons negatif, berikan kemoterapi CMFICAF.

23

.b. Pada pasien sudah 1 - 5 tahun menopause, periksa efek estrogen. Efek estrogen dapat diperiksa dengan estrogenlprogesteron reseptor (ERlPR). Bila positif, lakukan seperti (a). Bila negatif, lakukan seperti (c).

c. Pada pasien pascamenopause berikan obat-obat hormonal seperti tamoksifen,

estrogen, progesteron, atau kortikosteroid.

Keterangan: C= cyclophosphamide, M= methotrexate, F= 5-fluourasil. 2.4.4 Diagnosis Banding

1. Fibroadenoma mamae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat

pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri, dan mobil. Terapi pada tumor ini cukup dengan eksisi.

2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat

kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar,

biasanya bilateral/multi pel. Terapi tumor ini dengan medikamentosa simtomatis.

3. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong,

berbatas tegas, mobil, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm. Terapi tumor ini dengan mastektorni simpel.

4. Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran duktus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.

5. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan dapat

24 2.5 Kerangka Konsep

Dari studi literature, pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang kanker payudara dan factor-faktor yang mempengaruhinya dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Akan tetapi karena keterbatasan peneliti baik dalam dana, tenaga, maupun waktu, maka peneliti membatasi penelittian hanya pada tingkat pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah seperti dipaparkan:

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Keterangan:

Yang dicetak tebal : diteliti

Keterangan :

Cetak tebal : yang diteliti Pengetahuan : Tingkat pendidikan Penghasilan Usia Media Pekerjaan Pengetahuan tentang penanganan kanker payudara

baik

cukup kurang

25 BAB III

Dokumen terkait