• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT PENDIDIKAN A Pengertian Filsafat Pendididkan

Filsafat pendidikan menurut Al-Syaibany :

“ Pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan”.

Filsafat pendidikan merupakan satu segi dari filsafat umum yang menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar filsafat umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis.

Filsafat Pendidikan bersandarkan pada filsafat umum seperti :

1. Hakekat kehidupan, karena pendidikan akan berusaha untuk mencapai kehidupan yang baik;

2. Hakekat manusia, karena manusia merupakan makhluk yang ingin menerima pendidikan;

3. Hakekat masyarakat, karena pendidikan pada dasarnya merupakan suatuproses sosial; 4. Hakekat realitas akhir, karena semua pengetahuan akan berusaha untuk mencapai

hakekat pendidikan.

Filsafat pendidikan seperti halnya filsafat umum juga berusaha mencari hakekat

masalah, dan proses pendidikan. Sehubungan dengan itu, maka tugas filsafat pendidikan adalah :

1. Merancang dengan bijak dan arif usaha-usaha dan proses pendidikan untuk suatu bangsa;

2. Menyiapkan warga negara pada umumnya dan generasi muda pada khususnya agar beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa;

3. Berusaha mengubah cara-cara hidup masyarakat ke arah yang lebih baik;

4. Mendidik akhlak, seni, dan keindahan kepada masyarakat agar mereka menghormati kebenaran dan mencapai segala sesuatu melalui kebenaran tersebut.

Filsuf pendidikan harus memiliki :

1. Pikiran yang benar, jelas, dan menyeluruh tentang wujud dan segala aspek

yang berkaitan dengan Ketuhanan, kemanusiaan, pengetahuan alam, dan pengetahuan sosial;

2. Mampu memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terpancar pada nilai-nilai kebaikan dan keindahan.

Menurut Kneller, filsafat pendidikan, seperti halnya filsafat umum, juga bersifat spekulatif, preskriptif, dan analitik :

1. Spekulatif, karena berusaha membangun teori-teori tentang hakekat manusia,hakekat masyarakat, dan hakekat dunia yang penuh dengan ketidakpastian;

2. Preskriptif, karena tujuan yang akan dicapai dan cara mencapainya harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang telah berlaku pada masyarakat yang bersangkutan. Contohnya adalah pendidikan Pancasila yang diajarkan di sekolah harus didasarkan pada UUD 1945 dan peraturan perundang-pundangan lain yang berlaku.

3. Analitik, karena menguji rasionalitas ide dan gagasan-gagasan pendidikan, konsistensinya dengan gagasan lain, dan menguji konsep-konsep pendidikan.

B. Manfaat Filsafat Pendidikan

Manfaat Filsafat Pendidikan yaitu dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia di bidang pendidikan karena :

a. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan; b. Hanya manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan.

Masalah pendidikan bukan hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang hanya terbatas pada pengalaman, melainkan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, lebih mendalam, dan lebih kompleks.

Tujuan akhir pendidikan perlu dipahami dalam kerangka hubungannya dengan tujuan hidup, baik tujuan individu maupun kelompok.

Filsafat merupakan teori umum dari pendidikan. Filsafat pendidikan bukan terbatas hanya pada pengalaman-pengalaman faktual inderawi, melainkan akan sampai pada penyelesaian secara tuntas tentang baik dan buruk dan tentang persyaratan kehidupan yang sempurna.

Ruang lingkup filsafat pendidikan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah pendidikan itu ?

2. Mengapa manusia harus melaksanakan pendidikan? 3. Apakah yang seharusnya dicapai oleh pendidikan?

4. Dengan cara bagaimana cita-cita pendidikan yang tersurat maupun yang tersirat dapat dicapai?

C. Peranan Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana

pendidikan dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan. Dalam mengkaji peranan filsafat pendidikan, dapat ditinjau dari metafisika, epistemologi, dan aksiologi.

Hubungan metafisika dan pendidikan dapat dijelaskan bahwa, metafisika mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah alam semesta memiliki bentuk yang rasional dan apakah alam semesta memiliki makna?

2. Apakah yang dinamakan jiwa itu merupakan kenyataan dalam dirinya atau hanya suatu bentuk materi dalam gerak?

3. Apakah semua perilaku organisme termasuk manusia telah ditentukan atau memiliki kebebasan?

4. Siapakah manusia, darimanakah asalnya, apa yang diharapkan dari hidup ini, dan apa yang akan dituju manusia?

5. Apakah alam semesta ini terjadi dengan sendirinya atau ada yang menciptakan?

Pemikiran metafisika tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan tidak memiliki aplikasi praktis, jadi metafisika berkaitan dengan konsep-konsep kejadian yang tidak dapat diukur secara empiris, seperti pernyataan : “ Allah adalah pencipta alam semesta”. Metafisika berusaha untuk memecahkan masalah yang tidak mampu dipecahkan oleh sains. Metafisika sangat membantu dunia pendidikan, Sebagai contoh, pendidikan harus bisa menjawab

Sehubungan dengan metafisika, terdapat beberapa cabang filsafat yaitu : 1. Teologi, yang membicarakan tentang Tuhan

2. Kosmologi, membicarakan tentang jagad raya

3. Manusia, membicarakan tentang hakekat manusia antara lain hakekat anak didik. Pembahasan tentang manusia merupakan hal yang sangat mendasar dalam filsafat pendidikan karena manusia memiliki beberapa dimensi yaitu :

1. Manusia sebagai makhluk individu 2. Manusia sebagai makhluk sosial 3. Manusia sebagai makhluk susila 4. Manusia sebagai makhluk ber-Tuhan.

Hubungan epistemologi dan pendidikan dapat dijelaskan bahwa filsafat pendidikan berusaha menjawab tentang bagaimana menentukan tentang muatan yang benar mengenai apa yang akan diajarkan dan alat apa yang paling tepat untuk itu dan sebagainya. Sehubungan dengan itu terdapat beberapa cara untuk mengetahui apa yang diperlukan oleh pendidik : 1. Mengetahui berdasarkan otoritas, yaitu yang diperoleh dari para pakar, buku teks,

penguasa, dan sebagainya

2. Mengetahui yang didasarkan pada wahyu Tuhan 3. Mengetahui berdasarkan pengalaman

4. Mengetahui berdasarkan nalar, yaitu dengan menggunakan analisis yang logis 5. Mengetahui berdasarkan intuisi.

Hubungan antara aksiologi dan pendidikan dapat dijelaskan bahwa filsafat pendidikan berusaha agar pendidikan mempunyai manfaat yang maksimal, oleh karena itu, maka pendidikan harus mempunyai tujuan yang jelas karena nilai atau manfaat pendidikan terletak pada tujuannya.Untuk itu pendidikan harus mendasarkan pada etika dan estetika.

Hubungan antara logika dan pendidikan dapat dijelaskan bahwa filsafat pendidikan mengajarkan para siswa bagaimana berpikir yang didasarkan pada nalar sehingga tercapai kesimpulan-kesimpulan yang sahih. Dalam hal ini anak didik harus menguasai pemikiran deduktif dan induktif.

D. Tujuan Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Merencanakan pendidikan yang terbaik

2. Memberikan arah yang terbaik dalam suatu konteks politik, sosial, dan ekonomi 3. Memberikan koreksi terhadap penyimpangan pendidikan

4. Menyesuaikan dengan isu-isu yang berkembang dalam praktek pendidikan melalui penelitian empiris atau pemeriksaan

5. Selalu melaksanakan penilaian dan pembaruan menuju ke era pembelajaran yang modern.

Pendidik dalam melaksanakan tugasnya harus memiliki keyakinan terhadap : 1. Pengajaran dan Pembelajaran

2. Siswa

3. Pengetahuan yang diajarkan

BAB XII

STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI INDONESIA

Dokumen terkait