NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUS AT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB UPATEN/ KOTA
1 2 3 4 5
1. Perencanaan Kawasan Transmigrasi Penetapan dan perencanaan kawasan transmigrasi. Pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi di Dae rah kabupaten/kota.
2. Pe mbangunan Kawasan Transmigrasi a. Pe mbangunan satuan permukiman di ka wasan transmigrasi.
b. Penataan pesebaran penduduk yang berasal lintas Daerah provinsi.
Penataan pesebaran penduduk yang berasal dari lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Penataan pesebaran penduduk yang berasal dari 1 (satu) Dae rah kabupaten/kota.
3. Pengembangan Kawasan Transmigrasi
a. Pengembangan kawasan transmigrasi.
b. Pengembangan satuan permukiman pada tahap penyesuaian.
Pengembangan satuan permukiman pada tahap pemantapan.
Pengembangan satuan permukiman pada tahap ke mandirian.
II. MANAJ EMEN PENYEL ENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUR EN
Substansi urusan yang dibagi antara Peme rintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimuat dala m matriks pe mbagian Urusan Pe merintahan konkuren antara Pe merintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota tersebut di atas termasuk kewenangan dala m pengelolaan unsur manaje men (yang me liputi sarana dan prasarana, personil, bahan-bahan, metode kerja) dan kewenangan dala m penyelenggaraan fungsi manaje men (yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengoordinasian, penganggaran, pengawasan, penelitian dan pengembangan, standardisasi, dan pengelolaan informasi) dala m substansi Urusan Pe merintahan tersebut mele kat menjadi kewe nangan masing-masing tingkatan atau susunan pemerintahan tersebut, kecuali apabila dala m matriks pe mbagian Urusan Peme rintahan konkuren antara Pe me rintah Pusat dan Dae rah provinsi dan Dae rah kabupaten/kota tersebut terdapat unsur manaje men dan/atau fungsi manaje men yang secara khusus sudah dinyatakan menjad i ke wenangan suatu tingkatan atau susunan pemerintahan yang lain, sehingga tidak lagi me lekat pada substansi Urusan Pe merintahan pada tingkatan atau susunan pemerintahan tersebut. Salah satu contoh matriks pembagian Urusan Pe merintahan bidang Pendidikan. Da la m matrik Urusan Peme rintahan bidang Pendidikan terdiri atas 6 (enam) sub Urusan Pemerintahan yaitu manaje men pendidikan, ku rikulu m, akreditasi, pendidik dan tenaga kependidikan, perizinan pendidikan, d an bahasa dan sastra. Dari keena m sub Urusan Peme rintahan tersebut yang me rupakan substansi Urusan Pemerintahan adalah sub urusan manaje men pendidikan; kuriku lu m; perizinan pendidikan; dan bahasa dan sastra, sedangkan yang merupakan unsur mana je men ada lah sub urusan pendidik dan tenaga kependidikan dan yang me rupakan fungsi manaje men adalah sub urusan akreditasi.
Perinc ian pe mbagian Urusan Peme rintahan bidang pendidikan yang merupakan substansi Urusan Pemerintahan bidang pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Sub urusan manaje men pendidikan :
a. penetapan standar nasional pendidikan dan pengelolaan pendidikan tinggi men jadi ke wenangan Pemerintah Pusat; b. pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus menjadi ke wenangan Daerah Provinsi; dan
c. pengelolaan pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan nonforma l men jadi ke wenangan Daerah kabupaten/kota.
2. Sub urusan kuriku lu m:
a. Penetapan kuriku lu m nasional pendidikan menengah, pendidikan dasar, pendidikan anak usia din i, dan pendidikan nonforma l men jadi kewenangan Pe merintah Pusat;
b. Penetapan kuriku lu m muatan lo kal pendidikan menengah dan muatan lokal pendidikan khusus menjad i kewenangan Daerah provinsi; dan
c. Penetapan kuriku lu m muatan lo kal pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini , dan pendidikan nonforma l men jadi kewenangan Daerah kabupaten/kota.
3. Sub urusan perizinan pendidikan:
a. penerbitan izin perguruan tinggi swasta yang diselenggarakan masyarakat dan penerbitan izin penyelenggaraan satuan pendidikan asing men jadi ke wenangan Pemerintah Pusat;
b. penerbitan izin pendidikan menengah yang diselenggarakan masyarakat dan penerbitan izin pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi ke wenangan Daerah provinsi; dan
c. penerbitan izin pendidikan dasar yang diselenggarakan masyarakat dan penerbitan izin pendidikan anak usia din i dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat men jadi ke wenangan Daerah kabupaten/kota.
4. Sub urusan bahasa dan sastra:
a. pembinaan bahasa dan sastra Indonesia men jadi ke wen angan Pemerintah Pusat;
b. pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya lintas Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi men jadi kewenangan Daerah provinsi; dan
c. pembinaan bahasa dan sastra yang penuturnya dalam Daerah kabupaten/kota menjadi ke wenangan Daerah kabupaten/kota.
Seharusnya seluruh fungsi dan unsur manaje men sub urusan manaje men pendidikan tersebut mele kat pada pengelolaan masing-masing jenjang pendidikan yang sudah dibagi menjad i kewenangan tingkatan atau susunan pemerintahan. Na mun karena dala m matriks pembagian Urusan Pe merintahan bidang pendidikan telah ditetapkan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan secara nasional seluruh jenjang pendidikan dan a kred itasi seluruh jen jang pendidikan d itetapkan menjad i kewenangan Pe merintah Pusat, maka pendidik dan tenaga kependidikan secara nasional dan a kreditasi seluruh jenjang pendidikan tidak lag i men jadi kewenangan Daerah provinsi atau Dae rah kabupaten/kota.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh pengelolaan sub urusan manaje men pendidikan termasuk unsur dan fungsi manaje men pengelolaan jen jang pendidikan menjad i kewenangan masing -masing tingkatan atau susunan pemerintahan, kecuali pendidik dan tenaga kependidikan serta akreditasi secara nasional karena dala m matriks pembagian Urusan Pe merintahan bidang pendidikan ditetapkan menjad i kewenangan Pe merintah Pusat.
1. Pendi dikan; 2. kesehatan; 3. Pekerjaan umum; 4. sosial;
5. ketentraman dan keterti ban umum serta perlindung an masyarakat; dan 6. per umahan
7. tenaga kerja;
8. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; 9. pangan;
10. pertanahan; 11. lingkungan hidup;
12. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 13. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
14. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; 15. perhubungan;
16. ko munikasi dan informatika;
17. koperasi, usaha kecil, dan menengah; 18. penanaman modal;
19. kepe mudaan dan olah raga; 20. statistik;
21. persandian; 22. kebudayaan; 23. perpustakaan; dan 24. kearsipan.
1. kelautan dan perikanan; 2. pari wisata;
3. per tanian; 4. kehutanan;
5. energi dan sumber daya mi neral; 6. per dag angan;
7. perindustrian; dan 8. trans migrasi.