• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan

menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham menurut Sutrisno (2005:304) antara lain:

a. Posisi solvabilitas perusahaan

Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur modalnya.

b. Posisi likuiditas perusahaan

Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout ratio nya kecil, sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar.

c. Kebutuhan untuk melunasi hutang

Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera di bayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu, dengan

jatuh temponya hutang, berarti dana hutang harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau me-roll over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividend payout ratio.

d. Rencana perluasan

Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari

internal resources berupa memperbesar laba ditahan. Dengan demikian

semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend

payout ratio-nya.

e. Kesempatan investasi

Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang, dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.

f. Stabilitas pendapatan.

Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang

pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

g. Pengawasan terhadap rencana perluasan

Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Apabila dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Hermansyah dan Ariesanti (2008), dengan judul “Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham (Sensus Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Persamaan penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel laba dan harga saham. Sedangkan perbedaan penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) dengan penelitian ini adalah terletak pada obyek penelitian dan teknik analisis data. Obyek penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) adalah perusahaan Food

and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode tahun 2006,

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2012. Teknik analisis pada penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) adalah teknik analisis R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi), sedangkan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda, uji F, dan uji t.

Hasil penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) menunjukkan bahwa nilai R atau korelasi antara laba bersih terhadap harga pasar saham sebesar 0,543, ini berarti laba bersih terhadap harga pasar saham mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 54,3%. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh laba bersih terhadap harga pasar saham sebesar 0,295 atau 29,5%. Dengan demikian laba bersih memiliki pengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 29,5% yang menggambarkan bahwa variabilitas variabel harga pasar saham dipengaruhi oleh laba bersih sebesar 29,5% sehingga pengaruh variabel lainnya terhadap harga pasar saham selain laba bersih (faktor residu) adalah sebesar70,5%. 2. Nurmala (2006), dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga

Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Jakarta”

Persamaan penelitian Nurmala (2006) dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel kebijakan dividen dan harga saham. Sedangkan perbedaan penelitian Nurmala (2006) dengan penelitian ini adalah terletak pada obyek penelitian dan teknik analisis data. Obyek penelitian Nurmala (2006) adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1996 sampai tahun 2000, sedangkan pada penelitian ini PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2008 sampai 2012. Teknik analisis pada penelitian Nurmala (2006) adalah teknik analisis korelasi Spearman Rank, sedangkan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda, uji F, dan uji t.

Hasil penelitian Nurmala (2006) menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hal ini dapat dilihat dari hasil regresi selama periode penelitian, pengaruh kebijakan dividen tersebut sangat kecil sekali. Pembayaran atas dividen tidak perlu dilakukan, karena tidak akan berpengaruh terhadap kemakmuran para pemegang saham dan juga tidak akan menaikkan harga saham suatu perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus mempunyai rencana investasi yang menguntungkan untuk dilaksanakan sepanjang tahun.

2.3 Rerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka dapat digambarkan rerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2 Rerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.

2. Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.

Harga Saham (Y)

Earning Per Share

(EPS) (X )

Kebijakan Dividen (X2)

Dokumen terkait