Pada web IKI Canvasser, menu Area Leader, Main Dealer dan Mitra Usaha telah dimiliki. Akan tetapi, menu yang berkaitan dengan Koordinator masih belum tersedia. Oleh sebab itu, untuk memudahkan admin dalam mengecek Koordinator yang mengurus Area Leader tersebut, menu ini dipersiapkan.
Gambar 3. 29. Tampilan Halaman Menu Koordinator
Berikut (gambar 3.29) merupakan tampilan halaman menu koordinator yang menampilkan info Koordinator tersebut, serta jumlah Area Leader yang aktif, tidak aktif dan diblokir. Menu ini juga memperlihatkan status Koordinator tersebut.
Gambar 3. 30. Menu Koordinator Code
Data Koordinator ditampilkan dalam bentuk tabel pada gambar 3.29 dan data tersebut diambil dari API seperti gambar 3.30. Jika status koordinator adalah 0 maka statusnya tidak aktif, jikalau 1 maka statusnya aktif atau sudah login di IKI Canvasser dan selain itu statusnya di blokir.
Berikut (gambar 3.31) controller fitur yang berfungsi untuk menerima dan mengecek parameter yang dikirimkan. Untuk fungsi ini, hanya kanvaser id saja yang dikirimkan.
Gambar 3. 32. Model Fitur Menu Koordinator
Pengambilan data koordinator dilakukan dengan pembuatan
query seperti pada gambar 3.32 dimana data tersebut diambil
dari tabel yang berbeda-beda. Data tersebut diambil dari tabel kanvaser dengan role koordinator.
Gambar 3. 33. Database IKI Canvasser
Database merupakan suatu kumpulan informasi yang ada
dalam jangka waktu yang lama, seringkali bertahun-tahun (Molina et al., 2014), Gambar 3.33 merupakan database yang digunakan di aplikasi dan web IKI Canvasser. Penggunaan
database ini cukup sulit dikarenakan banyak skema dan tabel
yang ada didalam database sehingga perlu dipelajari satu demi satu untuk mengetahui fungsi tabel tersebut berdasarkan data yang ada.
Gambar 3. 34. Tabel pada Schema Kanvaser
Berikut (gambar 3.34) tabel yang sering digunakan di
schema Kanvaser dan database Kanvaser. Schema Kanvaser
biasanya digunakan untuk mengakses data yang berhubungan dengan data Main Dealer, Area Leader dan Koordinator.
Gambar 3. 35. Tabel pada Schema Public
Untuk schema public, gambar 3.35 merupakan tabel yang sering digunakan dan biasanya digunakan untuk mengakses data
Mitra Usaha seperti nama Mitra Usaha tersebut, info pemilik, jenis Mitra Usaha tersebut dan lain-lain.
Gambar 3. 36. Tabel pada Schema Transactions
Pada schema transactions gambar 3.36, tabel yang sering digunakan adalah tabel dim_mitrausaha dan fact_transaction. Dim_mitrausaha sering digunakan untuk mengakses tanggal
login dan id Mitra dari Mitra Usaha yang di akuisisi sedangkan fact_transaction berisikan transaksi PPOB dan C2A yang sudah
dilakukan di IKI Mitra.
Sementara, gambar 3.37 memperlihatkan tabel yang sering digunakan pada schema loans. Tabel ini biasanya digunakan untuk mengambil data transaksi P2P pada IKI modal.
3.3.4. Testing & Deployment
Fitur yang telah dibuat kemudian akan ditempatkan ke
repository gitlab yang mana akan dilakukan tahap testing
sebelum fitur baru tersebut di deploy ke publik.
Testing akan dilakukan oleh divisi Quality Assurance dan
tahapan testing akan dilakukan sesuai dengan skenario yang dibuat berdasarkan fitur.
Setelah lolos tahap testing. fitur yang dikembangkan akan di rilis ke google play (APK) atau ke server (WEB atau Application
Programming Interface (API)). Lalu fitur yang dirilis akan diuji
oleh user untuk pengecekan jika ada masalah atau tidak di server
production.
3.4. Kendala yang Dihadapi
Berikut kendala yang dihadapi saat pelaksanaan program kerja magang: • Sulitnya penyesuaian pada awal kerja magang untuk penggunaan
framework Code Igniter 3 dan React JS, dikarenakan kurangnya
pengalaman penggunaan framework tersebut pada pembelajaran di kampus.
• Sulitnya berkomunikasi dengan tim kerja dikarenakan developer aplikasi IKI Canvasser Work from Home (WFH) dengan waktu respons yang relatif lambat. Sedangkan, ada kebutuhan komunikasi yang cukup banyak untuk memastikan tidak ada detil yang terlewatkan.
• Perpindahan lokasi kantor ke Ruko Darwin yang mana jaringan listriknya belum stabil sehingga sering mati listrik atau mati Wi-Fi. Selain itu, laptop yang digunakan saat program kerja magang memiliki keterbatasan baterai sehingga tidak dapat dinyalakan jika tidak terhubung dengan listrik. Oleh karena itu, pada saat listrik padam, pekerjaan yang dilakukan juga terhambat.
• Sulitnya berkoordinasi dengan developer lain mengenai tugas yang dikerjakan oleh karena penyimpanan pekerjaan pada komputer masing-masing. Yang mana, belum tersedia penggunaan remote
server atau Git.
• Kendala saat pembuatan Application Programming Interface (API) di environment yang berbeda. Dikarenakan local server menggunakan XAMPP dan server development menggunakan CentOS 7 yang mempunyai konfigurasi yang berbeda.
3.5. Solusi atas Kendala
• Mentelusuri beberapa website serta forum yang memberikan pengetahuan mengenai framework Code Igniter 3 dan React JS. Walaupun beberapa solusi dari forum tersebut tidak bekerja dengan baik dan membutuhkan beberapa eksperimen sampai aplikasi berjalan.
• Melakukan Conference Call setiap 2 atau 3 hari untuk membahas progress dan info mengenai fitur yang dikembangkan. Conference
Call biasanya dilakukan via Gmeet. Hal ini juga dapat dilakukan
melalui Whatsapp Group Message. Jikalau diperlukan cukup banyak waktu untuk memberikan respons, dapat pula melakukan WhatsApp
Call.
• Untuk kendala baterai laptop yang tidak dapat dinyalakan, perusahaan meminjamkan komputer untuk mengerjakan tugas magang. Selain itu, jikalau Wi-Fi mati, rekan kerja yang bersedia juga siap meminjamkan hotspot.
• Pembuatan Git menggunakan konsep gitflow untuk mempermudah koordinasi dengan tim mengenai projek atau fitur yang sedang dikembangkan. Disisi lain, koordinasi juga dipermudah menggunakan server development sehingga dapat melakukan pengujian walaupun anggota tim tidak berlokasi serupa. Untuk
tracking task dan progress masing-masing, dibuatkannya juga trello
• Melakukan pencarian di situs Google mengenai konfigurasi masing-masing OS server, dan menanyakan kepada rekan kerja (bagian