• Tidak ada hasil yang ditemukan

dengan Aplikasi Bahan Humat dan Kapur untuk Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris SCARD). Dibawah bimbingan DYAH TJAHYANDARI dan SUWARDI.

Penambangan pasir besi menyebabkan perubahan tanah secara fisik dan kimia. Permasalahan utama lahan bekas tambang pasir besi adalah rendahnya ketersediaan unsur-unsur hara tanah, air tersedia terbatas, suhu tanah tinggi, tanah porous, dan topografi tidak rata. Untuk mengatasi permasalahan lahan bekas tambang tersebut diperlukan bahan amelioran yang sesuai seperti bahan humat dan kapur. Telah diketahui bahwa bahan humat merupakan ekstrak bahan organik sehingga pemberian bahan humat diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat kimia, fisik dan biologi lahan bekas tambang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan humat dan kapur pada lahan bekas tambang pasir besi terhadap perubahan sifat-sifat tanah, pertumbuhan, dan produksi tanaman semangka. Penelitian lapang dilaksanakan di lahan bekas tambang pasir besi PT. Aneka Tambang (ANTAM) di Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dari bulan Maret 2010 sampai Maret 2011. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Split Plot terdiri dari 2 faktor yaitu bahan humat (H) terdiri dari 4 taraf (H0: 0; H1: 7.5; H2: 15; H3: 22.5 L/Ha) dan faktor kapur (K) terdiri dari 2 taraf (K0: 0 dan K1: 100 kg/Ha) dengan 3 kali ulangan. Parameter pertumbuhan dan produksi (panjang sulur, jumlah daun, jumlah ruas, jumlah bunga jantan dan bobot buah) diukur untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat-sifat tanah akibat pemberian bahan humat dan kapur. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan humat dan kapur dapat meningkatkan ketersediaan P, K, Ca, dan Mg. Bahan humat memiliki gugus karboksil dan fenolik yang mempunyai sifat dapat mengikat ion Al dan Fe dari larutan tanah, membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi ion Al dan Fe yang bebas dalam larutan akan berkurang sehingga fosfat yang tersedia akan meningkat. Bahan humat dapat meningkatkan parameter pertumbuhan yaitu panjang sulur, jumlah daun, jumlah bunga jantan serta jumlah

Penyakit bercak daun, busuk lunak dan hama bekicot mempengaruhi pertumbuhan dan produksi semangka.

Mining by Application of Humic Substance and Lime for Cultivation of Watermelon (Citrullus vulgaris SCARD). Under the guidance of DYAH TJAHYANDARI and SUWARDI.

Activities in iron sand mining affects the degradation of physical and chemical properties of soils. Several soil problems of ex-mined land of iron sand mining are low nutrient availability, low available soil water, high soil temperature, porous structure and uneven topography. Improvement of the such soil needs application of appropriate soil ameliorants such as humic substance and lime. It has been known that humic substance can be obtained by extracting organic matter, therefore, application of that material may improve the chemical, physical, dan biological properties of soil. The purpose of this research is to examine the effect of humic substance and lime application on ex-mined land of iron sand mining on soil characteristics, growth, and production of watermelon. The research was conducted in ex-mined land of iron sand quarry of PT. Antam (Aneka Tambang) at Patutrejo, Grabag village, Purworejo, Central Java from March 2010 until March 2011. The field research used Split Plot of Complitely Randomized Design consisted of two factors: Humic substance (H0: 0; H1: 7.5; H2:15; and H3: 22.5 L/Ha) and Lime (K: 0 and K1:100 kg/Ha) with three replications. The parameters of growth and production (shoots length, leaf number, segment number, male flowers number and fruit weight) were measured to determine the effect of the treatments. The chemical properties of soils were analyzed for monitoring the soil properties changes. The results showed that humic substance and lime application increased the availability of P, K, Ca, and Mg. Humic substance has carboxil and fenolic clusters those have capability to bound Al and Fe ions from soil solution for forming low solubility of complex compounds. Therefore, the concentration of free Al and Fe ions in the solution will decrease causing the available of phosphate increase. Humic substance increased the shoot length, leaf number, male flowers number, and the segment number. The application of humic substance as much as 22.5 L/Ha increase the watermelon production by 28% from 6.15 ton/Ha at K0H0 to 7.88 ton/Ha at

Keywords: Humic substance, iron sand quarry, lime, watermelon.

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Pendahuluan

Sektor pertambangan menjadi salah satu sektor utama yang menggerakan roda perekonomian Indonesia. Pertambangan di Indonesia merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang menyumbangkan devisa sebesar 27% (Infobanknews, 2011). Terdapat banyak perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan, salah satunya PT. Aneka Tambang (ANTAM).

PT Aneka Tambang adalah BUMN bidang pertambangan, sub sektor pertambangan logam dan mineral yang mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Selain itu, ANTAM bergerak juga di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan tambang. Data Penjualan 3Q09 ANTAM berasal dari komoditas ferronickel (38%), nickel ore (35%), emas dan besi (25%), serta bauksit (2%). Nilai ekspor ANTAM mencapai 97% penjualan ANTAM dan sisanya diserap pasar domestik (Santosa, 2009)

Pertambangan PT. ANTAM yang berada di Kutoarjo untuk pertambangan pasir besi. Pertambanagn dilakukan di dekat pantai dengan teknik penambangan terbuka. Kegiatan ini menyebabkan kerusakan bentang lahan, vegetasi penutup serta kerusakan tubuh tanah. Kerusakan bentang lahan gumuk pasir dengan terbentuknya bukit dan lembah akibat pengambilan pasir pada kedalaman 10 meter dari permukaan gumuk di pesisir pantai. Perubahan vegetasi yang awalnya tanaman perkebunan dan padi sawah berubah menjadi hamparan pasir yang sulit

untuk ditanami. Lapisan-lapisan tanah sudah tercampur menjadi satu sehingga top

soil hilang dari permukaan tercampur dengan bahan tanah yang lain.

Pertambangan pasir besi mengakibatkan banyak permasalahan, antara lain perubahan struktur tanah, penurunan kesuburan tanah, keterbatasan air tersedia dan penurunan kandungan bahan organik yang mengakibatkan menurunnya aktifitas mikroorganisme tanah (Bulu et al,. 2007).

Reklamasi lahan bekas tambang pasir besi sudah dilakukan oleh PT. Aneka Tambang melalui penanaman tanaman ketapang. Alasan mennggunakan

tanaman ketapang karena dapat hidup di tepi pantai, rindang, lekas tumbuh dan

membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat (Wikipedia, 2011).Perawatan ketapang

memerlukan biaya yang besar untuk penyiraman dan pemupukan. Penyiraman dilakukan seminggu 3 kali dan pemupukan dilakukan 3 bulan sekali. Dilain pihak, pohon ketapang sangat sedikit memberikan perbaikkan terhadap sifat tanah. Karena daunnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terdekomposisi. Sehinnga tidak meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah. Tanaman ini tidak memiliki dampak pada hara tanah. Pengaruh dari tanaman ini hanya membuat daerah ini lebih teduh, itu pun bila pohon tersebut sudah berukuran besar.

Reklamasi yang seharusnya diterapkan adalah perataan kembali gumuk pasir sehingga tidak menimbulkan kerusakan ekosistem dengan terbentuknya lembah, bukit dan danau dengan beda tinggi yang besar. Selain itu, pasir bekas penambangan seharusnya segera dikembalikan lagi ke tempat semula setelah bijih besi diambil. Jika segera dikembalikan ke tempat semula akan mempengaruhi penanganan tindakan konservasi yang akan dilakukan dan kerusakan ekosistem yang terjadi.

Perbaikan lahan bekas tambang pasir besi dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik atau ekstrak bahan organik. Untuk mengatasi beberapa permasalahan lahan bekas tambang tersebut diperlukan bahan amelioran yang sesuai. Telah diketahui bahwa bahan humat merupakan zat organik yang stabil dan merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik (Anonim, 2009). Bahan humat memiliki kemampuan mengikat air sehingga dapat membantu bercocok tanam di lahan berpasir. Ketersediaan air yang cukup di tanah akan meningkatkan perkembangan mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman sehingga sistem simbiosis antara tanah, akar dan mikroorganisme dapat berjalan optimal (Anonim, 2011). Bahan humat dapat memperbaiki struktur tanah, kapasitas tukar kation tanah dan menurunkan kelarutan unsur yang dapat meracuni tanaman seperti Fe dan Al (Prasetyo, 2006).

Pemberian kapur dapat berfungsi untuk menambah ketersediaan unsur hara, menghilangkan senyawa yang beracun, meningkatkan kegiatan jasad renik dalam tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah (Tim Studi Kapur, 1987).

Pemberian kapur juga dapat menurunkan fiksasi P dari tanah dan meningkatkan P

tersedia, Soepardi (1977 dalam Tirtoutomo dan Simanungkalit, 1988). pH tanah

dapat meningkat akibat pemberian kapur (Harjowigeno, 2007). Pemberian bahan humat dan kapur diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada lahan bekas tambang pasir besi. Pemberian bahan humat dan kapur dapat memperbaiki sifat-sifat kimia dan fisik tanah.

Penanaman vegetasi yang sesuai dengan karakteristik lahan diperlukan agar pemanfaatan lahan berjalan optimum, salah satunya adalah tanaman semangka. Tanaman semangka dapat tumbuh di dataran rendah, pada tanah bertekstur berpasir, beriklim kering dan panas serta pH antara 5-7. Penanaman semangka menghasilkan buah yang dapat dipanen dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Panen semangka dilakukan saat usia semangka antara 55-60 hari setelah tanam. Brangkasan semangka dapat dijadikan biomassa yang dapat meningkatkan kandungan bahan organik pada tanah. Tanaman semangka juga dapat menutupi lahan bekas tambang sehingga tidak panas dan gersang. Tanaman ini tumbuh dengan merambat. Dengan demikian banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penanaman semangka baik dari segi ekonomi dan lingkungan.

I.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan humat dan kapur pada lahan bekas tambang pasir besi terhadap perubahan

BAB II

Dokumen terkait