Gambar 2.23. Jenis-Jenis Bentuk
Sumber: https://id-static.z-dn.net/files/d2c/65a2127026d6dc1f39ee74f276420979.jpg (2018)
1. Figure / Ground
Merupakan sebuah hubungan antar bentuk yang membentuk persepsi manusia agar dapat membedakan ruang positif dan negatif. Biasanya pembaca akan mengklasifikasikan objek utama yaitu ruang positif. Maka area yang mengelilingi ruang positif disebut ruang negatif atau background. (Landa, 2014, h 19-21)
Gambar 2.24. Figure/Ground Sumber:
https://public-images.interaction-design.org/literature/articles/heros/562e4c0c6a018.jpg?tr=w-1024 (2020)
2.7.2 Prinsip Desain a) Format
Format merupakan sebuah batasan dalam desain. Format sendiri dibatasi oleh media seperti layar ponsel, ukuran kertas, dan billboard.
26
Perancangan Buku Digital tentang Rempah Cengkeh, Clarissa Audria Chandra, Universitas Multimedia Nusantara
Berbagai jenis format sendiri menjadi sebutan untuk tipe proyek yang akan dikerjakan seperti poster, billboard, banner, dan lainnya. Setiap jenis format memiliki ukuran dan ketentuan tertentu. Format sendiri juga memiliki beberapa jenis Folding Styles yang digunakan dalam beberapa jenis format seperti poster, brosur, buku, katalog, dan lainnya.
(Landa, 2014, h 29-30)
Gambar 2.25. Folding Styles
Sumber: https://www.colorfxweb.com/knowledge-base/wp-content/uploads/2011/07/DifferentTypesOfFolding.jpg (2011)
b) Balance
Balance merupakan keseimbangan visual pada setiap sisi sebuah karya antar seluruh elemen dan komposisi di dalamnya. Karya yang memiliki keseimbangan visual di dalamnya memberikan kemudahan dalam penyampaian pesan yang efektif terhadap pembaca. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan dalam sebuah karya adalah penempatan, bobot visual seperti tekstur, warna, dan bentuk dari elemen yang digunakan. Terdapat tiga jenis keseimbangan yaitu simetris, asimetris, dan radial. (Landa, 2014, h 30-33).
27
Perancangan Buku Digital tentang Rempah Cengkeh, Clarissa Audria Chandra, Universitas Multimedia Nusantara
Gambar 2.26. Jenis-jenis Balance Sumber:
https://www.graphicdesignforum.com/uploads/default/original/2X/a/aee338fd704c5e 9e969fc7044325ac3afa6ab215.png (2020)
c) Hirarki Visual
Hirarki visual memiliki fungsi untuk merapikan informasi pada suatu karya. Hirarki visual digunakan untuk memberikan urutan pada suatu karya yang akan diikuti oleh pembaca. Rangkaian pada suatu karya disusun menurut Emphasis. Emphasis adalah elemen visual yang berfungsi untuk menjadi titik pusat dari desain tersebut Ada 3 cara untuk menentukan emphasis yaitu berdasarkan isolasi bentuk, penempatan elemen, ukuran elemen, kontras, arahan, atau diagram. (Landa, 2014, h 33-34)
Gambar 2.27. Emphasis
Sumber:
https://www.wheelofpersuasion.com/wp-content/uploads/2013/06/Emphasis-framing-scaled-e1631289984986.jpeg (2013)
28
Perancangan Buku Digital tentang Rempah Cengkeh, Clarissa Audria Chandra, Universitas Multimedia Nusantara
d) Rhythm
Rythm atau irama merupakan pengulangan atas pola dan elemen yang kuat dan konsisten yang dapat menyebabkan mata pembaca melihat keseluruhan dari suatu karya. Faktor yang mendukung dalam penyusunan irama dalam suatu karya antara lain adalah warna, tekstur, figure/ground, emphasis, dan keseimbangan. (Landa, 2014, h 35-36)
e) Unity
Merupakan sebuah kesatuan antar seluruh elemen yang ada dalam suatu karya. Kesatuan dalam sebuah karya diperlukan agar memberikan ciri khas dari karya tersebut kepada pembaca agar karya tersebut mudah diingat dan dinikmati. Kesatuan dalam suatu karya didapatkan melalui prinsip Gestalt. (Landa, 2014, h 36-37)
1. Gestalt
Adalah sebuah prinsip yang digunakan untuk menyederhanakan sebuah karya dengan mengurutkan elemen yang ada, mengelompokkan, dan menggabungkan pesan dan informasi yang ada. Terdiri dari similarity, proximity, continuity, closure, common fate, dan continuing line.
Gambar 2.28. Gestalt
Sumber:
https://www.researchgate.net/profile/Remo-Burkhard/publication/36382932/figure/fig5/AS:669374532841487@153660273
3423/Gestalt-Principles-present-how-we-perceive-objects-and-groups-of-objects-Proximity.ppm (2017)
29
Perancangan Buku Digital tentang Rempah Cengkeh, Clarissa Audria Chandra, Universitas Multimedia Nusantara
Rempah-rempah
2.8.1 Definisi Rempah-rempah
Menurut Rudi Setiawan dalam bukunya Rempah Indonesia di Pasar Dunia (2019, Rempah memiliki sebutan berbeda-beda tergantung dari mana asal dan bentuknya, tanaman asalnya, serta manfaatnya. Rempah-rempah adalah berbagai bagian dari sebuah tanaman, seperti bunga, daun, batang, buah, biji, kulit batang, dan akar. Rempah dapat disebut sebagai rempah karena mengandung senyawa yang dapat menghasilkan aroma, dapat memberikan rasa, dapat memperbaiki warna, dan dapat mencegah kerusakan.
Rempah-rempah sendiri mengandung banyak makrokomponen dan mikrokomponen seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan minyak asiri. Minyak asiri merupakan mikrokomponen utama yang menyebabkan suatu rempah dapat digolongkan sebagai rempah.
2.8.2 Jenis-jenis Rempah
Menurut Rudi Setiawan dalam bukunya Rempah Indonesia di Pasar Dunia (2019), di Asia Tenggara sendiri terdapat setidaknya 275 jenis rempah-rempah dari sekitar 400-500 jenis di dunia.
Rempah-rempah sendiri berasal dari berbagai macam bagian dari tanaman. Maka dari itu rempah dapat diklasifikasikan menurut bagian tanaman sebagai berikut:
a) Bagian rimpang (rhizoma), contohnya lengkuas, jahe, kunyit, dan kencur
b) Bagian batang kulit kayu (stem bark), contohnya kayu manis.
c) Bagian umbi, contohnya lengkuas.
d) Bagian akar, contohnya lobak pedas
e) Bagian daun, contohnya pada mint, oregano, daun pandan, parsley, basil, seledri, dan daun ketumbar.
f) Bagian kuncup bunga, contohnya seperti cengkeh.
g) Bagian umbi akar, contohnya seperti bawang merah dan putih.
30
Perancangan Buku Digital tentang Rempah Cengkeh, Clarissa Audria Chandra, Universitas Multimedia Nusantara
h) Bagian biji, contohnya wijen, jinten, dan kapulaga.
i) Bagian inti atau biji buah, contohnya seperti biji pala.
j) Bagian buah, contohnya seperti paprika, merica, ketumbar, dan asam.
2.7.3 Sejarah Cengkeh
Pada mulanya cengkeh hanya digunakan sebagai obat untuk Kesehatan gizi, dan digunakan di Tiongkok sebagai rempah-rempah dan untuk upacara keagamaan dan dimasukkan ke dalam peti mati. Juga digunakan untuk para perwira yang ingin bertemu kaisar harus mengunyah cengkeh terlebih dahulu. Lalu sejak tahun 1980 cengkeh mulai digunakan sebagai bahan yang dicampur dengan tembakau untuk menghasilkan rokok (Kemala, 1988). 10 tahun sejak digunakannya cengkeh sebagai salah satu bahan pembuatan rokok, negara Indonesia menjadi negara yang memproduksi dan mengkonsumsi cengkeh terbesar.
Utamanya bagian bunga cengkeh yang memiliki kegunaan dan minat yang sangat tinggi karena fungsinya sebagai bahan pembuatan rokok dan juga bumbu makanan. Setelah diketahui bagian lain dari cengkeh yaitu batang dan daun, cengkeh juga dapat berevolusi menjadi minyak cengkeh dan digunakan dalam dunia farmasi dan kosmetik.
Kegunaan cengkeh dalam industri farmasi dan kosmetik karena cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup besar, yang membuat cengkeh memiliki aroma yang khas dan enak. Sekitar 10-20%
bunga cengkeh mengandung minyak astiri, 5-10% pada tangkai, dan 1-4%
pada daun cengkeh. Komponen eugenol juga dimiliki oleh cengkeh sehingga memiliki fungsi sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik, dan antipasmodik.