• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dana dengan pihak yang memerlukan dana dengan memperjual-belikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dana dengan pihak yang memerlukan dana dengan memperjual-belikan"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pasar Modal dan Bursa Efek

1. Pengertian Pasar Modal dan Bursa Efek

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana dengan memperjual-belikan sekuritas. (Tandelilin, 2010:26). Pasar modal secara nyata disebut bursa efek. Pengertian bursa adalah gedung atau ruang yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek. Di pasar modal inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan emiten.

Emiten adalah pihak yang menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat melalui pasar modal. Efek merupakan istilah baku yang digunakan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 untuk menyatakan surat berharga atau sekuritas. Dalam praktik sehari-hari, penyebutan surat berharga dapat berupa efek atau sering juga disebut sekuritas.

2. Macam Pasar Modal

Jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah (2009:12) adalah sebagai berikut: a. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan

(2)

oleh pihak sebelum saham tersebut dipasarkan di pasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa.

b. Pasar Sekunder (Secondary market)

Pasar sekunder adalah perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antar pembeli dan penjual. Hasil dari penjualan saham masuk kedalam kas para pemegang saham yang bersangkutan.

c. Pasar Ketiga (third market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market-OTC) atau disebut juga bursa paralel. Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh BAPEPAM. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut “trading information”. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi harga-harga saham, jumlah transaksi dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan.

(3)

d. Pasar Keempat (fourth market)

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek.

3. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga penunjang pasar modal menurut Tandelilin (2010:70) ada lima yaitu biro administrasi efek (securities administration bureau), kustodian (custodian), wali amanat (trustee), penasihat investasi, pemeringkat efek. Kelima lembaga tersebut merupakan lembaga yang menyediakan kegiatan yang membantu terselenggaranya pasar modal yang sehat.

a. Biro administrasi efek (securities administration Bureau) adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efeknya.

b. Kustodian (custodian) adalah pihak yang memberikan jasa dan penitipan efek dan harga lain berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

c. Wali amanat (trustee) adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang.

d. Penasihat investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek.

(4)

e. Pemeringkat efek adalah lembaga yang dapat menjembatani kesenjangan informasi antara emiten dan investor dengan menyediakan informasi standar atas tingkat risiko kredit suatu perusahaan.

4. Instrumen Pasar Modal / Sekuritas

Instrumen pasar modal atau lebih banyak dikenal dengan sebutan sekuritas atau juga disebut efek menurut Tandelilin (2010:30) merupakan aset finansial (financial asset) yang menyatakan klaim keuangan. Sedangkan menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 mendefinisikan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.

(5)

Sumber: Tandelilin (2010:30)

Gambar 1

Sekuritas Di Pasar Modal Indonesia

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa sekuritas yang diperdagangkan di pasar finansial (financial market), terdiri dari :

a. Pasar uang (money market)

Pada dasarnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka pendek baik yang dikeluarkan oleh bank dan perusahaan umumnya maupun pemerintah. Di pasar uang sekuritas yang diperjualbelikan adalah Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga pasar uang, commercial paper, promissory notes, call money, repurchase agreement, banker acceptance,

surat perbendaharaan negara, dan lain-lain. Sekuritas

Reksadana Sekuritas jangka panjang

Sekuritas di Pasar Ekuitas Sekuritas di Pasar Obligasi Sekuritas di Pasar Derivatif Saham biasa Saham preferen Bukti right Waran Obligasi Obligasi konversi Kontrak berjangka Kontrak opsi Sekuritas jangka pendek

(6)

b. Pasar modal (capital market)

Pada prinsipnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas (modal sendiri) serta berbagai produk turunannya. Sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia dikelompokkan ke dalam sekuritas di pasar ekuitas, sekuritas di pasar obligasi, sekuritas di pasar derivatif, dan reksadana

c. Sekuritas di pasar bersifat ekuitas terdiri dari saham baik saham biasa maupun saham preferen, serta bukti right dan waran.

1) Saham biasa atau common stock adalah sertifikat yang menunjukkan buku kepemilikan suatu perusahaan.

2) Saham preferen atau preferred stock merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa.

3) Bukti right atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.

4) Waran (warrant) adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan sebelumnya.

d. Sekuritas di pasar obligasi terdiri dari obligasi negara, obligasi perusahaan, dan obligasi konversi.

1) Obligasi negara (government bond), adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia.

(7)

2) Obligasi perusahaan atau obligasi korporasi (corporate bond), adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan negara (BUMN).

3) Obligasi konversi merupakan obligasi yang dapat ditukar dengan saham biasa.

e. Sekuritas derivatif (turunan) adalah aset finansial yang diturunkan dari saham dan obligasi, dan bukan dikeluarkan perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana. Ada dua jenis yang penting dari sekuritas derivatif, yaitu:

1) Kontrak berjangka merupakan suatu perjanjian yang dibuat hari ini yang mengharuskan adanya transaksi di masa mendatang.

2) Kontrak opsi adalah suatu perjanjian yang memberi pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu selama waktu tertentu. f. Reksadana dapat diartikan sebagai wadah yang berisi sekumpulan

sekuritas yang dikelola oleh perusahaan investasi dan dibeli oleh investor. 5. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal menurut Sartono (2009:27) bagi para investor adalah sebagai berikut:

a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut akan tercermin pada meningkatnya harga saham yang menjadi

(8)

b. Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga setiap tahun.

c. Bagi pemegang saham memperoleh hak suara dalam RUPS, dan hak suara pada RUPO bagi pemegang obligasi.

d. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi sehingga dapat mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan.

e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam berbagai instrumen-instrumen untuk memperkecil resiko secara keseluruhan dan memaksimumkan keuntungan.

Manfaat pasar modal yang langsung dirasakan oleh pemerintah menurut Sartono (2009:44) adalah :

a. Sebagai sumber pembiayaan badan usaha milik negara sehingga tidak lagi tergantung pada subsidi dari pemerintah.

b. Manajemen badan usaha yang lebih baik, manajemen dituntut untuk lebih profesional.

c. Meningkatnya pendapatan dari sektor pajak, penghematan devisa bagi perbiayaan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja.

2.1.2 Investasi

1. Pengertian Investasi

Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:2) adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu:

(9)

a. Investor individual (individual/retail investors)

Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi.

b. Investor institusional (institutional investors)

Investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.

2. Tujuan Investasi

Tujuan investasi menurut Tandelilin (2010:8) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter yang dapat diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah dengan nilai saat ini pendapatan masa mendatang. Sumber dana untuk investasi bisa berasal dari aset-aset yang dimiliki saat ini, pinjaman dari pihak lain, ataupun dari tabungan.

Beberapa alasan seseorang melakukan investasi antara lain sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. b. Mengurangi tekanan inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak. 4. Manfaat Investasi Pada Saham

Manfaat investasi pada saham menurut Anoraga dan Pakarti (2008:54) yang diperoleh investor dengan membeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis.

(10)

a. Manfaat ekonomis meliputi perolehan dividen dan perolehan capital gain. Dividen merupakan sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Dividen bisa dalam bentuk tunai (cash dividend) ataupun dividen saham (stock dividend) sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah.

b. Manfaat non-ekonomis yang bisa diperoleh oleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan.

2.1.3 Saham

1. Pengertian Saham

Sekuritas yang diperdagangkan di pasar ekuitas Indonesia adalah saham baik saham biasa, saham preferen, bukti right maupun waran (Tandelilin, 2010:31). Menurut Hanafi dan Halim (2005:6) sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Sedangkan pengetian saham menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:39) adalah secarik kertas yang menunjukkan hak milik kertas tersebut memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut.

(11)

Saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap bagi pemiliknya. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden dan perubahan harga saham. Kalau harga saham meningkat dari harga beli, maka pemodal dikatakan memperoleh capital gain dan apabila sebaliknya maka disebut sebagai capital loss.

Ada dua jenis saham yang sering diterbitkan oleh perusahaan yaitu:

b. Saham biasa atau common stock adalah sertifikat yang menunjukkan buku kepemilikan suatu perusahaan.

c. Saham preferen atau preferred stock merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa.

(Tandelilin, 2010:35) 2. Nilai Saham

Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku, nilai pasar dan nilai intrisik saham (Tandelilin, 2010:301).

a. Nilai buku adalah nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten)

b. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.

c. Nilai intrisik saham adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi

(12)

3. Harga Saham

Harga pasar saham diperoleh dari harga nominal ditambah dengan prospek usaha perusahaan yang bersangkutan. Prospek usaha inilah yang sulit dinilai oleh investor, itulah sebabnya mengapa harga pasar saham dapat melambung jauh di atas harga nominal dan sebaliknya apabila prospek perusahaan dianggap buruk maka harga pasar saham bisa turun mendekati nilai nominal.

Anoraga dan Pakarti (2006:59) menyatakan bahwa market price atau harga pasar merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price).

Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut yakni kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar mata uang asing, dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik.

(13)

4. Jenis-Jenis Harga Saham

Menurut Tambunan (2007:2), harga saham dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

a. Harga nominal

Merupakan nilai yang telah ditetapkan oleh emiten untuk setiap lembar saham yang dikeluarkannya, tercantum dalam lembar saham.

b. Harga perdana

Merupakan harga saham sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Besarnya harga perdana tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi atau underwriter.

c. Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor satu ke investor lainnya. Harga saham terjadi setelah saham tersebut dicatatkan ke bursa atau disebut harga pasar sekunder. Harga ini bener-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya. Harga yang tercantum di media massa ataupun yang lainnya adalah harga pasar ini.

d. Harga pembukaan

Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual dan pembeli pada saat jam bursa dimulai.

e. Harga penutupan

Harga penutupan adalah harga yang diminta penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa.

(14)

f. Harga tertinggi

Transaksi atas saham tidak hanya sekali terjadi dalam satu hari, tetapi bisa berkali-kali dalam satu hari dan tidak terjadi pada saat harga saham yang sama. Dari harga-harga yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari kerja tersebut, dan itu disebut harga tertinggi.

g. Harga terendah

Merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga yang paling rendah dalam satu hari kerja bursa.

h. Harga rata-rata

Merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan harga terendah. Harga ini dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.

i. Indeks harga saham

Indeks harga saham mencerminkan situasi umum bursa efek sebab indeks harga merupakan ringkasan atas berbagai faktor yang berpengaruh terutama fenomena-fenomena ekonomi, politik, dan sosial. Indeks harga saham, merupakan indeks harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga diharapkan menggambarkan suatu trend.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham

Menurut Alwi (2005:87), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain:

a. Faktor internal (lingkungan mikro), antara lain:

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

(15)

2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5) Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya. 6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi

baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.

b. Faktor eksternal (lingkungan makro), antara lain : 1) Indeks bursa saham asing atau indeks global.

2) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

(16)

3) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

4) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

5) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

2.1.4 Analisis Penilaian Saham

Ada beberapa analisis yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham oleh para investor, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.

1. Analisis Fundamental

Pengertian analisis fundamental menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. Halim (2005:21), analisis fundamental adalah analisis yang membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum.

b. Husnan (2001:315), analisis fundamental merupakan suatu analisis yang mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

(17)

c. Kamarudin (2004:81), berpendapat bahwa analisis fundamental mempelajari brosur atau data-data industri perusahaan, penjualan, kekayaan, pendapatan, produk dan penyerapan pasar, evaluasi manajemen perusahaan, membandingkan dengan pesaingnya, dan mempekirakan nilai intrinsik dari saham perusahaan tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut, pada dasarnya analisis fundamental merupakan analisis yang mendasar pada saham yang dilakukan dengan menilai saham tersebut berdasarkan data-data historis perusahaan, dari laporan keuangan perusahaan dan laporan non-keuangan perusahaan. Analisis fundamental menggunakan laporan keuangan dengan menggunakan faktor-faktor fundamental, seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, pertumbuhan ekonomi, perkembangan tingkat bunga dan sebagainya yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.

Menurut Tandelilin (2010:364) dalam melakukan analisis fundamental internal, investor harus mendasarkan kerangka pikir pada dua komponen utama yaitu earning per share (EPS) perusahaan dan price earning rasio (PER). Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut, yaitu

a. Karena pada dasarnya dua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik saham perusahaan yang berguna untuk menentukankeputusan untuk membeli atau menjual saham.

b. Deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari

earning.

c. Adanya hubungan antara perubahan antara earning dengan perubahan harga saham.

(18)

2. Analisis Teknikal

Pengertian analisis teknikal menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. Tandelilin (2010:392), analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume. b. Sunariyah (2009:168), analisis teknikal (technical analysis) merupakan

suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis.

c. Halim (2005:29), analisis teknikal dimulai dengan cara memperhatikan perubahan harga saham itu dari waktu ke waktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap harga saham tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut, pada dasarnya analisis teknikal merupakan analisis yang digunakan untuk memprediksi harga saham yang dilakukan berdasarkan data historis dari saham yang disajikan dalam bentuk grafik.

(19)

2.1.5 Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi dari pada aktivanya, keefektifan penggunaan aktiva, hasil/pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005:4) adalah laporan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Munawir (2007:5) mengatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal, dan memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.

Penyajian laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan dan perkembangan perusahaan menurut Munawir (2007:2) adalah para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para

(20)

kreditur, bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan berdomisili, buruh serta pihak-pihak lainnya.

Laporan keuangan biasanya siap disajikan 7 hari setelah tutup bulan dan 30 hari sebelum tutup tahun. Laporan keuangan yang telah diaudit biasanya tersaji 3 bulan setelah tutup tahun. Menurut Darsono dan Ashari (2005:15) laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa:

1. Perusahaan masih hidup dan akan terus hidup (going concern). Dalam asumsi ini dianggap bahwa perusahaan akan tetap menjalankan usahanya untuk jangka waktu terus-menerus dan tidak ada niat untuk menghentikan usahanya.

2. Perusahaan sebagai satu unit ekonomi yang terpisah dari pemilik. Dalam asumsi ini perusahaan ini adalah suatu unit yang terpisah dari pemiliknya. Sebagai unit yang terpisah maka kekayaan antara pemilik dan perusahaan harus dipisahkan secara jelas.

3. Stabilitas nilai tukar uang. Dalam asumsi ini nilai uang akan stabil dari waktu ke waktu sehingga nilai yang tertera dalam laporan keuangan merupakan representasi yang benar atas kekayaan perusahaan.

4. Dasar akrual artinya laporan keuangan disusun dengan dasar pengaruh transaksiyang diakui pada saat kejadian (di mana hak dan kewajiban timbul) bukan pada saat kas diterima. Dalam hal ini suatu transaksi sudah diakui walaupun uang kas belum diterima.

5. Aktivitas perusahaan dapat dipecah berdasarkan waktu, misalnya bulanan, tahunan meskipun perusahaan hiidup terus tanpa henti.

(21)

2. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

Menurut Hanafi dan Halim (2005:12) Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu : neraca, laporan rugi laba, dan laporan aliran kas. Laporan-laporan keuangan tersebut pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan yaitu kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional, sekaligus mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

a. Neraca

Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot keuangan perusahaan), yang meliputi aset (sumberdaya atau resources) perusahaan dan klaim atas aset tersebut (meliputi hutang dan saham sendiri). Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik perusahaan (modal). Persamaan neraca menurut Hanafi dan Halim (2005:12) bisa ditunjukkan sebagai berikut :

Aset = Hutang + Modal Pemilik

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa aset suatu perusahaan sama dengan hutang ditambah modal (atau klaim terhadap aset tersebut oleh kreditor dan pemilik perusahaan). Aset/aktiva menampilkan daftar spesifik kekayaan perusahaan (kas, piutang, persediaan, aktiva tetap), sedangkan sisi

(22)

pasiva menampilkan daftar spesifik orang atau badan (entity) yang memberikan dana untuk memperoleh aset tersebut (dan dengan demikian klaim terhadap aset tersebut), seperti supplier, pemerintah, bank, pemegang saham. Dengan demikian neraca menampilkan keseimbangan atau kesamaan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan.

b. Laporan Rugi-Laba

Laporan rugi-laba merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tententu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot, maka laporan rugi-laba mencakup suatu periode tertentu. Dalam jangka waktu tertentu, total usaha aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi, pendanaan, dan kegiatan operasional.

Tujuan pokok dari laporan rugi-laba adalah melaporkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memperoleh untung. Untuk itu laporan itu harus sedemikian rupa agar tidak menyesatkan (misleading). Kemampuan perusahaan terutama dilihat dari kemampuan perusahaan memperoleh laba dan operasinya pada kondisi bisnis yang normal. Kadang-kadang perusahaan memperoleh laba pada situasi yang tidak normal, misalnya laba dari penjualan pabrik, rugi karena pabrik perusahaan tersebut terbakar, dan laba dari perubahan metode akuntansi.

Item-item di atas merupakan laba atau rugi yang muncul bukan dari operasi normal perusahaan. Agar tidak menyesatkan, pembaca laporan keuangan harus diberi informasi kemampuan yang sebenarnya. Informasi kemudian akan dipakai untuk memprediksi kemampuan perusahaan pada masa mendatang.

(23)

c. Laporan Aliran Kas

Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Ada beberapa kasus dimana perusahaan menguntungkan (selalu memperoleh laba), tetapi tidak mampu membayar hutang-hutangnya kepada supplier, karyawan, dan kreditur-kreditur lainnya. Perusahaan-perusahaan yang sedang tumbuh biasanya mengalami kejadian semacam itu, menguntungkan tetapi tidak mempunyai kas yang cukup.

2.1.6 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan bila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.

Hanafi dan Halim (2005:72) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisa laporan keuangan, yaitu:

1. Dalam analisis, analisis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu dalam laporan keuangan.

2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting.

(24)

4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadang kala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan

Manfaat analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:195) secara lengkap dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan.

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan.

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. 7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu

yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan. 10.Dapat memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa

(25)

Tujuan terpenting dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan dan intuisi, mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan keputusan.

2.1.7 Laba

Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Ghozali dan Chariri (2007) mengungkapkan pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Belkaoui (2006) beberapa sifat dari laba akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan.

2. Laba akuntansi didasarkan pada periode postulat dan merujuk pada kinerja keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue dan memerlukan definisi, pengukuran, dan pengakuan revenue.

4. Laba akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal cost historis

bagi perusahaan, merupakan ketaatan yang kuat pada prinsip cost.

5. Laba akuntansi meminta bahwa revenue realisasian pada suatu periode dikaitkan dengan cost relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan pada prinsip perbandingan.

(26)

2.1.8 Earning per share (EPS)

1. Pengertian Earning per share (EPS)

Earning per share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan (Tandelilin, 2010:365). Earning per share (EPS) diperoleh dengan menghitung perbandingan antara jumlah earning (dalam hal ini laba bersih yang siap dibagikan bagi pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan. EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham yang beredar

Informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Bagi para investor yang melakukan analisis internal perusahaan, informasi keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibandingkan alternatif informasi lainnya.

Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Jenis-jenis laporan keuangan berdasarkan informasi yang dikandungnya dapat dibagi menjadi 3 laporan keuangan utama, yaitu:

(27)

a. Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan kondisi finansial perusahaan pada waktu tertentu. Neraca memberikan gambaran aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan hanya pada saat laporan tersebut disusun.

b. Laporan rugi laba (income statement) adalah ringkasan profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun. Laporan rugi laba ini menunjukkan penghasilan (revenues) yang diperoleh selama satu periode, biaya (expenses) yang dikeluarkan dalam satu periode, dan elemen-elemen lain pembentuk laba.

c. Laporan arus kas merupakan laporan yang memuat aliran kas yang berasal dari tiga sumber aktivitas yaitu operasi perusahaan, investasi, dan aktivitas finansial yang dilakukan perusahaan.

2. Kelemahan Pelaporan EPS Dalam Laporan Keuangan

Penggunaan laporan keuangan secara akuntansi dalam analisis internal perusahaan mengandung beberapa kelemahan khususnya yang berkaitan dengan pelaporan earning perusahaan. Permasalahan dalam pelaporan earning

ini terkait dengan kemungkinan munculnya konflik kepentingan antara investor di satu sisi sebagai pengguna laporan keuangan, dan manajemen di sisi lainnya sebagai penyaji laporan keuangan. investor tentunya akan menginginkan pelaporan earning yang “sejujur-jujurnyanya” dan apa adanya. Hal ini penting sebagai sumber informasi untuk pembuatan keputusan investasi yang akan dilakukan. Sedangkan di pihak lain manajemen menginginkan pelaporan

earning dalam laporan keuangan dibuat ”seindah mungkin” dengan berbagai trik dan perlakuan khusus. Jika laporan keuangan menunjukkan perusahaan selalu untung maka tentunya kinerja manajemen akan kelihatan bagus.

(28)

Cara yang digunakan untuk mengurangi konflik tersebut antara lain dengan:

a. Peran prinsip-prinsip dan kode etik akuntansi b. Penggunaan tenaga auditor eksternal yang netral.

Kelemahan laporan keuangan yang lainnya adalah karena laporan tersebut dibuat di akhir periode (pada umumnya tahunan), maka hal itu hanya menggambarkan kondisi perusahaan pada saat laporan dibuat, dan tidak mampu menggambarkan kondisi perusahaan yang terkini.

2.1.9 Dividen

1. Pengertian Dividen

Menurut Simamora (2007:423), dividen adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan. Menurut Tjipto dan Hendi (2006:9), dividen merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham.

Dividen adalah distribusi pembagian keuntungan yang biasa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan tentang hutang perusahaan dan saham kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik, sedangkan kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan seberapa besar bagian dari perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang

(29)

saham dan yang akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan antara kepentingan pemegang saham di satu sisi dan kepentingan perusahaan di sisi lain.

2. Kebijakan Dividen

Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan (Sutrisno, 2005:303).

Menurut (Watson dan Bringham, 2007:212) terdapat empat prosedur dalam pembagian dividen yaitu:

a. Tanggal pengumuman (declaration date)

Adalah tanggal pada saat di mana direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen.

b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)

Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan.

(30)

c. Tanggal ex-dividen (ex-dividend date)

Adalah tanggal pada saat dimana hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya jangka waktunya empat hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham.

d. Tanggal pembayaran dividen (payment date)

Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividen atau membayarkan dividen.

Dalam prateknya ada 3 kebijakan dividen yang biasa digunakan (Wetson dan Bringham, 2007:205).

a. Kebijakan dividen residual

Dasar kebijakan dividen ini adalah pemodal lebih menginginkan perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen yang lebih tinggi.

b. Kebijakan dividen konstan

Pada jenis kebijakan ini perusahaan cenderung membayarkan dividen yang relatif stabil agar tetap tersedia dana untuk investasi.

c. Kebijakan deviden extra.

Merupakan tambahan dividen yang dibayarkan apabila terdapat kelebihan dana yang tersedia.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan

(31)

menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham menurut Sutrisno (2005:304) antara lain:

a. Posisi solvabilitas perusahaan

Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur modalnya.

b. Posisi likuiditas perusahaan

Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout ratio nya kecil, sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar.

c. Kebutuhan untuk melunasi hutang

Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera di bayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu, dengan

(32)

jatuh temponya hutang, berarti dana hutang harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau me-roll over

hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividend payout ratio.

d. Rencana perluasan

Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari

internal resources berupa memperbesar laba ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payout ratio-nya.

e. Kesempatan investasi

Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang, dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.

f. Stabilitas pendapatan.

Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang

(33)

pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

g. Pengawasan terhadap rencana perluasan

Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Apabila dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Hermansyah dan Ariesanti (2008), dengan judul “Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham (Sensus Pada Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Persamaan penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel laba dan harga saham. Sedangkan perbedaan penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) dengan penelitian ini adalah terletak pada obyek penelitian dan teknik analisis data. Obyek penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) adalah perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode tahun 2006, sedangkan pada penelitian ini PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk yang

(34)

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2012. Teknik analisis pada penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) adalah teknik analisis R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi), sedangkan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda, uji F, dan uji t.

Hasil penelitian Hermansyah dan Ariesanti (2008) menunjukkan bahwa nilai R atau korelasi antara laba bersih terhadap harga pasar saham sebesar 0,543, ini berarti laba bersih terhadap harga pasar saham mempunyai hubungan yang positif yaitu sebesar 54,3%. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh laba bersih terhadap harga pasar saham sebesar 0,295 atau 29,5%. Dengan demikian laba bersih memiliki pengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 29,5% yang menggambarkan bahwa variabilitas variabel harga pasar saham dipengaruhi oleh laba bersih sebesar 29,5% sehingga pengaruh variabel lainnya terhadap harga pasar saham selain laba bersih (faktor residu) adalah sebesar70,5%. 2. Nurmala (2006), dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga

Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Jakarta”

Persamaan penelitian Nurmala (2006) dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel kebijakan dividen dan harga saham. Sedangkan perbedaan penelitian Nurmala (2006) dengan penelitian ini adalah terletak pada obyek penelitian dan teknik analisis data. Obyek penelitian Nurmala (2006) adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1996 sampai tahun 2000, sedangkan pada penelitian ini PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(35)

periode 2008 sampai 2012. Teknik analisis pada penelitian Nurmala (2006) adalah teknik analisis korelasi Spearman Rank, sedangkan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda, uji F, dan uji t.

Hasil penelitian Nurmala (2006) menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang telah go publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hal ini dapat dilihat dari hasil regresi selama periode penelitian, pengaruh kebijakan dividen tersebut sangat kecil sekali. Pembayaran atas dividen tidak perlu dilakukan, karena tidak akan berpengaruh terhadap kemakmuran para pemegang saham dan juga tidak akan menaikkan harga saham suatu perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus mempunyai rencana investasi yang menguntungkan untuk dilaksanakan sepanjang tahun.

2.3 Rerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka dapat digambarkan rerangka pemikiran sebagai berikut:

(36)

Gambar 2 Rerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.

2. Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk.

Harga Saham (Y)

Earning Per Share

(EPS) (X )

Kebijakan Dividen (X2)

Gambar

Gambar 2  Rerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Dokazuje se B´ezoutov teorem, a u toˇcki 1.6 pokazujemo da polinom s realnim koeficijentima moˇze imati realne nultoˇcke i / ili parove konjugirano kompleksnih nultoˇcaka.. U toˇcki

Subyek akan didengarkan audio rekaman visualisasi terarah, dan dilakukan pengukuran sinyal fisiologi dengan menggunakan 3 buah sensor yaitu sensor GSR (untuk

Ahli Waris adalah mereka yang memeliki hubungan darah dengan Ahli waris atau mempunyai satu keturunan baik untuk anak laki-laki akan tetapi pada masayarakat karo pembagian

Hasil analisis faktor keamanan lereng pada daerah Gonggang (a) Jenis gerakan tanah Debris Slide yang diambil pada daerah.. Gonggang pada LP 60, arah kamera N 070 0

Setelah teralokasinya DAK Subbidang Jalan mulai dari Tingkat Pusat/Kementerian, kemudian tingkat pemerintah provinsi, dana untuk penanganan jalan baik

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP”

Para pembeli biasanya akan membei barang dengan harga termurah yang dapat diperolehnya. Untuk mengurangi biaya mereka, biasanya pembeli.. meminta kualitas yang lebih tinggi

Etimologi Pemerintahan bukan hanya pengetahuan belaka yang dipelajari untuk dijadikan pengetahuan tentang asal-muasal kata tetapi lebih dari itu, pelajaran tentang