• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Fogging

Fogging merupakan salah satu kegiatan penanggulangan DBD yang dilaksanakan pada saat terjadi penularan DBD melalui penyemprotan insektisida daerah sekitar kasus DBD yang bertujuan memutus rantai penularan penyakit. 4.3.1 Pelaksanaan Fogging

4.3.1.1 SDM yang Terlibat dalam Pelaksanaan Fogging Dalam Upaya Menurunkan angka DBD di puskesmas PB. Selayang II

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh mengenai SDM yang terlibat dalam pelaksanaan Fogging dalam upaya menurunkan angka DBD di Puskesmas PB. Selayang II adalah sebagai berikut :

fogging yang dilakukan dimasyarakat ada 2 yaitu fogging fokus dan fogging massal yang terlibat untuk melaksanakan kegiatan fogging itu kan dek ada dari dinas kesehatan yaitu petugas kesehatan lingkungan yang bertugas untuk mengawasi berlangsungnya kegiatan fogging kemudian pekerja fogging sudah terlatih. Yah kalo misalkan dari segi jumlah tenaganya dalam kegiatan ini sudah

cukup dek. Kalo dia dalam pelaksanaan fogging biasanya pengawas kegiatannya ada 3 orang dari dinas kesehatan kemudian pekerjanya ada 1 orang dek.

(Informan 1) “Kan biasanya yang melakukan fogging itu kan dek sudah ada dari dinas kesehatan ya itu dia petugas kesehatan lingkungannya kemudian nanti pelaksana foggingnya dek’’

(Informan 2) Hasil wawancara yang di peroleh mengenai SDM yang terlibat dalam pelaksanaan fogging adalah petugas kesehatan lingkungan sebagai supervisior yang bertugas sebagai pengawas berlangsungnya kegiatan fogging kemudian 5 orang pelaksana fogging yang sudah terlatih.

4.3.2 Dana

Adapun sumber Dana yang yang tersedia dalam pelaksanaan Fogging adalah sebagai berikut :

Berikut ini kutipan informan :

“ dana untuk fogging sudah cukup dek dengan dananya itu berasal dari BOK dan APBD untuk kegiatan fogging dengan luas wilayah 5.340 m2 menggunakan dana sebesar 1.000.000 dengan rincian anggaran Insektisida ( Icon 25 EC) =600.000solar = Rp100.000 Premium = Rp 50.000 untuk gaji pekerja Rp. 200.000 untuk 1 orang dan biaya lain-lain Rp.150.000

(Informan 1) “Dananya dari APBD dan BOK

(Informan 2) Hasil wawancara yang diperoleh mengenai dana yang tersedia dalam pelakasanaan fogging di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II adalah bersumber dari dana APBD dan BOK dimana dana yang digunakan untuk melakukan kegiatan sekali fogging menggunakan dana sebesar Rp 1.000.000

4.3.3 Material dan Alat

Adapaun upaya yang dilakukan dalam mendukung hasil kegiatan pelaksanaan fogging DBD adalah kelengkapan material dan Alat untuk pelaksanaan fogging di wilayah Puskesmas PB. Selayang II.

Berikut kutipan dari informan :

Kalo mengenai kelengkapan material kan sudah lengkaplah menurut saya dek, kan sudah tersedia tuh obat fogging ada malation, bensin, solar dan alatnya mesin swingfog juga”

(Informan 1) Menurut pernyataan di atas bahwa salah satu upaya untuk mendukung hasil kegiatan fogging dalam menurunkan angka DBD salah satunya adalah kelengkapan material dan alat seperti tersedianya obat fogging, bensin, dan alat mesin swingfog.

4.3.4 Metode

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II pelaksanaan program fogging untuk menurunkan DBD adalah sebagai berikut:

Jika kasus ada biasanya kan dari rumah sakit ada surat pengantar yang menyatakan ada pasien yang terkena DBD kemudian di tindak lanjut dengan melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh petugas Puskesmas dan di lingkungan kerja di puskesmas yang bersangkutan. Kemudian pada Penyelidikan Epidemiologi (PE) di berikan penyuluhan kemudian pemberian abatesasi / arvasida kemudian ketika di temukan jentik dalam radius 100 m ya langsung kami fogging”

(Informan 1) “Langkah pertama kita turun ke lapangan ke kepling dulu turun baru kerumah yang terkena DBD ke rumahnya sementara kita periksa apakah ada jentik DBD setelah itu kita pantau lagi dalam radius 100 m kiri 100 m kanan 100 m muka depan kita pantau itu apakah ada jentik itu kalau kita ternyata dapat jentik dalam beberapa penduduk atau dalam bak kamar mandi itu sudah di nyatakan KLB nah jika terdapat 1 rumah kita dapatkan nyamuk itu sudah kita fogging”

Menurut pernyataan informan diatas, bahwa metode pelaksanaan untuk kegiatan fogging yaitu dengan melakukan PE / Penyelidikan Epidemiologi oleh petugas puskesmas ke lingkungan kerja kemudian apabila di temukan jentik di lingkungan rumah warga dengan raius100 m kiri kanan, muka depan maka sudah di lakukan fogging.

4.4 Abatesasi

Pemberian serbuk abatate pada tempat- tempat yang digenani air seperti bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya dengan tujuan membunuh jentik-jentik nyamuk.

4.4.1 Metode Pelaksanaaan Program Abatesasi

Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh dari informan tentang pelaksanaan pemberian abatesasi di lapangan adalah sebagai berikut :

Berikut kutipan informan :

“ dalam melakukan pendisistribusian bubuk abate ini dek kami lakukan ketika ingin melaksanakan kegiatan seperti ketika kegiatan posyandu dimasyarakat pada kegiatan PSN melalui 3M Plus pada saat gotong royong dan pada saat kunjungan ke rumah warga untuk melakukan pemeriksaan jentik nanti kita juga bekerja sama dengan lintas sektor yaitu petugas kesehatan lingkungan dan kepal lingkungannya dalanm pendistribusian bubuk abate ini. Kalau ketersediannya kadang ada kadang tidak, biasanya kami mendapat itu ada 2 tong.

(Informan 3) “Ada itu dek nanti orang puskesmasnya biasanya perawat dan dek kadang datang ke sini untuk membagikan bubuk abate tapi kalo saya takut juga dek memakai bubuk abate itu karena gak tau saya gimana cara memakainya, tapi kadang ada juga itu nanti yang datang kesini menjual bubuk abate 3 bungkus 1000 itu sering dek”

(Informan 7) Hasil wawancara yang diperoleh mengenai pelaksanaan abatesasi di lapangan kurang berjalan karena pemberian bubuk abate hanya ketika tersedia di

puskesmas kemudian masih adanya masyarakat yang takut untuk menggunakan bubuk abate karena tidak tahu cara pemakaiannya serta masih terdapat penjualan bubuk abate di lapangan .

4.5 Gerakan PSN

Kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD di tempat-tempat perkembang biakannya.

4.5.1 Metode Pelaksanaan Program PSN Dalam Upaya Menurunkan Angka DBD

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh mengenai pelaksanann program PSN dalam upaya menurunkan angka DBD di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II adalah sebagai berikut :

Kalau menurut saya dek programnya sudah bagus cuman pelaksanaan program kerja di Puskesmas itu kinerjanya kurang baik hal ini disebabkan belum adanya program kerja tetap dalam pelaksanaan PSN”

(Informan 1)

Pelaksanaan program ini memang sudah kami buat yaitu seminggu sekali pada saat gotong royong kegiatan ini dinamakan dengan kegitan jumat bersih tetapi tidak terlaksana dengan maksimal dek tapi rencana kami kedepannya program yang belum terlaksana akan tetap dilaksanakan dengan kebijakan yang terbaru”

(Informan 2) Hasil wawancara yang diperoleh mengenai pelaksanaan program PSN di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II bahwa pelaksaan program yang belum terlaksana dengan maksimal karena belum memiliki program kerja tetap dalam melaksankan PSN untuk kedepannya akan di buat program kerja tetap dan program yang belum terlaksana akan dilaksanakan dengan kebijakan terbaru.

4.5.2 Permasalahan atau Kendala Dalam Melakukan Kegiatan PSN di Masyarakat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa permasalahan atau kendala dalam melakukan PSN di masyarakat adalah sebagai berikut :

“Masalahnya ya kan dek kadang kalo masyarakatnya diajak untuk kegiatan PSN ada aja halangannnya, kemudian sebagian masyarakat ada yang pergi pagi pulang sore jadi gak sempat lah dia dek untuk ngurusin PSN jadi untuk mengatasi ini seharusnya pihak puskesmas lebih meningkatkan koordinasi dan pengawasan agar program ini berjalan.

(Informan 6) Menurut pernyataan diatas, bahwa permasalahan atau kendala dalam melakukan kegiatan PSN adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN dek.kemudian karena kesibukan masyarakat sehingga tidak sempat untuk mengikuti kegiatan PSN jadi seharusnya pihak Puskesmas lebih meningkatkan koordinasi dan pengawasan agar program ini berjalan.

Dokumen terkait