• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Suhu dan Kelembaban relatif Lingkungan serta Keberadaan Ruang Terbuka

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Analisis Komponen Habitat yang Berpengaruh terhadap Tingkat Keaneakaragaman Jenis Kupu-kupuKeaneakaragaman Jenis Kupu-kupu

5.4.1 Faktor Suhu dan Kelembaban relatif Lingkungan serta Keberadaan Ruang Terbuka

Kondisi suhu dan kelembaban relatif lingkungan serta keberadaan ruang terbuka memiliki peran yang penting karena kupu-kupu memiliki sifat poikilotermik yaitu suhu tubuhnya akan meningkat atau menurun mengikuti kondisi lingkungan sekitarnya (Sihombing 2002). Kupu-kupu menyukai tempat-tempat seperti tempat-tempat-tempat-tempat yang terang dan terbuka di dalam hutan (Amir et al. 2003). Keberadaan ruang terbuka diperlukan oleh kupu-kupu sebagai tempat untuk berjemur menghangatkan tubuhnya seperti terlihat pada Gambar 21. Pada cuaca dingin kupu-kupu akan meningkatkan pembukaan sayap untuk memperoleh cahaya matahari dan meningkatkan temperatur tubuh dengan cara terus berjemur. Bila temperatur tubuh meningkat kupu-kupu akan mencari tempat berteduh (Sihombing 2002). Faktor suhu dan kelembaban relatif lingkungan serta keberadaan daerah terbuka, saling berhubungan dengan tingkat suhu yang semakin tinggi dan tingkat kelembaban relatif yang semakin rendah di habitat yang memiliki ruang terbuka terluas, seperti yang terlihat pada tingkat suhu tertinggi dengan tingkat kelembaban relatif yang rendah di habitat padang-semak

46

yang kawasannya berupa areal terbuka berupa hamparan rumput dan semak purun (Eleocharis congesta).

Gambar 21. Aktivitas kupu-kupu yang berjemur di bawah sinar matahari untuk menghangatkan tubuhnya.

Keterangan : Papilio demolion (a); Athyma sp. (b); Lexias pardalis jantan (c) dan Lexias pardalis betina (d).

Hubungan antara faktor suhu dan kelembaban relatif lingkungan terhadap tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu, dapat diketahui melalui perbandingan antara nilai rata-rata kisaran suhu dan kelembaban relatif dengan rata-rata tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu yang ada di seluruh tipe habitat seperti terlihat pada Gambar 22 dan 23. Hubungan antara tingkat suhu dan tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu memiliki hubungan yang berbanding terbalik, sedangkan hubungan antara tingkat kelembaban relatif dan tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu memiliki hubungan yang berbanding lurus atau searah.

a b

Gambar 22. Grafik perbandingan tingkat suhu terhadap kekayaan, keanekaragaman, dan kemerataan jenis kupu-kupu.

Keterangan : Dmg (Indeks Kekayaan Jenis Margalef), H’ (Indeks Keaneakaragaman Jenis Shannon-Wiener), e (Indeks Kemerataan Jenis/Evennes).

Gambar 23. Grafik perbandingan tingkat kelembaban relatif terhadap kekayaan, keanekaragaman, dan kemerataan jenis kupu-kupu.

Keterangan : Dmg (Indeks Kekayaan Jenis Margalef), H’ (Indeks Keaneakaragaman Jenis Shannon-Wiener), e (Indeks Kemerataan Jenis/Evennes).

Suhu (°C) Nilai Indeks

Kelembaban relatif (%) Nilai Indeks

48

Berdasarkan analisis dengan korelasi Pearson hubungan antara tingkat suhu dan tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu yang berbanding terbalik, terlihat dari koefisien korelasi yang bernilai negatif. Koefisien korelasi negatif menunjukkan perubahan arah yang bertentangan, yaitu apabila nilai variabel satu naik maka akan diikuti oleh turunnya nilai variabel yang kedua (Pudjirahardjo 1993). Semakin tingginya kisaran suhu di suatu tipe habitat akan berpengaruh terhadap semakin rendahnya tingkat keaneakaragaman jenis kupu-kupu. Hasil analisis dengan korelasi Pearson antara tingkat suhu dan keanekaragaman jenis kupu-kupu menunjukkan koefisien yang kuat dengan korelasi tertinggi yaitu antara tingkat suhu terhadap nilai indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu sebesar -0,626 dan terhadap indeks kemerataan jenis kupu-kupu sebesar -0,660 (Lampiran 20).

Hubungan antara tingkat kelembaban relatif dengan tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu yang berbanding lurus, berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson, terlihat dari nilai korelasi yang positif. Koefisien korelasi positif menunjukkan perubahan searah yang berbanding lurus yaitu apabila nilai variabel satu naik maka akan diikuti oleh naiknya nilai variabel yang kedua (Pudjirahardjo 1993). Semakin tingginya kisaran kelembaban relatif di suatu tipe habitat akan berpengaruh terhadap semakin tingginya tingkat keaneakaragaman jenis kupu-kupu. Kondisi tersebut terlihat dari tingginya tingkat keaneakaragaman jenis kupu-kupu di habitat dengan tingkat kelembaban relatif yang tinggi dengan tingkat keanekaragaman jenis tertinggi di habitat hutan dataran rendah yang memiliki tingkat kelembaban relatif tertinggi dibandingkan habitat lainnya. Hasil analisis dengan korelasi Pearson antara tingkat kelembaban relatif dan keanekaragaman jenis kupu-kupu menunjukkan koefisien korelasi tertinggi yaitu antara tingkat kelembaban relatif terhadap nilai indeks keanekaragaman jenis kupu-kupu sebesar 0,568 dan terhadap indeks kemerataan jenis kupu-kupu sebesar 0,633 (Lampiran 20).

Nilai indeks kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi yaitu pada kisaran suhu 26ºC hingga 28ºC. Nilai indeks tertinggi yaitu pada nilai indeks kekayaan jenis 4,217. Nilai indeks keanekaragaman dan kemerataan jenis tertinggi yaitu pada selang kelas suhu 23-25ºC dengan keanekaragaman jenis 2,214 dan kemerataan

jenis (evenness) 0,905. Berdasarkan grafik perbandingan pada Gambar 22, dapat dilihat tingkat keanekaragaman, kekayaan, dan kemerataan jenis kupu-kupu nilainya semakin rendah pada selang kelas suhu yang semakin tinggi. Berdasarkan tingkat kelembaban relatifnya, nilai indeks kekayaan, keanekaragaman, dan kemerataan jenis tertinggi yaitu pada kisaran kelembaban relatif 81-90 %, dengan nilai indeks kekayaan jenis 4,415; keanekaragaman jenis 2,279; dan kemerataan jenis 0,787. Berdasarkan tipe habitatnya, kondisi tersebut terlihat pada habitat padang-semak yang memiliki kondisi suhu lingkungan paling tinggi dan tingkat kelembaban relatif yang rendah dengan suhu tertinggi pada siang hari sebesar 35,25ºC dengan kelembaban relatif 57,63%, memiliki nilai kekayaan, keanekaragaman, dan kemerataan paling rendah dibanding tipe habitat lainnya dengan nilai masing-masing sebesar 1,943; 0,657; dan 0,274.

Perbedaan tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu di setiap tipe habitat dengan kondisi suhu dan kelembaban relatif lingkungan yang berbeda-beda menunjukkan adanya perbedaan dalam preferensi setiap jenis kupu-kupu dengan kondisi suhu dan kelembaban relatif lingkungan di habitat yang ditempati. Sebagian jenis kupu-kupu menyukai habitat dengan kondisi suhu tidak terlalu tinggi dan sebagian jenis lainnya mampu beradaptasi dengan kondisi suhu yang cukup tinggi. Jenis kupu-kupu yang hidup di habitat padang-semak, habitat hutan pasca terbakar, dan habitat hutan kerangas merupakan jenis kupu-kupu yang memiliki kemampuan adaptasi terhadap tingkat suhu yang tinggi. Jenis-jenisnya antara lain Graphium sarpedon sarpedon, G.doson evemonides, Junonia atlites, dan Pandita sinope. Di habitat hutan dataran rendah, hutan rawa gambut, dan hutan rawa, jenis kupu-kupu yang ada bervariasi mengikuti kondisi habitat. Diantaranya terdapat jenis kupu-kupu yang menyukai bagian hutan yang gelap dan terlindung dengan tingkat suhu yang relatif rendah yaitu jenis kupu-kupu Lexias pardalis borneensis dan Euthalia iapis. Selain itu terdapat jenis kupu-kupu yang menyukai bagian hutan yang agak terbuka dan hangat dengan tingkat suhu lebih tinggi yaitu kupu-kupu Pieridae jenis Eurema nicevillei nicevillei. Di Camp Ambung dan Camp Persemaian jenis kupu-kupu yang ada yaitu jenis yang menyukai habitat yang cukup hangat antara lain kupu-kupu Euploea mulciber portia dan E. radamanthus lowii.

Dokumen terkait