• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitas Dan Layanan Unggulan Modernisasi Pelayanan

BAB III GAMBARAN DATA MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN

C. Fasilitas Dan Layanan Unggulan Modernisasi Pelayanan

1. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).

TPT Adalah Suatu Tempat Pelayanan Perpajakan terintegrasi dengan sistem yang melekat pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam memberikan peayanan perpajakan.

2. Account Representative (AR).

Account Representative adalah pengawas terhadap pelaksanaan kewajiban oleh Wajib Pajak dan melayani penyelesaian hak Wajib Pajak.

3. Help Desk

Help Desk adalah tempat yang disediakan oleh KPP untuk memperoleh informasi mengenai masalah perpajakan.

4. Website

Dalam Rangka mempermudah akses informasi perpajakan kepada Masyarakat. Maka dibuatlah website perpajakan yag dikelola oleh pihak DJP, yait

5. Pojok Pajak

Pojok Pajak adalah sarana penyuluhan dan pelayanan perpajakan bagi masyarakat maupun Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, yang di tempatkan di pusat-pusat perbelanjaan, pusat-pusat bisnis atau tempat-tempat tertentu lainnya. Jadwal kerjanya sesai dengan jam kerja mulai pukul 11.00 s.d 19.00 waktu setempat, yang dapat ditambah Kepala Kantor Wilayah setempat sesuai kebutuhan. Konsulatasi perpajakan yang diberikan oleh petugas pajak adalah konsultasi yang bersifat umum sesuai dengan Panduan Informasi Perpajakan.

6. e-registration

e-registration adalah sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan atau pengukuhan maupun pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak melalui system yang terhubung langsung secara online oleh Direktorat Jenderal Pajak.

7. e-SPT

e-SPT adalah penyampaianSPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer.

8. e-filling

e-filling adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem online dan real time.

b. Layanan Unggulan Modernisasi Pelayanan

No. Uraian Jangka waktu

1. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran NPWP

1 (satu) hari kerja sejak permohonan dirterima lengkap

2. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)

3 (tiga) hari kerja sejak permohonan dirterima lengkap

3. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Peraturan Dirjen Pajak Nomor. PER-122/PJ/2006 :

a.2 (dua) bulan dimaksud sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohon pengembalian diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dalam Pasal 1 angka 5 yang memiliki resiko rendah.

b. 4 (empat) bulan sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal

permohon pengembalian diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana pada huruf a c. 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh :

• Pengusaha Kena Pajak selain Pengusaha Kena Pajak dengan kriteria tertentu dan pengusaha kena pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b • Pengusaha Kena Pajak termasuk,

Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a yang semula memiliki resiko rendah berdasarkan hasil pemeriksaaan masa pajak sebelumnya ternyata diketahui memiliki resiko tinggi, dilakukan pemeriksaan lengkap baik satu,

beberapa, maupun seluruh jenis pajak.

4. Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP)

3 (tiga) minggu sejak SKPLB diterbitkan atau 3 (tiga) minggu sejak permohonan diterima lengkap.

5. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak

9 (sembilan) bulan sejak tanggal diterima permohonan lengkap.

6. Pelayanan Penyelesaian Pemberan Ijin Prinsip pembebasan PPh Pasal 22 Impor

3 (tiga) minggu sejak surat permohonan diterima lengkap.

7. Pelayanan Penyelesaian Surat keteranagan Bebas (SKB) Pemungutan PPh pasal 22 Impor

5 (lima) hari kerja sejak surat permohonan diterima lengkap.

8. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak atas

Pengurangan PBB

2 (dua) bulan sejak permohonan diterima lengkap.

Adpun sasaran utama layanan unggulan ini adalah :

a) Mampu meningkatkan transparansi sekaligus memotong jalur birokrasi yang tidak perlu atas proses bisnis di lingkungan Departemen Keuangan.

b) Meyederhanakan proses bisnis.

c) Menghindari sejauh mungkin penyalahgunaan wewenang (a bise of power) dari aparat.

d) Didukung oleh aparat yang semakin professional dan kompeten. e) Mengindari prektek korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memiliki NPWP di KPP Pratama Medan barat.

Kota Medan Merupakan salah satu kota terbesar dan penduduk terbanyak di Indonesia. Maka dari itu seharusnya kota Medan merupakan salah satu penghasil Pajak terbesar di Indonesia, karena Kota medan memiliki jumlah penduduk atau kepala keluarga atau yang mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) khususnya dalam wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat diperkirakan sebanyak 25.000(per mei 2010) Orang. Apabila mengacu kepada defenisi dari Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang ada dalam UndangKetentuan Umum Perpajakan, Undang-undang PPh, maupun Undang-undang PPN dan PPnBM, diperkirakan masih banyak badan yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak, walaupun dalam kegiatan umumnya ada pesyaratan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Dan jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Barat masih rendah bila di dibandingkan dengan potensi yang ada (coverage ratio). Adapun jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dalam 3 tahun terakhir ini adalah sebagai berikut :

Jumlah Wajib terdaftar KPP Pratama Medan Barat Tahun 2008-2010 Jenis Wajib Pajak per-31 desember

2008 per-31 desember 2009 per-mei 2010 Orang Pribadi 18.021 19.003 19.755 Badan 3.575 3.631 3.670 Bendaharawan 78 81 85 Objek Pajak PBB Berdasarkan Nomor Objek Pajak (NOP) 15.935 16.531 17.000

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Berdasarkan Data di atas Wajib Pajak atau kepala keluarga atau yang mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) mengalami peningkatan setiap tahunnya dalam hal mendaftarkan diri untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Keberhasilan dalam meningkatnya Jumlah Wajib Pajak untuk Mendaftarkan diri dalam memiliki NPWP tidak terlepas dari Modernisasi Pelayanan yang terjadi di KPP Pratama Medan Barat.

B. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Dalam Memiliki NPWP

1. Masalah yang timbul

Adapun Masalah masalah-madalah yang timbul dalam meningkatkan jumlah wajib pajak untuk meningkatkan jumlah wajib dalam memiliki NPWP adalah sebagai berikut :

a. Wajib Pajak tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

b. Adanya anggapan masyarakat bahwa tidak adanya untungnya memiliki NPWP.

Dari masalah-masalah diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak enggan untuk memiliki NPWP. Jadi dalam rangka meningkatkan jumlah Wajib pajak dalam memiliki NPWP sangat diperlukan sehingga pembangunan di daerah dan pusat dapat terlaksana.

2. Upaya pemecahan masalah

a) Wajib Pajak tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Pada masalah ini upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah dengan melakukan sosialisasi dan memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak yang sudah memiliki penghasilan atau usaha untuk memiliki NPWP.

b) Adanya anggapan masyarakat bahwa tidak adanya untungnya memiliki NPWP.

Pada masalah ini upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai keuntungan memiliki NPWP.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian dan data-data yang diperoleh, bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan Pengusaha dalam mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) semakin meningkat semenjak dilakukannya Modernisasi Pelayanan Perpajakan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dari tahun 2008 s.d 2010. Yaitu pada tahun 2008 Wajib Pajak Orang Pribadi berjumlah 18.021 dan jumlah Wajib Pajak Badan berjumlah 3.575 dan tahun 2009 Wajib Pajak Orang Pribadi berjumlah 19.003 Wajib Pajak Badan berjumlah 3.631 kemudian Wajib Pajak Orang Pribadi berjumlah 19.755 Wajib Pajak Badan berjumlah 3.670. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah wajib pajak dalam meiliki NPWP.

2. Adapun masalah-masalah yang yang terjadi dan upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam meningkatkan jumlah Wajib Pajak adalah :

a) Wajib Pajak tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Pada masalah ini upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah dengan melakukan sosialisasi dan memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak yang sudah memiliki penghasilan atau usaha untuk memiliki NPWP.

b) Adanya anggapan masyarakat bahwa tidak adanya untungnya memiliki NPWP.

Pada masalah ini upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai keuntungan memiliki NPWP.

3. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dan atau telah ditempuh oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat sebagai berikut :

a) Menginformasikan kepada masyarakat tentang tata cara pengisian formulir NPWP.

b) Peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak. B. SARAN

Agar makin meningkatnya jumlah Orang Pribadi dan Badan yang mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP, diperlukan adanya peningkatan pelayanan yaitu :

a) Memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam hal memperoleh NPWP dan pada saat melaporkan SPT masa dan tahunan.

b) Menyediakan sarana dan prasarana agar dapat membantu kelancaraan tugas dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2008, Perpajakan Edisi Revisi, CV Andi Offset. Yogyakarta. Pandiagan Liberti, 2008 Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan,

PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Wirantha, I Made, 2005. Pedomanan Penulisan Usulan Penelitian, Skiripsi, dan Tesis, Penerbit Andi. Denpasar.

Dokumen terkait