SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA EKONOMI KREATIF DI KOTA MEDAN
OLEH
Boby Darma Putra 110501028
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Nama : ... NIM : ... Program Studi : ... Konsentrasi : ... Judul : ... ... ...
Tanggal: ... Ketua Program Studi
NIP. 19710503 200312 1 003 Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD
Tanggal: ... Ketua Departemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
PERSETUJUAN PENCETAKAN
Nama : Boby Darma Putra
NIM : 110501028
Program Studi : S-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan
Judul : Analisis Pengaruh Kredit Perbankan
Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan
Tanggal: ... Dosen Pembimbing
19811106 200312 1 002
Haroni Doli Hamoraon, SE, M.Si
Penguji I Penguji II
Dra. Raina Linda Sari, M.Si
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisi Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan atau plagiat dalam skripsi ini, saya menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Maret 2015
110501028
ABSTRAK
Penelititan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan
Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di kota Medan yang menggunakan kredit perbankan untuk meningkatkan usaha, sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Bank Indonesia Sumatera Utara, serta bahan bacaan lainnya. Setelah data-data dikumpulkan, penulis menganalisis menggunakan metode Analisis Linear Berganda dengan SPSS 21.
Dari Hasil penelitian terhadap 40 responden dapat diambil kesimpulan bahwa Modal Kredit Perbankan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan, pertumbuhan ini dilihat dari peningkatan jumlah pendapatan usaha ekonomi kreatif di kota Medan setelah menggunakan Kredit Perbankan.
ABSTRACT
This research is aimed at figuring out the effect of banking credit toward the growth of creative economic businesses in Medan city.
This is a descriptive research. The data employed in this research are primary and secondary data. The data are collected through questionnaire spread to the creative economic businessmen who uses banking credit to enhance their business, while the secondary data are obtained from the Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Bank Indonesia Sumatera Utara, and other sources. After the data are collected, they are analyzed by the method of Multiple Linear Regression Analysis and SPSS 21
From based on the research toward 40 respondents, it can be concluded that capital bank of credit gives a positif effect for the growth of creative economy businesses in Medan city. This can be seen from the increasing income of creative economy businesses in Medan city after employing the banking credit.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang maha kuasa, dimana atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang diberi judul “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan”, tidak lupa pula penulis sampaikan selawat beriringkan salam atas junjungan dan suritauladan Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Untuk itu peneliti dengan rendah hati akan menerima saran – saran dan petunjuk yang berifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini. Harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi yang memerlukan di kemudian hari untuk melakukan peelitian yang sama serta para pembaca pada umumnya.
Penelitian skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tahun akademik 2014/2015. Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan juga penyelesaian studi penulis, yaitu kepada :
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Zulhairi. R dan Ibunda Darmayanti atas semangat dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil serta Abang – abang dan kakak – kakak penulis yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam setiap proses penyusunan skripsi.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec., selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnsi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Haroni Doli Hamoraon, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si. dan Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si M.Si., selaku dosen pembaca dan penilai yang telah meluangkan waktunya dan memberi masukan terhadap skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Ekonomi Pembangunan.
8. Seluruh responden pemgusaha ekonomi kreatif di Kota Medan memberikan waktu dan informasi kepada penulis, serta semua pihak yang terlibat dalam setiap penulisan skripsi ini.
9. Kepada teman – teman terdekat saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu serta teman-teman stambuk 2011 Ekonomi Pembangunan yang juga memberikan semangat, doa dan dukungannya kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Maret 2015 Penulis,
110501027
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Industri ... 11
2.6 Kerangka Konseptual... 30
2.7 Hipotesis ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 33
3.5.1 Jenis Data ... 33
3.5.2 Metode Pengumpulan Data ... 34
3.6 Teknik Analisa Data ... 34
3.6.1 Alat Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Kota Medan ... 37
4.1.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 37
4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan ... 38
4.1.3 Tenaga Kerja Kota Medan ... 40
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 42
4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 42
4.2.1.1 Komposisi Pengusaha Menurut Jenis Usaha ... 42
4.2.1.2 Umur Responden ... 43
4.2.1.3 Jenis Kelamin ... 44
4.2.1.4 Pendidikan Responden ... 45
4.2.1.5 Lamanya Perusahaan ... 46
4.2.1.6 Jumlah Tanggungan ... 46
4.2.2 Gambaran Penggunaan Kredit Perbankan ... 47
4.2.3 Analisis Data ... 49
4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R-Squared) ... 52
4.2.3.2 Uji T Statistik ... 52
4.2.3.3 Uji F Statistik ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 57
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
yang diberikan Bank Umum di Kota Medan ... 2
Tabel 1.2 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Kota Medan Berdasarkan Jenis Penggunaan Kota Medan Tahun 2008-2010 ... 3
Tabel 1.3 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kelompok Bank ... 4
Tabel 1.4 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Ekonomi atau jenis usaha ... 5
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 37
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2009 – 2013 ... 39
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kota Medan 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2013 ... 41
Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha ... 43
Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur ... 44
Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 45
Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasrkan Lamanya Perusahaan ... 46
Tabel 4.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 46
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R-Square) ... 52
Tabel 4.11 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 53
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Keterbatasan modal dapat disebut sebagai masalah umum dalam industri bisnis
kreatif. Modal finansial ibarat bahan bakar sebuah bisnis, anpanya tidak ada
operasi yang dapat dilakukan. Sebaik apapun ide bisnis kita jika tidak mendapat
suntikan investasi atau pinjaman akhirnya berakhir diangan-angan. Kebanyakan
dari kita akhirnya terpaksa bekerja menjadi karyawan perusahaan orang lain
dengan pembenaran mengumpulkan modal. (Bonnie, 2014: 97)
Pinjaman modal dapat diperoleh dari berbagai pihak, baik lembaga keuangan
yang bersifat komersial maupun lembaga nonkeuangan yang bersifat sosial.
Lembaga keuangan secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu lembaga
perbankan dan lembaga keuangan non perbankan. (Amir, 2014: 6)
Jumlah kredit UMKM khusus wilayah Sumatera Utara pada triwulan I-2013
mengalami peningkatan sebesar 0,7% (qtq) dengan nominal mencapai Rp32,98
triliun. Secara tahunan, kredit UMKM masih tumbuh sebesar 19,84% (yoy), lebih
tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar
11,78% (yoy). Pangsa kredit UMKM pada triwulan laporan tercatat sebesar
24,64% dari keseluruhan total kredit perbankan di Provinsi Sumatera Utara.
didominasi oleh kredit menengah (Rp500 juta – Rp5 miliar) dengan proporsi
sebesar 51,49% dari total kredit UMKM atau mencapai Rp16,98 triliun. Disusul
dengan kredit skala kecil (Rp50 juta – Rp500 juta) senilai Rp10,25 triliun
(31,08%), dan kredit skala mikro (dibawah Rp 50 juta) dengan baki debet sebesar
Rp5,75 triliun (17,43%). (www.bankindonesia.com)
Pada triwulan I-2013 Provinsi Sumatera Utara telah menyalurkan Kredit Untuk
Rakyat (KUR) dengan total baki debet sebesar Rp2,37 triliun dengan jumlah
debitur sebanyak 333.102 debitur. Total baki debet penyaluran KUR Provinsi
Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,90% (qtq), melambat
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,52% (qtq).
Pertumbuhan jumlah debitur KUR di Provinsi Sumatera Utara tercatat tumbuh
sebesar 4,65% (qtq), juga lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang tumbuh sebesar 7,34% (qtq
1.1Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Kota Medan (Juta Rp)
2011 2012 2013 May-14
Kota Medan Rp 12.462.605 Rp 14.172.521 Rp 15.214.499 Rp 16.250.301 Usaha Mikro Rp 976.060 Rp 698.434 Rp 1.097.975 Rp 1.130.066 Usaha Kecil Rp 2.468.925 Rp 2.538.672 Rp 2.966.288 Rp 3.053.311
Usaha
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kredit yang dikeluarkan oleh
bank umum untuk UMKM mengalami kenaikan tiap tahunnya (statistik
ekonomi keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara, Juni 2014)
1.2Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Kota Medan Berdasarkan Jenis Penggunaan (Juta Rp)
Keterangan 2011 2012 2013 May2014
Kota Medan Rp 12.462.605 Rp 14.172.521 Rp 15.214.499 Rp 16.250.301 Modal Kerja Rp 10.152.984 Rp 11.387.673 Rp 11.441.723 Rp 12.078.897 Investasi Rp 2.309.620 Rp 2.784.848 Rp 3.772.776 Rp 4.171.404 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa kredit yang dikeluarkan bank umum
kepada UMKM lebih dominan digunakan untuk keperluan modal kerja dibanding
untuk investasi. (statistik ekonomi keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara,
Juni 2014)
Lembaga keuangan khususnya bank yang mengeluarkan kredit untuk UMKM
antara lain (1) Bank Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah, (2) Bank
Swasta Nasional, serta (3) Bank Asing dan Bank Campuran. Dimana bank
pemerintah dan Bank pembangunan daerah yang mendominasi saluran kredit
kepada UMKM diikuti oleh Bank swasta nasional dan kemudian Bank asing dan
Bank campuran yang juga ikut serta dalam pemberian kredit kepada UMKM di
1.3Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kelompok Bank
(Juta Rp)
Rp 14.996.965 Rp 17.952.181 Rp 22.690.752 Rp 23.717.380
Bank Swasta
Nasional Rp 10.528.829 Rp 12.708.857 Rp 13.964.332 Rp 14.947.189 Bank Asing
dan Campuran
Rp 1.180.816 Rp 809.347 Rp 292.177 Rp 293.912
Sumber : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Dari data diatas dapat diambil disimpulan yaitu Bank Pemerintah dan Bank
Pembangunan Daerah menduduki jumlah terbanyak yang menyalurkan kredit.
Diikuti Bank Swasta Nasional dan kemudian Bank Asing dan Campuran
Dalam memenuhi kebutuhan permodalan bagi sektor Ekonomi Kreatif,
perbankan jelas memainkan peranan yang sangat penting. Bank dikenal sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan
dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang
atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga
dikenal sebagai tempat menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala
macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air,
Kredit yang dikeluarkan oleh bank kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif kebanyakan untuk bidang
perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan, untuk kredit yang disalurkan oleh
bank paling sedikit pada bidang listrik, gas dan air bersih. Dapat dilihat dalam
data dibawah ini.
1.4Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Ekonomi
atau jenis usaha (Juta Rp)
Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi
yang lebih murah dan lebih efisien. Selain itu Globalisasi di bidang media dan
hiburan juga telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat
menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas
dan semakin global. Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut adalah
kompetisi yang semakin keras. Kondisi ini mengharuskan perusahaan mencari cara
agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se-efisien mungkin. Serta menciptakan
barang produksi yang baru dan kreatif (Kementrian Perdagangan Republik Indonesia
2008 : 1)
Guna untuk meningkatkan jumlah wirausahawan pemerintah membentuk
Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). GKN dilaksanakan pada tanggal 2
Februari 2011. GKN menunjukan komitmen pemerintah dalam menekan angka
pengangguran dan kemiskinan. Ini juga sebagai upayah pemerintah untuk
mencapai sasaran kinerja kabinet Indonesia bersatu kedua yang mentargetkan
turunnya tingkat pengangguran dari 7 persen pada tahun 2011 menjadi 5–6
persen pada tahun 2014, kemudian pertumbuhan ekonomi dari 6,5 persen pada
tahun 2011 menjadi 7,7 persen pada tahun 2014 dan kemiskinan turun dari 12,5
persen menjadi 8–10 persen pada tahun 2014. (ti.ft.uika-bogor.ac.id)
GKN perlu diimplementasikan secara bertahap dengan sasaran akhir tumbuhnya
wirausaha-wirausaha baru yang mampu menggerakan ekonomi masyarakat.
khususnya peningkatan motivasi, minat dan semangat berwirausaha serta cara
berwirausaha. Untuk itu sebagai tindak lanjut Gerakan Kewirausahaan Nasional
serta menumbuhkan semangat dan jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda akan
diselenggarakan Gerakan Kewirausahaan Nasional ke Tiga pada tanggal 18
Maret 2013. (Ibid)
Berdasarkan data dari World Economy Forum yang dirilis Kementrian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif melalui portal Indonesia Kreatif, dari survei yang dilakukan
di 148 negara, Indonesia berada di urutan ke 38 dari segi Global Competitiveness
(daya saing global) dan urutan ke 76 dari sisi Network Readiness (Kesiapan
Jaringan) dari 144 negara. (www.medanbisnisdaily.com)
Sementara dari sisi Global Innovation (inovasi global), berdasarkan data WIPO
(World Intelectual Property Organization), Indonesia masih berada di urutan ke
85. Sedangkan dari sisi Industrial Competitiveness (daya saing industri global),
berdasarkan survei yang dilakukan UNIDO (United Nation Industrial
Development Organization), Indonesia masih berada di peringkat ke 38 dari 133
negara (Ibid)
Berdasarkan pengamatan MedanBisnis, bidang ekonomi kreatif telah menjadi
daya tarik bisnis yang menyebar seolah menjadi virus di kalangan pekerja muda.
Memang belum ada survei khusus yang dilakukan terhadap data usia yang
Menurut Fathararia Damanik, Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Medan
(www.medanbisnis.com) mengatakan “hal yang menjadi penghambat mengapa
ekonomi kreatif di kota Medan belum seperti di kota lainnya adalah, dikarenakan
komunitas kreatif di kota ini belum dapat bersinergi sehingga sulit membangun
jaringan yang saling membutuhkan. Yang terjadi, ketika trend ekonomi kreatif
muncul, muncul pula komunitas kreatif yang sayangnya tidak dapat berbuat
banyak untuk menghasilkan kreatifitas bernilai ekonomi.
Hal senada diungkapkan pelaku industri pariwisata Maruli Damanik
(www.medanbisnis.com) mengatakan “disatukannya elemen ekonomi kreatif ke
divisi pariwisata belum bersinergi dengan maksimal. Upaya pemerintah,
khususnya dalam cakupan daerah untuk melakukan stimulus perkembangan
ekonomi kreatif masih sangat kurang. Jika memang pemerintah ingin
menghidupkan ekonomi kreatif ini, hendaknya ekonomi kreatif yang disatukan
ke elemen pariwisata tidak hanya pelengkap saja. Namun, harus ada bukti
keseriusan.
Di Indonesia selalu mengalami peningkatan jumlah Usaha Mikro Kecil dan juga
terdapat beberapa Usaha Ekonomi Kreatif di dalamnya. Pada tahun 2010 jumlah
Usaha Mikro Kecil (UMK) di Indonesia adalah 2.732.724 usaha. Pada Tahun
2011 mengalami kenaikan yaitu 2.979.071 usaha. Pada tahun 2012 juga
(UMK) berjumlah 3.418.366. Di Kota Medan jumlah UMKM pada tahun 2010
sebanyak 242.890 didominasi oleh usaha mikro. (bps.go.id)
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka timbul keinginan
penulis untuk mempelajari dan mencoba menganalisa kedalam bentuk skripsi
yang berjudul “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif Di Kota Medan”
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peran kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi
kreatif di kota Medan?
2. Faktor apa yang mendorong pelaku usaha ekonomi kreatif di kota Medan
dalam mengambil kredit perbankan?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana peran kredit perbankan dalam pertumbuhan
usaha ekonomi kreatif di kota Medan
2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang paling mempengaruhi pelaku usaha
ekonomi kreatif di kota Medan dalam menggunakan kredit perbankan
1.4Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan informasi khususnya mengenai
peranan kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di
kota Medan.
2. Sebagai pelengkap atau pembanding penelitian sebelumnya, dan sebagai
bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan proses
pembelajaran dan menambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu
yang penulis tekuni.
4. Sebagai masukan bagi pemerintah dan pelaku perbankan yang menjadi objek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Ekonomi Industri
Ekonomi Industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi. Ilmu
Ekonomi yang satu ini membantu menjelaskan mengapa pasar perlu diorganisir
dan bagaimana pengorganisaiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri.
Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relatif
lebih menekankan pada studi empiris dari faktor – faktor yang mempengaruhi
struktur pasar, perilaku dan kinerja pasar. (Jaya, 2001 : 3)
Pengaruh faktor Internasional terhadap pembangunan industri suatu Negara
sebagai berikut:
a. Tingkat seluruh aktivitas ekonomi, yang terkait dengan dunia Internasional,
turut mempengaruhi tingkat pertumbuhan industri di Negara sedang
berkembang
b. Keadaan modal untuk investasi, baik berupa investasi langsung maupun
pinjaman, dipengaruhi pula oleh faktor internasional.
c. Perubahan teknologi akan mempengaruhi kemampuan kompetisi suatu
d. Perubahan organisasi pada perusahaan industri manufaktur, baik perluasan
usaha maupun peningkatan kapasitas produksi, dapat mempengaruhi tingkat
pembangunan industri di suatu Negara. (Kuncoro, 2007:2)
2.2Perbankan
Undang-undang nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan
memberikan pengertian bank sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya
adalah memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas peredaran dan pembayaran
uang. Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di
bidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat
(Untung, 2000:13)
Undang-undang nomor 7 tahun 1992 (pasal 1 ayat 1) tentang bank sebagai badan
usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup
orang banyak. Usaha perbankan haruslah didirikan dalam bentuk badan hukum
atau tidk boleh berbentuk usaha perseorangan. Penegasan seperti itu dapat dilihat
pada ketentuan pasal 21 Undang-undang nomor 7 tahun 1992 yang menentukan
bentuk hukum bank, yaitu perusahaan perseroan, perusahaan daerah, koperasi
dan Perseroan Terbatas (PT) (Ibid:14)
2.2.1 Fungsi bank di Indonesia
Di Indonesia lembaga keuangan bank memiliki misi dan fungsi
yaitu lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi tersebut merupakan
penjabaran dari pasal 4 Undang-undang tahun 1992 yaitu bahwa
perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak. (Ibid)
Dengan demikian bank di Indonesia ditugaskan oleh pemerintah
untuk turut melaksanakan program pemerintah guna mengembangkan
sector-sektor perekonomian tertentu, atau memberikan perhatian yang
lebih besar pada koperasi tertentu atau memberikan perhatian yang
lebih besar pada koperasi dan pengusaha golongan ekonomi
lemah/pengusaha kecil dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak (Ibid)
2.2.2 Jenis Bank di Indonesia
Dalam undang-undang perbankan No. 7 Tahun 1992, hanya ada dua
jenis bank, yaitu :
a. Bank Umum
Pengertian dari kedua jenis bank tersebut tercantum pada pasal 1 (1
dan 2), yaitu: Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakayat
adalah bank yang memberikan simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
diperamakan dengan itu. (Ibid:15)
Melihat dari fungsinya, bank umum mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Mengumpulkan dana yang sementara menggangguruntuk
dipinjamkan pada pihak lain, atau membeli surat berharga
(financial investment)
b. Mempermudah lalu lintas pembayaran uang
c. Menjamin keamanan uang masyarakat yang sementara belum
digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran, dan
lain-lain
d. Menciptakan kredit (created money deposit), yaitu dengan cara
menciptakan money deposit (deposito yang sewaktu-waktu dapat
diuangkan) daari kelebihan cadangannya (excess reserves)
(Ibid:16)
Kasus United Dominations Trust LTD v. Kirwood (1996), Lord
Denning menyebutkan bahwa tugas suatu bank atau seorang banker
adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan safe custody terhadap dana pihak ketiga
b. Menyediakan rekening-rekening untuk pihak nasabah
c. Bertindak sebagai agen untuk pungutan-pungutan tertentu
d. Untuk membayar cek yang ditarik oleh nasabah.
Tugas dan tanggung jawab suatu bank dapat juga diperinci sebagai
berikut:
a. Menerima cash dan membayar dokumentasi yang mesti dibayar
oleh nasabah seperti terhadap cek, pengiriman uang, bills of
change dan lain-lain instrumen perbankan
b. Membayar kembali uang nasabah yang ditempatkan di bank
tersebut apabila diminta oleh pihak nasabah
c. Meminjamkan uang kepada nasabah
d. Menjaga kerahasia an account nasabah dalam hubungan dengan
kerahaiaan bank, kecuali apabila ditentukan lain oleh
undang-undang
e. Jika pihak nasabah mempunyai dua rekening, maka ada kewajiban
moral bagi bank untuk membuat rekening tersebut terpisah satu
f. Jika rekening ditutup, maka bank harus mempunyai alasan yang
reasonable untuk menutup rekening tersebut. (Ibid:17)
2.3Pengertian Kredit
Menurut undang-undang No.7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12, kredit yaitu
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit
berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan (Untung, 2000 : 1)
Menurut Drs. OP. Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang,
barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada kehidupan
yang akan dating (Ibid)
2.3.1 Fungsi kredit
Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk
merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan
baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang
mendapatkan kredit harus dapat menunjukan prestasi yang lebih
tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau mendapatkan pemenuhan
atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberi kredit, secara
yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara
spiritual mendapatkan kepuaan karena dapat membantu pihak lain
untuk mencapai kemajuan. (Ibid:4)
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam
perdgangan, mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Meningkatkan daya guna uang
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang
d. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi
e. Meningkatkan kegairahan berusaha
f. Meningkatkan pemerataan pendapatan
g. Meningkatkan hubungan international
2.3.2 Peraturan Bank Indonesia Tentang Kredit Perbankan
a. Peraturan Bank Indonesia No: 8/13/PBI/2006 tentang perubahan
atas peraturan Bank Indonesia nomor 7/3/PBI/2005 tentang batas
maksimum pemberian kredit Bank Umum :
• Batas Maksimum Pemberian Kredit yang selanjutnya disebut
dengan BMPK adalah persentase maksimum penyediaan dana
yang diperkenankan terhadap modal Bank.
• Pihak Terkait adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang
langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan
kepemilikan, kepengurusan, dan atau keuangan.
• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjammeminjam antara Bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga
b. Peraturan Bank Indonesia No: 14/22/PBI/2012 tentang pemberian
kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam
rangka pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah:
• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan, yang memenuhi kriteria
Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
• Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
• Kredit atau Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
yang selanjutnya disebut dengan Kredit atau Pembiayaan
UMKM adalah Kredit atau Pembiayaan yang diberikan kepada
pelaku usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. (www.bankindonesia.com)
2.4Ekonomi Kreatif
Pergeseran dari Era Pertanian lalu Era Industrialisasi, disusul oleh era informasi
yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi infokom
arena interaksi sosial baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
(Kementrian perdagangan Republik Indonesia, 2014:1)
Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi
yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang teknologi infokom
seperti internet, email, SMS, Global System for Mobile communications (GSM)
telah menciptakan interkoneksi antar manusia yang membuat manusia menjadi
semakin produktif. Globalisasi di bidang media dan hiburan juga telah mengubah
karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih peka
atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas dan semakin global. (Ibid)
Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut adalah kompetisi yang semakin
keras. Kondisi ini mengharuskan perusahaan mencari cara agar bisa menekan
biaya semurah mungkin dan se-efisien mungkin. Konsentrasi industri berpindah
dari negara barat ke negara-negara berkembang di Asia karena tidak bisa lagi
menyaingi biaya murah di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan efisiensi
industri negara Jepang. Negara-negara maju mulai menyadari bahwa saat ini
mereka tidak bisa mengandalkan supremasi dibidang industri lagi, tetapi mereka
harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif, sehingga kemudian pada tahun
1990-an dimulailah era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas, yang populer disebut Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor
Ekonomi Kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan
yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan
adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan
sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi kreatif adalah
manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara
maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara-negara
berkembang. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan
cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu
ide, talenta dan kreativitas. (Ibid)
Industri kreatif adalah industri yang dihasilkan dari pemanfaatan kreativitas,
keahlian dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja dan
peningkatan kualitas hidup. Beberapa contoh pendekatan definisi ekonomi kreatif
di dunia:
1. Department for Culture, Media and Sport (DCMS) Inggris,
mengklasifikasikan industri kreatif kedalam industri yang berbasis budaya
dan hak cipta.
2. Symbolic Text Model, mengklasifikasikan industri kreatif menjadi industri
berbasis budaya inti, industri kultural periferal dan industri budaya
perbatasan.
3. World Intellectual Property Organization (WIPO), menggunakan pendekatan
seperti periklanan, piranti lunak, dan lain-lain. Metode ini banyak
diaplikasikan di Negara Uni Eropa dan Amerika Serikat
4. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD),
mendefinisikan industri kreatif sebagai aktivitas yang berpusat pada
pengetahuan, berfokus namun tidak terbatas pada seni, memiliki potensi
untuk menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan atau hak kekayaan
intelektual.
5. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
(UNESCO), membedakan ekonomi kreatif menjadi core cultural domains
meliputi museum, galeri, seni pertunjukan, festival, desain, penerbitan,
televisi dan radio, film and fotografi dan media interaktif; dan expanded
cultural domains meliputi alat musik, peralatan sound system, arsitektur,
periklanan dan peralatan cetak, piranti lunak, dan perangkat keras audio
visual.
6. Americans for the Arts Model, memasukkan periklanan, arsitektur, sekolah
dan jasa seni, desain, film, museum, kebun binatang, musik, seni pertunjukan,
penerbitan, tv dan radio serta seni rupa sebagai bagian dari industri kreatif.
(Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014:17)
Ekonomi kreatif erat kaitannya dengan industri kreatif, namun ekonomi kreatif
memiliki cakupan yang lebih luas dari industri kreatif. Ekonomi kreatif
rantai nilai kreatif (creative value chain); lingkungan pengembangan (nurturance
environment); pasar (market) dan pengarsipan (archiving). Ekonomi kreatif tidak
hanya terkait dengan penciptaan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga
penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya dan lingkungan. Oleh karena itu,
ekonomi kreatif selain dapat meningkatkan daya saing, juga dapat meningkatkan
kualitas hidup Bangsa Indonesia.
Industri kreatif merupakan bagian atau subsistem dari Ekonomi Kreatif, yang
terdiri dari core creative industri, forward dan backward linkage creative
industri. Core creative industri adalah industri kreatif yang penciptaan nilai
tambah utamanya adalah pemanfaatan kreativitas orang kreatif. Dalam proses
penciptaan nilai tambah tersebut, core creative industri membutuhkan output dari
industri lainnya sebagai input. Industri yang menjadi input bagi core creative
industri disebut sebagai backward linkage creative industri. Output dari core
creative industri juga dapat menjadi input bagi industri lainnya, yang disebut
sebagai forward linkage creative industry. (Ibid : 18)
Pentingnya pola pikir kreatif di masa depan dikemukakan oleh Daniel H. Pink (2005). Pink
menjelaskan bahwa secara umum telah terjadi pergeseran kebutuhan dalam masyarakat. Pada abad
ke-18 hingga abad ke-20, individu dihadapkan pada keterbatasan sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan
adalah tenaga kerja dengan pekerjaan yang bersifat sekuensial, literal, fungsional, tekstual dan analitik.
Namun saat ini dan di masa mendatang kemampuan yang berkaitan dengan estetika, kontekstual,
perekonomian maupun menciptakan kualitas hidup bagi masyarakat. (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014 : 6)
Beberapa faktor yang mendorong pentingnya pola pikir kreatif di masa
mendatang:
1. Abundance. Teknologi yang semakin maju dan globalisasi yang memudahkan
masyarakat untuk berinteraksi telah memberikan masayarakat kemudahan
untuk mendapatkan kebutuhannya. Masyarakat mengalami kecukupan
sumber daya pemuas kebutuhan yang dapat diproduksi oleh beberapa Negara.
Hal ini mengakibatkan setiap industri yang bergerak di produksi yang sama
harus berusaha untuk membuat seuatu yang unik sehingga tidak mudah
disubstitusi oleh produk lain.
2. Asia. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat khususnya di Asia telah
mengakibatkan biaya produksi lebih murah di Asia. Tenaga kerja yang
berlimpah menjadikan para pemilik modal banyak memindahkan usahanya ke
Asia karena dengan kualitas yang sama, upah tenaga kerja lebih murah di
Asia.
3. Automation. Tenaga kerja di setiap negara tidak hanya bersaing dengan
tenaga kerja di negara lain, tetapi juga bersaing dengan teknologi. Revolusi
industri merupakan salah satu contoh kasus yang menuntut individu harus
rela kehilangan pekerjaannya dan digantikan dengan mesin. Tantangan saat
robot, atau teknologi lain, maka kita tidak akan bisa berkompetisi di masa
yang akan datang. (Ibid)
Sejalan dengan perkembangannya, maka pendekatan definisi ekonomi kreatif di
setiap negara berbeda, namun semua mengaitkan ekonomi kreatif dengan industri
kreatif. (Ibid)
Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen
Perdagangan Republik Indonesia tahun 2007-pun menggunakan acuan definisi
industri kreatif yang sama, sehingga industri kreatif di Indonesia dapat
didefinisikan sebagai berikut: Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut‚
Subsektor yang merupakan industri berbasis kreativitas adalah:
1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu
arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi,
produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar,
perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan,
promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar,
majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan
distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan
kolom untuk iklan.
2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan,
perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan
konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban
design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi,
misalnya: arsitektur taman, desain interior).
3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi
melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat
musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.
4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal
dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam
maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.
Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif
kecil (bukan produksi masal).
5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan
6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain
alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan
film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,
sinetron dan eksibisi film.
8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi
sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau
edukasi.
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,
reproduksi dan distribusi dari rekaman suara.
10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian
tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera,
termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata
panggung, dan tata pencahayaan.
11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten
mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanka cek giro, surat
andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat
terbang, dan terbitan khusus lainnya
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer,
pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak,
integrasi sistem, desain dan analisis sistem.
13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,
produksi dan pengemasan acara telivisi (seperti games, kuis, reality show,
infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televise dan
radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan
televisi.
14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif
yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan
pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses
baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora
(Kementrian perdagangan Republik Indonesia, 2014:6)
2.5Penelitian Terdahulu
Syofwan, (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Kredit Usaha
Langkat: Studi kasus Bank BRI Kecamatan Gebang”. Semakin tinggi modal
Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula perubahan tingkat
pendapatan yang akan didapatkan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK),
dimana setiap kenaikan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) pendapatan
pengusaha Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Gebang juga akan meningkat.
Selanjutnya, Meydianawathi, (2010) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analasis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di
Indonesia”. Selain dana yang tersedia (DPK), perilaku penawaran kredit
perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor
dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet
(NPLs), serta perbandingan laba terhadap total asset (ROA).
Kemudian, Kajian Leemhannas RI (2012) dalam penelitian yang berjudul
“Pengembangan Ekonomi Kreatif guna Menciptakan Lapangan Kerja dan
Mengentaskan Kemiskinan dalam Rangka Ketahanan Nasional”. Dalam
pengembangan ekonomi kreatif masih dihadapkan beberapa permasalahan, antara
lain masih lemahnya koordinasi dan integrasi antara kementrian dan lembaga
terkait, perubahan mindset dan visi para kepala daerah dalam mengembangkan
potensi sumberdaya, aksebilitas, perlindungan, pendidikan dan latihan.
Terakhir penelitian oleh Prameswari, (2010) dalam penelitian yang berjudul
Pelaku Ekonomi Lokal”. Industri kreatif semestinya mendapatkan perhatian dan
dukungan dari pemerintah dan lembaga lain sehingga pengembangan industri
kreatif tersebut sampai saat ini belum dapat dimaksimalkan untuk peningkatan
perekonomian lokal masyarakat. Hal ini tidak sejalan dengan teori
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) yang menyatakan bahwa perlunya peran
pemerintah, pelaku usaha dan stakeholder dalam pengembangan suatu industri
2.6Kerangka Konseptual
Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penulisan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual (Dibuat oleh peneliti)
2.7Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek
penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk diuji. Penulis mengemukakan
hipotesis yaitu, Kredit perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam
pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan. Bank
Kredit Perbankan
Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan
Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif Modal
Usaha
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat
deskripsi, gambara atau lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir,
2003:54). Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana hubungan antara kredit
perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di kota Medan
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Waktu penelitian adalah pada November
2014 sampai dengan selesai.
3.3Definisi Operasional
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini
adalah :
1. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau
pembagian hasil keuntungan
2. Ekonomi Kreatif adalah
Ekonomi Kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan
yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan
berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan
memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi
kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting
bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk
negara-negara berkembang. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif
adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan,
bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta dan kreativitas. (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2014:1)
3. Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif adalah
Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif merupakan perkembangan kegiatan
Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan. Dimana penulis mengambil variable
pendapatan sebagai patokan dalam mengukur pertumbuhan Usaha Ekonomi
Kreatif tersebut.
Populasi merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta cirri-ciri
yang telah ditetapkan (Nazir, 2003:271). Populasi dari penelitian ini adalah
pemilik usaha ekonomi kreatif di kota medan.
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
1997: 117) Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling,
yaitu teknik non-probability sampling atau teknik menentukan jumlah
sampel dan pemilihan anggota sampel tanpa memperhitungkan nilai
peluang atau kemungkinan terpilihnya setiap anggota populasi (Soleh,
2005: 274). Penulis mengambil sampel sebanyak 40 pemilik usaha
ekonomi kreatif.
3.5Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data
1. Data Primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah langsung
sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya
(Muhamad, 2008: 101), yaitu melalui kuesioner yang diberikan kepada
pemilik usaha ekonomi kreatif di kota Medan.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah
dalam bentuk publikasi (Muhamad, 2008: 102), yaitu data dari Bank
dan perdagangan kota Medan, serta bahan bacaan lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.5.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi
melalui literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti,
yang dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain.
2. Observasi, meliputi melakukan pencatatan terhadap data yang
diperlukan seperti data-data Kredit perbankan yang disalurkan kepada
UMKM ataupun usaha ekonomi kreatif di kota Medan
3. Kuesioner, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada pemilik usaha
ekonomi kreatif di kota Medan dimana pertanyaan yang dibuat relevan
dengan penelitian yang dilakukan ditujukan.
3.6Teknik Analisis Data 3.6.1 Alat Analisis Data
Alat analisis data yang digunakan dalam menganalisis data penelitian
yaitu:
1. Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service
Solution) 21.
2. Analisis Regresi Linier Berganda, regresi linier mengestimasi besarnya
melibatkan variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi
besarnya nilai variabel terikat (Sarwono, 2006: 66)
Adapun model analisisnya adalah :
Y = α + β1X1 + β2X2 + ε
Y = Pendapatan pengusaha Ekonomi Kreatif (Patokan
terjadinya pertumbuhan ekonomi)
X1 = Modal sendiri (modal awal)
X2 = Modal setelah menggunakan Kredit Perbankan
α = Konstanta
β1,2 = Koefisien atau parameter yang hendak dihitung
ε = Kesalahan penduga (Eror term)
3.6.2 Metode Analisis Data
1. Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi (R-Square) adalah suatu besaran yang
menyatakan kualitas dari model regresi yang terbentuk. Yang
dimaksud dengan kualitas dalam kontek koefisien determinasi adalah
besarnya kontribusi dari variabel bebas dalam menjelaskan variabel
2. Uji T-Statistik
Uji T digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata satu populasi
atau lebih dengan menggunakan sampel kecil dan data bersakala
interval/rasio yang dalam terminologi SPSS dikenal dengan scale
value. (Sarwono, 2006:95)
3. Uji F-Statistik
Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji
untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua
bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji
apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak
baik/non signifikan. (www.statistikian.com)
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Deskripsi Umum Kota Medan 4.2.1 Luas Wilayah Kota Medan
Kota Medan berpenduduk 2 juta orang memiliki areal seluas 26.510
hektar yang secara administratif dibagi atas 21 kecamatan yang
mencakup 151 kelurahan
Table 4.1
Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan sebagai berikut:
− Pemukiman 36%
− Perkebunan 3,1% − Lahan Jasa 1,9%
− Sawah 6,1%
− Perusahaan 4,2%
− Kebun Campuran 45,4%
− Industri 1,5%
− Hutan Rawa 1,8%
4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan
Berdasarkan data kependudukan tahun 2009 penduduk Medan
diperkirakan telah mencapai 2.121.053 jiwa. Jumlah penduduk
tersebut dikatakan merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk
tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang
merupakan penduduk komuter.dengan demikian dapat dekatakan
Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, pada tahun
2013 penduduk Medan berjumlah 2.135.516 jiwa. Penduduk Medan
Dilihat dari struktur umur, penduduk kota Medan dihuni lebih kurang
1.004.899 jiwa berusia produktif (15 – 59 tahun) dengan jumlah
penduduk laki-laki usia produktif berjumlah 631.144 jiwa dan
penduduk perempuan usia produktif berjumlah 373.755 jiwa. Dengan
demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat
bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik juga perdagangan
maupun industri manufaktur.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2009 – 2013
Tahun Penduduk
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk di kota Medan
setiap tahunnya mengalami naik dan turun. Di lihat dari tahun 2009 jumlah
penduduk kota medan sebanyak 2.121.053 jiwa, mengalami penurunan pada
tahun 2010 dengan jumlah penduduk sebanyak 2.097.610 jiwa atau
penurunan sebesar 1,105%. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan jumlah
penduduk yaitu sebanayak 2.117.224 jiwa atau kenaikan sebesar 0,93%.
Pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan yaitu menjadi 2.122.804 jiwa
atau sebesar 0,22%. Terakhir, pada tahun 2013 juga mengalami kenaikan
4.1.3 Tenaga Kerja Kota Medan
Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya manusia
yang dibutuhkan dalam proses pembangunan menuju era globalisasi.
Menurut Bada Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja didefinisikan
sebagai penduduk yang berumur 15 tahun keatas, dan dibedakan
sebagai angkata kerja dan bukan angkatan kerja. Pertumbuhan
penduduk setiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
angkatan kerja.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, angkatan
kerja di kota Medan pada tahun 2013 mencapai 1.004.899. dengan
angka ini tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk kota Medan
tercatat sebesar 61,94%. Sedangkan angka pengangguran terbuka di
kota Medan relatif kecil, yaitu sebesar 13,11%.
Bila dibedakan menurut status pekrjaan utamanya, buruh atau
karyawan sebesar 51,26%. Status pekerjaan ini lebih besar
dibandingkan status pekerjaan lain. Sedangkan berusaha sendiri tanpa
dibantu orang lain sebesar 26,18%, berusaha dengan dibantu buruh
tidak tetap sebesar 8,87%, berusaha sendiri dibantu buruh tetap
sebesar 4,84% dan pekerja lainnya sebesar8,84%. Sektor tersirer
menyerap pekerja. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak
memerlukan pendidikan khusus. Sektor lainnya yaitu sektor primer
menyerap tenaga kerja sebesar 3,22% dan sektor sekunder menyerap
sebesar 20,41%.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Kota Medan 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2013
No Lapangan Pekerjaan Jumlah
1 Pertanian 36.716
2 Pertambangan 1.720
3 Industri 117.888
4 Listrik, gas dan air 7.740
5 Bangunan 57.127
6 Perdagangan 334.514 7 Pengangkutan 77.314
8 Keuangan 71.032
9 Jasa 200.280
Jumlah 904.331
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, Medan
Tabel 4.3 dapat memberi gambaran mengenai ketenagakerjaan kota
Medan, jumlah tenaga kerja per sektor di kota Medan mampu
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah
tersebut. Sektor-sektor tersebut masing-masing memberikan
kontribusi dengan proporsi berbeda-beda terhadap penyerapan jumlah
Sektor Industri di kota Medan cukup banyak. Hal ini dapat kita lihat
pada jumlah penyerapan tenaga kerja bidang Industri pada tahun 2013
yaitu sebesar 117.888 jiwa. Dan hal ini tentu mengalami naik turunnya
jumlah penyerapan tenaga kerja di bidang industri pada tahun
sebelumnya.
Naik turunnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri ini
disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang baru dan juga tidak
dipungkiri juga terdapat beberapa peruahaan yang tidak bertahan lama
atau bisa dikatakan mengalami bangkrut.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa penyerapan tenaga kerja di bidang
jasa menduduki posisi puncak yaitu sebanyak 200.280 jiwa, kemudian
diikuti oleh bidang perdagangan, rumah makan dan perhotelan yaitu
sebanyak 334.514 jiwa, dan selanjutnya diikuti bidang industri
sebanyak 117.888, dan kemudian diikuti oleh jenis-jenis lapangan
usaha yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang berbeda – beda.
4.2Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.2.1 Deskriptif Karakteristik Responden
Penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 40 orang pengusaha
Ekonomi Kreatif di Kota Medan menghasilkan data mengenai
4.2.1.1 Komposisi Pengusaha Menurut Jenis Usaha
Berdasarkan data yang diperoleh dari 40 orang responden
yang diteliti terdapat 5 jenis usaha yang menjadi bidang
usaha yang dijalankan oleh pengusaha ekonomi kreatif
Tabel 4.4
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha
Jenis Usaha Jumlah
Kerajinan 28
Percetakan 1
Fashion 8
Makanan 2
Fotografi 1
Jumlah 40
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat kita lihat posisi jenis usaha yang
paling banyak dipilih oleh pengusaha ekonomi kreatif
dijadikan sebagai lapangan usaha untuk mencukupi
kebutuhan hidup yaitu di bidang kerajinan sebanyak 28
usaha, kemudian diikuti bidang fashion sebanyak 8 usaha,
selanjutnya bidang makanan dan minuman sebanyak 2 usaha,
dan bidang percetakan serta fotografi masing – masing 1
4.2.1.2 Umur Responden
Umur respondenyang menjadi sample dalam penelitian ini
adalah berkisar antara 28 tahun – 68 tahun. Berikut adalah
distribusi sampel umur responden.
Tabel 4.5
Distribusi Sample Berdasarkan Umur
Umur Jumlah
<30 2
30-40 11
40-50 23
>50 4
Jumlah 40
Sumber : Data primer yang diolah
Dilihat dari segi umur responden, penelitian ini dominan
berada pada usia 40 – 50 tahun yaitu berjumlah 23 pengusaha
ekonomi kreatif, kemudian diikuti oleh usia 30 – 40 tahun
yaitu berjumlah 11 penguaha, dan pada umur 50 tahun keatas
berjumlah 4 orang pengusah, kemudian yang paling sedikit
pada umr 30 tahun kebawah berjumlah 2 orang pengusaha.
4.2.1.3 Jenis Kelamin
Dari 40 orang responden yang diteliti, terdapat 26 responden
Tabel 4.6
Distribusi Sample Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persen
Laki-Laki 26 65%
Perempuan 14 35%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, pelaku
usaha ekonomi kreatif lebih didominasi oleh kaum laki-laki
yaitu sebanyak 65% sedangkan kaum perempuan sebanyak
35% dari 40 responden.
4.2.1.4 Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan responden yang diteliti yaitu dimulai dari
SMP hingga Perguruan tinggi. Berikut adalah tingkat
pendidikan responden.
Tabel 4.7
Distribusi Sample Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa, 19 orang pengusaha
ekonomi kreatif atau sebesar 47,5% memiliki pendidikan
tingkat SMA, diikuti oleh responden yang memiliki tingkat
pendidikan sarjana sebanyak 16 orang atau 40%, dan tingkat
pendidikan SMP sebanyak 2 orang atau 12,5 % dari 40
responden.
4.2.1.5 Lamanya Perusahaan
Tabel 4.8
Distribusi Sampel Berdasarkan Lamanya Perusahaan
Tahun Jumlah
<5thn 2
6-10thn 16
11-20thn 18
21-30thn 2
>30thn 2
Jumlah 40
Sumber : Data primer yang diolah
Selanjutnya dapat kita lihat dari tabel diatas bahwa umumnya
responden telah lama menggeluti usaha ekonomi kreatif yang
sekarang dikelolahnya dengan kisaran pengalaman berusaha
11 – 20 tahun sebanyak 18 pengusaha dan 6 – 10 tahun
dibawah 5 tahun, 21 – 30 tahun dan lebih dari 30 tahun
masing – masing sebanyak 2 pengusaha.
4.2.1.6 Jumlah Tanggungan
Tabel 4.9
Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan Jumlah
Tanggungan Jumlah Sampel
<2 3
2 hingga 4 29
5 hingga 7 8
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata – rata para pelaku
usaha ekonomi kreatif sudah memiliki keluarga, mereka
memilih menjadi pengusaha ekonomi kreatif guna untuk
memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Dari data responden
dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan yang paling banyak
yaitu antara 2 – 4 sebanyak 29 pengusaha ekonomi kreatif,
selanjutnya dengan jumlah tanggungan diatas 5 orang
sebanyak 8 pengusaha ekonomi kreatif, dan terakhir jumlah
tanggungan dibawah 2 orang sebanyak 3 pengusaha ekonomi
4.2.2 Gambaran Penggunaan Kredit Perbankan
Para pelaku usaha tentu menginginkan terjadinya pertumbuhan pada
usaha yang dimilikinya. Oleh karena itu bank umum menawarkan
kredit untuk pertumbuhan usaha tersebut. Penggunaan kredit itu
sendiri bermacam – macam namun untuk tujuan yang sama yaitu
terciptanya petumbuhan pada usaha yang dimiliki.
Dalam menjalankan usaha ekonomi kreatif tentunya para pelaku usaha
mendirikan usaha tersebut dengan menggunakan modal sendiri. Modal
disini maksudnya berupa uang yang dipakai pengusaha ekonomi
kreatif untuk menjalankan usahanya.
Dari hasil wawancara penulis dengan responden dapat diketahui
bahwa kredit modal usaha yang diberikan kepada para pelaku usaha
ekonomi kreatif, sebanyak 4 orang atau 10% dari 40 responden
menggunakan <50% kredit perbankan untuk modal usaha. Para
pelaku usaha mengatakan mereka tidak menggunakan kredit
perbankan seutuhnya untuk modal usaha namun juga untuk investasi.
Sebanyak 28 orang atau 70% dari 40 responden mengatakan bahwa
mereka menggunakan 50% – 75% kredit perbankan untuk modal
mengatakan bahwa mereka menggunakan 75% - 100% kredit
perbankan untuk modal usaha.
Para responden pun berpendapat bahwa dalam memperoleh kredit
perbankan tidak lah sulit. Sebanyak 21 orang atau 52,5% dari 40
responden mengatakan mudah untuk memperoleh kredit perbankan
yaitu dengan cara kunjungan oleh karyawan bank untuk menawarkan
kredit perbankan. Disisi lain, 19 orang atau 47,5% dari 40 responden
mengatakan bahwa memperoleh kredit perbankan biasa saja atau tidak
terlalu rumit.
Adapun masalah-masalah dalam menciptakan pertumbuhan usaha
yang dirasakan oleh para pelaku usaha ekonomi kreatif yaitu sebagai
berikut :
− Tingginya harga bahan – bahan produksi − Kurangnya modal usaha ekonomi kreatif
− Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara pemasaran
yang baik dan benar
− Kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang usaha
4.2.3 Analisis Data
Peranan modal sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil produksi
serta menciptakan pertumbuhan usaha ekonomi kreatif. Modal disini
terdiri dari modal sendiri dan juga modal yang di dapat dari kredit
kepada bank.
Pada dasarnya dalam menjalankan usaha ekonomi kreatif maupun
usaha lainnya modal yang digunakan adalah modal sendiri, tetapi
karena kebutuhan yang semakin meningkat maka diperlukan
pendapatan yang lebih tinggi. Salah satu solusi yang baik adalah
menambahkan modal usaha dari luar yang ditawarkan oleh bank
dengan penggunaan yang efisien sehingga pendapatan dapat lebih
ditingkatkan.
Dari hasil analisis regresi linear berganda tersebut, dapat disusun
dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 418608,605 + 0,170 X1 + 0,460 X2
t-Stat = (1,083) (0,015) (0,000)
Standard Error = (386377,819) (0,067) (0,033)
R² = 0,981
Adjusted R² = 0,980