• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Sanitasi Lingkungan

2.3.2 Fasilitas Sanitasi

yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah masalah sanitasi.

2.3.1 Sanitasi Lingkungan Pemukiman

Kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologi di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan permukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib di penuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan (Soedjadi, 2005). Persyaratan kesehatan lingkungan perumahan dan permukiman sangat di perlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Sanitasi lingkungan pemukiman meliput pengelolaan sampah, air bersih, sarana pembuangan air limbah, dan jamban.

2.3.2 Fasilitas Sanitasi

2.3.2.1Tempat Penampungan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia selama hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air. Beban pengotoran air juga bertambah cepat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan. Sebagai akibatnya saat ini, sumber air tawar dan bersih menjadi semangkin langka. Laporan keadaan lingkungan di dunia tahun 1992 menyatakan bahwa air sudah saatnya dianggap sebagai benda ekonomi. Karena itu pengelolaan sumber daya air menjadi sangat penting pengelolaannya sumber daya air ini sebaiknya

24

dilakukan secara terpadu, baik dalam pemanfaatannya maupun dalam pengelolaan kualitas (Slamet, 2002).

Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain; untuk kepentingan rumah tangga (domestik), industri, pertanian, perikanan,dan sarana angkutan air. Sesuai dengan kebutuhan akan air dan kemajuan teknologi, air permukaandapat di manfaatkan lebih luas lagi antara lain untuk sumber baku air minum dan air industri (Sumantri, 2010).

Air adalah zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada disekitar rumah. Ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat.Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu perhari sekitar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2007).

1. Sumber Air

Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman ini, antara lain (Sumantri, 2010) :

a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun. c. Tidak berasa dan tidak berbau.

25

d. Dapat digunakan untuk mencakupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.

e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Dapertemen Kesehatan RI.

Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia yang berbahaya, dan sampah atau limbah industri.

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah.

Air hujan merupakan penyubliman awan atau uap air menjadi air murni yang ketika turun melalui udara akan melarutkan benda- benda yang terdapat didalam. Diantaranya benda–benda yang larut diudara itu seperti gas, oksigen, karbondioksida, nitrogen, jasad-jasad renik dan debu. Kelarutan gas karbondioksida didalam air hujan akan membentuk asam karbonat yang menjadi air hujan menjadi asam. Beberapa macam gas oksida dapat berada pula diudara, diantaranya yang penting ialah belerang dan oksida nitrogen. Kedua oksida ini bersama- sama dengan air hujan akan membentuk larutan asam nitrat dan asam sulfat. Setelah mencapai permukaaan bumi, air hujan bukan merupakan air murni lagi.

Air permukaan merupakan salah satu sumber yang bisa dipakai untuk bahan baku air bersih. Dalam penyediaan air bersih terutama untuk air minum dalam sumbernya diperhatikan tiga hal penting yaitu mutu air baku, dan kontiunitas air baku. Di bandingkan dengan sumber lain, air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar. Hal ini terutama berlaku bagi tempat

26

yang dekat dengan tinggal penduduk karena hampir semua buangan dan sisa kegiatan manusia ditumpahkan kepada air atau dicuci kepada air yang pada waktunya akan dibuang pada badan air. Agar air bersih tidak menyebabkan penyakit bagi manusia maka air tersebut hendaknya diusahakan mendekati persyaratan–persyaratan kesehatan, sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan yang telah ditentukan.

Menurut Key (1978), dalam pendapatnya menyebutkan bahwa air tersebut tercemar apabila air itu berubah komposisinya atau keadaannya, secara langsung ataupun tidak langsung sebagai akibat kegiatan manusia. Sehingga air itu menjadi kurang berguna bagi kehidupan atau kebutuhan tertentu maupun semua kebutuhan dibandingkan apabila air berada dalam keadaan alamiahnya semula (Slamet, 2002).

Selanjutnya menurut Pickford (1978), dalam pendapatnya menekankan bahwa pencemaran air semata-mata disebabkan oleh kegiatan manusia sendiri saja sedangkan tanah, tumbuh-tumbuhan, ganggang dan pengotor-pengotor alamiah lain yang turut mengotor air hanya digolongkan kedalam kotoran (impurity). Air tanah bisa dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dengan cara membuat sumber atau pompa air (Slamet, 2002).

A. Tempat Penampungan Air

Tempat penampungan air adalah: tempat-tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah sekitar rumah. Nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Jenis-jenis tempat perindukan nyamuk Ae.aegypti dapat di kelompokan sebagai berikut:

27

a. Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan sehari-hari seperti drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi, WC, ember dan lain-lain. b. Tempat penampungan bukan keperluan sehari-hari seperti tempat minum

burung, vas bunga, perangkap semut, barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).

1.Tempat minum hewan peliharaan

Tempat minum hewan peliharaan yang dimaksud adalah tempat-tempat minum hewan piaraan yang dimiliki oleh responden yang berada di lingkungan sekitar rumah baik di dalam rumah maupun di luar rumah, misalnya tempat minum burung, tempat minum ayam, dan hewan piaraan yang lain.

2.Barang-barang bekas

Barang-barang bekas yang dimaksud adalah barang-barang yang sudah tidak terpakai yang dapat menampung air, yang berada di dalam maupun di luar rumah responden. Barang-barang tersebut antara lain: kaleng, ban bekas, botol, pecahan gelas, dll.

3.Vas bunga

Vas bunga yang dimaksud adalah vas bunga yang berisi air yang terletak di dalam rumah responden yang memungkinkan nyamuk

Ae.aegypti berkembang biak di dalam vas bunga tersebut. 4. Perangkap semut

Perangkap semut yang di maksud adalah tempat perangkap semut yang berisi air yang biasanya diletakkan dibawah kaki meja untuk mencegah

28

semut-semut naik keatas meja yang berisi makanan yang terletak di dalam rumah responden.

5. Penampung air dispenser

Penampungan air dispenser yang dimaksud adalah tempat penampungan air yang menyatu dengan dispenser yang terletak di bawah alat yang digunakan untuk mengalirkan air di dalam wadah/galon dispenser, letaknya di dalam rumah responden.

6. Pot tanaman air

Pot tanaman air yang dimaksud adalah pot-pot berisi air yang digunakan sebagai media tanaman air untuk hidup, yang terletak di dalam maupun di luar rumah responden.

a. Tempat penampungan air alamiah seperti lubang pohon, pelepah daun, tempurung kelapa, talang penampung air hujan (Surono, 2009 dan Soedarmo, 1998).

Adapun 4 macam klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit yaitu (Kusnoputranto, 2000) :

1. Water Born Desease, yaitu penyakit yang penularannya melalui air yang terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari penderita atau karier misalnya

cholera, Typhoid, Hepatitis, dan Dysentri Basiler.

2. Water Based Disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya

schistosomiasis.

3. Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air

alat-29

alat terutama alat dapur dan alat makan. Diantaranya adalah penyakit kulit penyakit infeksi saluran pencernaan seperti diare.

4. Water related insect vectors, vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan air yaitu penyakit yang vektornya berkembang biak dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever, Trypanosomiasis.

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416, 1990). Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Syarat fisik: tidak berbau, tidak berasa.

b. Syarat kimia: kadar besi maksimum yang diperbolehkan 1,0 mg/l, kesadahan maksimal 500 mg/l.

c. Syarat mikrobiologis: jumlah total koliform dalam 100 ml air yang diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan.

Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu sumur gali sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan dalam, tempat penampungan air hujan, penampungan mata air dan perpipaan (Slamet, 2002).

2.3.2.2Pembuangan Sampah

Menurut American Public Health Association, sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak perpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Dalam

30

pengertian lain sampah adalah segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat,ada yang mudah membusuk terutama terdiri dari zat-zat organik, seperti sisa sayuran, sisa daging, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa kertas, plastik, karet, logam, kaca, dan sebagainya (Slamet, 1994).

1. Gangguan yang ditimbulkan oleh sampah

a. Pencemaran lingkungan

Sampah yang dibuang sembarangan dalam kurun waktu tertentu akan membusuk. Hasil penguraian sampah organik berupa cairan dan gas akan mencemari tanah, air dan udara.Gas yang dihasilkan berbau busuk menyengat akan mencemari udara.

b. sampah merupakan sumber penyakit

Dengan timbulnya bau busuk akan mengundang Diarelalatberkembang biak sehingga populasi lalat meningkat. Populasi lalat yang meningkat akan memudahkan membantu penularan penyakit seperti . Typhus, Cholera, Disentri dll. Selain lalat, binatang penular penyakit lainnya seperti kecoa, nyamuk, tikus dll akan berkembang biak pada sampah yang tentunya akan menularkan penyakit kepada kita yang tinggal disekitar sampah (Yuniati, 2012).

Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistrem pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga menyebabkan pencemaran udara, tanah, dan air selain lahannya juga dapat

31

menjadi tempat berkembangbiaknya agen dan vektor penyakit menular (Sumantri, 2010).

c. Menimbulkan kecelakaan

Sampah berupa pecahan kaca, paku, duri dll dapat menyebabkan kecelakaan.Sampah yang dibakar tanpa pengawasan tidak jarang menimbulkan kebakaran.

2. Pengelolahan Sampah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit ( bacteri patogen ), dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (

vektor ). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara pengolaan sampah antara lain:

b. Pengumpulan dan pengangkutan sampah

Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh karena itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah.

32

c. Pemusnahan dan pengolahan sampah

Pemusnahan dan atau pengelolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

1. Ditanam ( landfill ), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lobang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan di timbun dengan tanah.

2. Dibakar ( inceneration ), yaitu memusnahkan sampah dengana jalan membakar di dalam tungku pembakaran ( incenerator ).

3. Dijadikan pupuk ( composting ), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk ( kompos ), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang membusuk.

2.3.2.3Pembuangan Limbah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi (Azwar, 1995).

Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang berasal dari buangan kamar mandi, dapur, air cuci pakaian, dan lain-lain yang mungkin mengandung mikroorganisme patogen. Ada beberapa cara pembuangan air limbah rumah tangga yaitu pembuangan umum, digunakan untuk menyiram tanaman kebun, dibuang ke lahan peresapan, dialirkan ke saluran terbuka, dan dialirkan ke saluran tertutup atau selokan (Chandra, 2007).

Syarat dan upaya untuk mencegah atau mengurangi akibat buruk dari air limbah diperlukan kondisi dan persyaratan serta upaya sedemikian rupa, yaitu :

33

a. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum. b. Tidak menyebabkan pencemaran air.

c. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah.

d. Tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit dan vektor. e. Kondisi tidak terbuka karena jika terbuka saat tidak diolah terkena udara

luar akan menganggu pernafasan, terutama anak-anak. f. Baunya tidak mengganggu (Notoatmodjo, 2003).

Dokumen terkait