• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada fase ini jumlah HSC yang aktif berkurang dan integritas jaringan kembali normal. Pada fase ini terjadi 2 hal, yaitu reversi dimana terjadi perubahan HSC aktif menjadai inaktif (yang sementara baru dapat diobservasi secara invitro) dan apoptosis. Pada keadaan jejas hati, apoptosis dihambat oleh berbagai faktor dan komponen matriks yang terlihat dalam pross infalmasi yang berperan penting menghambat apoptosis ialah TIMO-1 selain itu IGF-1 serta TNF- juga menghambat proses tersebut. 28,29,32

2.3. FI BROSI S HATI

2.3.1. Diagnosis Fibrosis Hati

Dari defenisi penyakit ini, jelaslah bahwa diperlukan 4 unsur untuk terjadinya fiborsis hati yaitu :

1. Adanya penyakit dasar sebagai penyebab injury yang mengakibatkan inflamasi kronik. 2. Aktivasi HSC.

3. Terlibat berbagai jenis medaitor, growth factors dan berbagai sel atau subtansi yang terlihat dalam proses radang kronis hati.

4. Terjadinya fibrogenesis, penumpukkan sel matriks ekstraseluler (mes) dan penguraian jaringan ikat tersebut.

Dengan demikian diagnosis FH di dasarkan pada :

a. Diagnosis penyakit dasar (misalnya hepatitis virus C).

b. Aktivasi HSC dengan berbagai penandanya diantaranya alpha-smoth muscle action ( -SMA), neural cell adhension molecule dan mestin. Penanda yang lebih baru ialah

prion protein (PrP), suatu sialoglikopretoin yang terutama terdapat pada neuron dan

sel glia pada susunan saraf pusat. Protein ini dikatakan merupakan indikator yang baik untuk inflamasi aktif dan fibrogenesis. Pemeriksaan-pemeriksaan ini belum cukup spesifik untuk penyakit fibrosis hati.24,33

c. Pemeriksaan produk degradasi MES dan enzim yang berperan dalam pembentukan maupun degradasi MES.

d. Adanya fibrosis dan fibrogenesis yang dapat dilihat secara pasti dengan biopsi hati sebagai baku emas diagnosis FH Aktivitias fibrogenesis juga dapat dinilai secara

Berbagai jenis sistim scoring telah dipakai untuk menilai stage dari fiboris hati seprti skir MTAVIA, skir Ishak (Knodell) dan dianalisis biopsi dengan morfometri komputer menggunakan pewarnaan jaringan. Yang direkomendasikan saat ini ialah sektor menurut METAVIAR yang diajukan oleh Poynard dkk, yang terdiri dari 5 stage yaitu :

F0 (tanpa fibrosis)

F1 (fiboris ringan), ekspansi fibrosis sekitar zona portal atau vena sentral F2 (fiboris moderat), septa yang meluas sampai ke lobus hati.

F3 (fibrosis moderat) disertai bridghing fiborsis (portal-portal, sentral-sentral, poral sentral). F4 (sirosis) nodulasi parenkimal dikelilingi septa fibortik dan kerusakan arsitektur hati.

Laju fibrosis hati per tahun dapat ditentukan dengan stage fibrosi dalam METAVIR unit (0 sampai 4) dibagi perkiraan lamanya infeksi (tahun). Terjadinya fase akhir fiboris yaitu sirosis hati dapat dihitung dengan rumus, stage fibrosis (0 sampai 4) dibagi laju fibrosis pertahun. Penilaian stage dan laju fibrosis dapat digunakan untuk :

- Memperkirakan respons terapi, misalnya pada stage F4 respons terapi interferon- akan rendah.

- Memberikan terapi sesuai kebutuhan. Jika didapatkan hanya sedikit laku fibrosis pada interval pengamatan yang relatif lama, maka pengobatan antiviral dapat ditunda sampai terapi itu diperkirakan dapat lebih efektif dan toleransi

- Memperkirakan waktu terjadinya sirosis hati. Hal ini diperlukan untuk antisipasi perawatan penderita. Meskipun demikian terjadinya SH tidak serta merta menandakan terjadinya gagal ganti secara klinis, karena terbukti pada beberapa penelitian bahwa sering gagal hati didapatkan bertahun-tahun setelah terjadinya SH secara histologis.26

- Menentukan kapan saat yang tepat pemberian terapi anti fibrosis. Saat terbaik pemberian terapi anti fiboris ialah pada keadaan tidak berlangsung lagi gibrogenesis atau stable fibrotic stage, dalam waktu relatif panjang.

Sistim scoring memiliki berbagai kelembahan antara lain tingginya kemungkinan

sampling error dan tidak dapat menentukan dinamisitas fibrogenesis. Beberapa peneliti

menyatakan bahwa stage FH menurut Pynard berhubungan secara non-liner dengan akselerasi dan progreasi fibrosis hati tersebut.26

Pemeriksaan lain dengan menggunakan cara noninvasif seperti pemeriksaan marker serum, antara lain:

a. Pemeriksaan produk degradasi MES dan enzim yang berperan seperti :

- Glikoprotein, termasuk antibodi terhadap asam hialuronat, laminin atau undulin (kolagen tipe IV)

- Propeptida yang dihasilkan pada pembelaan MES saat komponen MES masuk ke dalam jaringan parut, seperti kolagen tipe I, III, IV.

- Enzim yang berperan pada sintesis MES, seperti lysy oxidase, prolyl hydorxylase dan lysyl hydorxyplase, galactosylglucosyltransferasem, monoamin oxidase danNacetyl -D-glucoseaminidase.

b. Kombinasi beberapa marker serum

Percobaan multisenter di Eropa sedang berusaha membuat panel marker diagnostifk fiboris hati. Panel ini terdiri dari pemeriksaan procollagen III N peptide (PIII-NP), kolagen tipe IV,

Kombinasi pemeriksaan klinik dan infeks laboratorium seperti yang dilaporkan oleh Pynard dkk, dikatakan memiliki korelasi yang baik dengan penyakit fibrosis hati akibat virus hepatitis C. Indeks laboratorium itu antara lain menggunakan -2 makroglobulin, hepatoglobulin, gama glutamil transfgerase (GGT), glopbulin, bilirubin total apolipoprotein A.

d. Pemerikasan yang poteinsi dimasa depan

Beberapa pemeriksaan diantaranya positron emision tomography (PET) scanning dan pencitraan resonansi magnetik diharapkan mempunyai nilai dalam pemeriksaan penentuan fibrosis.

2.3.2. Perbaikan Fibrosis Hati

Sampai saat ini belum terhadap suatu obat yang diakui secara umum sebagai antifiborsis hati. Beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai anti fibrosis antara lain obat ini harus dapat ditoleransi dengan baik dengan kemungkinan pemakaian yang lama, dengan sasaran yang tepat pada sel hati dan sedikit efek pertamanya yang baik, yang memungkinkan obat ini untuk lebih fokus pada jaringan hati. Kombinasi beberapa obat mungkin bersifat sinergis, tetapi belum jelas apakah obat anti fibrosis harus diberikan secara intermiten dan terus menerus.

Penelitian terhadap obat anti fibrosis sulit dilakukan dengan baik karena tidak mudah dinilai efikasinya dengan pemeriksaan darah, di samping itu perbaikan yang terjadi mungkin membutuhkan pemakaian yang lama. Kesulitan ini ditambah lagi dengan belum adanya marker yang terbaik dalam mengevaluasi hasil terapi sehingga masih diperlukan biopsi untuk hal.26 Secara umum terapi fibrosis hati meliputi :

Dokumen terkait