• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modernisasi Pelayanan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Modernisasi Pelayanan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

OLEH

Nama : Bayu Sagara Putra Nim : 072600048

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :

Nama : Bayu Sagara Putra

Nim : 072600048

Program Studi : Diploma III Administrasi Perpajakan

Judul : MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT

Ketua Prodip III Dosen Pembimbing Kasubag. Umum

Administrasi Perpajakan

(Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si) (Indra Effendi Rangkuti, S.Sos) Nip: 196401081991021001 Nip: Nip:

(Esteriah Br Sitepu,SE)

Medan, Juni 2010

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA Nip : 19620703198711101

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan mandiri ... 1

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 4

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri ... 6

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6

E. Metode Pengumpulan data ... 8

F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri .. 9

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat... 11

B. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat...13

C. Bidang Kerja dan Fungsi Organisasi Instansi...14

D. Susunan Organisasi KPP Pratama Medan Barat (per 1 Juni 2010)...19

BAB III GAMBARAN DATA MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN A. Pegertian dan Dasar Modenisasi Pelayanan Perpajakan………….24

B. Objek dan Subjek Modernisasi Pelayanan Perpajakan…………...25

(4)

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memiliki NPWP di

KPP Pratama Medan barat………...31 B. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan

Jumlah Wajib Pajak Dalam Memiliki NPWP………..33 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN………....35

B. SARAN……….36

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas hidayahnya akhinya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini yang bejudul “Modernisasi Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat” yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Program Studi Diploma III Administarasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan mandiri (PKLM) ini terwujud tanpa bantuan pihak-pihak terkait. Penulis juga menyadari bahwa Laporan PKLM ini masih jauhdari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan- kekurangan baik dalam hal penyajian materi maupun dalam bahasa penyampaiannya. Hal ini mengingat bahwa masih kurangnya pengetahuan, pengalaman pada penulis. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis menerima masukan baik berupa saran maupun kritik yang membangun demi sempurnanya Laporan Praktik Kerja lapangan Mandiri ini.

Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja lapangan Mandiri ini, terutama sekali kepada :

(6)

2. Bapak Drs. H. M Husni Thamrin Nasution, M.Si Selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Indra Efendi Rangkuti, S.Sos selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, tenaga kepada penulis ke arah yang lebih sempurna sehingga selesainya Laporan Tugas Akhir ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Kepala kantor Pajak Pratama Medan Barat yang telah memberikan izin, kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan riset.

6. Bapak Hermawan Daru, SH yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data dan memberikan masukan dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini

7. Seluruh staf dan pegawai di Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

8. Terima kasih tak terhingga kepada orang tua saya,Ayahanda Heri Susanto dan Mama Hj. Rachmawati Chaniago yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayang serta memberikan bantuan moril da materil yang tak tergantikan sepanjang masa.

(7)

10. Buat teman-teman ku stambuk 2007 Agung, Heru , Fadly, Hari, Joel, Surya, Manto, Jairun, dan anggota tim sotoy serta teman-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu terima kasih buat perhatian, dukungan dan doannya.

11. Buat Benny, Rio, Hardi, dan Lisa makasih ya atas doa dan dukungannya. 12. Buat Azmul dan Khairuna stambuk 2009, Makasih ya atas pinjaman bukunya

yang kemarin.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga Laporan Praktik Kerja. Lapangan Mandiri ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2010 Penulis

Bayu Sagara Putra 072600048

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua pihak. Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu jenjang pendidikan formal. Berperan serta dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga produk-produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas, terampil dan siap dipekerjakan ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Dan mahasiswa sebagai salah satu elemen perguruan tinggi dituntut untuk mampu berpikir kritis, tegas dan kreatif khususnya di bidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.

Guna memenuhi tuntunan kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKLM).

(9)

tahun terus mengalami meningkat. Hal ini dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dimana rencana pendapatan negara dari sektor pajak terus mengalami peningkatan. Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan baik di daerah maupun di pusat.

Maka Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan Berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang patuh memayar kewajibannya dalam hal pembayar Pajak. Salah satu contoh hal yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah dengan melakukan Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Administrasi Perpajakan pada masing-masing Unit-unit kerja Direktorat Jendral Pajak (DJP).

Inti Reformasi dan Modernisasi Kantor Pelayanan Pajak adalah pembaruan sistem pelayanan. Misalnya ketika Wajib Pajak mendatangi Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk melakukan pembayaran kewajiban pajaknya, maka ia perlu merasa nyaman dan dilayani oleh petugas degan baik, ramah, tepat waktu, tuntas, mudah, transparan, dan tidak kaku. Suasana di Kantor Pelayanan Pajak Pratama sekarang ini pun mengalami banyak perubahan seperti interior yang rapi di ruangan penerima Wajib Pajak, lengkap dengan alat (mesin) untuk mendapatkan nomor antrian sesuai dengan tujuan Wajib Pajak mendatangi Kantor Pelayanan Pajak.

(10)

Administrasi yang belum lengkap maka kedaan itu akan dimanfaatkan oleh petugas pajak untuk memperdaya Wajib Pajak.

Sejak tahun 2002, Departemen Keuangan mereformasi fungsional operasional pelayanan dengan membentuk Kantor Palayanan Pajak ( KPP ) Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Palayanan Pajak Pratama di seluruh Indonesia. Tujuan Reformasi dan Modernisasi adalah memberikan pelayanan yang lebih baik, nyaman, mudah, efisien, dan tidak berbelit-belit sehingga Wajib Pajak tidak beranggapan bahwa membayar Pajak itu merupakan hal yang berbelit-belit yang harus dihindari (Pandiangan, 2008).

Agar tidak salah pengertian atau penafsiran serta penyimpangan yang jauh dalam memahami tulisan ini, maka penulis berusaha memberi batasan pengertian dari judul yang sekaligus memberi arah dalam penulisan proposal ini.

Dengan dasar inilah penulis memilih Kantor Pelayanan Perpajakan Pratama Medan Barat sebagai tempat penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi minor yang diberi judul : “ MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT ”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

(11)

Setiap kegiatan dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan : a) Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

a) Untuk mengetahui jeis-jenis upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam melayani Wajib Pajaknya.

b) Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan pajaknya.

c) Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam melakasanakan pelayanan Adminisrtrasi Perpajakan bagi Wajib Pajaknya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

b) Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa

a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan.

b) Agar dapat mengimplementasikan teori-teori yang didapat selama perkuliahan.

c) Agar dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa. dalam melaksanakan kegiatan PKLM mahasiswa dapat menuangkan keterampilan dan mengaplikasikan dengan baik dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah yang timbul.

(12)

Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

a) Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dengan Universitas Sumatera Utara (USU) khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dapat mengetahui tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) FISIP USU

b) Untuk membantu fiskus dalam mensosialisasikan modernisasi pelayanan perpajakan kepada masyarakat.

c) Mendapat Ide dan gagasan untuk perbaikan sistem modernisasi pelayanan perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

Bagi Universitas Sumatera Utara

a) Untuk meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

b) Memperkenalkan sumber daya Manusia Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

(13)

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya mensosialisasikan modernisasi pelayanan perpajakan khususnya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat :

a) Untuk mengetahui jeis-jenis upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dalam melayani wajib pajaknya.

b) Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan pajaknya.

c) Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam mengaplikasikan modernisasi pelayanan perpajakan bagi wajib pajaknya.

D. Metode Praktik Kerja Lapangna Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut : a) Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut PKLM ini, mulai dari pengajuan judul, tempat praktik kerja lapangan mandiri, mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen. b) Studi Literatur

(14)

c) Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan / pengamatan secara langsung pada objek praktik kerja lapangan dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

d) Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer yaitu data yang berasal dari pendapat orang yang ahli dan data sekunder yaitu data yang berasal dari majalah, artikel atau media lainnya yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan laporan PKLM.

e) Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data atau keterangan yang dibutuhkan mengenai Modernisasi Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Daftar Pertanyaan

(15)

kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer dan informasi tentang pelaksanaan Modernisasi pelayanan Perpajakan.

b) Daftar Observasi,

Dalam metode ini penulis langsung turun ke lapangan peninjauan, mendengar serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, meneliti pengaplikasian Modernisasi Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

c) Daftar Dokumentasi

Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan /atau literatur, hasil-hasil penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan dengan PKLM.

F. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan laporan ini ke dalam 5 (lima) bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

(16)

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKLM, sruktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB III : GAMBARAN DATA MODERNISASI PELAYANAN

PERPAJAKAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan data yang berkaitan dengan pelaksanaan Modernisasi Pelayanan Perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai pelaksanaan Modernisasi Pelayanan Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini disimpulkan uraian-uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada.

(17)
(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih ada dua kantor inspeksi pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 276/KMK/01/1989 tanggal 25 maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jendral Pajak, maka Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya Menjadi Kantor Pelayanan Pajak sehingga sejak April 1989 Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara diganti namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara.

Kemudian untuk menetapkan pelayanan yang akan di berikan pemerintah kepada masyarakat umum, khususnya kepada Wajib Pajak pada tanggal 29 Maret 1994 dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor. 94/KMK/1994 terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak di Medan dirubah menjadi 4 kantor yaitu:

(19)

Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor.443/KMK/01/2001 tanggal 23 Juli 2001 Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dipecah menjadi dua kantor yaitu Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang mulai berlaku sejak 25 Januari 2002.

Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat Meliputi: 1. Kecamatan Medan Barat

2. Kecamatan Medan Helvetia 3. Kecamatan Medan Sunggal 4. Kecamatan Medan Petisah

PENG-04/WPJ.01/2008 tanggal 26 Mei 2008 dari Kanwil DJP Sumatera Utara I, KPP Medan Barat dipecah menjadi KPP Pratama Medan Petisah dan KPP Pratama Medan Barat yang mulai berlaku sejak 27 Mei 2008. Masa ini lebih dikenal dengan sebutan masa reformasi pajak. Dan wilayah kerja KPP Pratama Medan Barat adalah Kecamatan Medan Barat.

Adapun Visi dari KPP Pratama Medan Barat adalah menjadi pelayan masyarakat yang profesional dengan kinerja yang baik dan dapat dipercaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Bagian Utara.

(20)

(PTLL) Pajak Bumi dan/atau Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) serta peningkatan kecepatan dan mutu pelayanan perpajakan serta senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan tertib administrasi.

B. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Barat

Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Tujuannya yaitu untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara maksimal.

KPP Pratama Medan Barat menerapkan Struktur Organisasi Lini dan Staff. KPP Pratama Medan Barat dipimpin oleh seorang kepala kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara I.

Untuk mencapai Organisasi yang lebih baik sesuai dengan pangkat dan jabatan, dengan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing setiap bagian akan berinteraksi dan beroperasi secara harmonis dengan keteraturan pasti dengan wadah struktur organisasi.

(21)

seksi ini juga memiliki Account Representative atau yang biasa disingkat dengan sebutan AR.

Struktur Organisasi yang ada di KPP Pratama Medan Barat Dapat di gambarkan sebagai berikut :

1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 5. Seksi Pegawasan dan Konsultasi (WASKON) I 6. Seksi Pegawasan dan Konsultasi (WASKON) II 7. Seksi Pegawasan dan Konsultasi (WASKON) III 8. Seksi Pegawasan dan Konsultasi (WASKON) IV 9. Seksi Penagihan

10. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 11. Seksi Pemeriksaan

12. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Bidang Kerja dan Fungsi Organisasi Instansi

(22)

Bumi dan/atau Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/auat Bangunan (BPHTB) dalam daerah wewenangnya, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jendral Pajak.

Beberapa Tugas dan Fungsi Orgasnisasi Pelaksana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat:

a) Pengumpulan dan pengolahan data, penggalian potensi pajak serta ekstensifikasi Wajib Pajak.

b) Penatausahaan dan Pengecekan data surat pemberitahuan (SPT) Tahunan serta berkas Wajib Pajak.

c) Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan (SPT) masa serta pemantauan dan penyusunan masa PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.

d) Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian, Keberatan dan restitusi PPh, PPN, PPnBM, dan PTLL.

e) Verifikasi dan penerapan sanksi perpajakan.

f) Pengurusan penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP) g) Penyuluhan dan pelayanan perpajakan.

h) Pengurusan tata usaha dan rumah tangga KPP

(23)

1. Kepala Kantor

KPP Pratama merupakan penggabung dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka Kepala KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan laksanaan penyuluhan, pelayanan, pengawasan wajib pajak di bidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak Langsung Lainnya dan PBB serta BPHTB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sub. Bagian Umum

Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

Uraian pekerjaan yang ada dalam Subbagian Umum ini adalah sebagai berikut: a) Tata usaha dan kepegawaian

b) Koordinator kepuangan c) Koordinator rumah tangga 3. Seksi Pelayanan

(24)

4. Seksi Pengolahan Data Informasi

Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi, perpajakan, perekaman dokumen, perpajakan, urusan tata usaha, penerimaan perpajakan, pengalokasian dan penata usahaan bagi hasil PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e- SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.

Tugas dan Fungsinya:

a) Melakukan Urusan Pengolahan data dan penyajian informasi dan pembuatan Monografi Pajak.

b) Melakukan Penggalian Potensi Pajak.

c) Melakukan Pemberian dukungan teknisi komputer. 5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

(25)

Seksi Pengawasan dan Konsultasi terbagi menjadi 4 seksi berdasarkan wilayah kerjannya :

a) Wilayah kerja seksi pengawasan dan konsultasi I : Kelurahan Glugur Kota. b) Wilayah kerja seksi pengawasan dan konsultasi II : Kelurahan Kesawan. c) Wilayah Kerja seksi pengawasan dan konsultasi III : Kelurahan Brayan dan

Kelurahan Karang Berombak.

d) Wilayah Kerja seksi pengawasan dan konsultasi IV : Kelurahan Sei Lalas dan Kelurahan Sei Agul.

6. Seksi Penagihan

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

Tugas dan Fungsinya:

a) Melakukan urusan Penatausahaan Piutang Pajak, Penagihan, Penundaan dan angsuran Piutang Pajak.

b) Melakukan Penerbitan Surat Tagihan, Surat Paksa, Surat Perintah melakukan penyitaan.

(26)

7. Pemeriksaan

Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

8. Ekstensifikasi Perpajakan

Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Kelompok Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi.

D. Susunan Organisasi KPP Pratama Medan Barat (per 1 Juni 2010) 1. Kepala KPP Pratama Medan Barat : Drs Djahotman Saragih, MM 2. Kepala Sub Bagian Umum : Esteria Br Sitepu, SE

Pelaksana Sub Bagian Umum : 1. Armen

2. Alfonsus Sinaga

(27)

4. Isnul Aprianto Siregar 5. Anis Zamzami

6. Syahreni 7. Juliana Bendaharawan Sub Bagian Umum : Dodi Irawan

3. Kepala Seksi Pelayanan : Hernawan Daru, SH Pelaksana Seksi Pelayanan :1. Rahman Jamal

2. Suparti

3. Rusti Meyer Violetta Siahaan 4. Suparti

5.Dewi Virgo Situmorang 6. Nurhadian Sari

7. Nurdiana Tanjung 8. Evy Ramadhani

9. Mhd Imam Sultoni Hasibuan 10. Agus Putra Manko Sinaga 11. RG Megawati Sitanggang 4. Kepala Seksi Waskon I : Beresman Hutajulu,SE, AK, MM Acount Representative Waskon I : 1. Mangatur Simanjuntak

2. Mohammad Ali Hermawan, S.ST 3. Romi Kurniawan

(28)

Pelaksana Waskon I : Zulkifli

5. Kepala Seksi Waskon II : Sutan Parada Hutasoit, AK Acount Representati Waskon II : 1. Marton Manahat Sinaga, S.ST

2. Togap Simamora 3. Dedi Rusli

4. Muhammad Nasution Pelaksana Waskon II : Fery Awar

6. Kepala Seksi Waskon III : Febner Pillimon Simatupang, SE Acount Representative Waskon III : 1. Siti Usmayati SH

2. Bona Parlindungan Manurung 3. Kelvin Sayuli Hutauruk 4. Parluhutan Rajagukguk Pelaksana Waskon III : Gusnawati

7. Kepala Seksi Waskon IV : Hendra Ginting, SE.MM Acount Representative Waskon IV : 1. Selamet Nasrullah,SE

2. Yetna Juliana, SE 3. Ismail

4. Kukuh Hanna Prapanca, ST Pelaksana Waskon IV : Ros Br Pandia

8. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan : Mutato, SE, MT Pelaksana Seksi Ekstensifikasi : 1. Amhar

(29)

3. Adi Syahrizal 4. Mulky Ashidiqie 5. Gugum Cahya Gumelar 9. Pelaksana Seksi Penagihan : 1. Abdul Gani, SE

2. Emenda Tinalyta Depari Juru Sita Seksi Penagihan : 1. Hendra Surya Bakti

2. Jonathan Sitompul 10. Kepala Seksi PDI : Herlita, SE, AK, MSi Pelaksana Seksi PDI : 1. Nurlaila

2. Sherly Chairita 3. Bima Sinaga 4. Mukmin

5. Amruzal Mulia Nasution 6. Sany Simatupang

11. Pelaksana Seksi Pemeriksaan : 1. Zulnaili, SE

2. A.R. Hasfianda Siregar 12. Bagian Fungsional

Pemeriksa Pajak Madya : Hary Budi Artono, SE, S.Sos, MM Pemeriksa Pajak Muda : 1. Untung Joko Waluyo, S.ST, Ak

2. Heriyadi, Ak

(30)

2. Sony Emanuel, SE Pemeriksa Pajak Pelaksana : 1. Yanuar Eko Prabowo

(31)

BAB III

GAMBARAN DATA MODERNISASI PELAYANAN PERPAJAKAN A. Pegertian dan Dasar Modenisasi Pelayanan Perpajakan

Adapun defenisi perpajakan menuut Pof. Dr. Rochmat Sumitro, SH yaitu Pajak adalah Iuran Rakyat pada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik secara langsung (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

a) Dasar Hukum Modernisasi Pelayanan Perpajakan adalah :

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik yang merupakan penyempurnaan keputuan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1983 tentang pedoman tata laksana pelayanan umum.

b) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomo: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah

c) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/26/M.PAN/2004 tentang petunjuk teknis tranparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

(32)

e) Surat Edaran Nomor: SE-19/PJ.6/1994 tanggal 15 April 1994 tentang petunjuk pelaksanaan Pelayanan Satu Tempat (PST) dalam SISMIOP.

B. Objek dan Subjek Modernisasi Pelayanan Perpajakan a) Objek Modernisasi Pelayanan Perpajakan

Yang merupakan objek modernisasi pelayanan perpajakan adalah semua fasilitas pelayanan.

b) Subjek Modernisasi Pelayanan Perpajakan

Yang merupakan subjek modernisasi perlayanan perpajakan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi, dan Pengusaha Kena Pajak.

C. Fasilitas Dan Layanan Unggulan Modernisasi Pelayanan a. Fasilitas Modernisasi Pelayanan

1. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).

TPT Adalah Suatu Tempat Pelayanan Perpajakan terintegrasi dengan sistem yang melekat pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam memberikan peayanan perpajakan.

2. Account Representative (AR).

Account Representative adalah pengawas terhadap pelaksanaan kewajiban oleh Wajib Pajak dan melayani penyelesaian hak Wajib Pajak.

3. Help Desk

Help Desk adalah tempat yang disediakan oleh KPP untuk memperoleh

(33)

4. Website

Dalam Rangka mempermudah akses informasi perpajakan kepada Masyarakat. Maka dibuatlah website perpajakan yag dikelola oleh pihak DJP, yait

5. Pojok Pajak

Pojok Pajak adalah sarana penyuluhan dan pelayanan perpajakan bagi

masyarakat maupun Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, yang di tempatkan di pusat-pusat perbelanjaan, pusat-pusat bisnis atau tempat-tempat tertentu lainnya. Jadwal kerjanya sesai dengan jam kerja mulai pukul 11.00 s.d 19.00 waktu setempat, yang dapat ditambah Kepala Kantor Wilayah setempat sesuai kebutuhan. Konsulatasi perpajakan yang diberikan oleh petugas pajak adalah konsultasi yang bersifat umum sesuai dengan Panduan Informasi Perpajakan.

6. e-registration

e-registration adalah sistem pendaftaran, perubahan data Wajib Pajak dan

atau pengukuhan maupun pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak melalui system yang terhubung langsung secara online oleh Direktorat Jenderal Pajak.

7. e-SPT

e-SPT adalah penyampaianSPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik

(34)

8. e-filling

e-filling adalah suatu cara penyampaian SPT yang dilakukan melalui sistem online dan real time.

b. Layanan Unggulan Modernisasi Pelayanan

No. Uraian Jangka waktu

1. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pendaftaran NPWP

1 (satu) hari kerja sejak permohonan dirterima lengkap

2. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)

3 (tiga) hari kerja sejak permohonan dirterima lengkap

3. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Peraturan Dirjen Pajak Nomor. PER-122/PJ/2006 :

a.2 (dua) bulan dimaksud sejak saat diterimanya permohonan secara lengkap, dalam hal permohon pengembalian diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dalam Pasal 1 angka 5 yang memiliki resiko rendah.

(35)

permohon pengembalian diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana pada huruf a c. 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan lengkap, dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh :

• Pengusaha Kena Pajak selain

Pengusaha Kena Pajak dengan kriteria tertentu dan pengusaha kena pajak yang melakukan kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b • Pengusaha Kena Pajak termasuk,

(36)

beberapa, maupun seluruh jenis pajak.

4. Pelayanan Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP)

3 (tiga) minggu sejak SKPLB diterbitkan atau 3 (tiga) minggu sejak permohonan diterima lengkap.

5. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan Pajak

9 (sembilan) bulan sejak tanggal diterima permohonan lengkap.

6. Pelayanan Penyelesaian Pemberan Ijin Prinsip pembebasan PPh Pasal 22 Impor

3 (tiga) minggu sejak surat permohonan diterima lengkap.

7. Pelayanan Penyelesaian Surat keteranagan Bebas (SKB) Pemungutan PPh pasal 22 Impor

5 (lima) hari kerja sejak surat permohonan diterima lengkap.

8. Pelayanan Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak atas

Pengurangan PBB

2 (dua) bulan sejak permohonan diterima lengkap.

(37)

Adpun sasaran utama layanan unggulan ini adalah :

a) Mampu meningkatkan transparansi sekaligus memotong jalur birokrasi yang tidak perlu atas proses bisnis di lingkungan Departemen Keuangan.

b) Meyederhanakan proses bisnis.

c) Menghindari sejauh mungkin penyalahgunaan wewenang (a bise of power) dari aparat.

(38)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memiliki NPWP di KPP Pratama Medan barat.

(39)

Jumlah Wajib terdaftar KPP Pratama Medan Barat Tahun 2008-2010 Jenis Wajib Pajak per-31 desember

2008

per-31 desember 2009

per-mei 2010

Orang Pribadi 18.021 19.003 19.755

Badan 3.575 3.631 3.670

Bendaharawan 78 81 85

Objek Pajak PBB Berdasarkan Nomor Objek

Pajak (NOP)

15.935 16.531 17.000

Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Berdasarkan Data di atas Wajib Pajak atau kepala keluarga atau yang mempunyai penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) mengalami peningkatan setiap tahunnya dalam hal mendaftarkan diri untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

(40)

B. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Dalam Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Dalam Memiliki NPWP

1. Masalah yang timbul

Adapun Masalah masalah-madalah yang timbul dalam meningkatkan jumlah wajib pajak untuk meningkatkan jumlah wajib dalam memiliki NPWP adalah sebagai berikut :

a. Wajib Pajak tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

b. Adanya anggapan masyarakat bahwa tidak adanya untungnya memiliki NPWP.

Dari masalah-masalah diatas dapat dilihat bahwa Wajib Pajak enggan untuk memiliki NPWP. Jadi dalam rangka meningkatkan jumlah Wajib pajak dalam memiliki NPWP sangat diperlukan sehingga pembangunan di daerah dan pusat dapat terlaksana.

2. Upaya pemecahan masalah

a) Wajib Pajak tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

(41)

b) Adanya anggapan masyarakat bahwa tidak adanya untungnya memiliki NPWP.

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Dari hasil penelitian dan data-data yang diperoleh, bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak dan Pengusaha dalam mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) semakin meningkat semenjak dilakukannya Modernisasi Pelayanan Perpajakan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan dari tahun 2008 s.d 2010. Yaitu pada tahun 2008 Wajib Pajak Orang Pribadi berjumlah 18.021 dan jumlah Wajib Pajak Badan berjumlah 3.575 dan tahun 2009 Wajib Pajak Orang Pribadi berjumlah 19.003 Wajib Pajak Badan berjumlah 3.631 kemudian Wajib Pajak Orang Pribadi berjumlah 19.755 Wajib Pajak Badan berjumlah 3.670. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah wajib pajak dalam meiliki NPWP.

2. Adapun masalah-masalah yang yang terjadi dan upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam meningkatkan jumlah Wajib Pajak adalah :

a) Wajib Pajak tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

(43)

b) Adanya anggapan masyarakat bahwa tidak adanya untungnya memiliki NPWP.

Pada masalah ini upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai keuntungan memiliki NPWP.

3. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dan atau telah ditempuh oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat sebagai berikut :

a) Menginformasikan kepada masyarakat tentang tata cara pengisian formulir NPWP.

b) Peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak. B. SARAN

Agar makin meningkatnya jumlah Orang Pribadi dan Badan yang mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP, diperlukan adanya peningkatan pelayanan yaitu :

a) Memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam hal memperoleh NPWP dan pada saat melaporkan SPT masa dan tahunan.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo, 2008, Perpajakan Edisi Revisi, CV Andi Offset. Yogyakarta. Pandiagan Liberti, 2008 Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan,

PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Wirantha, I Made, 2005. Pedomanan Penulisan Usulan Penelitian, Skiripsi, dan Tesis, Penerbit Andi. Denpasar.

Referensi

Dokumen terkait

Tobit regressions suggest that households with better access to land and to both in-house (male) and communal labour hold more land in secondary forest fallow with longer

Untuk memperoleh marjin yang lebih baik dan memperluas pangsa pasarnya, perseroan menempuh beberapa strategi; 1) membentuk kerjasama operasi (KsO) dengan perusahaan

And, despite growing public concern about the risk of climate change, many CEOs clearly do not think that global warming will have a direct impact on their companies’ potential

Guidelines for good form design: • Make forms easy to fill out.. • Ensure that forms meet the purpose for which they

Kalimat yang menggunakan majas sejenis dengan kalimat

The challenges for processing polygon retrieval in a large terrain dataset include how to organize, partition and distribute very large spatial datasets across

Penentuan nilai pakai aset tak berwujud membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut

[r]