• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.7 Pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Fishbone Diagram A Kangkung

Kangkung merupakan salah satu komoditas yang menjadi unggulan dari Kelompok Tani CiboAgro. Namun Kelompok Tani Cibolerang Agro terkendala dalam hal mutu hasil panen kangkung yang kurang baik. Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan brainstorming terhadap mutu hasil panen kangkung buruk. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 14.

Petani Cibolerang Agro

Pemasok

Pengecer

Supermarket Konsumen

                     

Gambar 14. Diagram Sebab-Akibat cacat pada komoditi Kangkung

Dari Diagram Sebab-Akibat pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa faktor utama yang mempengaruhi adanya hasil panen daun berlubang pada komoditi sayuran organik kangkung dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu penyakit, hama, metode, material/bahan dan lingkungan.

1) Hama

Hama pada kangkung organik umumnya menyebabkan bercak putih dan daun berlubang. Kutu putih yang menghisap cairan dari permukaan daun menyebabkan permukaan daun bercak-bercak putih, yang apabila sudah parah bisa menyebabkan daun berlubang. Hama kutu putih ini menyerang bagian batang, daun dan buah. Kutu Putih ini biasanya menyerang dengan cara bergerombol, bagian tubuh kutu putih yang terdapat getah seperti lendir dan lengket memenuhi bagian pohon dan sulit dihilangkan. Tanaman

Suhu Lingkungan Warna tidak  normal  Masa tanam  Cara  mengangkut  Curah  hujan  kurang  pH Tanah

 

Bercak  putih Daun berlubang Benih  Pupuk  organik  Busuk batang Karat  Putih

 

Hama Material Penyakit Metode Kualitas  Kangkung kurang  baik  Batang patah  Batang tua Ulat  Kutu Hibrida Organik  Cendawan Cendawan

yang terserang kutu putih tidak akan bertahan lama bila tidak segera dibersihkan. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.

Bila serangan masih dalam tahap ringan, petani Poktan CiboAgro mengatasi hama ini dengan pestisida organik. Pada musim hujan Hama ini sendiri akan hilang bila hujan turun. Namun bila sudah parah, petani Poktan CiboAgro hanya mendiamkan lahan tanamannya hingga kutu putih tersebut menghilang. Sedangkan daun berlubang sering dikarenakan daun tersebut di makan oleh ulat. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Upaya yang sudah dilakukan Poktan CiboAgro untuk mengurangi dampak kerusakan dari ulat bulu adalah dengan cara mekanis yaitu dengan mengambil ulat dengan menggunakan tangan. Penggunaan mulsa pada saat penyemaian lahan telah dilakukan namun hal tersebut tidak dapat menghentikan serangan hama yang terjadi. Dari faktor- faktor yang telah didapatkan, dipilih faktor bercak putih dan daun berlubang untuk di analisis lebih lanjut.

2) Metode

Penyebabnya adalah metode dalam pengangkutan sayuran dari lahan tanam pada saat panen ke tempat pembersihan dan penyortiran yang membuat batang kangkung patah. Sebaiknya pengangkutan hasil panen sayuran dari lahan ketempat pencucian menggunakan kemasan berupa peti kayu atau peti plastik. Hal ini dimaksudkan agar sayuran tidak mengalami kerusakan pada saat pengangkutan yang berdampak pada penurunan kualitas dari sayuran. Penyebab penurunan kualitas lainnya adalah masa tanam

yang terlalu lama yang menjadikan tanaman kangkung memiliki batang yang tua dan keras. Panen kangkung dilakukan pada umur 27 hari. Namun petani Poktan CiboAgro terkadang memanen lebih dari 27 hari. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pesanan dari retailer pada saat tanaman sayuran masuk musim panen.

3) Lingkungan

Cuaca yang tidak menentu, membuat kekeringan berkepanjangan serta suhu yang menyebabkan lahan kekurangan air. Sumber- sumber air untuk mengairi lahan menjadi kering Sedangkan kangkung merupakan tanaman yang memerlukan curah hujan yang tinggi. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan kangkung berkisar 500-5000 mm/tahun. Tanaman kangkung termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning – kuningan (klorosis)

.

4) Material/Bahan

Pemilihan bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik. Benih yang digunakan oleh petani Poktan CiboAgro kurang tahan terhadap hama, sehingga hama dapat langsung menyerang sayuran pada saat masa penanaman. Pestisida organik yang digunakan hanya satu jenis saja, sehingga untuk hama jenis tertentu bisa saja pestisida tersebut tidak berpengaruh, sebaiknya pestisida organik yang digunakan terdiri dari beberapa jenis yang digunakan secara bergantian. Sayuran yang terkena hama membuat mutu dari hasil panen menjadi menurun dan kurang baik.

5) Penyakit

Penyebabnya adalah terjadinya karat putih Albugo ipomoea reptans. Pada sayuran kangkung yang di tanam secara konvensional. Meskipun pada musim kemarau, karat putih kerap muncul, hal ini disebabkan karena Kecamatan Selaawi merupakan daerah yang berudara lembab meskipun pada musim kemarau. Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45, atau Benlate, tetapi pada sayuran organik benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene pada saat penanaman umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah.

Dari hasil wawancara secara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada petani, maka untuk sayuran kangkung organik diperoleh faktor-faktor utama yang menyebabkan kurang baiknya mutu hasil panen pada komoditi kangkung, yaitu daun berlubang, bercak putih, batang patah, batang tua, serta warna tidak normal.

B. Bayam Hijau

Bayam Hijau merupakan salah satu komoditas yang menjadi unggulan dari Poktan CiboAgro. Namun Poktan CiboAgro terkendala dalam hal mutu hasil panen bayam hijau yang kurang baik. Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan brainstorming terhadap mutu hasil panen bayam hijau yang kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 15.

   

Gambar 15. Diagram Sebab-Akibat Komoditi Bayam Hijau

Dari diagram sebab-akibat pada Gambar 15 dapat dilihat bahwa faktor utama yang mempengaruhi adanya hasil panen daun berlubang pada komoditi sayuran organik bayam hijau dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu penyakit, hama, metode, material/bahan dan lingkungan.

1. Hama

Serangan hama sangat berpengaruh terhadap mutu hasil panen sayuran. Bila sayuran terkena hama, maka dampaknya dapat terlihat langsung secara visual. Hama pada bayam hijau organik umumnya menyebabkan bercak putih dan daun berlubang. Hal tersebut dikarenakan kutu putih yang menghisap cairan dari permukaan daun. Sedangkan daun berlubang sering dikarenakan daun tersebut di makan oleh ulat. Untuk pengendalian OPT, seharusnya mengggunakan pestisida yang aman mudah terurai

Suhu  Lingkungan Warna tidak  normal  Masa tanam  Cara  mengangkut  Curah  hujan  kurang  pH Tanah

 

Bercak  putih Daun berlubang Benih Pupuk  organik  Busuk batang Karat  Putih

 

Hama Material Penyakit Metode Mutu Bayam  Hijau kurang  baik  Batang patah  Batang tua  Ulat  Kutu Hibrid Organik  Cendawan Cendawan

seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Petani Poktan CiboAgro menggunakan pestisida organik buatan sendiri yang terbuat dari daun mindi, daun surian, akar wangi dan jahe. Namun bila sudah parah, petani hanya mendiamkan/mengistirahatkan lahan tanamannya hingga kutu loncat tersebut menghilang. Untuk pengendalian ulat bulu Poktan CiboAgro melakukan pengendalian dengan mengambil ulat yang terlihat dengan menggunakan tangan. Penggunaan mulsa pada saat penyemaian lahan telah dilakukan namun hal tersebut tidak dapat menghentikan serangan hama yang terjadi. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebabnya.

2. Metode

Metode pola tanam yang dimulai dari pra tanam, masa tanam, panen, serta pasca panen. Metode yang tidak tepat selama penanganan dapat menurunkan mutu dari sayuran tersebut. Sebaiknya pengangkutan hasil panen sayuran dari lahan ketempat pencucian menggunakan kemasan berupa peti kayu atau peti plastik. Hal ini dimaksudkan agar sayuran tidak mengalami kerusakan pada saat pengangkutan yang berdampak pada penurunan kualitas dari sayuran. Poktan CiboAgro melakukan pengangkutan sayuran dari lahan tanam pada saat panen ke tempat pembersihan dan penyortiran tanpa hanya dengan cara konvensional yakni dengan mengangkut menggunakan tangan secara langsung, yang membuat batang kangkung patah. Penyebab penurunan mutu lainnya adalah masa tanam yang terlalu lama yang menjadikan tanaman kangkung memiliki batang yang tua dan keras. Panen bayam hijau dilakukan pada umur 27 hari atau antara 3-4 minggu. Masa tanam yang terlalu lama yang menjadikan tanaman bayam hijau memiliki batang yang tua dan keras. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pesanan dari retailer pada saat

tanaman sayuran masuk musim panen. Sehingga petani Poktan CiboAgro terkadang memanen lebih dari 27 hari.

3. Material/Bahan

Pemilihan bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik. Benih yang digunakan kurang tahan terhadap hama, sehingga hama dapat langsung menyerang sayuran pada saat masa penanaman. Pestisida organik yang digunakan hanya satu jenis saja, sehingga untuk hama jenis tertentu bisa saja pestisida tersebut tidak berpengaruh. Sayuran yang terkena hama membuat mutu dari hasil panen menjadi menurun dan kurang baik.

4. Lingkungan

Cuaca yang tidak menentu, membuat kekeringan berkepanjangan dan suhu yang menyebabkan lahan kekurangan air. Sumber-sumber air untuk mengairi lahan menjadi kering Sedangkan bayam merah merupakan tanaman yang memerlukan curah hujan yang tinggi. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan kangkung berkisar 500-5000 mm/tahun. Tanaman bayam merah termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning–kuningan (klorosis)

.

5. Penyakit

Penyebabnya adalah terjadinya karat putih yang disebabkan oleh cendawan Albugo ipomoea reptans. Lalu busuk pada batang yang disebabkan oleh cendawan yang di tandai dengan munculnya bercak-bercak putih pada tanaman. Meskipun pada musim kemarau, karat putih kerap muncul, hal ini disebabkan karena Kecamatan Selaawi merupakan daerah yang berudara lembab meskipun pada musim kemarau. Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45, atau Benlate, tetapi pada sayuran organik benih

diperlakukan dengan penyiraman dan higiene pada saat penanaman umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah. Maka untuk sayuran bayam hijau organik diperoleh faktor-faktor utama yang menyebabkan kurang baiknya mutu hasil panen pada komoditi bayam hijau, yaitu batang tua, batang patah, bercak putih, daun berlubang, serta warna tidak normal.

C.Bayam Merah

Bayam Merah merupakan salah satu komoditas yang menjadi unggulan dari Poktan CiboAgro. Namun Kelompok Tani Cibolerang Agro terkendala dalam hal mutu hasil panen bayam merah yang kurang baik. Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan brainstorming terhadap mutu hasil panen bayam merah yang kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Diagram Sebab-Akibat Komoditi Bayam Merah Suhu  Lingkungan Warna tidak  normal  Masa tanam Cara  mengangkut  Curah  hujan  kurang  pH tanah

 

Bercak  putih Daun  berlubang  Benih Pupuk  organik  Busuk batang Karat  Putih

 

Hama Material Penyakit Metode Mutu Bayam  Merah kurang  baik  Batang patah  Batang tua Ulat  Kutu Hibrid Organik Cendawan Cendawan

Dari Diagram Sebab-Akibat pada Gambar 16 dapat dilihat, bahwa faktor utama yang mempengaruhi adanya hasil panen daun berlubang pada komoditi sayuran organik bayam merah dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu penyakit, hama, metode, material/bahan dan lingkungan.

1. Hama

Serangan hama sangat berpengaruh terhadap mutu hasil panen sayuran. Bila sayuran terkena hama, maka dampaknya dapat terlihat langsung secara visual. Hama pada bayam merah umumnya menyebabkan bercak putih dan daun berlubang. Hal tersebut dikarenakan kutu putih yang menghisap cairan dari permukaan daun. Sedangkan daun berlubang sering dikarenakan daun tersebut di makan oleh ulat. Untuk pengendalian OPT, seharusnya mengggunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Petani Poktan CiboAgro menggunakan pestisida organik buatan sendiri yang terbuat dari daun mindi, daun surian, akar wangi dan jahe. Namun bila sudah parah, petani hanya mendiamkan/mengistirahatkan lahan tanamannya hingga kutu loncat tersebut menghilang. Untuk pengendalian ulat bulu Poktan CiboAgro melakukan pengendalian dengan mengambil ulat yang terlihat dengan menggunakan tangan. Penggunaan mulsa pada saat penyemaian lahan telah dilakukan namun hal tersebut tidak dapat menghentikan serangan hama yang terjadi. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penyebabnya.

2. Metode

Metode pola tanam yang dimulai dari pra-tanam, masa tanam, panen, serta pasca panen. Metode yang tidak tepat selama penanganan dapat menurunkan mutu dari sayuran tersebut. Sebaiknya pengangkutan hasil panen sayuran dari lahan ketempat pencucian menggunakan kemasan berupa peti kayu atau peti

plastik. Hal ini dimaksudkan agar sayuran tidak mengalami kerusakan pada saat pengangkutan yang berdampak pada penurunan kualitas dari sayuran. Poktan CiboAgro melakukan pengangkutan sayuran dari lahan tanam pada saat panen ke tempat pembersihan dan penyortiran tanpa hanya dengan cara konvensional yakni dengan mengangkut menggunakan tangan secara langsung, yang membuat batang kangkung patah. Penyebab penurunan mutu lainnya adalah masa tanam yang terlalu lama yang menjadikan tanaman bayam merah memiliki batang yang tua dan keras. Panen bayam hijau dilakukan pada umur 20-25 hari. Masa tanam yang terlalu lama yang menjadikan tanaman bayam merah memiliki batang yang tua dan keras. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya pesanan dari retailer pada saat tanaman sayuran masuk musim panen. Sehingga petani Poktan CiboAgro terkadang memanen lebih dari 27 hari.

3. Material/Bahan

Bagi budidaya sayuran, benih yang baik dan berkualitas menentukan ketahanan sayuran tersebut dari serangan hama, penyakit serta kondisi lingkungan pada saat masa tanam. Selain itu benih yang baik juga menentukan hasil panen yang baik dan berkualitas. Pemilihan benih harus memperhatikan hal-hal seperti, batang besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk benih harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik. Benih yang digunakan oleh Poktan CiboAgro berasal dari benih hibrida yang beredar di daerah sekitar. Dari benih hibrida tersebut beberapa tanaman ditumbuhkan untuk menghasilkan benih. Namun benih yang dihasilkan dari tanaman yang ditumbuhkan tersebut hanya dapat digunakan 2-3 kali masa tanam dan kurang tahan terhadap hama, sehingga hama dapat langsung menyerang sayuran pada saat masa penanaman. Pestisida organik yang digunakan hanya satu jenis saja, sehingga untuk hama jenis tertentu bisa saja pestisida tersebut tidak berpengaruh.

Sayuran yang terkena hama membuat mutu dari hasil panen menjadi menurun dan kurang baik.

4. Lingkungan

Cuaca yang tidak menentu, membuat kekeringan berkepanjangan serta suhu yang menyebabkan lahan kekurangan air. Sumber- sumber air untuk mengairi lahan menjadi kering. Sedangkan bayam merah merupakan tanaman yang memerlukan curah hujan yang tinggi. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan bayam merah lebih dari 1.500 mm/tahun, dengan suhu udara 16-20oC dan kelembaban udara 40-60% (. Tanaman kangkung termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning – kuningan (klorosis)

.

5. Penyakit

Penyebabnya adalah terjadinya karat putih Albugo ipomoea reptans. Pada sayuran bayam merah yang di tanam secara konvensional. Meskipun pada musim kemarau, karat putih kerap muncul, hal ini disebabkan karena Kecamatan Selaawi merupakan daerah yang berudara lembab meskipun pada musim kemarau. Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45, atau Benlate, tetapi pada sayuran organik benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene pada saat penanaman umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah.

Dari dari faktor-faktor yang telah dijabarkan tersebut, maka untuk komoditi sayuran bayam merah organik diperoleh faktor-faktor utama yang menyebabkan kurang baiknya mutu hasil panen pada komoditi bayam merah, yaitu batang tua, batang patah, bercak putih, daun berlubang, serta warna tidak normal.

D.Bawang daun

Bawang daun merupakan salah satu komoditas yang menjadi unggulan dari Poktan CiboAgro. Namun Poktan tersebut terkendala dalam hal mutu hasil panen bawang daun yang kurang baik. Dari

permasalahan tersebut, maka dilakukan brainstorming terhadap mutu hasil panen bawang daun yang kurang baik. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 17.

                             

Gambar 17. Diagram Sebab-Akibat Komoditi Bawang Daun

Dari diagram sebab-akibat pada Gambar 17 dapat dilihat bahwa faktor utama yang mempengaruhi adanya hasil panen daun berlubang pada komoditi sayuran organik bawang daun dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu penyakit, hama, metode, material/bahan dan lingkungan.

1. Lingkungan

Bawang daun bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi. Dataran rendah yang terlalu dekat pantai bukanlah lokasi yang tepat karena pertumbuhan bawang daun menginginkan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Di daerah dataran rendah produksi anakan bawang daun juga tak seberapa banyak. Curah hujan yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun. Daerah tersebut sebaiknya juga memiliki suhu udara harian 18-25°C. Tanah dengan pH netral (6,5-

Jarak tanam  Cara mengangkut  sayuran  Curah  hujan  kurang  pH Tanah

 

Suhu  Tanaman  rebah  Daun‐daun  berlubang  Benih Pupuk  organik  Busuk daun Bercak  ungu

 

Hama Material Penyakit Lingkungan Metode

Mutu Bawang daun  kurang baik  Batang patah  Cara  memanen  Daun  mengering  Ulat  Ulat  Hibrida cair    Panas 

7,5) cocok untuk budi daya bawang daun. Meskipun tanaman bawang daun termasuk tanaman yang kuat pada suhu panas, tetapi cuaca yang tidak menentu, panas yang berkepanjangan yang sedang terjadi di kecamatan Selaawi, serta kurangnya air dapat membuat komoditi bawang daun menjadi kering pada daunnya. 2. Metode

Penyebabnya adalah metode dalam pengangkutan sayuran dari lahan tanam pada saat panen ke tempat pembersihan dan penyortiran yang membuat batang bawang daun patah. Sebaiknya pengangkutan hasil panen sayuran dari lahan ketempat pencucian menggunakan kemasan berupa peti kayu atau peti plastik. Hal ini dimaksudkan agar sayuran tidak mengalami kerusakan pada saat pengangkutan yang berdampak pada penurunan kualitas dari sayuran. Selain itu Jarak tanam yang terlalu berdekatan serta cara memanen dapat pula membuat mutu bawang daun yang dipanen menjadi berkurang. Seharusnya jarak Lubang tanam dibuat pada jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.

3. Penyakit

Penyakit yang merusak tanaman bawang daun sehingga mengurangi mutu bawang daun pada saat panen adalah bercak ungu dan busuk daun/batang. penyakit yang merusak tanaman bawang daun ialah busuk batang lunak. Penyebabnya ialah cendawan Erwinia carotovora. Cirinya batang yang terserang busuk, basah, dan mengeluarkan bau tak enak. Penyakit yang berbahaya ini belum ditemukan cara pengendaliannya yang tuntas. Pergiliran tanaman diharapkan dapat memutus daur hidup penyakit. Begitu pula pemeliharaan lahan sayuran agar tidak kotor, atau terlalu lembap. Sedangkan bercak ungu pengandalian dilakukan dengan cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman lain dan menggunakan bibit sehat.

4. Hama

Tanaman rebah yang disebabkan oleh ulat tanah. Pangkal batang yang diserang akan memperlihatkan bekas gigitannya, atau bahkan

batang terpotong hingga putus. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya. Pengendalian yang telah dilakukan oleh petani Poktan CiboAgro adalah dengan mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman dengan tanaman lain, daun-daun berlubang dapat pula menurunkan mutu panen dari bawang daun. Daun berlubang disebabkan oleh ulat penggerek daun. Untuk pengendaliannya petani melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain.

5. Material/Bahan

Dalam pembibitan bawang daun dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, pembibitan benih dan kedua menggunakan pembibitan anakan. Umumnya petani Indonesia menggunakan setek tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya. Pilihlah induk yang sehat dan bagus pertumbuhannya. Tetapi untuk jenis bawang daun impor bibit yang digunakan adalah dari biji yang dibeli di toko pertanian. Umumnya jenis bawang daun introduksi ini tergolong hibrida yang memang tak baik diperbanyak dengan tunas anakan atau dari biji hasil penanaman sendiri. Kelemahan bibit asal biji ialah panen bisa lebih lama l bulan daripada dengan bibit asal tunas anakan. Benih yang digunakan oleh Poktan CiboAgro kurang tahan terhadap hama, sehingga hama dapat langsung menyerang

Dokumen terkait