• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Paling Erat Hubungannya dengan Motivasi Kerja

V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.8. Faktor yang Paling Erat Hubungannya dengan Motivasi Kerja

Penyuluh Pertanian PNS dan THL TB PP di Kabupaten Karo.

Dari hasil analisis diperoleh bahwa faktor yang mempunyai hubungan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL TB PP di Kabupaten Karo adalah faktor kematangan pribadi, faktor keinginan, faktor kepuasan kerja dan faktor kompensasi. Faktor yang paling erat hubungannya dengan motivasi

kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37. Faktor yang Paling Erat Hubungannya dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo Motivasi Kerja Kematangan Pribadi Keinginan Kepuasan Kerja Kompensasi PNS 53,50 57,00 49,80 56,20 THL-TB PP 49,80 66,00 49,30 56,60 Rata-rata 51,65 61,50 49,55 56,40

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Dari Tabel 37 terlihat bahwa dari keempat faktor yang mempunyai hubungan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP, ternyata faktor yang paling erat hubungannya dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP adalah faktor keinginan (61,50%), kemudian disusul oleh faktor kompensasi (56,40%), faktor kematangan pribadi (51,65%) dan faktor kepuasan kerja (49,55%).

Rincian tingkat keeratan hubungan masing-masing faktor dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada uraian berikut ini.

5.8.1. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan

Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo

Tingkat keeratan hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 38 dan 39.

Tabel 38. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig Nominal by Contingency Coefficient .535 .017

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Tabel 39. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kematangan Pribadi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig Nominal by Contingency Coefficient .498 .042

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 38 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo sebesar 53,5 %, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,535. Sedangkan pada Tabel 39 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kematangan pribadi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 49,8 %, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,498. Dari Tabel 38 dan 39 tersebut dapat diketahui bahwa kematangan pribadi penyuluh pertanian PNS (53,5%) mempunyai hubungan yang lebih erat dengan motivasi kerja dibandingkan dengan kematangan pribadi penyuluh pertanian THL-TB PP (49,8%) di Kabupaten Karo, hal ini disebabkan karena penyuluh pertanian PNS pada umumnya telah mempunyai masa kerja yang lebih tinggi (diatas 10 tahun) daripada penyuluh pertanian THL-TB PP.yang masa kerjanya paling tinggi masih selama 6 tahun pada periode tahun 2012.

5.8.2. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo

Tingkat keeratan hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP dapat dilihat pada Tabel 40 dan 41.

Tabel 40. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig Nominal by Contingency Coefficient .570 .006

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Tabel 41. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Keinginan dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig Nominal by Contingency Coefficient .660 .000

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 40 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo sebesar 57% hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,570. Sedangkan pada Tabel 41 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor keinginan dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 66%, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,660. Dari Tabel 40 dan 41 tersebut dapat diketahui bahwa faktor keinginan penyuluh pertanian yang berstatus THL-TB PP (66%) mempunyai hubungan yang lebih erat dengan motivasi kerja dibandingkan dengan keinginan penyuluh pertanian THL-TB PP (57%) di Kabupaten Karo, hal ini disebabkan karena semua

penyuluh pertanian THL-TB PP sangat menginginkan adanya jaminan pekerjaan untuk diangkat sebagai penyuluh pertanian yang berstatus PNS

5.8.3. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan

Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo

Tingkat keeratan hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP dapat dilihat pada Tabel 42 dan 43.

Tabel 42. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig Nominal by Contingency Coefficient .498 .042

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Tabel 43. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig

Nominal by Contingency Coefficient .493 .047

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 42 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo sebesar 49,8% hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,498. Sedangkan pada Tabel 43 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kepuasan kerja dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 49,3%, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,493. Dari Tabel 42 dan 43 tersebut dapat diketahui bahwa faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian PNS (49,8%) dan THL-TB PP

(49,3%) mempunyai hubungan yang hampir bersamaan dengan motivasi kerja, hal ini disebabkan karena penyuluh pertanian tersebut didalam melaksanakan tugasnya sama-sama mendapatkan kepuasan kerja melalui dukungan dari rekan sekerja, masyarakat, aparat desa, pengusaha kios saprodi, pimpinan serta kepuasan atas keberhasilan masyarakat sebagai dampak dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan.

5.8.4. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi

Kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB PP di Kabupaten Karo

Tingkat keeratan hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS dan THL-TB PP dapat dilihat pada Tabel 44 dan 45.

Tabel 44. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian PNS di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig Nominal by Contingency Coefficient .562 .008

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Tabel 45. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor Kompensasi dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo

Value Approx. Sig Nominal by Contingency Coefficient .566 .007

Nominal N of Valid Cases 30

Sumber : Hasil Penelitian 2013 (Data Diolah)

Pada Tabel 44 terlihat bahwa tingkat keeratan hubungan faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian PNS di Kabupaten Karo sebesar 56,2% hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar

faktor kompensasi dengan motivasi kerja penyuluh pertanian THL-TB PP di Kabupaten Karo sebesar 56,6%, hal ini dapat terlihat dari nilai koefisien kontingensi sebesar 0,566. Dari Tabel 44 dan 45 terlihat bahwa faktor kompensasi penyuluh pertanian PNS (56,2%) dan THL-TB PP (56,6%) mempunyai hubungan yang hampir bersamaan dengan motivasi kerja, hal ini disebabkan karena penyuluh pertanian tersebut sangat menginginkan adanya kompensasi yang diberikan berdasarkan jarak tempat tugas, berdasarkan prestasi kerja dan pemberiannya dilaksanakan secara jujur dan adil.

Dokumen terkait