• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Sanitasi Lingkungan Pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Rahun 2016"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN PEMUKIMAN DAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN

KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH TINGGI

KECAMATAN BINJAI TIMUR TAHUN 2016

A. IDENTITAS SAMPEL

Nomor Responden : ---

Kelompok : (kasus/kontrol) coret salah satu

Nama Penderita : ---

Umur : ---

Jenis Kelamin : ---

B. DATA UMUM RESPONDEN

Nama Responden : ---

Alamat : Kelurahan ---

RT/RW ---

Umur : ---

Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki

2. Perempuan

Pendidikan : 1. Tidak Sekolah

2. Tamat SD

3. Tamat SLTP

4. Tamat SLTA

5. Perguruan Tinggi (D-III/S-I)

(2)

7. Tidak Bekerja

1. Tersedia air bersih dirumah tangga 1. Ya 2. Tidak 2. Jenis air bersih yang digunakan 1. Tertutup

2. Terbuka 2. Jika ada, apakah memenuhi syarat:

- Tertutup - Kedap air

- Mudah dibersihkan

- Tidak menjadi sarang vektor

- Ya/Tidak - Ya/Tidak - Ya/Tidak - Ya/Tidak 3. Pengelolaan sampah yang dapat menampung

air (botol, kaleng, plastik, dll)

1. Dikubur

1 Terdapat ventilasi yang cukup 1. Ada

2. Tidak ada 2 Menggunakan kawat kasa nyamuk pada

seluruh ventilasi

(3)

Tempat perindukan nyamuk

No Pengamatan Ya Tidak

A. Di dalam rumah 1 Vas bunga 2 Vas bunga

3 Penampungan air kulkas 4 Penampungan air dispenser 5 Tempat penampungan air

lainnya

(4)
(5)

II. PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK a. Observasi

No. PSN Ya Tidak

1. Tempat penampungan air bersih dan tidak berlumut

2. Tempat penampungan air tertutup rapat

3. Barang-barang berkas seperti kaleng,botol-botol dan plastik tertata dengan baik dan tidak berserakan

di sekitar rumah

4. Alas vas bunga tidak berisi air

5. Tempat minum hewan peliharaan dalam keadaan bersih

6. Saluran air dan talang air mengalir dengan lancar

7. Jendela dilapisi kawat kasa

8. Tidak ada pakaian yang tergantung di dalam kamar

b. Kebiasaan

No. PSN Selalu

Kadang-kadang

Tidak Pernah

1. Menguras dan menyikat tempat-tempat

penampungan air seperti bak mandi, WC

dan drum seminggu sekali

2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air

3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air

hujan

4. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, atau tempat lain yang sejenis

(6)

5. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer

6. Menaburkan bubuk abate di tempat-tempat yang sulit untuk dikuras.

7. Memasang kawat kasa

8. Tidak menggantung pakaian di dalam kamar

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Lampiran 4. Output

UNIVARIAT KASUS

Pertanyaan Air Bersih No 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 30 100,0 100,0 100,0

Pertanyaan Air Bersih No 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Terbuka 6 20,0 20,0 20,0

Tertutup 24 80,0 80,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Air Bersih No 3

Frequency Percent Valid Percent

(13)

Pertanyaan Air Limbah No 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 30 100,0 100,0 100,0

Pertanyaan Air Limbah No 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Terbuka 12 40,0 40,0 40,0

Tertutup 18 60,0 60,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Air Limbah No 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan tempat Sampah no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 9 30,0 30,0 30,0

(14)

Pertanyaan tempat Sampah no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 26 86,7 86,7 86,7

Ya 4 13,3 13,3 100,0

(15)

Pertanyaan tempat Sampah no2d

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 25 83,3 83,3 83,3

Ya 5 16,7 16,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan tempat Sampah no 3

Frequency Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(16)

Pertanyaan Ventlasi No 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 25 83,3 83,3 83,3

Ya 5 16,7 16,7 100,0

(17)

Vas Bunga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(18)

Valid Tidak 11 36,7 36,7 36,7

Ya 19 63,3 63,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Kaleng Bekas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 21 70,0 70,0 70,0

Ya 9 30,0 30,0 100,0

(19)

Tempat minum Burung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 23 76,7 76,7 76,7

Ya 7 23,3 23,3 100,0

(20)

Kategori Tempat Perindukan Nyamuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 9 30,0 30,0 30,0

Ada 21 70,0 70,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 3 10,0 10,0 10,0

Ya 27 90,0 90,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 16 53,3 53,3 53,3

Ya 14 46,7 46,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 27 90,0 90,0 90,0

Ya 3 10,0 10,0 100,0

(21)

Pertanyaan Observasi PSN no 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 30 100,0 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 23 76,7 76,7 76,7

Ya 7 23,3 23,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 20 66,7 66,7 66,7

Ya 10 33,3 33,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 21 70,0 70,0 70,0

Ya 9 30,0 30,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(22)

Kategori pemberantasan nyamuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Baik 8 26,7 26,7 26,7

Baik 22 73,3 73,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kadang-kadang 24 80,0 80,0 80,0

Selalu 6 20,0 20,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 3

Frequency Percent Valid Percent

(23)

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 7

Frequency Percent Valid Percent

(24)

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 13 43,3 43,3 43,3

Tidak Memenuhi Syarat 17 56,7 56,7 100,0

(25)

sUNIVARIAT KONTROL

Pertanyaan Air Bersih No 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 30 100,0 100,0 100,0

Pertanyaan Air Bersih No 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Terbuka 2 6,7 6,7 6,7

Tertutup 28 93,3 93,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Air Bersih No 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Air Limbah No 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

(26)

Pertanyaan Air Limbah No 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Terbuka 9 30,0 30,0 30,0

Tertutup 21 70,0 70,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Air Limbah No 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan tempat Sampah no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 16 53,3 53,3 53,3

Tidak 14 46,7 46,7 100,0

(27)

Pertanyaan tempat Sampah no2a

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 17 56,7 56,7 56,7

Ya 13 43,3 43,3 100,0

(28)

Pertanyaan tempat Sampah no 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid DIkubur 7 23,3 23,3 23,3

Dijual 6 20,0 20,0 43,3

Dibiarkan Terbuka 4 13,3 13,3 56,7

Dibakar 13 43,3 43,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Kategori Pembuangan Sampah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 16 53,3 53,3 53,3

Tidak memenuhi syarat 14 46,7 46,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Kategori Pembuangan Sampah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 16 53,3 53,3 53,3

Tidak memenuhi syarat 14 46,7 46,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Ventlasi No 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(29)

Pertanyaan Ventlasi No 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 15 50,0 50,0 50,0

Ya 15 50,0 50,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Kategori Ventilasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 30 100,0 100,0 100,0

Penampung Air Kulkas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 30 100,0 100,0 100,0

Penampung Air Dispenser

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 14 46,7 46,7 46,7

(30)

Penampung Air Lainnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 30 100,0 100,0 100,0

Ban Bekas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 15 50,0 50,0 50,0

Ya 15 50,0 50,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Kaleng Bekas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 15 50,0 50,0 50,0

Ya 15 50,0 50,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Botol Bekas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 11 36,7 36,7 36,7

Ya 19 63,3 63,3 100,0

(31)

Drum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(32)

Valid Tidak 27 90,0 90,0 90,0

Ya 3 10,0 10,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

Kategori Tempat Perindukan Nyamuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 19 63,3 63,3 63,3

Ada 11 36,7 36,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 7 23,3 23,3 23,3

Ya 23 76,7 76,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 13 43,3 43,3 43,3

(33)

Pertanyaan Observasi PSN no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 13 43,3 43,3 43,3

Ya 17 56,7 56,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 22 73,3 73,3 73,3

Ya 8 26,7 26,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 4 13,3 13,3 13,3

Ya 26 86,7 86,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 19 63,3 63,3 63,3

Ya 11 36,7 36,7 100,0

(34)

Pertanyaan Observasi PSN no 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 17 56,7 56,7 56,7

Ya 13 43,3 43,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 17 56,7 56,7 56,7

Ya 13 43,3 43,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Pertanyaan Observasi PSN no 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Baik 18 60,0 60,0 60,0

Baik 12 40,0 40,0 100,0

(35)

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 12 40,0 40,0 40,0

Kadang-kadang 14 46,7 46,7 86,7

(36)

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 7

Frequency Percent Valid Percent

(37)

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pertanyaan Kebiasaan PSN no 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 23 76,7 76,7 76,7

Tidak Memenuhi Syarat 7 23,3 23,3 100,0

(38)

BIVARIAT

Kategori Air Bersih * Kategori Responden Crosstabulation

Kategori Responden Total

Continuity Correctionb 1.875 1 .171

Likelihood Ratio 2.731 1 .098

Fisher's Exact Test .170 .085

Linear-by-Linear Association 2.655 1 .103

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori Air

(39)

Kategori pembuangan limbah * Kategori Responden Crosstabulation

% within Kategori Responden 43.3% 50.0%

Memenuhi Syarat

Count 17 15

% within Kategori Responden 56.7% 50.0%

Total

Count 30 30

% within Kategori Responden 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb .067 1 .796

Likelihood Ratio .268 1 .605

Fisher's Exact Test .796 .398

Linear-by-Linear Association .263 1 .608

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

(40)

Kategori Pembuangan Sampah * Kategori Responden Crosstabulation

% within Kategori Responden 26.7% 53.3%

Tidak memenuhi syarat

Count 22 14

% within Kategori Responden 73.3% 46.7%

Total

Count 30 30

% within Kategori Responden 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 3.403 1 .065

Likelihood Ratio 4.511 1 .034

Fisher's Exact Test .064 .032

Linear-by-Linear Association 4.370 1 .037

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

(41)

Kategori Ventilasi * Kategori Responden Crosstabulation

Continuity Correctionb 17.239 1 .000

Likelihood Ratio 20.748 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 19.137 1 .000

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.50.

(42)

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Kategori Tempat Perindukan Nyamuk * Kategori Responden Crosstabulation

Kategori Responden Total

Continuity Correctionb 5.424 1 .020

Likelihood Ratio 6.829 1 .009

Fisher's Exact Test .019 .010

Linear-by-Linear Association 6.585 1 .010

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.00.

(43)

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Kategori Pencahayaan * Kategori Responden Crosstabulation

(44)

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 6.734 1 .009

Likelihood Ratio 8.352 1 .004

Fisher's Exact Test .009 .004

Linear-by-Linear Association 8.012 1 .005

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

(45)

Kategori kelembapan * Kategori Responden Crosstabulation

Responden 100.0% 100.0% 100.0

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 5.625 1 .018

Likelihood Ratio 7.111 1 .008

Fisher's Exact Test .017 .008

Linear-by-Linear Association 6.829 1 .009

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

(46)

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Kategori pemberantasan nyamuk * Kategori Responden Crosstabulation

(47)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 6.787a 1 .009

Continuity Correctionb 5.498 1 .019

Likelihood Ratio 6.932 1 .008

Fisher's Exact Test .018 .009

Linear-by-Linear Association 6.674 1 .010

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori

pemberantasan nyamuk

(Tidak Baik / Baik)

.242 .081 .721

For cohort Kategori

Responden = Kasus .476 .254 .891

For cohort Kategori

Responden = Kontrol 1.962 1.163 3.307

(48)

Lampiran 4

Gambar 1. Foto bersama responden

(49)
(50)

Gambar 4. Foto dengan responden

(51)
(52)

66

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F. 2014. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Rajawali Pers. Jakarta.

Adyatma, dkk. 2011. Hubungan antara Lingkungan Fisik Rumah, Tempat Penampungan Air dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian DBD di Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Jurnal FKM Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anggraini, D.S. 2010. Stop Demam Berdarah Dengue. Cita Insan Madani. Bogor.

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta

Chandra, B. 2006. Pengantar kesehatan Lingkungan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Dahlan, Sopiyudin. 2014. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. CV. Sagung Seto. Jakarta.

Darjito, Endo, dkk. 2008. Beberapa Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Banyumas. Jurnal Media Litbang Kesehatan Vol XVIII No 3. Depkes RI. 1990. Permenkes RI No. 416/MenKes/Per/IX/1990. Syarat-syarat

Dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.

___ . 1999. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999. Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta

. 2002. Pengendalian Lingkungan Fisik Perumahan. Ditjen PP dan PL. Jakarta

. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010.

. 2005. Modul Latihan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD). Ditjen PPM dan PL. Jakarta.

(53)

67

. 2014. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Ditjen PP dan PL. Jakarta.

. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014.

Dinkes Kabupaten Labuhanbatu. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu 2014.

Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2013. Profil Kesehatan Sumatera Utara 2012.

Djunaedi, Djoni. 2006. Demam Berdarah Dengue (DBD). Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Effendi. H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta. Hadinegoro, dkk. 2004. Demam Berdarah Dengue. FKUI. Jakarta.

Hanike, Nisrina, dkk. 2015. Hubungan Upaya Pencegahan Dengan Kejadian DBD Di Kelurahan Antang Kecamatan Manggala Kota Makassar.

Jurnal Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Harijanto, P. N. 2000. Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi, Klinis dan Penanganan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hasyimi, M, dkk. 2011. Hubungan Tempat Penampungan Air Minum Dan Faktor Lainnya Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Provinsi DKI Jakarta Dan Bali. Artikel Media Litbang Kesehatan Vol 21 No 2.

Irmayani, 2013. Analisis Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue pada Anak yang Dirawat Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Jurnal STIKES Nani Hasanuddin Vol 3 Nomor 4. Makassar.

Lestari, Y.M.W. 2015. Cegah dan Tangkal Sampai Tuntas Demam Berdarah. Andi. Yogyakarta.

Mardihusodo, Sugeng Juwono. 1988. Pengaruh Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Penetasan Telur Nyamuk Aedes aegypti. Berita Kedokteran Masyarakat IV: 6.

(54)

68

Marlina, Endy, dkk. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Molina, Oni. 2012. Hubungan Kondisi Perumahan Dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012.

Skripsi, Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mukono, H.J. 2009. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Purba, Dahlia. 2012. Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik dan Kebiasaan Keluarga terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai. Tesis, Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rahayu, Liswidyawati. 2010. Waspada Wabah Penyakit. Nuansa. Bandung. Respati, Y.K. Soedjajadi, K., 2007, Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan

Jentik Aedes Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.3, No.2, Januari 2007 : 107 – 118, Surabaya.

Roose, Awida. 2008. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2008. Tesis, Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Salawati, Trixie, dkk. 2010. Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Faktor Lingkungan Dan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang, Vol 6 No 2. Semarang.

(55)

69

Satari, H.I. dan Meiliasari, M., 2004, Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit. Puspa Swara. Jakarta.

Sembel, D.T. 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sholihah, Qoriatus. 2014. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan, Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Lontar Kecamatan Sambikereb Kota Surabaya. Jurnal Vol 3 No 3.

Slamet, Juli Soemirat, 2002. Kesehatan Lingkungan. Gajahmada University Press. Yogyakarta.

Soegijanto, S. 2004. Demam Berdarah Dengue, Tinjauan dan Temua Baru di Era 2003. Airlangga University Press. Surabaya.

. 2006. Demam Berdarah Dengue. Airlangga University Press. Surabaya.

Stiawati, Elly. 2013. Hubungan Perilaku, Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian DBD Pada Anak SD Di Kota Palembang Tahun 2013. Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. Yogyakarta.

Sumarmo, S.P. 1999. Masalah Demam Berdarah Dengue Di Indonesia, Naskah Lengkap Pelatihan Bagi Pelatih Dokter Spesialis Dalam Tata Laksana Kasus DBD. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Supriyanto, H. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Praktek Keluarga Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sungkar S. 2002. Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ikatan Dokter Indonesia

Tamza, Riza Berdian, dkk. 2013. Hubungan Faktor Lingkungan dan perilaku dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kelurahan Perumnas Way Halim Kota Badar Lampung. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

(56)

70

Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2015. Skripsi, Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

WHO. 2005. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

. 2015. Report on Global Surveillance of Epidemic-prone Infectious Diseases-Dengue and dengue haemorrhagic fever,

http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/CSR_ISR_2000_1/ en/. Diakses padatanggal 3 Februari 2016.

Yudhastuti, R. dan Vidiyani, A. 2005. Hubungan kondisi lingkungan, kontainer, dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik nyamuk aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR.

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional dengan

desain studi case control yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari penyebab

atau faktor risiko dengan arah mundur ke belakang berdasarkan waktu artinya

pengumpulan data dimulai dari efek tersebut (variabel dependen) lalu ditelusuri ke

belakang tentang penyebabnya (variabel independen). Pada penelitian ini

responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai kasus yakni

penderita demam berdarah dengue dan satu kelompok lagi sebagai kontrol yakni

masyarakat yang bukan penderita demam berdarah dengue.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi

Kecamatan Binjai Timur.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga November

2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita demam berdarah

dengue yang terdaftar dalam rekam medis Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan

(58)

42

3.3.2Sampel

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan perbandingan

kasus dan kontrol 1:1. Penentuan besar sampel menggunakan proporsi kontrol dan

OR penelitian terdahulu. Rumus pengambilan besar sampel (Dahlan, 2014) adalah

sebagai berikut :

√ √

Keterangan:

n1 = n2 = Besar sampel untuk kasus dan kontrol

Zα = Tingkat kepercayaan ditetapkan sebesar 95% (1,96)

Zβ = Kekuatan penelitian 80% (0,842)

P2 = Proporsi pada kelompok kontrol = 57% (penelitian terdahulu)

Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,57 = 0,43

OR = 10

P1 =

=

= 0,93

Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,93 = 0,07

P =

=

=

0,5

Q = 1 – P = 1 – 0,5 = 0,5

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

√ √

(59)

43

= 24,92

= 25 orang

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel

untuk kasus dan kontrol masing-masing adalah 25 orang.

3.3.3Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel kelompok kasus menggunakan simple

random sampling yaitu setiap populasi memiliki kesempatan dan peluang yang

sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik memilih secara acak dapat dilakukan

dengan menggunakan tabel random, dengan cara setiap subjek diberikan nomor

dan diacak dengan bantuan tabel angka random. Sementara itu, untuk sampel

kelompok kontrol diambil dari tetangga kelompok kasus dengan mematchingkan

karakteristik jenis kelamin dan umur.

Kriteria teknik pengambilan sampel yang digunakan ditentukan berdasarkan

kriteria sebagai berikut

Kriteria sampel kasus :

a. Pernah menderita demam berdarah dengue dan dinyatakan dengan surat

keterangan oleh tenaga medis dan pemeriksaan laboratorium dan tercatat di

Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur selama Januari sampai

Desember 2015.

b. Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai

(60)

44

c. Bersedia menjadi responden.

Kriteria sampel kontrol :

a. Tidak menderita demam berdarah dengue dan dinyatakan dengan surat

keterangan oleh tenaga medis dan pemeriksaan laboratorium dan tercatat di

Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur selama Januari sampai

Desember 2015.

b. Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan

Binjai Timur

c. Bersedia menjadi responden.

3.4Metode Pengumpulan Data

Data yag dikumpulkan terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner dan observasi terhadap pembuangan

sampah, tempat perindukan nyamuk, tempat penampungan air bersih,

pencahayaan, ventilasi, kelembaban, dan pemberantasan sarang nyamuk.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari rekam medis Puskesmas Tanah Tinggi dan Dinas

Kesehatan Kota Binjai.

3.5 Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Dependen

(61)

45

2. Variabel Independen

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah pembuangan

sampah, tempat perindukan nyamuk, tempat penampungan air bersih,

pencahayaan, ventilasi, kelembaban, dan pemberantasan sarang nyamuk.

3.5.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional pada masing-masing variabel penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Kejadian DBD adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan

ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam

berdarah dengue adalah nyamuk Ae.aegypti dan Ae.albopictus.

2. Pembuangan sampah adalah kondisi sarana pembuangan sampah pemukiman

3. Pembungan air limbah adalah kondisi jenis sarana bangunan yang digunakan

untuk pembuangan air bekas kamar mandi, tempat cuci, hujan.

4. Tempat perindukan nyamuk adalah tempat penampungan air yang bersiko

untuk berkembangbiaknya nyamuk yang berada di dalam dan di luar rumah.

5. Tempat penampungan air bersih adalah tempat air bersih yang beresiko

dijadikan tempat perkembiakan jentik nyamuk.

6. Pencahayaan adalah suatu keadaan yang membuat kondisi dalam rumah

menajdi terang baik yang dapat memengaruhi berkembangbiaknya vektor

nyamuk Ae.aegypti.

7. Ventilasi adalah suatu keadaan yang dapat membuat kondisi udara keluar

masuk dalam rumah dan pemakaian kawat kasa yang berfungsi untuk

(62)

46

8. Kelembaban adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam ruangan

berdasarkan hasil pengukuran kelembaban dengan menggunakan alat

hygrometer.

9. Pemberantasan Sarang Nyamuk adalah kegiatan memberantas sarang nyamuk

ditempat berkembangbiaknya dengan kegiatan 3M Plus .

3.6Aspek Pengukuran

Pengukuran untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran untuk variabel independen penampungan air bersih dengan

alternatif jawaban ya dan tidak pada lembar kuesioner. Jawaban ya diberi nilai

1, jawaban tidak diberi nilai 0. Hasil jawaban dikategorikan menjadi 2

kategori:

a. Tidak memenuhi syarat, jika responden mendapatkan skor < 75% dari total

skor.

b.Jika responden Memenuhi syarat mendapatkan skor ≥75% dari total skor.

2. Pengukuran untuk variabel independen pembuangan sampah dengan alternatif

jawaban ya dan tidak pada lembar kuesioner. Jawaban ya diberi nilai 1,

jawaban tidak diberi nilai 0. Hasil jawaban dikategorikan menjadi 2 kategori:

a. Tidak memenuhi syarat, jika responden mendapatkan skor < 75% dari total

skor.

b. Memenuhi syarat, jika responden mendaatkan skor ≥75% dari total skor.

3. Pengukuran untuk variabel independen ventilasi dengan alternatif jawaban ya

dan tidak pada lembar kuesioner. Jawaban ya diberi nilai 1, jawaban tidak

(63)

47

a. Tidak memenuhi syarat, jika ventilasi tidak memakai kawat kasa da

mendapatkan skor < 75% dari total skor.

b. Memenuhi syarat, jika ventilasi memakai kawat kasa dan mendapatkan skor

≥75% dari total skor.

4. Pengukuran untuk variabel independen tempat perindukan nyamuk dengan

alternatif jawaban ya dan tidak pada lembar kuesioner. Jawaban ya diberi nilai

1, jawaban tidak diberi nilai 0. Hasil jawaban dikategorikan menjadi 2

kategori:

a. Tidak ada, jika tidak terdapat genangan air di tempat penampungan air akan

mendapatkan skor < 75% dari total skor.

b. Ada, jika terdapat genangan air di tempat penampungan air akan

mendapatkan ≥75% dari total skor.

5. Pengukuran untuk variabel independen pencahayaan dengan alternatif jawaban

ya dan tidak pada lembar kuesioner. Jawaban ya diberi nilai 1, jawaban tidak

diberi nilai 0. Hasil jawaban dikategorikan menjadi 2 kategori:

a. Tidak memenuhi syarat, jika responden mendapatkan skor < 75% dari total

skor.

b. Memenuhi syarat, jika responden mendaatkan skor ≥75% dari total skor.

6. Pengukuran untuk variabel independen kelembaban dengan alternatif jawaban

ya dan tidak pada lembar kuesioner. Jawaban ya diberi nilai 1, jawaban tidak

diberi nilai 0. Hasil jawaban dikategorikan menjadi 2 kategori:

a. Tidak memenuhi syarat, jika responden mendapatkan skor < 75% dari total

skor.

(64)

48

7. Pengukuran untuk variabel independen Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan

alternatif jawaban ya dan tidak pada lembar kuesioner. Jawaban ya diberi nilai

1, jawaban tidak diberi nilai 0. Hasil jawaban dikategorikan menjadi 2

kategori:

a. Tidak baik, jika responden mendapatkan skor < 75% dari total skor.

b. Baik, jika responden mendapatkan skor ≥ 75% dari total skor.

3.7Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini meliputi :

a. Editing

Kegiatan editing akan dilakukan setelah memperoleh data untuk diperbaiki

sebelum melakukan kegiatan entry data sehingga jika terdapat kesalahan

atau kekurangan pada data dapat segera diklarifikasi dan dikoreksi.

b. Coding

Kegiatan coding merupakan kegiatan mengubah data yang berbentuk huruf

menjadi data yang berbentuk angka. Pemberian kode ini bertujuan untuk

mempermudah pengolahan dan mempercepat proses entry data

c. Processing

Processing data dilakukan dengan cara meng-entry data yang diperoleh

dari lembar observasi dan kuesioner ke program komputer SPSS yang

berfungsi untuk pengolahan data penelitian.

d. Cleaning

Setelah melalui kegiatan processing, kegiatan selanjutnya adalah cleaning

(65)

49

kembali data yang telah di-entry sebelumnya guna mengetahui ada atau

tidaknya kesalahan pada data tersebut.

3.8 Metode Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel penelitian yaitu adalah terhadap pembuangan

sampah, tempat perindukan nyamuk, tempat penampungan air bersih,

pencahayaan, ventilasi, kelembaban, dan pemberantasan sarang nyamuk.

dan variabel dependen (kejadian demam berdarah dengue).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen adalah terhadap pembuangan sampah, tempat perindukan

nyamuk, penampungan air bersih, pencahayaan, ventilasi, kelembaban,

dan pemberantasan sarang nyamuk. dengan kejadian demam berdarah

dengue dengan menggunakan uji Chi-Square dengan membandingkan

nilai α sebesar 0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Jika P value <0,05

artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel independen terhadap

pembuangan sampah, tempat perindukan nyamuk, tempat penampungan

air bersih, pencahayaan, ventilasi, kelembaban, dan pemberantasan sarang

nyamuk. dan pemberantasan sarang nyamuk dengan variabel dependen

(kejadian demam berdarah). Jika P value > 0,05 artinya tidak ada

hubungan yang bermakna antara variabel independen terhadap

pembuangan sampah, tempat perindukan nyamuk, tempat penampungan

(66)

50

nyamuk. dan pemberantasan sarang nyamuk dengan variabel dependen

(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Tanah Tinggi adalah puskesmas yang terdapat di Kecamatan

Binjai Timur Pemerintahan Kota Binjai, tepatnya di Jalan Cut Nyakdien No. 112.

Puskesmas Tanah tinggi membawahi 5 pukesmas pembantu yang terdiri dari 38

lingkungan. Luas wilayah kerja puskesmas tanah tinggi 21.70 Km2 .

Adapun batas - batas wilayah Puskesmas Tanah Tinggi adalah :

− Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Binjai Utara.

− Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Binjai Kota.

− Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

− Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Langkat.

Kecamatan Binjai Timur membawahi 7 kelurahan yaitu Kelurahan Tanah

Tinggi, Kelurahan Sumber Karya, Kelurahan Tunggurono, Kelurahan Timbang

Langkat, Kelurahan Sumber Mulyo Rejo, Kelurahan Dataran Tinggi, dan

Kelurahan Mencirim.

Menurut profil Kecamatan Binjai Timur tahun 2009, Kecamatan Binjai

Timur memiliki beberapa fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan masyarakat.

Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Binjai Timur adalah meliputi

SD/MI sebesar 34 unit, SMP/MTS sebesar 9 unit, dan SMA/SMK sebesar 7 unit.

Sementara itu, fasilitas kesehatan masyarakat yang terdapat di Kecamatan Binjai

Timur adalah meliputi puskesmas sebesar 1 unit, puskesmas pembantu sebesar 5

(68)

47

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh penderita demam berdarah

dengue yang terdaftar dalam rekam medis Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan

Binjai Timur tahun 2015 . Untuk memperoleh gambaran karakteristik responden

ini meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan.

Tabel 4.1 Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan Pekerjaan Responden di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

Jenis Kelamin Kasus Kontrol

(69)

48

Pada tabel diatas terlihat pada kelompok kasus jenis kelamin responden

terbanyak adalah perempuan (60%), responden paling banyak berumur 20-40

tahun (43,3%), Berdasarkan tabel diatas juga dapat diketahui bahwa mayoritas

responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (43,3%) serta responden terbanyak

berpendidikan SMA yaitu sebesar (50%). Sedangkan pada kelompok kontrol jenis

kelamin responden terbanyak adalah perempuan (60%), responden paling banyak

berumur 20-40 tahun (53,3%), Berdasarkan tabel diatas juga dapat diketahui

bahwa mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (36,7%) serta

responden terbanyak berpendidikan SLTP yaitu sebesar (63,3%).

4.2.2 Sanitasi Lingkungan Pemukiman 4.2.2.1 Tempat Penampungan Air Bersih

Tabel 4.2 Tempat Penampungan Air Bersih Responden di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

N o

Penampungan Air Bersih Kasus Kontrol

n % N %

1 Tersedia Air Bersih dirumah tanggga

a.Ya 30 100 30 100

2 Jenis air bersih yang digunakan

a.Tertutup 24 80,0 28 93,3

b.Terbuka 6 20,0 2 6,7

3 Air bersih disinari matahari

b.Ya 23 76,7 25 83,3

c. Tidak 7 23,3 5 16,7

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus 100%

tersedia air bersih dirumah responden, selain itu sebesar 80% jenis air bersih yang

digunakan tertutup, serta sebesar 76,7% air bersih yang tersedia disinari matahari.

(70)

49

selain itu sebesar 93,3% jenis air bersih yang digunakan tertutup, serta sebesar

83,3% air bersih yang tersedia disinari matahari.

4.2.2.2 Pengelolaan Sampah

Tabel 4.3 Pengelolaan Sampah Responden di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

No Pengelolaan Sampah Kasus Kontrol

N % n %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

30% responden yang memiliki tempat sampah, selain itu hanya sebesar 20%

tempat sampah kedap air, serta sebesar 90% pengelolaan sampah yang dapat

menampung air dengan cara dibakar. Sedangkan pada kelompok kontrol sebesar

53,3% responden yang memiliki tempat sampah, selain itu hanya sebesar 16,7%

tempat sampah kedap air, serta sebesar 20% pengelolaan sampah yang dapat

(71)

50

4.2.2.3 Ventilasi

Tabel 4.4 Ventilasi Responden di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

No Ventilasi Kasus Kontrol

n % n %

1 Ventilasi

a. Ada 30 100 30 100

2 Menggunakan kawat kasa nyamuk pada seluruh ventilasi rumah

a. Ya 3 10,0 15 50,0

b. Tidak 27 90,0 15 50,0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus seluruh

responden (100%) memiliki ventilasi dirumahnya, namun hanya sebesar 10%

responden yang memasang kawat kasa nyamuk diseluruh ventilasi rumah.

Sedangkan pada kelompok kntrol seluruh responden (100%) memiliki ventilasi

dirumahnya, namun hanya sebesar 50% responden yang memasang kawat kasa

nyamuk diseluruh ventilasi rumah.

4.2.2.4 Tempat Perindukan Nyamuk

(72)

51

9 Tempat minum burung 15 50,0 12 40,0

10 Saluran/talang air 9 30,0 3 10,0

11 Alas pot tanaman 9 30,0 3 10,0

12 Potongan pohon/bambu 7 23,3 3 10,0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus tempat

perindukan nyamuk didalam rumah terbanyak berada di penampung air dispenser

sebesar 53,3%. Sedangkan untuk diluar rumah tempat prindukan nyamuk

terbanyak adalah di botol bekas yaitu sebesar 70%. Sedangkan pada kelompok

kontrol tempat perindukan nyamuk didalam rumah terbanyak juga berada di

penampung air dispenser sebesar 53,3%. Sedangkan untuk diluar rumah tempat

prindukan nyamuk terbanyak adalah di botol bekas yaitu sebesar 63,3%.

4.2.2.5 Pemberantasan Sarang Nyamuk

Tabel 4.6 Observasi Lingkungan Rumah Tempat Perindukan Nyamuk disekitar Rumah Responden di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

No PSN dan tidak berserakan disekitar rumah

3 10 8 26,7

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus

(73)

52

penampungan air bersih dan tidak berlumut, selain itu 100% alas vas bungan tidak

berisi air. Namun hanya 10% responden yang membuat barang bekas seperti

kaleng, botol-botol dan plastik tertata rapi serta hanya sebesar 30% responden

memiliki jendela yang dilapisi kawat kasa.

Pada kelompok kontrol berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat bahwa

sebesar 76,7% tempat penampungan air bersih dan tidak berlumut, selain itu

86,7% alas vas bungan tidak berisi air. Namun hanya 26,7% responden yang

membuat barang bekas seperti kaleng, botol-botol dan plastik tertata rapi serta

hanya sebesar 43,3% responden memiliki jendela yang dilapisi kawat kasa.

Tabel 4.7 Kebiasaan Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk disekitar Rumah Pada Kelompok Kasus di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

No PSN

Jawaban

S % KK % TP %

1 Menguras dan menyikat tempat

penampungan air 6 20,0 18 60,0 6 20,0

2 Menutup rapat tempat penampungan

air 6 20,0 24 80,0 0 0

3 Mengubur/menyingkirkan barang

bekas yg dapat menampung air hujan 7 23,3 8 26,7 15 50,0

8 Tidak menggantung pakaian di dalam

kamar 10 33,3 8 26,7 12 40,0

9 Menggunakan obat anti nyamuk pada

pagi dan sore hari 3 10,0 18 60,0 9 30,0

Keterangan :

S: Selalu

KK: Kadang-kadang

(74)

53

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus hanya

sebesar 33,3% responden yang selalu tidak menggantung pakaian di dalam kamar

tidur sebesar 80% responden kadang-kadang menutup rapat tempat penampungan

air, serta sebesar 70% responden tidak pernah menaburkan abate di tempat yang

sulit dikuras, sebesar 70% responden tidak pernah memasang kawat kasa.

Tabel 4.8 Kebiasaan Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk disekitar Rumah Pada elompok Kontrol di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

No PSN

Jawaban

S % KK % TP %

1 Menguras dan menyikat tempat

penampungan air 6 20,0 15 50,0 9 30,0

2 Menutup rapat tempat penampungan

air 8 26,7 20 66,7 2 6,7

3 Mengubur/menyingkirkan barang

bekas yg dapat menampung air hujan 6 20,0 11 36,7 13 43,3

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kontrol hanya

sebesar 36,7% responden yang tidak menggantung pakaian di dalam kamar tidur

(75)

54

serta sebesar 53,3% responden tidak pernah menaburkan abate di tempat yang

sulit dikuras, sebesar 23,3% responden tidak pernah memasang kawat kasa.

Tabel 4.9 Sanitasi Lingkungan Pemukiman di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

(76)

55

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

56,7% responden memiliki sarana air bersih yang memenuhi syarat, sedangkan

pada kelompok kontrol sebesar 76,7% responden memiliki air bersih memenuhi

syarat.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

73,3% responden memenuhi syarat dalam pengelolaan sampah, sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 53,3% responden tidak memenhi syarat dalam

pengelolaan sampah.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

16,7% responden memiliki ventilasi yang memenuhi syarat, sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 73,3% responden memiliki ventilasi yang tidak

memenuhi syarat.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

70% responden memiliki tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya,

sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 36,7% responden memiliki tempat

perindukan nyamuk di sekitar rumahnya.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

73,3% responden memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 36,7% responden memiliki pencahayaan yang

memenuhi syarat.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

43,3% responden memiliki kelembaban yang memenuhi syarat sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 76,7 % responden yang memiliki kelembaban ruangan

(77)

56

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus sebesar

73,3% responden memberantas sarang nyamuk dengan baik sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 60% responden memberantas sarang nyamuk dengan

baik.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dengan variebel dependen. Meliputi

hubungan sarana air bersih, pembuangan air limbah, pengelolaan sampah,

ventilasi, tempat perindukan nyamuk, pencahayaan, kelembaban dan

pemberantasan sarang nyamuk dengan kejadian demam berdarah.

4.3.1 Hubungan Sanitasi Lingkungan pemukiman dan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan kejadian Demam Berdarah di Wilayah Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

Tabel 4.10 Hubungan Sanitasi Lingkungan pemukiman dengan kejadian Demam Berdarah di Wilayah Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016

(78)

57

2,513 hal ini berarti nilai p< 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti tidak ada

hubungan air bersih dengan kejadian DBD.

Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p= 0,035 hal ini berarti

nilai p <0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan pengelolaan

(79)

58

terjadinya DBD pada subjek yang pengelolaan sampahnya tidak memenuhi syarat

sebesar 1,718 kali dibandingkan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p= 0,0001 hal ini berarti

nilai p< 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan ventilasi dengan

kejadian DBD dengan nilai OR sebesar 3,361 yang artinya resiko terjadinya DBD

pada subjek yang ventilasinya tidak memenuhi syarat sebesar 3,361 kali

dibandingkan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p= 0,010 hal ini berarti

nilai p< 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan perindukan

nyamuk dengan kejadian DBD dengan nilai OR sebesar 1,846 yang artinya resiko

terjadinya DBD pada subjek yang tempat perindukan nyamuknya tidak memenuhi

syarat sebesar 1,846 kali dibandingkan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p= 0,004 hal ini berarti

nilai p< 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan pencahayaan

dengan kejadian DBD dengan nilai OR sebesar 2,111 yang artinya resiko

terjadinya DBD pada subjek yang pencahayaan nya tidak memenuhi syarat

sebesar 2,111 kali dibandingkan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p= 0,008 hal ini berarti

nilai p< 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan kelembaban

dengan kejadian DBD dengan nilai OR sebesar 2,190 yang artinya resiko

terjadinya DBD pada subjek yang kelembabannya tidak memenuhi syarat sebesar

2,190 kali dibandingkan kelompok kontrol.

(80)

59

Variabel P OR

(95% Cl) Kasus % Kontrol %

Pemberantasan Sarang

Nyamuk

Tidak Baik 8 26,7 18 60 0,009 1,962

(1.163-3.307)

Baik 22 73,3 12 40 Jumlah 30 100,0 30 100,0

Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh nilai p= 0,009 hal ini berarti

nilai p> 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada hubungan pemberantasan

sarang nyamuk dengan kejadian DBD dengan nilai OR sebesar 1,962 yang

artinya resiko terjadinya DBD pada subjek yang pemberantasan sarang

nyamuknya tidak memenuhi syarat sebesar 1,962 kali dibandingkan kelompok

(81)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Sanitasi Lingkungan Pemukiman 5.1.1.1 Tempat Penampungan Air Bersih

Sarana air bersih responden menunjukkan bahwa sarana air bersih

responden kelompok kasus pada umumnya adalah memiliki sarana air bersih yang

memenuhi syarat yaitu 17 responden (56,7%). Sedangkan Sarana air bersih

responden kelompok kontrol sebagian besar adalah memiliki Sarana air bersih

yang memenuhi syarat yaitu 23 responden (76,7%)

Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa sarana air bersih

yang digunakan berasal dari PDAM dan sebagian berasal dari sumur bor. Air

yang digunakan dalam kebutuhan sehari-hari biasanya langsung dibuang setelah

di pakai . hal ini dikarenakan kelompok kasus pada umumnya tidak mempunyai

bak mandi, jadi menggunakan ember untuk menampung air. Kebiasaan tersebut

membuat masyarakat tidak pernah menampung air yang terlalu lama. Air bersih

yang digunakan terkena sinar matahari yang berasal dari ventilasi yang ada di

kamar mandi. Seperti yang kita ketahui, nyamuk Ae.aegypti menyukai tempat

yang gelap dan lembab. Nyamuk spesies ini tidak meyukai TPA yang tersinari

langsung oleh matahari atau berhubungan langsung dengan tanah (Sungkar,

2002).

5.1.1.2 Pengelolaan Sampah

(82)

61

responden (73,3%) Sedangkan Pengelolaan sampah responden kelompok kontrol

sebagian besar adalah memiliki pembuangan air limbah yang memenuhi syarat

yaitu 16 responden (53,3%).

Berdasarkan observasi di lapangan penelitian diketahui bahwa masih

banyak masyarakat yang tidak mempunyai tempat sampah sendiri. Sampah yang

telah terkumpul akan di bakar dan ada yang langsung di buang ke sungai. Seperti

yang kita ketahui, pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat seperti

mengumpulkan sampah tanpa penanganan lanjut atau dibakar akan menyisakan

sampah-sampah yang dapat menampung air. Selain itu sampah yang berserakan di

sekitar rumah yang dapat menampung air akan berpotensi untuk menjadi tempat

perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

5.1.1.3 Ventilasi

Ventilasi responden menunjukkan bahwa ventilasi responden kelompok

kasus sebagian besar adalah tidak memenuhi syarat yaitu 25 responden (83,3%)

dan sedangkan ventilasi responden kelompok kontrol sebagian besar adalah

memiliki Ventilasi yang memenuhi syarat yaitu 22 responden (73,3%)

Pemasangan kawat kasa pada ventilasi adalah salah satu cara untuk

mencegah DBD. Dengan dipasangnya kawat kasa pada ventilasi rumah di

harapkan memperkecil nyamuk Ae.aegypti untuk masuk kedalam rumah. Pada

penelitian ini ventilasi rumah dikatakan memenuhi syarat apabila lubang ventilasi

terpasang kawat kasa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umumnya masyarakat

(83)

62

5.1.1.4 Tempat Perindukan Nyamuk

Tempat perindukan nyamuk pada kelompok kasus sebesar 70% responden

ada memiliki tempat perindukan nyamuk di sekitar rumahnya, sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 63,3% responden tidak memiliki tempat perindukan

nyamuk di sekitar rumahnya.

Tempat perindukan nyamuk pada penelitian ini adalah tempat yang

berpotensi untuk nyamuk berkembangbiak yaitu genangan air. Pada penelitian ini

peneliti ingin mengetahui apakah ada genangan air yang terdapat di tempat

perindukan nyamuk. Pengukuran tempat perindukan nyamuk dengan kejadian

DBD diukur berdasarkan keberadaan tempat penampungan air di sekitar rumah

responden yaitu berupa tempat penampungan air harian seperti bak mandi, ember,

gentong, tanki reservoir dan sebagainya. Kemudian melihat keberadaan tempat

penampungan air bukan harian seperti vas bunga, tempat minum burung, bak

kontrol, kulkas/dispenser, kaleng, botol, ban bekas, plastik bekas dan sebagainya.

Menurut Depkes RI (2002), jenis tempat penampungan air berhubungan dengan

keberadaan jentik karena nyamuk Ae. aegypti lebih menyukai tempat

penampungan air yang berwarna gelap, terbuka dan terletak pada tempat yang

tidak terkena sinar matahari.

Bedasarkan hasil observasi di lapangan penelitian diketahui bahwa ada

genangan air yang ada di botol-botol bekas, ban bekas, plastik dan sebagainya.

Di sebagian rumah responden banyak dikelilingi bambu yang dapat berpotensi

(84)

63

5.1.1.5 Pencahayaan

Pencahayaan responden menunjukkan bahwa pencahayaan responden

kelompok kasus sebagian besar adalah memenuhi syarat yaitu 22 responden

(73,3%) dan Sedangkan pencahayaan responden kelompok kontrol sebagian besar

adalah memiliki pencahayaan yang memenuhi tidak memenuhi syarat yaitu 19

responden (63,3%)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pada

kelompok kasus dan kontrol jumlah responden yang memiliki pencahayaan yang

memenuhi syarat hanya sedikit dan banyak penderita DBD yang pencahayaan

ruangannya tidak memenuhi syarat. Hal ini dapat terjadi karena kelompok kasus

pada umumnya tidak membuka jendela rumah dan kamar tidur setiap hari dan

pemukiman yang padat penduduk menjadikan masyarakat tidak mau membuka

jendela sehingga tidak ada pembuatan jendela yang dapat dijadikan sebagai jalan

masuknya cahaya ke ruangan. Kurangnya pencahayaan di dalam rumah

menyebabkan rumah menjadi redup dan lembab. Kondisi inilah yang disenangi

nyamuk Ae.aegypti sebagai tempat peristirahatannya.

5.1.1.6 Kelembaban

Kelembaban responden menunjukkan bahwa Kelembaban responden

kelompok kasus sebagian besar adalah tidak memenuhi syarat yaitu 17 responden

(56,7%) dan sedangkan Kelembaban responden kelompok kontrol sebagian besar

adalah memiliki Kelembaban yang memenuhi syarat yaitu responden (76,7%).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa hampir

seluruh responden baik kasus maupun kontrol memiliki kelembaban rumah yang

Gambar

Gambar 1. Foto bersama responden
Gambar 3. Lingkungan rumah responden
Gambar 4. Foto dengan responden
Tabel 4.1 Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan dan Pekerjaan Responden di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini berupa kegiatan kerja praktek yang mencakup wawancara pada karyawan PT Bio

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh

[r]

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kami menyatakan penjelasan pekerjaan paket Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Kejaksaan Tinggi Banten Tahun

1) Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan. 2) Kewenangan akreditasi

DIEDIT ULANG BAP -S/M PROV.JABAR SEPTEMBER 2007 3 Pelaksanaan Evaluasi Diri Oleh Sekolah/Madrasah Pengajuan Akreditasi Oleh Sekolah/Madrasah MEKANISME PELAKSANAAN

Pada hari ini, Senin tanggal tiga puluh bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Belas, kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah

Dari beberapa strategi yang sudah dilakukan oleh UKSW didapatkan hasil yang paling berimbas dalam peningkatan jumlah mahasiswa adalah dengan cara face to face selling