• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG SIFAT INDOOR/OUTDOOR

Ruang Security PRIVAT INDOOR Ruang CCTV Ruang M&E Pantry PUBLIK Lavatory

Tabel 10. Studi Fasilitas Penunjang (Sumber: Hasil survey dan Dokumentasi Pribadi)

Tabel 11. Studi Fasilitas Pendukung (Sumber: Hasil survey dan Dokumentasi Pribadi)

138 | P A A 7 1 Pola Ruang

Pola ruang merupakan merupakan analisis dari pengelompokan aktivitas pada pembahasan sebelumnya. Pada proyek ini pola ruang dibedakan menjadi pola ruang kantor pengelola dan pabrik produksi.

a. Pola ruang kantor pengelola

b. Pola ruang pabrik produksi

Bagan 8. Pola Ruang Kantor Pengelola (Sumber: Hasil survey dan Dokumentasi Pribadi)

Bagan 9. Pola Ruang Pabrik Produksi (Sumber: Hasil survey dan Dokumentasi Pribadi)

139 | P A A 7 1 Studi Ruang Khusus

Studi ruang khusus pada pabrik pengolahan kelapa sawit ini dilakukan pada fasilitas utama yaitu area produksi. 1. Stasiun Sortasi

Dalam pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, dibutuhkan bahan baku yang selalu segar sehingga tidak memerlukan gudang penyimpanan karena tandan buah segar kelapa sawit yang didatangkan langsung dari perkebunan kelapa sawit langsung masuk ke stasiun sortasi dan lalu diolah. Pada stasiun sortasi ini TBS kelapa sawit langsung diperoleh dari truk-truk muatan bahan baku, untuk memindahkan TBS kelapa sawit dari stasiun sortasi ke loading ramp juga membutuhkan bantuan alat berat berupa bulldozer sehingga stasiun ini harus direncanakan sirkulasi untuk kendaraan berat serta perkerasan yang tepat. Selain itu juga, lokasi stasiun sortasi harus berada lebih tinggi dari loading ramp, karena pada stasiun loading ramp menggunakan gaya gravitasi sehingga TBS kelapa sawit dapat turun langsung masuk kedalam lori-lori buah. Stasiun sortasi sebaiknya diberi atap sehingga TBS kelapa sawit tidak terkena cahaya matahari langsung ataupun air hujan karena dapat merusak kualitas dari TBS kelapa sawit.

140 | P A A 7 1 2. Loading Ramp

Setelah melalui proses sortasi, Tandan buah segar kelapa sawit yang layak olah dimasukkan kedalam loading ramp untuk dimasukkan kedalam lori buah dengan menggunakan gaya gravitasi dan bantuan tenaga manusia secara manual.

Luasan = 38m x 20m = 760 m2

Gambar 73. Kebutuhan Luasan Stasiun Sortasi (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

141 | P A A 7 1 Luasan = 36m x 9.5m = 342 m2

Gambar 74. Kebutuhan Luasan Loading Ramp (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

Gambar 75. Detail Luasan Loading Ramp (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

142 | P A A 7 1 3. Sterilizer/Perebusan

TBS kelapa sawit yang berada di loading ramp akan dimasukkan kedalam lori-lori buah yang ditarik dengan tenaga manusia untuk dimasukkan kedalam mesin sterilizer horisontal. Perebusan dilakukan dalam suhu 130oC dengan tekanan 2,8-3 bar. Perebusan ini dimaksudkan untuk mengurangi lipase yang ada pada buah sawit. Pada proses perebusan, lori buah ikut dimasukkan kedalam sterilizer. Jumlah mesin sterilizer untuk kapasitas pabrik 45ton/jam ini adalah 2 buah, setiap mesin sterilizer bekerja untuk merebus 5 lori buah.

Luasan = (69m x 18m)+(8m x 22m) = 1418 m2 Gambar 76. Kebutuhan Luasan Stasiun Perebusan

143 | P A A 7 1 4. Tippler/Pendinginan

Setelah proses perebusan, buah sawit yang bersuhu tinggi didiamkan terlebih dahulu didalam mesin tippler yang merupakan mesin penuang buah sawit. Lalu buah sawit dituang menuju tippler hopper.

Luasan = (37m x 18m)+(8m x 2m)+(4.7m x 6m) = 710.2 m2 Gambar 77.Kebutuhan Luasan Stasiun Tippler (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

144 | P A A 7 1 5. Perontokan Buah/Thresher

Buah sawit yang sudah direbus dipisahkan dari janjangannya dengan cara pembantingan dengan masin thresher. Hasil akhir dari proses ini adalah buah sawit/brondolan yang masih mengandung biji dan fiber.

Luasan = (4.5m x 8.6m)+(0.85m x 7m) = 44.65 m2 Gambar 78.Kebutuhan Luasan Stasiun Thresher

145 | P A A 7 1 6. Digester & Screw Press

Buah sawit yang telah dilepaskan dari janjangannya dibawa menuju mesin digester untuk dipisahkan daging buah dengan bijinya (nut) dan dilumatkan dengan cara dicincang. Mesin ini merupakan satu rangkaian dengan screw press, daging buah yang

sudah terpisah dengan bijinya di lakukan

pengepressan untuk diambil minyak kasarnya. Pada stasiun ini juga menghasilkan fiber.

Luasan = (13m x 9m)+(4m x 0.85m)+(3.5m x 0.9m) = 123.55 m2 Gambar 79. Kebutuhan Luasan Stasiun Digester & Screw

146 | P A A 7 1 7. Klarifikasi/Pemurnian

Minyak kasar yang di alirkan menuju stasiun klarifikasi untuk dilakukan pemurnian, terdapat 3 proses yaitu CST (Continous Settling Tank) untuk memisahkan minyak dari lumpur, oil tank untuk memisahkan minyak dengan air dengan sistem berat jenis serta proses vaccum untuk menghilangkan kandungan air dalam minyak sawit.

Luasan = (4.8m x 5.4m)+(7m x 5.7m)+

(12m x 5,35m)+(19.9m x 4.7m) = 223.55 m2 Gambar 80.Kebutuhan Luasan Stasiun Klarifikasi

147 | P A A 7 1 8. Stasiun Demineralisasi Air

Dalam beberapa proses pengolahan kelapa sawit membutuhkan air demin atau air yang sudah di demineralisasi, karena bagi mesin tersebut, mineral dalam air dapat merusak mesin. Air demin ini banyak digunakan pada mesin boiler.

9. Pengolahan Kernel

Biji sawit yang telah dipisahkan dari dagingnya pada mesin digester disalurkan menuju ke stasiun pengolahan kernel untuk dibersihkan dari fiber dan dilakukan pemisahan antara cangkang dan kernel (inti). Kernel yang sudah dikeringkan lalu disalurkan

Luasan = 6m x 11m= 66 m2

Gambar 81. Kebutuhan Luasan Stasiun Demineralisasi Air (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

148 | P A A 7 1 menuju Kernel Bulk Silo lalu dapat dijual kembali. Sedangkan fiber dan cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler. Pengolahan biji sawit dibagi menjadi 6 proses:

a. Cake Breaker Conveyor (CBC)

Gumpalan cake dari stasiun screw press

dipecahkan pada proses ini. b. Depericarper

Nut dibersihkan kembali dari fiber yang masih melekat, fiber lalu dibawa menuju ke stasiun boiler untuk dijadikan bahan bakar. Pada proses ini menggunakan prinsip berat massa, fiber dengan massa yang ringan akan terhisap oleh fan sedangkan nut akan jatuh ke Nut Polishing Drum. c. Ripple Mill

Pada proses ini nut dipecahkan dengan

menggunakan rotor dan ripple plate sehingga terpisahkan antara cangkang dan kernelnya.

d. ClayBath

Dilakukan pemisahan cangkang dan inti sawit yang besar dan beratnya hampir sama. Pada proses ini menggunakan prinsip berat jenis. Cangkang dengan berat jenis yang lebih besar akan

149 | P A A 7 1 tenggelam dalam cairan sedangkan kernel akan terapung.

e. HydroCyclone

Proses ini merupakan proses final untuk memisahkan cangkang dari intinya sekaligus mengurangi kadar kotoran dalam inti sawit.

f. Kernel Dryer

Kadar air pada kernel dikurangi pada proses ini, karena semakin tinggi kadar air dalam kernel maka semakin rendah nilai penjualan kernel tersebut.

Luasan = 9.7m x 26.5m= 257.05 m2

Gambar 82. Kebutuhan Luasan Stasiun Pengolahan Kernel (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

150 | P A A 7 1 10. Kernel Bulk Silo

Kernel Bulk Silo (KSB) merupakan tempat penyimpanan kernel yang telah selesai di proses dan telah bersih namun masih dalam keadaan basah. Stasiun ini akan mengurangi kadar air dalam kernel hingga 7% dengan menggunakan suhu 50oC-70oC. Pada stasiun ini, kernel akan diambil oleh konsumen dengan menggunakan truk.

11. Boiler

Boiler merupakan ketel uap yang menjadi sumber tenaga dan uap yang dipakai dalam pengolah kelapa sawit. Uap yang dihasilkan dari boiler ini digunakan pada proses perebusan/sterilizer dan stasiun

Luasan = 15m x 5m= 75 m2

Gambar 83.Kebutuhan Luasan Kernel Bulk Silo (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

151 | P A A 7 1 klarifikasi/pemurnian. Oleh karena itu, uap harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan menggunakan air demineralisasi sehingga tidak merusak kualitas dari CPO yang dihasilkan. Selain digunakan untuk proses pengolahan, uap juag

digunakan untuk mnggerakan turbin yang

menghasilkan tenaga listrik. Bahan bakar dari boiler adalah cangkang sawit dan fiber yang merupakan limbah pengolahan kelapa sawit.

Luasan = 24m x 14.5m= 348 m2

Gambar 84.Kebutuhan Luasan Stasiun Boiler (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

152 | P A A 7 1 12. CPO Storage

Merupakan tanki-tanki penyimpanan CPO (Crude Palm Oil) yang telah selesai di proses dan siap untuk didistribusikan. Kapasitas dari masing-masing tanki adalah 2000 ton.

Luasan = 44.6m x 20.8m= 927.68 m2

Gambar 85. Kebutuhan Luasan CPO Storage (Sumber: Hasil Survey & Dokumentasi Pribadi)

153 | P A A 7 1 Studi Kebutuhan Luas Bangunan dan Lahan

FASILITAS UTAMA NO RUANG KEBUTUHAN

Dokumen terkait