• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.3. Analisis Hasil Penelitian

5.3.4 Interpretasi Model

5.3.4.3 Fiscal Stress Terhadap Kinerja Keuangan pada

pula. Hal ini akan mengakibatkan kinerja keuangan yang cukup tinggi antarkabupaten / kota..

5.3.4.2. Dana alokasi umum terhadap kinerja keuangan 22 kabupaten dan kota Propinsi Sumatera Utara

DAU pada 22 kabupaten / kota di Sumatera Utara mempunyai pengaruh negatif terhadap Kinerja Keuangan dan koefisiennya adalah sebesar -0.003633, artinya apabila DAU pada 22 kabupaten / kota di Sumatera Utara naik sebesar Rp 1.000.000, maka Kinerja Keuangan pada 22 kabupaten / kota di Sumatera Utara mengalami penurunan sebesar Rp 3.633 ceteris paribus.

Hal ini disebabkan oleh karena kenaikan kinerja keuangan akan mengindikasikan bahwa telah terjadi pertambahan penyerapan penerimaan asli daerah dan penurunan ketergantungan daerah atas dana perimbangan dari pusat. Adanya pengaruh negatif antara dana alokasi umum dengan kinerja keuangan di kabupaten dan kota propinsi sumatera utara mengartikan bahwa pada tahun – tahun amatan penelitian telah terjadi peningkatan kinerja keuangan di kabupaten dan kota di Propinsi Sumatera Utara serta penurunan besaran dana perimbangan dari pemerintah pusat ke daerah yang digambarkan dari besaran dana alokasi umum.

5.3.4.3. Fiscal stress terhadap kinerja keuangan pada 22 kabupaten dan kota propinsi Sumatera Utara

Fiscal Stress pada 22 kabupaten / kota di Sumatera Utara mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan dan koefisiennya sebesar 0.019287 artinya apabila Fiscal Stress naik sebesar 1.000.000.000, maka Kinerja Keuangan pada 22 kabupaten / kota di

Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 19.287.000 ceteris paribus. Fiscal Stress provinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Besar kecilnya Fiscal Stress sangat dipengaruhi atau sangat tergantung pada besar kecilnya penerimaan pajak. Makin besar penerimaan maka Fiscal Stress makin besar pula. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Fiscal Stress mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Maka dapat diambil kesimpulan berdsarkan hasil Random Effect Model (REM) per daerah yaitu:

a. Kabupaten Asahan

KK_ASAHAN = 0.038343 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Asahan.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Asahan menunjukkan angka

sebesar 0.038343 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di

Kabupaten Asahan pada tahun antara 2005-2008. b. Kabupaten Dairi

KK_DAIRI = 0.026109 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Dairi.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Dairi menunjukkan angka sebesar 0.026109 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Dairi pada tahun antara 2005-2008.

c. Kabupaten Deli Serdang

KK_DELI = 0.023118 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Deli Serdang.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Deli Serdang menunjukkan angka sebesar 0.023118 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Deli Serdang pada tahun antara 2005-2008.

d. Kabupaten Karo

KK_KARO = 0.030634 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Karo.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Karo menunjukkan angka

sebesar 0.030634 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Karo pada tahun antara 2005-2008.

e. Kabupaten Labuhan Batu

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Labuhan Batu.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Labuhan Batu menunjukkan angka sebesar 0.024405 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Labuhan Batu pada tahun antara 2005-2008.

f. Kabupaten Langkat

KK_LANGKAT = 0.001435 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Langkat.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Langkat menunjukkan angka sebesar 0.001435 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Langkat pada tahun antara 2005-2008.

g. Kabupaten Mandailing Natal

KK_MADINA = 0.001435 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Mandailing Natal.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Mandailing Natal menunjukkan angka sebesar 0.001435 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Mandailing Natal pada tahun antara 2005-2008.

h. Kabupaten Nias

KK_NIAS = 0.065300 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Nias.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Nias menunjukkan angka

sebesar 0.065300 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di

Kabupaten Nias pada tahun antara 2005-2008.

i. Kabupaten Samosir

KK_SAMOSIR = 0.022695 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Samosir.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Samosir menunjukkan angka sebesar 0.022695 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Samosir pada tahun antara 2005-2008.

j. Kabupaten Serdang Bedagai

KK_SERDANG = -0.024364 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan angka sebesar 0.024364 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun antara 2005-2008.

k. Kabupaten Simalungun

KK_SIMALUNGUN = 0.019368 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Simalungun.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Simalungun menunjukkan angka sebesar 0.019368 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Simalungun pada tahun antara 2005-2008.

l. Kabupaten Tapanuli Selatan

KK_TAPSEL = 0.011708 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Tapanuli Selatan menunjukkan angka sebesar 0.011708 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun antara 2005-2008.

m. Kabupaten Tapanuli Tengah

KK_TAPTENG = 0.054469 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan angka sebesar 0.054469 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun antara 2005-2008.

n. Kabupaten Tapanuli Utara

KK_TAPUT = 0.072670 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan angka sebesar 0.072670 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun antara 2005-2008.

o. Kabupaten Toba Samosir

KK_TOBASA = 0.038573 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kabupaten Toba Samosir.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kabupaten Toba Samosir menunjukkan angka sebesar 0.038573 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun antara 2005-2008.

p. Kotamadya Binjai

KK_BINJAI = 0.020765 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kotamadya Binjai.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kotamadya Binjai menunjukkan angka

sebesar 0.020765 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di

q. Kotamadya Medan

KK_MEDAN = 0.007537 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kotamadya Medan.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kotamadya Medan menunjukkan angka

sebesar 0.007537 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di

Kotamadya Medan pada tahun antara 2005-2008.

r. Kotamadya Padang Sidimpuan

KK_PADANG = 0.018600 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kotamadya Padang Sidimpuan.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kotamadya Padang Sidimpuan menunjukkan angka sebesar 0.018600 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kotamadya Padang Sidimpuan pada tahun antara 2005-2008.

s. Kotamadya Pematang Siantar

KK_SIANTAR = 0.014669 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kotamadya Pematang Siantar.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kotamadya Pematang Siantar menunjukkan angka sebesar 0.014669 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kotamadya Pematang Siantar pada tahun antara 2005-2008.

t. Kotamadya Sibolga

KK_SIBOLGA = 0.009374 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kotamadya Sibolga.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kotamadya Sibolga menunjukkan angka

sebesar 0.009374 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di

Kotamadya Sibolga pada tahun antara 2005-2008.

u. Kotamadya Tanjung Balai

KK_TANJUNG = 0.003002 + 0.452065 + 0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kotamadya Tanjung Balai.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kotamadya Tanjung Balai menunjukkan angka sebesar 0.003002 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di Kotamadya Tanjung Balai pada tahun antara 2005-2008.

v. Kotamadya Tebing

KK_TEBING = 0.000789 +0.452065 +0.02510 PAD - 0.003633 DAU + 0.019287 FS

Dari hasil diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Pendapatan asli daerah dan fiscal stress berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan di Kotamadya Tebing.

2. Nilai coefficient pada random effect model Kotamadya Tebing menunjukkan angka

sebesar 0.000789 yang mengandung arti bahwa rata-rata kinerja keuangan di

Kotamadya Tebing pada tahun antara 2005-2008.

Perbandingan dengan peneliti terdahulu:

1. Asha Florida (2007)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara

yang diukur dengan rasio aktivitas. Data yang digunakan adalah laporan realisasi

anggaran (LRA) selama periode tahun 2002-2006. Dalam penelitian ini

menggunakan populasi penelitian seluruh Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya pajak daerah,

retribusi daerah, lain-lain pendapatan asli daerah saja yang berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera

Utara, sedangkan hasil perusahaan dan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan

Kota di Propinsi Sumatera Utara. Sementara secara simultan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah

Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asha Florida, penelitian yang

penulis lakukan juga menunjukkan hal yang sama. Kinerja keuangan sangat

dipengaruhi oleh besaran penyerapan pendapatan asli daerah yang dapat

dihasilkan oleh daerah tersebut. Semaki tinggi besaran PAD yang dapat diperoleh

pemerintah daerah tersebut, maka akan semakin tinggilah kinerja keuangan

pemerintah daerah tersebut.

2. Dian N. (2008)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh Rasio Efektifitas PAD terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemkab dan Pemko di Sumatera Utara. Penelitian ini hanya mengambil empat buah variabel independen yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan dan kekayaan daearah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, terhadap variabel dependen kinerja keuangan. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 2005-2007.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah secara parsial hanya pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain pendapatan asli daerah saja yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara, sedangkan

hasil perusahaan dan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. Sementara secara simultan Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja yang digunakan adalah dengan rasio upaya fiskal, yaitu Total Pendapatan Asli Daerah dibagi Total Anggaran Pendapatan Asli Daerah, yang mengindikasikan daerah-daerah tersebut terkadang tidak bisa mencapai Anggaran Pendapatan Asli Daerah yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini bisa terjadi, daerah tersebut tidak secara rasional dalam menyusun Anggaran Pendapatan Asli Daerah.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian, penelitian yang penulis

lakukan juga menunjukka hal yang sama. Kinerja keuangan sangat dipengaruhi

oleh besaran penyerapan pendapatan asli daerah yang dapat dihasilkan oleh

daerah tersebut. Semaki tinggi besaran PAD yang dapat diperoleh pemerintah

daerah tersebut, maka akan semakin tinggilah kinerja keuangan pemerintah

daerah tersebut.

3. Marsaulina L. Tobing (2009)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara sebelum dan sesudah Otonomi Daerah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perubahan kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah meskipun tidak signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Marsaulina ini hanya untuk melihat perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah diterapkannya otonomi daerah dan bukan untuk melihat kinerja keuangan yang dilihat dari sisi lain laporan keuangan daerah.

4. Budy Setyawan dan Priyo Hadi Adi (2009)

Penelitian ini ingin melihat Pengaruh Fiscal Stress terhadap Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal. Hasil dalam penelitian ini adalah fiscal stress mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat pertumbuhan belanja pembangunan/modal. Fiscal Stress yang tinggi menunjukkan semakin tingginya upaya daerah untuk meningkatkan PAD-nya. Sejalan dengan hal itu, harapan untuk terus meningkatkan penerimaan sendiri ini akan sulit terwujudapabila alokasi belanja untuk modal/ pembangunan tidak ditingkatkan. Hasil penelitian ini memperkuat temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan Andayani (2004) yang menunjukkan adanya peningkatan belanja yang semakin tinggi pada saat fiscal stress semakin tinggi.

Hasil penelitian ini memberikan implikasi diperlukannya suatu upaya yang lebih intensif melalui penggalian potensi sumber-sumber penerimaan daerah kabupaten/kota di propinsi Jawa Tengah agar mampu meningkatkan pertumbuhan PAD. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah pemerintah kabupaten/kota harus lebih efektif dalam pengalokasian belanja modal/pembangunan dalam guna memenuhi kepentingan publik, baik yang mendukung pertumbuhan ekonomi maupun untuk pelayanan publik secara langsung.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budy Setyawan dan Priyo Hadi Adi, penelitian yang dilakukan oleh penulis juga menunjukkan bahwa setelah diberlakukannya otonomi daerah, tingkat fiscal stress mengalami peningkatan di daerah dan hal ini semakin mendorong pemerintah daerah untuk memaksimalkan penyerapan PAD nya, sehingga dari tahun ke tahun harapan daerah dari dana perimbangan akan semakin berkurang. Daerah yang memiliki tingkat kinerja keuangan yang baik, akan menunjukkan pengaruh yang positif atas pendapatan asli daerah dan pengaruh yang negatif atas dana alokasi umumnya serta pengaruh positif atas fiscal stress-nya.

Dokumen terkait