• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4 Fasilitas dalam subak

tingkat Pesedehan Agung. Jenis upacara yang dilakukan sangat berbeda antar daerah.

Ritual dalam subak dapat digolongkan menjadi dua bagian, sebagai berikut. 1. Ritual individual

Ritual individual merupakan ritual yang dilakukan sendiri atau individu oleh petani atau krama subak. Adapun ritual individual meliputi ritual ngendagin, ritual ngurit, ritual nandur, ritual mubuhin, kekambuhan/nyungsung, ritual ngulapin/wusan majukut, ngerestiti/pengantapan pari, ritual ngiseh/byakukung,ritual nyangket, ritual mantenin, dan ritual insidental.

Ritual insidental bersifat tidak menentu tergantung kejadian yang terjadi di subak. Adapun ritual insidental meliputi ritual ngingu kakul, ritual panulak paksi, ritual panulak bikul, ritual panulak walang sangit, candang, lanas, dan mati mucuk, ritual mabahin, ritual ngrasakin/mayah pangrasak, dan ritual rsi ghana. 2. Ritual kolektif

Ritual kolektif merupakan ritual yang dilakukan kumpulan petani atau

krama subak baik dalam tingkat tempek, tingkat subak, dan kumpulan subak. Ritual kolektif meliputi ritual mapag toya, ngaturang pekalem, ritual ngusaba, ritual magurupiduka, dan nangluk merana/neduh.

2.1.4Fasilitas dalam subak

Suatu sistem sosial tidak akan bisa mencapai tujuan seperti yang diharapkan, apabila tidak didukung oleh fasilitas yang dibutuhkan. Dikemukakan oleh Sudarta dalam Windia, dkk (2015) yang dimaksud fasilitas dalam subak seperti harta benda, barang-barang, dan kemudahan lainnya yang tersedia dan

21

digunakan oleh sistem sosial dalam mencapai tujuan. Tanah, danau, sungai, hutan, dan lainnya yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam sistem sosial, termasuk juga fasilitas.

Dikemukakan oleh Windia, dkk (2015) terdapat tiga fasilitas dalam subak. Adapun ketiga fasilitas yang ada dalam subak, sebagai berikut.

1. Fasilitas fisik jaringan irigasi

Fasilitas fisik jaringan irigasi milik subak yang dapat digunkan untuk mencapai tujuan subak diantaranya sebagai berikut.

1. Bendung atau dam (empelan) adalah bangunan utama atau pokok yang berfungsi sebagai penangkap air di sungai beserta buka (tempat air masuk atau intake).

2. Terowongan (aungan) adalah saluran irigasi utama (saluran primer) tertutup. Terowongan dibuat saat usaha mengalirkan air dari saluran irigasi melalui saluran terbuka (telabah) tidak memungkinkan dilakukan.

3. Telabah gede/telabah aya adalah saluran primer untuk mengalirkan air irigasi pada suatu areal sawah tertentu di subak yang bersangkutan.

4. Telabah pemaron gede/telabah pemaron adalah saluran sekunder yang mengairi satu bagian tertentu dari wilayah subak.

5. Telabah pemaron cenik/telabah cenik adalah saluran tersier yang mengairi bagian-bagian dari wilayah subak yang diairi oleh telabah pemaron gede. 6. Telabah pengalapan/telabah penyahcah adalah saluran kuarter yang

mengairi satu atau lebih blok sawah (satu atau lebih sikut/tuluk/cutak sawah) milik petani perorangan sekitar 35 are.

22

7. Talikunda/samakunda (saluran cacing) adalah saluran yang mendistribusikan air irigasi secara adil untuk satu sikut sawah.

8. Telabah pengutang (saluran pembuang) adalah saluran untuk membuang air irigasi yang berlebihan.

9. Tembuku aya/tembuku gede adalah bangunan bagi utama pada telabah gede sebagai pusat pembagian air irigasi antara beberapa subak apabila bendungnya mengairi banyak subak, atau antara wilayah-wilayah yang lebih kecil dari sebuah subak (tempek/munduk/banjaran) apabila bendungnya hanya mengairi satu subak.

10. Tembuku pemaron/tembuku pemaron gede adalah bangunan bagi sekunder yang terletak di saluran sekunder (telabah pemaron) sebagai pusat pembagian irigasi antara sub subak (tempek) atau antara kompleks sawah-sawah di lingkungan tempek yang irigasinya mengalir melalui telabah cenik

atau bngunan bagi tersier.

11. Tembuku pemaron cenik/tembuku cenik adalah bangunan bagi tersier (telabah pemaron cenik) sebagai tempat pengambilan air irigasi untuk berapa sikut sawah. Air irigasi dari bangunan ini mengalir menuju ke telabah pengalapan (saluran kuarter). Bangunan sadap ini kadang hanya berupa pipa dari bambu, disesuaikan dengan jatah air irigasi yang diterima oleh petani bersangkutan.

12. Tembuku pengalapan adalah bangunan bangunan bagi kuarter yang terletak di saluran kuarter (telabah pengalapan) sebagai bangunan sadap yang langsung dimanfaatkan untuk mengairi sawah milik petani perorangan.

23

2. Fasilitas fisik non jaringan irigasi

Di samping memiliki fasilitas jaringan irigasi tersebut, umumnya subak juga mempunyai fasilitas fisik non jaringan irigasi diantaranya sebagai berikut (Windia, dkk, 2015).

1. Pura

Subak memiliki fasilitas fisik berupa pura, baik pura milik bersama (milik tempek, subak atau milik beberapa/sejumlah subak) maupun pura milik perorangan. Pura milik bersama merupakan tempat suci untuk menyelenggarakan kegiatan ritual secara kolektif atau bersama-sama baik dengan petani di dalam satu tempek, petani dalam satu subak, maupun gabungan antar subak. Sedangkan pura milik perorangan merupakan tempat suci untuk menyelenggarakan kegiatan ritual secara individual. Keberadaan tempat suci antar subak bervariasi satu subak dengan yang lain. Tetapi, pada setiap subak, umumnya memiliki pura Bedugul

dan puran Ulun Empelan (milik bersama), dan pura Sanggah Catu (milik petani individual atau perseorangan).

2. Balai Subak

Fasilitas ini memiliki arti penting dalam pelaksanaan kegiatan administrasi sehari-hari, rapat-rapat subak, pembuatan sesajen untuk kegiatan ritual secara kolektif (baik ditingkat tempek/munduk/banjaran maupun tingkat subak) dan kegiatan penyuluhan pembangunan pertanian.

3. Balai Timbang

Setiap subak memiliki satu atau lebih Balai Timbang. Balai Timbang ini berukuran kecil sekitar 1,5m x 2m dan bertiang dua. Balai Timbang ini

24

dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan informal dan beristirahat oleh beberapa petani, sehabis bekerja di sawah.

4. Jalan usaha tani/jalan subak

Setiap areal subak dilengkapi dengan jalan usahatani atau jalan subak. Subak-subak yang dilalui oleh jalan yang penghubung antar kota tentu keadaan jalannya akan lebih bagus karena beraspal, dibandingkan dengan subak yang berada di pedalaman atau tempat-tempat yang terisolasi. Jalan usahatani memegang peran penting dalam memperlancar proses transportasi dan komunikasi yang ada di subak.

3. Kemudahan-kemudahan lain

Dalam akselerasi pembangunan pertanian, khususnya pertanian tanaman pangan, selain subak memiliki fasilitas fisik jaringan irigasi dan fasilitas fisik non jaringan irigasi, subak juga mempunyai beberapa kemudahan seperti berikut (Windia, dkk, 2015).

1. Umumnya subak memperoleh pembinaan dari instansi-instansi dinas terkait di Bali.

2. Subak memiliki beragam dana, seperti iuran anggota, denda-denda bagi pelanggar awig-awig dan perarem, pengoot/pengampel, upeti dari penebas, upeti atau kontribusi dari pengoprasian traktor, kontribusi dari pengembalaan ternak dan bantuan dari Pemerintah Provinsi Bali sebesar Rp30.000.000,00 per tahun. Dana tersebut digunakan untuk pelaksanaan beragam kegiatan keagamaan dan untuk pemeliharaan sarana fisik subak. Bagi subak yang memiliki koperasi tani, baik secara perorangan atau

Dokumen terkait