• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fasilitasi Wilayah/Infrastruktur

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 73-81)

2005 2006 2007 2008 2009 1. Angka partisipasi angkatan

2. Fasilitasi Wilayah/Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur akan meningkatkan mobilitas manusia dan barang antar daerah dan antara kabupaten/kota, yang meliputi fasilitas transporlasi (jalan, jembatan, pelabuhan), fasilitas kelistrikan, fasilitas komunikasi, fasilitas pendidikan, dan fasilitas air bersih. Tersedianya infrastruktur yang memadai merupakan nilai tambah bagi perwujudan pembangunan suatu kota.

a. Aksesbilitas Daerah

Kota Semarang selain merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah, juga merupakan jalur perlintasan dari wilayah barat (Jakarta) menuju wilayah Timur (Surabaya) dan Selatan (Jogyakarta) atau sebaliknya sehingga Kota Semarang merupakan penopang jalur distribusi perekonomian Jawa Tengah. Kondisi infrastruktur merupakan unsur penting yang perlu mendapatkan perhatian agar dapat berfungsi dengan optimal.Dalam mendukung aksesibilitas, Kota Semarang memiliki panjang jalan yang semakin meningkat dalam 5 tahun terakhir ini yaitu 2.762,62 km tahun 2005 menjadi 2.778,29 km pada tahun 2009. Daya saing lainnya di bidang Sarana prasarana perhubungan adalah dimilikinya pelabuhan udara/laut, terminal bus, stasiun kereta api yang mampu menghubungkan seluruh kota di Indonesia.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 74 Tabel 2.54

Aspek Daya Saing dalam Bidang Aksesibilitas Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0,0040 0,0037 0,0034 0,0032 0,0030 - Panjang jalan 2.762,62 2.762,62 2.771,54 2.778,29 2.778,29 - Jumlah kendaraan 695.168 751.407 810.034 867.901 919.699 2. Jumlah orang/penumpang terangkut angkutan umum

- orang terangkut 13.593.860 11.659.645 11.811.089 8.168.046 9.058.197 - barang terangkut 6.025.208 6.501.749 7.142.156 7.333.082 7.507.390 3. Jumlah orang.barang melalui dermaga/bandara/ terminal

- Dermaga - orang 297.833 367.257 363.847 427.503 392.498 - barang 6.009.231 6.482.575 7.122.774 7.314.341 7.487.270 - Bandara - orang 1.155.234 1.379.552 1.367.280 1.370.012 1.626.706 - barang 15.977.228 19.173.996 19.382.115 18.741.442 20.120.479 - Terminal - orang 8.900.278 6.704.832 7.122.511 3.252.281 Uraian Tahun

Sumber : Data Olahan Dinhubkominfo Kota Semarang, 2010 b. Penataan wilayah

Sebagaimana Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang, penataan wilayah Kota Semarang terbagi menjadi kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan yang berfungsi budidaya. Kawasan Lindung, meliputi kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya, kawasan lindung setempat dan kawasan rawan bencana. Kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya adalah kawasan-kawasan dengan kemiringan >40% yang tersebar di wilayah bagian Selatan. Kawasan lindung setempat adalah kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan waduk, dan sempadan mata air. Kawasan lindung rawan bencana merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan bencana longsor dan gerakan tanah.

Kawasan Budidaya, merupakan kawasan yang secara karakteristik wilayah

dikembangkan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah. Kawasan yang dikembangkan berdasarkan potensi dan karakteristik wilayah adalah sebagai berikut :Kawasan Perdagangan dan Jasa, Kawasan Permukiman, perdagangan dan Jasa, Kawasan Pendidikan, Kawasan Pemerintahan dan Perkantoran, Kawasan Industri, Kawasan olahraga, Kawasan Wisata /Rekreasi, Kawasan perumahan dan permukiman, Kawasan pemakaman Umum, Kawasan Khusus dan Kawasan Terbuka Non Hijau. Namun seiring

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 75

dengan pesatnya perkembangan pembangunan Kota terdapat kompensasi yang tak bisa dihindari dalam tata guna lahan, yaitu tingginya ratio perubahan alih fungsi lahan. Hal ini ditandai dengan timbulnya pusat-pusat kegiatan baru seperti kawasan industri, perdagangan/jasa dan tumbuhnya kawasan-kawasan permukiman daerah pinggiran kota.

c. Ketersediaan air bersih

Penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kota Semarang pada saat ini terbagi ke dalam 2 (dua) sistem, yaitu sistem jaringan perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan sistem non perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh penduduk. Untuk pelayanan dengan sistem perpipaan meliputi hampir seluruh kecamatan-kecamatan di Kota Semarang, kecuali Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati, Pemanfaatan air tanah (non perpipaan), khususnya di Kota Semarang bagian bawah, seharusnya dihindarkan untuk menghindarkan dampak lingkungan yang terjadi. Sistem jaringan perpipaan di Kota Semarang ini pelayanan dan pengelolaannya dilakukan oleh PDAM dengan cakupan pelayanan 15 kecamatan dari 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang. Daya saing ketersediaan air besih akan semakin membaik dengan selesainya pembangunan waduk Jatibarang.

Tabel 2.55

Aspek Daya Saing dalam Bidang Ketersediaan Air Bersih Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

Persentase RT menggunakan air bersih

33,08 32,01 32,74 31,52 29,05

- Pemakaian Air Bersih RT 32.962.642 32.676.827 34.042.026 34.277.257 34.277.257 - RT berlangganan PDAM 112.915 112.650 115.358 117.844 120.204 - Jumlah RT 341.314 351.881 352.369 373.920 413.806

Uraian Tahun

Sumber : Data Olahan Kantor PDAM Kota Semarang, 2010

d. Fasilitas listrik dan telepon

Perkembangan jaringan telekomunikasi beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan, terlihat dengan banyaknya satuan sambungan yang dipasarkan kepada masyarakat. Jika dilihat dari sebaran tiap kecamatan yang ada, maka jaringan telepon telah menjangkaunya seluruh kelurahan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 76

yang ada di tiap-tiap kecamatan. Ketersediaan daya listrik sangat memungkinkan bagi pengembangan investasi.

Tabel 2.56

Aspek Daya Saing dalam Bidang Fasilitas Listrik dan Telepon Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

Rasio ketersediaan daya listrik

- Daya listrik terpasang (semua gol tarif) 789,384,776 828,093,447 872,034,107 872.034.017*) 872.034.017*) - Kebutuhan

Prosentase RT yang menggunakan listrik 85% 85% 86% 81% 73%

- RT yang menggunakan listrik 290,377 299,682 301,687 301.687*) 301.687*) - Jumlah RT 341,314 351,881 352,369 373,920 413,806 Prosentase penduduk yang menggunakan

HP/Telpon - 58,12/56,10 64,79/35,11 74,65/31,93

-Uraian Tahun

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2009, BPS Kota Semarang

e. Ketersediaan Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Tersedianya fasilitas hotel dan restoran merupakan capaian kinerja daya saing bidang perdagangan dan jasa. Pertumbuhan Hotel darn Restoran baru yang terjadi selama ini merupakan salah satu bahwa pertanda bahwa potensi ekonomi masyarakat masih akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.57

Aspek Daya Saing dalam Bidang Ketersediaan Perdagangan dan Jasa Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

1 Restoran 25 29 29 29 32 2 Rumah Makan 102 102 102 109 109 3 Cafe 14 14 14 19 19

4 Hotel Berbintang 28 28 28 28 34

5 Hotel non Berbintang 56 54 56 56 51

6 Pasar Tradisional Pasar Kota 4 4 9 9 9 Pasar Wilayah 11 11 21 21 21 Pasar Lingkungan 29 29 37 37 37 7 Pasar Modern Mall/ Plaza 11 11 12 12 13 Swalayan/Supermarket/Toserba 53 54 117 148 167 Pasar Grosir 3 3 3 3 3 Uraian Tahun No

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 77 3. Fasilitas Iklim Berinvestasi

Daya tarik investor untuk memanamkan modalnya sangat dipengaruhi faktor-faktor seperti tingkat suku bunga, kebijakan perpajakan dan regulasi perbankan, sebagai infrastruktur dasar yang berpengaruh terhadap kegiatan investasi. Iklim investasi juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendorong berkembangnya investasi antar lain fasilitas keamanan dan ketertiban wilayah, kemudahan proses perjinan, dan ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Dilihat peringkat daya saing investasi, sebagaimana berikut.

Tabel 2.58

Aspek Daya Saing Investasi dalam Bidang Peringkat Penghargaan Investasi Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

1. Pro Investasi se-Jawa Tengah Peringkat 3 - Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 6 2. Kemudahan Investasi Kota Besar

Indonesia

- - - - Peringkat

13

3. Sertifikasi ISO 9001-2008 - - - - 9 Perijinan

Nama Prestasi Tahun

Sumber BPPT Kota Semarang

a. Keamanan dan Ketertiban

Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban sampai dengan tahun 2009 relatif kondusif bagi berlangsungnya aktivitas masyarakat maupun kegiatan investasi. Berbagai tindakan kejahatan kriminalitass, unjuk rasa dan mogok kerja yang merugikan dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dapat ditanggulangi dengan sigap oleh apratur pemerintah. Situasi tersebut juga didorong oleh pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungannya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 78 Tabel 2.59

Aspek Daya Saing bidang Iklim Berinvestasi Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

1. Angka Kriminalitas

- Jumlah Kriminalitas 195 139 117 107 108 - Pertikaian antar warga 6 2 5 - -2. Jumlah Demo

- Unjuk rasa (politik & ekonomi) 258 43 102 60 119

- Mogok kerja 5 2 1 0 0

Uraian Tahun

Sumber : 8 Kel. Data Pengembangan SIPD, BPS Kota Semarang 2010

b. Kemudahan Perijinan

Faktor pendukung yang sangat erat kaitannya dalam melakukan investasi adalah prosedur dan tata cara perolehan ijin atau pengurusan ijin untuk berinvestasi. Proses perijinan dalam berinvestasi dilaksanakan dengan pelayanan perijinan satu pintu (One Stop

Services), melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

Semarang. Kepastian prosedur, waktu dan keamanan perijinan merupakan kinerja utama pelayanan investasi.

Tabel 2.60

Aspek Daya Saing dalam Bidang Kemudahan Perijinanan Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

Lama proses perijinan

- Jumlah ijin 8.020 8.911 9.902 12.726 15.309

- Jumlah hari (x) (x) sesuai SPP sesuai SPP sesuai SPP

Uraian Tahun

Catatan : (x) Data tidak tersedia

Sumber : Data Olahan SPP-BPPT Kota Semarang, 2010

Dengan rangka memberikan kemudahan Pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kota telah melaksanakan pelayanan perijinan sesuai dengan SPP (Standar Pelayanan Publik) dengan menjalankan OSS (one Stop Service) secara konsisten, sehingga tercipta citra yang positif mengenai iklim investasi.

c. Pengenaan Pajak Daerah

Penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) salah satunya berasal dari Pos Pajak Daerah yang pelaksanaannya mendasarkan pada Peraturan perundang-udangan yang berlaku.

Perkembangan penerimaan pajak selama tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami pertumbuhan yang meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 22%

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 79

per tahun. Pada tahun 2005 penerimaan pajak daerah sebanyak Rp. 295.920.738.676,- sampai dengan tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 619.479.144.948,-. Sedangkan jenis dan klasifikasi pengenaan pajak daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang No. 10 Tahun 2007 tentang Biaya Pemungutan Pajak Daerah. Upaya penyesuaian terhadap regulasi yang baru mutlak segera dilakukan agar daya saing di bidang pajak mampu segera diakomodasi. Secara rinci penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) kota Semarang selama kurun waktu lima tahun sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2.61

Aspek Daya Saing bidang Pengenaan Pajak Daerah Kota Semarang Tahun 2005-2009 2005 2006 2007 2008 2009 1. Pajak Daerah - Pajak daerah 814.120.538 1.366.490.201 366.062.375 22.188.743.528 23.000.974.050 - Pajak Restoran 1.019.522.341 1.503.299.089 851.025.259 21.089.741.652 24.811.040.343 - Pajak Reklame 69.447.500 406.369.250 844.883.420 16.824.197.531 16.063.853.958 - Pajak Penerangan Jalan 3.745.012.698 524.412.058 2.315.059.197 76.597.927.551 82.814.660.277 - Pajak Pengambilan Bahan Galian C 81.772 1.664.008 506.600 112.046.400 100.156.400 - Pajak Parkir 8.765.290 2.252.621.280 2.414.306.952 23.562.679.011 2.780.941.510 - Pajak Hiburan 216.517.585 4.832.539.716 4.564.000.000 4.084.858.928 4.933.660.602 2. Retribusi Daerah

- Rtribusi dari Dinas Pendidikan 876.789.000 936.695.000 1.052.019.500 1.182.304.000 - Retribusi dari Dinas Kesehatan 4.317.853.905 4.718.060.581 4.850.286.317 3.713.280.772 3.631.995.000 - Retribusi RSUD 11.587.381.768 4.718.060.581 2.557.968.300 25.056.418.577 27.687.010.044 - Retribusi DPU 101.591.850 2.497.638.750 2.948.722.100 3.150.935.971 - Retribusi DTKP 16.210.006.810 60.360.233.500 3.784.757.660 18.624.074.995 14.816.299.082 - Retribusi Dinas Kebakaran 27.263.000 28.032.500 18.405.000 34.731.000 39.145.000 - Retribusi Pertamanan 327.154.450 6.360.233.500 120.987.500 12.343.349.200 - Retribusi BLH 100.825.000 112.110.000 121.915.000 138.540.000 185.930.000 - Retribusi Kebersihan 5.418.004.083 5.531.580.553 5.653.347.500 5.822.427.925 5.952.604.012 - Retribusi Dispenduk Capil 2.895.956.000 35.697.633.500 3.600.275.500 5.822.427.925 5.952.604.012 - Retribusi Dinas Budaya Pariwisata 898.825.700 1.058.437.250 1.929.031.510 3.232.390.683 2.524.391.800 - Retribusi Dinas Pasar 7.971.795.472 7.941.473.889 6.175.306.020 9.824.245.886 12.097.540.723 - Retribusi Dinas Perhubungan

- Tempat Khusus Parkir 499.565.000 496.062.000 513.649.000 466.661.000 519.859.000 - Tempat Terminal 432.722.250 326.183.300 365.299.300 362.020.300 333.390.200 - Tempat Pengujian Kendaraan 4.332.963.200 4.621.849.110 2.231.698.300 4.824.373.600 4.214.514.490 - Parkir tepi jalan umum 979.729.158 1.350.543.669 5.962.280.950 1.940.869.900 1.583.697.100 - Retribusi Sekda 771.304.782 909.630.400 1.057.862.600 6.236.699.235 - Retribusi Disospora - - - - 2.112.665.250 - Retribusi PSDA - - - - 78.700.000 - Retribusi Bina Marga - - - - 2.997.110.965 - Retribusi PJPR - - - - 12.669.944.300 3. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

- PBB 58.923.184.632 69.709.767.169 86.909.685.684 101.063.831.233 110.326.958.196 - BPHTB 42.525.163.172 52.558.654.386 59.103.394.867 81.242.908.408 80.697.709.086 - PPH OPDN & Pasal 21 25.316.551.632 25.054.215.226 31.363.363.113 45.449.289.132 25.037.115.402 - PPH Ps 25/29 - - - 870.685.527 30.433.825.506 - SDA - 957.947.262 1.399.541.725 1.279.583.733 1.095.964.143 - BahanBakar Kendaraan Bermotor 23.010.132.337 45.913.232.705 43.740.013.891 48.978.502.712 56.054.576.939 - Pajak Kendaraan Bermotor 82.522.507.751 78.270.526.071 51.775.744.654 59.224.119.299 63.168.610.815 - Bagi Hasil P2AP - 504.533.464 699.851.293 793.675.343 758.696.743

295.920.738.676

421.520.729.968 329.291.251.087 606.138.540.957 619.476.144.948

Uraian Tahun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 80 4. Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk suatu daerah bisa jadi merupakan asset manakala kualitas tenaga kerja yang tersedia sama dengan lapangan kerja yang tersedia. Struktur dan Komposisi penduduk berdasarkan rasio ketergantungan penduduk semarang masih sangat ideal. Sedangkan dari sisi kualitas sumber daya manusia, dengan banyaknya perguruan tinggi dan lembaga-lembaga ketrampilan yang ada, akan mampu menopang kebutuhan pasar. Secara umum daya saing sumber daya manusia dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.62

Aspek Daya Saing dalam Bidang Sumber Daya Manusia Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

1. Penduduk < 15 dan > 64 tahun 370,234 373,024 378,709 385,983 392,565 2. Penduduk 15 - 64 tahun 1,050,184 1,061,001 1,075,885 1,095,661 1,114,359

Rasio Ketergantungan 35.25% 35.16% 35.20% 35.23% 35.23%

Uraian Tahun

sumber : Kota Semarang Dalam Angka, BPS Kota Semarang Th. 2009

Aspek daya saing PTN/PTS merupakan daya tarik yang strategis yang dapat berfungsi sebagai multiplier effect pada kawasan pinggiran yang pertumbuhannya stagnan atau belum berkembang, sehingga dapat meningkatkan investasi dan sebagai upaya pemerataan pertumbuhan wilayah pinggiran .

Tabel 2.63

Aspek Daya Saing dalam Jumlah PTN/ PTS di Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

Perguruan Tinggi Negeri 3 3 3 3 3 Perguruan Tinggi Swasta 56 59 59 59 60

Uraian Tahun

sumber : Kota Semarang Dalam Angka, BPS Kota Semarang Th. 2009

Dilihat dari tabel diatas dari tahun 2005 sampai dengan 2009 jumlah PTS di Kota Semarang menunjukkan peningkatan yang cukup baik, hal ini dimungkinkan karena kondisi Kota Semarang yang kondusif dan aman, sehingga menjadi salah satu faktor daya tarik orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Kota Semarang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010-2015 II - 81

Semakin berkembangnya sarana prasarana kesehatan yang lebih lengkap dan modern di Kota Semarang, diharapkan dapat menjadikan Kota Semarang sebagai kota destinasi bagi masyarakat luar untuk datang dengan tujuan memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Dilain pihak dengan semakin adanya kemudahan dalam berinvestasi dan didukung dengan infrastruktur Kota yang memadai diharapkan Semarang juga menjadi tujuan investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk pelayanan kesehatan.

Tabel 2.64

Aspek Daya Saing dalam Jumlah Sarana Prasarana Rumah Sakit di Kota Semarang Tahun 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

1 Rumah Sakit Umum

Type A - - - - 1

Type B 4 5 5 5 4

Type C 8 8 9 9 11

Type D 2 1 1 1 1

Type E - -

-2 Rumah Sakit Jiwa 1 1 1 1 1

3 Rumah Sakit Paru-paru - - - -

-4 Rumah Sakit Kusta - - - -

-5 Rumah Sakit OP - - -

-6 Rumah Sakit Bedah Plastik 1 1 1 1 1

7 Rumah Sakit Bersalin 4 4 4 4 3

8 Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) 4 4 4 4 5

9 Rumah Bersalin/ Pondok Bersalin 23 23 23 23 29

10 Puskesmas - Puskesmas Perawatan 11 11 11 11 13

- Puskesmas non Perawatan 26 26 26 26 24

12 Puskesmas Pembantu 34 33 33 33 34

13 Puskesling 37 37 37 37 37

14 Kelurahan PKMD 177 177 177 177 177

15 Posyandu yang ada 1.393 1.446 1.454 1.454 1.496 16 Posyandu yang aktif 1.383 1.442 1.454 1.454 1.496 17 Kader Kesehatan yang ada 9.694 10.474 10.900 10.900 11.049 18 Kader Kesehatan yang aktif 8.213 9.173 9.238 9.238 11.049 19 Apotik 258 310 316 316 360

20 Pedagang Besar Farmasi 254 254 254 254 254

21 Industri Farmasi 25 25 25 25 25

22 Laboratorium Klinik Swasta 30 31 33 33 33

No. Uraian Tahun

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 73-81)

Dokumen terkait