• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakter Kawasan Basilika

5.1.2. Fitur Biaya

Fitur biaya yang diperoleh pada penelitian ini adalah daerah penangkapan,

alur pelayaran dan pelabuhan. Kegiatan tersebut masuk ke dalam fitur biaya

sebab ketiganya memiliki dampak terhadap fitur konservasi yang ditargetkan

seperti ekosistem perairan khususnya ekosistem terumbu karang, dan padang

lamun.

a.

b.

Gambar 8 Biota yang menarik bagi wisatawan. (a) Ikan pari (Aeotobatus

narinari). (b) Ikan katak (Antennarius commersonii).

5.2.

Penetapan Zonasi Kawasan Konservasi

Menetapkan target konservasi merupakan hal yang sangat penting dalam

sistematis perencanaan konservasi, dan sejauh mana sistem konservasi akan

tergantung sangat pada titik referensi ini. Namun penentuan target konservasi

merupakan hal yang agak sulit dan kadang kurang ilmiah. Untuk itu ada

beberapa contoh yang dapat diadopsi yang dapat meningkatkan defensibility

ilmiah individu target seperti perkiraan populasi minimum dapat digunakan untuk

menetapkan spesies target (Cabeza and Moilanen, 2001). Oleh karena itu,

species target yang kurang informasinya ditetapkan dengan nilai yang rendah,

sedang data yang akurat dapat dinilai lebih tinggi.

5.2.1. Daerah Kajian dan Satuan Perencanaan

Daerah kajian kawasaan konservasi ini adalah daerah laut kawasan

Basilika dengan radius 4 mil laut dari daratan, berdasarkan pada kewenangan

yang dimiliki oleh daerah yaitu 4 mil laut (Undang-undang nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah) untuk yang berbatasan dengan laut yang luas

sedangkan yang berbatasan dengan laut yang sempit maka diambil titik

tengahnya (Gambar 9). Dengan demikian daratan tidak masuk dalam kajian.

Daerah kajiaan dibagi dalam satuan perencanaan terkecil yaitu planning

units. Planning unit dibuat untuk membatasi areal yang akan dianalisis untuk

perencanaan konservasi. Planning unit dibuat dengan luas 1 hektar sesuai

dengan satuan luas terkecil dari DPL yang dibentuk oleh masyarakat.

Bentuk planning unit yang dapat diadopsi adalah segitiga, persegi empat,

dan heksagon (Loss, 2006). Dasar pemilihan bentuk planning unit adalah dengan

melihat rasio antara luas dengan garis batas yang rendah. Menurut Gaselbarcht

et al, (2005) in Loss, (2006) bahwa bentuk heksagon dipilih karena merupakan

bentuk yang paling natural dan lebih mendekati lingkaran. Selain itu,

menggunakan heksagon akan memiliki keluaran yang lebih halus dibandingkan

bentuk lainnya ( Miller et al., 1993 in Loss, 2006).

5.2.2. Fitur Konservasi dan Fitur Biaya

Marxan adalah perangkat lunak yang membantu merancang kawasan

konservasi dengan prioritas biaya yang paling rendah. Dalam software tersebut

terdiri dari 2 fitur input yaitu fitur konservasi yang terdiri dari sumberdaya yang

akan dikonservasi dan fitur biaya yang terdiri dari semua kegiatan yang

menyebabkan biaya konservasi meningkat.

Ada beberapa pendekatan yang berbeda untuk memilih fitur konservasi

yang relevan, namun dalam pemilihan tersebut bertujuan untuk mewakili

keanekaragaman hayati dengan memilih beberapa jenis habitat, spesies, dan

proses-proses ekologi (Cowling et al. 2004). Menggunakan tipe habitat sangat

penting karena relatif mudah dapat dipetakan dengan menggunakan metode

yang berkaitan dengan sampel data yang ada (Smith et al. 2006). Tipe habitat

juga dapat digunakan karena tipe habitat bisa sebagai pengganti untuk

keanekaragaman hayati. Selain itu, berbagai spesies dapat dimasukkan sebagai

fitur konservasi jika cukuk distribusinya. Hal ini sangat penting bagi daerah yang

cukup atau spesies yang mungkin tidak akan secara otomatis dapat dikonservasi

dengan melindungi habitat yang luas dengan jenis yang bersangkutan (Smith et

al. 2008).

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan diperoleh 6 jenis data sebagai

fitur konservasi dan 3 jenis data sebagai fitur biaya. Fitur konservasi dalam kajian

ini antara lain adalah sebaran terumbu karang, daerah pemijahan, daerah

pembesaran dan keberadaan species tertentu seperti ikan pari, ikan katak dan

lumba-lumba. Daerah pemijahan merupakan DPL yang dibentuk oleh

masyarakat, sedang daerah pembesaran adalah meliputi karang Liwutongkidi

yang diusulkan masyakat sebagai cadangan konservasi. Fitur biaya terdiri dari

pelabuhan, alur pelayaran dan daerah tangkap bagi nelayan setempat.

Data-data yang telah diperoleh tersebut, dikumpulkan dengan bantuan

Sistim Informasi Geografis (SIG) dan dimasukkan dalam satuan perencanaan

dengan system dengan metode present/absent, artinya jika suatu heksagon

bertumpang susun dengan suatu fitur maka heksagon tersebut beratribut present

untuk fitur bersangkutan (Gambar 10 dan 11). Fitur konservasi yang sudah

dimasukan disebut data habitat, sedangkan fitur biaya disebut data biaya.

Penilaian Bobot Fitur

. Data yang telah dimasukan dalam dalam satuan perencanaan akan

diberi skor sesuai dengan tingkat kepentingan dan kualitasnya. Terumbu karang

dan DPL merupakan data yang penting dan berkualitas tinggi sehingga diberi

skor 6, demikian dengan data yang lain.

Penentuan bobot nilai fitur konservasi dan fitur biaya sangat unik. Fitur

konservasi dengan bobot tinggi diperhitungkan untuk memenuhi target

konservasi, demikian juga dengan fitur biaya. Kawasan Konservasi Basilika, fitur

konservasi ada 6 parameter seperti pada Tabel 8 dengan bobot nilai berkisar

antara 3-6. Pertimbangan tersebut memperhatikan kepentingan dan kualitas

(Tabel 1) .

Tabel 8 Fitur konservasi

No Fitur Konservasi

Faktor

Denda

1

Terumbu Karang

6

2

Daerah Pemijahan

5

3

Daerah Pembesaran

4

4

Daerah Ikan Katak

3

5

Daerah Pari

3

Data terumbu karang merupakan data dengan kepentingan dan kualitas

data yang tinggi. Nilai untuk data yang tergolong sangat penting diberi nilai 4 dan

kualitas data yang tinggi diberi nilai 2, sehingga nilai faktor dendanya merupakan

penjumlahan nilai kepentingan dan kualitas adalah 6. Data untuk daerah

pemijahan sangat penting, tapi kualitas datanya sangat rendah karena datanya

diperoleh berdasarkan wawancara. Daerah pemijahan mempunyai kepentingan

sedang, tapi kualitas datanya cukup tinggi karena datanya diperoleh berdasarkan

pengamatan di lapangan dan hasil wawancara. Data ikan katak, ikan pari dan

lumba-lumba kepentingan tergolong sedang karena bukan target utama, sedang

kualitas datanya tergolong rendah, karena pengamatan ikan katak dan ikan pari

baru sekali, sementara untuk alur lumba-lumba sebenarnya kurang dari luas

yang ada karena hanya berdasarkan perkiraan masyarakat.

Biaya unit perencanaan dihitung dari adanya pemanfaatan sumberdaya

digunakan dalam unit perencanaan. Penggunaan pemanfaatan sumberdaya

lebih di unit perencanaan, membuat biaya akan lebih tinggi dari unit

perencanaan. Daftar peringkat penggunaan sumberdaya di kawasan Basilika

ditampilkan pada Tabel 9. Biaya dihitung dari kehadiran pemanfaatan sumber

daya yang digunakan dan tidak digunakan dalam mendefinisikan skenario.

Tabel 9 Fitur biaya

No Fitur Biaya Skor

1 Pelabuhan 6

2 Alur Pelayaran 3

3 Daerah penangkapan 4

Tingkat kepentingan data pelabuhan sangat tinggi, sedang jenis datanya

sangat tinggi karena datanya sangat pasti berdasarkan kenyataan yang ada

dilapangan. Data alur pelayaran, kepentingannya tergolong sedang dan kualitas

datanya cukup rendah. Hal ini karena saat ini pelayaran di kawasan Basilika

belum termasuk faktor utama yang menurunkan kualitas perairan. Daerah

penangkapan tergolong sedang kepentingannya, sedang kualitas datanya cukup

tinggi karena diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan nelayan

sebagai pelaku utama.

Dokumen terkait