• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENDAH SEDANG

B. FASILITAS KESEHATAN

yaitu meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana kesehatan. Penyediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Kaur oleh pemerintah kabupaten Kaur terus dilakukan pembenahan dan berupaya melakukan pelayanan kesehatan untuk lebih dekat dengan masyarakat, hal ini terbukti dengan dibangunnya beberapa fasilitas kesehatan di beberapa kecamatan dengan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan pendukungnya, sampai pada tahun 2012 Kabupaten Kaur menyediakan fasilitas kesehatan untuk umum 1 buah Rumah Sakit, 16 buah puskesmas dan 29 buah puskesmas pembantu dan 34 Pos Kesehatan Masyarakat Desa serta 5 Apotek tersebar dalam ke lima belas kecamatan di kabupaten Kaur, pelayanan kesehatan diharapkan mampu mencapai ke daerah terpencil. Dinas kesehatan kabupaten Kaur menyediakan Poskesdes yang dilokasikan didaerah daerah sulit terjangkau sebagai pos penanggulangan kesehatan garda paling depan di kabupaten Kaur ini.

1. Tenaga Medis

Tahun 2013 tercatat mempunyai Dokter 34 Orang, Dokter spesialis 5,Dokter gigi 4 dan Dokter Umum 25,Kabupaten Kaur di tenaga medis 373 tenaga medis di berbagai profesi kesehatan, dibanding tahun 2012 terjadi kenaikan sebesar 71 jumlah tenaga medis di kabupaten Kaur.Pada tahun 2012, Tenaga medis di Kabupaten Kaur302 tenaga medis. Selain dokter,perawat kesehatan dan bidan merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tenaga perawat kesehatan berperan dalam memberi tindakan atau pertolongan pertama kesehatan sebelum ditangani dokter. Sedangkan bidan terutama bidan desa selain berperan menolong persalinan secara medis, juga berperan sebagai tenaga kesehatan terutama di daerah terpencil, fenomena kenaikan tenaga medis di kabupaten Kaur di tahun 2010, lebih banyak dipengaruhi oleh adanya penambahan dari formasi PNS di bidang kesehatan, sebagai tindak lanjut peningkatan pembangunan di bidang kesehatan dan meningkatkan rasio jumlah tenaga medis dengan kapasitas pelayanan kesehatan yang dianggap masih sangat kurang. Faktor pendorong yang menjadi penyebab

2. Keluarga Berencana

Dalam pasal 3 ayat 1 Undang-undang No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebutkan bahwa, perkembangan kependudukan diarahkan pada pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas, serta pengarahan mobilitas penduduk. Pengendalian jumlah penduduk di Indonesia diimplementasikan pemerintah dalam bentuk pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB). Berdasarkan data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan KB Kabupaten Kaur, jumlah peserta KB aktif atau akseptor aktif di Kabupaten Kaur pada tahun 2014 tercatat 19.635 orang. Dibandingkan dengan tahun 2013 yang jumlahnya mencapai 22.485 orang, didapati jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Kaur mengalami penurunan.

Akseptor aktif di Kabupaten Kaur umumnya lebih banyak menggunakan alat kontrasepsi suntikan dan pil. Pada tahun 2014 tercatat 7.614 orang yang menggunakan alat kontrasepsi pil,2.730 orang menggunakan Implant dan7.136 orang menggunakan Suntikan. Menggunakan IUD 1.185 orang dan akseptor KB yang menggunakan kondom sebanyak522 orang.

2.7 Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya 2.7.1 Sub Bidang Air Minum

Pada umumnya di wilayah kabupaten Kaur hampir sebagian besar mengalami krisis air minum dimana untuk wilayah yang tinggi sulit mendapatkan air tanah dan diwilayah pesisir/pantai mudah mendapatkan air akan tetapi kualitas airnya buruk (ada zat kapur dan agak payau), Sarana dan Prasarana Air Minum di Kabupaten Kaur sudah tersedia akan tetapi belum beroperasi dengan maksimal dikarenakan biaya operasional yang diperlukan sangat tinggi karena sistem yang dipakai untuk penyediaan air minum tersebut terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum di kota Bintuhan (Ibu Kota Kabupaten) menggunakan sistem pompanisasi.

Sedangkan untuk wilayah Padang Guci (kecamatan Padang Guci Hulu dan Kaur Utara), Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum juga belum dapat mencukupi

air baku terutama pada waktu musim kemarau untuk itu perlu mencari alternatif sumber air baku yang baru untuk dapat memenuhi kebutuahan air minum wilayah tersebut dan wilayah sekitarnya. Sedangkan Sarana dan Prasarana Air Bersih perdesaan yang selama ini terus diupayahkan Pembangunannya baik melalui dana DAK maupun dana DAU sangat terasa sekali manfaatnya bagi masyarakat perdesaan walaupun disana sini masih banyak persoalan terutama mengenai pengelolaannya.

Agar permasalahan tersebut di atas dapat teratasi semua perlu dibuat Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air Minum dengan Kapasitas yang besar dengan sistem gravitasi yaitu Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih/Air minum dengan sumber air baku Air Napal Hitam yang berlokasi di Padang Guci Hulu, disamping bermanfaat untuk ketersediaan air minum di Kabupaten Kaur kemungkinan besar air tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti, irigasi maupun untuk pembangkit listrik.

2.7.2 Sub Bidang Sampah

Sarana kebersihan di Kabupaten Kaur masih sangat terbatas, terdiri dari fasilitas pengangkutan (truk, bak sampah, tong sampah, TPS). Jumlah truk sampah sebanyak 2 buah, Bak Sampah (TPS) sebanyak 5 buah, tong sampah sebanyak 40 buah dan Tempat Pembuangan Akhir sebanyak 1 buah dengan kapasitas ± 0,3 ha yang berlokasi di wilayah Latihan Kecamatan Kaur Selatan. Fasilitas ini masih difokuskan untuk menangani persampahan di wilayah Kecamatan Kaur Selatan saja, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan kecamatan lain. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana persampahan yang lebih banyak dan lebih baik lagi agar permasalahan sampah di Kabupaten Kaur (15 kecamatan ) dapat diatasi.

2.7.3 Sub Bidang Air Limbah

Permasalahan air limbah memang belum menjadi persoalan yang signifikan di Kabupaten Kaur saat ini, mengingat perkembangan aktivitas penghasil limbah seperti industri belum berkembang pesat. Namun dalam beberapa tahun ke depan, perkembangan industri yang berpotensi menghasilkan air limbah perlu diantisipasi sedini mungkin.

Instalasi (IPLT) akan dilaksaanakan tahun 2018 oleh satker PLP, sehingga dapat mengurangu permasalahan limbah kab .kaur

2.7.4 Sub Bidang Drainase

Sejak tahun 2003 sampai dengan saat ini (2017) Kabupaten Kaur belum memiliki masterplan dan data panjang drainase saluran terbuka dan saluran air hujan tertutup, meskipun pembangunan saluran drainase selalu diprogramkan setiap tahun dalam APBD. Sedangkan pada kawasan-kawasan tertentu, masih sering tergenang pada saat hujan, seperti di bebarapa kawasan Kecamatan Kaur Selatan, Kecamatan Tetap dan Kecamatan Kaur utara. Untuk itu di tiga kecamatan tersebut perlu dibuat sistem drainase yang lebih baik, karenanya diperlukan suatu rujukan yaitu Master Plan atau Outline Plan Drainase. Melalui dokumen tersebut, dimensi saluran dapat disesuaikan dengan aliran air permukaan (run off) yang harus dialirkan.

Pembangunan drainase merupakan usulan yang hampir muncul dari setiap desa pada saat dilakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), baik di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa drainase merupakan kebutuhan utama masyarakat dalam menata lingkungan permukiman. Pembangunan saluran drainase tidak hanya berfungsi untuk mengendalikan genangan pada saat terjadi hujan, melainkan juga untuk menjaga kesehatan lingkungan agar masyarakat terhindar dari penyakit.

2.7.5 Sub Bidang Tata Bangunan dan Lingkungan

Penerapkan garis sepadan bangunan di Kabupaten Kaur sangat sulit dilaksanakan dikarenakan rumah-rumah penduduk sudah berdiri dan belum menggunakan garis sepadan bangunan sebelum pemekaran. Untuk pembangunan kawasan

disamping mengedepankan keselamatan terutama masalah kebakaran yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Daerah Kabupaten Kaur. Pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Kaur telah menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di dua lokasi. Pertama adalah Desa Pasar Lama Kecamatan Kaur Selatan, dan ke dua adalah Desa Linau Kecamatan Maje.

2.7.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman

Di Kota Bintuhan, yang merupakan ibu kota Kabupaten Kaur, masih sangat perlu ditata permukimannya agar terwujud Kota Bintuhan yang sehat, aman, serasi dan teratur. Daerah-daerah yang rawan banjir dan kumuh perlu ditata sehingga lebih sehat dan nyaman. Untuk itu di daerah-daerah tersebut perlu dibuat jalan-jalan lingkungan untuk memudahkan akses (aktivitas) dan saluran (drainase) yang dapat mengurangi genangan air ketika hujan.

Pengembangan sub bidang permukiman memiliki lingkup kegiatan yang paling luas dibandingkan sub bidang lain. Salah satu aspek pengembangan permukiman yang telah ada di Kabupaten Kaur adalah program pengembangan kawasan Agropolitan dan pengembangan kawasan Minapolitan. Kedua program tersebut merupakan suatu konsep membangunan kawasan permukiman berstandar perkotaan di kawasan pertanian (Agropolitan) dan perikanan (Minapolitan). Kawasan Agropolitan terletak di Kecamatan Maje dan Kecamatan Kaur Selatan, sedangkan kawasan Minapolitan berlokasi di Kecamatan Nasal, yang didukung oleh Kecamatan Muara Sahung dan Kecamatan Kelam Tengah sebagai

Dokumen terkait