• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filosofi Pendidikan tinggi Muhammadiyah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

H. Teknik Penjaminan Mutu

I. Filosofi Pendidikan tinggi Muhammadiyah

Tidak dapat dibantah lagi bahwa kontribusi organisasi Muhammadiyah dalam upaya pencerdasan bangsa telah secara nyata dirasakan oleh masyarakat, bahkan telah banyak menghasilkan pemimpin penentu masa depan bangsa ini berasal dan hasil pendidikan Muhammadiyah. Dengan didukung 1128 Sekolah dasar, Madrasah Ibtidaiyah 1168 buah, Sekolah Menengah Pertama sebanyak 1179 buah, Madrasah Tsanawiyah sebanyak 534 buah, Sekolah Menengah Atas sebanyak 509 buah, Sekolah kejuruan sebanyak 249, Madrasah Aliyah 171 buah dan 164 Perguruan tinggi Muhammadiyah tidak disangsikan lagi telah begitu besar sumbangan Muhammadiyah bagi pendidikan negeri ini (Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2006). Sumbangan Muhammadiyah melalui sektor pendidikan terhadap keseluruhan lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pihak swasta, menurut laporan Berita Resmi Muhammadiyah secara kuantitatif digambarkan sebagai berikut:

Sekolah dasar Muhammadiyah 10,98 % Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 11,14 % Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 9,90 % Perguruan tinggi Muhammadiyah 10,48 % (Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2006: 101)

Mendasarkan pada hasil sumbangan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan nasional yang mencapai keseluruhan sebanyak 43 % tersebut, menunjukan bahwa Muhammadiyah memang secara signifikan mewarnai corak pendidikan nasional, sehingga wajar apabila penyelenggaraan pendidikan Muhammadiyah mempunyai karakter yang dituju secara khas dan diusahakan untuk direalisasikan bersamaan dengan tujuan dan filosofi pendidikan nasional secara umum.

Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial sejak tahun 1912, memiliki tujuan dan cita-cita dalam menyelenggarakan amal usahanya termasuk dalam sektor pendidikan. Dalam kaitan dengan tujuan dan cita-cita tersebut, khusus dalam bidang pendidikan tinggi, dalam uraian selanjutnya disajikan diskripsi filosofi penyelenggaraan Pendidikan tinggi Muhammadiyah untuk menggambarkan keinginan dan harapan penyelenggaraan Pendidikan tinggi Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dijadikan acuan mengenai sesungguhnya apa yang seharusnya diwujudkan dan ada dalam setiap penyelenggaraan Pendidikan tinggi Muhammadiyah.

Menurut Qoidah (peraturan penyelenggaraan Pendidikan tinggi Muhammadiyah) bagian 1 Pasal 2 Perguruan tinggi Muhammadiyah adalah lembaga pendidikan tinggi dalam persyarikatan Muhammadiyah yang bertugas

 

menyelenggarakan pendidikan tinggi menurut tuntunan agama Islam, selanjutnya dalam ketentuan pada Pasal 3 dijelaskan lebih lanjut bahwa perguruan tinggi Muhammadiyah beraqidah Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As – Sunah.

Tujuan akhir dari penyelenggaraan Pendidikan tinggi Muhammadiyah tidak sebatas penguatan sisi akademik tetapi lebih dari sekedar menghasilkan lulusan. Penegasan tujuan akhir penyelenggaraan Pendidikan tinggi Muhammadiyah dikuatkan dalam rumusan tujuan Pendidikan tinggi Muhammadiyah yang tercantum dalam Pasal 4, Qidah Perguruan tinggi Muhammadiyah 1999 yang rumusan tujuannya sebagai berikut:

a). Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Alloh swt, beraklaq mulia yang mempunyai kemampuan akademik dan atau profesional serta beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridloi oleh Alloh swt.

b) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dalam rangka memajukan Islam dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Dalam penjelasan yang diberikan oleh Umar A Jenie (Tuhulele, Said. 2003: 3), ditegaskan bahwa tujuan Perguruan tinggi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

1. Mencetak sarjana muslim yang mempunyai: a. kedalaman nilai religiusitas islami yang tinggi

b. kemampuan akademik dan atau profesional dan

c. jiwa pengabdian bagi terwujudnya masyarakat Islam dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

2. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian demi memajukan Islam dan kemaslakatan umat manusia.

Secara tegas diharuskan bahwa dalam penyelenggaraan Perguruan tinggi Muhammadiyah kedua tujuan tersebut di atas haruslah dijabarkan dalam perangkat lunak seperti kurikulum dan lainnya maupun perangkat keras secara terencana serta diarahkan bagi tercapainya kedua tujuan tersebut di atas. Penegasan ini memberikan garis kebijakan bahwa mutu yang harus dicapai tidaklah tunggal yaitu tidak hanya mencapai kualitas akademik tetapi juga religuisitas mahasiswa yang belajar dalam lingkungan Pendidikan tinggi Muhammadiyah. Dalam cita-cita Muhammadiyah semua lulusan Perguruan tinggi Muhammadiyah harus mempunyai ciri: a), b) dan c) sebagaimana disebutkan di atas.

Dalam upaya mengantisipasi perkembangan baru, dalam lingkungan Perguruan tinggi Muhammadiyah menyadari sepenuhnya untuk tanggap terhadap perubahan terakhir terutama pada kondisi ekternal. Perubahan baru akan direspon secara arif, sehingga dalam penyelenggaraannya kini telah muncul visi baru Perguruan tinggi Muhammadiyah. Visi baru Perguruan tinggi Muhammadiyah disajikan dalam uraian di bawah ini.

Visi baru yang muncul sebagai bentuk tanggapan atas perubahan mutakhir dalam perkembangan mutakhir tahun 2000 dirumuskan sebagai berikut:

 

a. Corak kehidupan mengglobal di abad XXI yang diwarnai dengan proses homogenisasi budaya yang didorong oleh perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, memerlukan akademis yang berjiwa tauhid yang berkemampuan dan bersemangat untuk mengantarkan serta memandu masyarakat dalam kehidupan yang faham pada keberadaan manusia menurut fitrahnya yaitu sebagai kholifah Alloh di muka bumi, beribadah hanya kepada Alloh swt semata dan menyeru kepada kebajikan.

b. Perguruan tinggi Muhammadiyah sebagai unsur kelembagaan persyarikatan sadar akan fungsi dan tanggung jawabnya untuk mencetak akademisi yang berjiwa tauhid sebagai pemandu dan pencerah masyarakat dalam kehidupan menurut tuntutan Islam melalui:

c. Wacana Iqro, sebagai paradigma pencarian ilmu serta sebagai kreativitas proses pembelajaran, yang dilaksanakan dalam kaidah kompetensi persyarikatan, kompetensi peluang penyelenggaraan dan adanya pusat-pusat kajian sebagai wujud unggulan dari prinsip-prinsip kesatuan hidup persyarikatan.

d. Keunggulan kompetensi ilmu teknologi dan kesenian sebagai pengetahuan kesatuan hidup dan akal dan kalbu sebagai dasar hidup yang dimilikinya.

e. Di dalam pengembangan ilmu, teknologi dan kesenian, Perguruan tinggi Muhammadiyah menempatkan ilmu, teknologi dan kesenian sebagai piranti fungsi kekholifahan, dengan berpedoman pada batas-batas

penciptaan, penguasaan, perizqi, pemelihara dan pengelolaan Alloh swt. (Tuhulele, Said. 2003: 7).

Visi Perguruan tinggi Muhammadiyah yang merupakan formulasi respon atas perkembangan ekternal yang mutakhir memperlihatkan bahwa visi baru Perguruan tinggi Muhammadiyah tersebut mencakup landasan filosofi, landasan etik moral islami serta sekaligus landasan operasional bagi penyelenggaraan.

Dokumen terkait