• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Jumlah Institusi Formal Pendidikan

NO KECAMATAN KOPERASI JUMLAH (UNIT)

6. Kelautan dan Perikanan

2.1.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

1. Otonomi   Daerah,   Pemerintahan   Umum,   Administrasi   Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persediaan

a. Pengeluaran   Konsumsi   Rumah   Tangga   perkapita   (angka konsumsi RT Perkapita).  Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten   Minahasa   Selatan   dari   tahun   ke   tahun   terus meningkat,   sejak   tahun   2006   s/d   2009   mengalami peningkatan.   Hal   ini   di   tujukan   semakin   besarnya   tingkat pengeluaran ril perkapita dari masyarakat yang hanya sebesar 582.900 di tahun 2004 naik menjadi 614.470 di tahun 2009, sebagaimana grafik dibawah ini.

Grafik 01.  Pengeluaran Riil Perkapita            Tabel 2.152 Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2007 s.d 2009 2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 1. Penataan Ruang a. Ketaatan Terhadap Rencana tata ruang (RTRW) Ketaatan terhadap RTRW merupakan kesesuaian implementasi tata  ruang   hasil   perencanaan   tata   ruang   berdasarkan   aspek administratif dan atau aspek fungsional dengan peruntukan yang direncanakan sesuai dengan RTRW.

Realisasi kegiatan daerah Kabupaten Minahasa Selatan adalah 149.663,67  ha,   dengan   luas   masing­masing   kawasan   adalah sebagai   berikut :

 Luas kawasan lindung =      43.135,42 Ha

 Luas kawasan budidaya =    106.528,25 Ha

Kawasan   lindung   di   Kabupaten   Minahasa   Selatan   meliputi   : hutan   lindung,   kawasan   resapan   air,   sempadan   pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar sungai, kawasan sekitar mata air,   kawasan   terbuka   hijau   kota,   suaka   alam   laut,   suaka margasatwa, cagar alam, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional, taman wisata alam, kawasan cagar budaya, dan ilmu pengetahun,   kawasan   rawan   tanah   longsor,   kawasan   rawan gelombang   pasang,   kawasan   rawan   banjir,   kawasan   rawan letusan   gunung   berapi,   kawasan   rawan   gempa  bumi,   kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan tsunami dan abrasi. Tabel 2.153 Neraca Penggunaan Lahan Neraca Penggunaan Lahan Kabupaten Minahasa Selatan Pemanfaatan Ha % Budidaya  106.528,25 71,18% Jasa, Perdagangan & Perkantoran       44,3 9  0,03% Industri dan pergudangan       978,5 1  0,65% Ruang Hijau: Taman Kota, Pemakaman, Hutan Kota, Jalur  Hijau, Lapangan Olah Raga        2.622,0 7  1,75% Sawah (Pertanian)        3.659,2 8  2,45% Perkebunan Rakyat      62.042,5 9  41,45% Permukiman (Perumahan dan Fasos: Pendidikan,  Kesehatan, Peribadatan)        7.717,3 4  5,16% Pariwisata        8.569,9 6  5,73% Hutan Produksi      20.298,1 9  13,56% Hutan Produksi terbatas        595,9 1  0,40% Non Budidaya     43.135,4 28,82% Fungsi Lindung      17.616,3 0  11,77% Lindung Lainnya      25.519,1 2  17,05% Jumlah  149.663,67 100%       Sumber : RTRW Kab. Minahasa Selatan

Berdasarkan gambaran umum kondisi daerah pada tahun 2014 dan telaahan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2014, permasalahan pembangunan   Kabupaten Minahasa Selatan dapat diuraikan sebagai berikut: a. Permasalahan di bidang Pendidikan. Undang­undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nsional menjelaskan bahwa setiap warga   negara   mempunyai   hak   yang   sama   untuk   memperoleh pendidikan yang bermutu (Pasal 5 ayat 1) kebijakan pemerataan dan perluasan kesempatan dalam pendidikan menekankan bahwa setiap orang tampak memandang asal usulnya mempunyai akses yang sama terhadap   pendidikan   pada   sesama   jenis,   jenjang   maupun   jalur pendidikan,   sehingga   diharapkan   keadilan   dalam   pelayanan pendidikan akan meningkat.

Pemerataan   memperoleh   pendidikan   yang   bermutu   memberi   arti bahwa di perlukan upaya yang sitematik, terarah dan berkelanjutan untuk   meningkatkan   mutu   dan   relevansinya   dengan   kebutuhan­ kebutuhannya bervariasi dan cepat dalam masyarakat. Peningkatan mutu   dan   relevansi   pendidikan   bertujuan   mendorong   terciptanya pengembangan   kemampuan,   kompetensi,   kreatifitas,   inovasi, kemandirian,   daya   saing   peserta   didik   dalam   menguasai   ilmu pengetahun, teknologi seni dan budaya. 

Permasalahan   yang   dihadapi   dalam   pengembangan   dan pembangunan pendidikan bermutu :

1. Rata­rata   lama   sekolah   belum   semuanya   memenuhi   wajib belajar 9 tahun

2. Angka   Partisipasi   Kasar   (APK)   SMA/SMK/MA/Paket   C   masih relatif rendah, Sistem jaminan kesejahteraan guru masih lemah 3. Penempatan tenaga pendidikan belum merata 4. Kualitas tata kelola pendidikan belum sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam rangka peningkatan daya saing. 5. Infrastruktur pendidikan belum memadai  6. Belum memadainya kompetensi tenaga kependidikan.

7. Kewenangan   Kabupaten   minahasa   Selatan   untuk   pendidikan menengah (SMA) yang sudah beralih ke Provinsi.

b. Permasalahan di bidang Kesehatan.  Pembangunan kesehatan yang berkualitas   merupakan   prasyarat   untuk   mendukung   pembangunan secara   keselurahan.   Pembangunan   di   bidang   kesehatan   dapat   di wujudkan dengan mendorong pengembangan sumberdaya kesehatan yang   meliputi   sarana   dan   prasarana,   dokter   dan   tenaga   kesehatan serta   pengembangan   prilaku   hidup   sehata   sebagai   basis   budaya masyarakat di masa depan. Pembangunan kesehatan mensyaratkan adanya   peranserta   aktif   masyarakat   sehingga   di   perlukan   upaya­ upaya pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan prilaku hidup bersih dan sehat dalam lingkungan yang sehat.   

Permasalahan   mendasar   yang   berhubungan   dengan   kesehatan, antara lain: 

1. Rendahnya   akses   terhadap   pelayanan   kesehatan   antar  wilayah yang   diindikasikan   dengan   kurangnya   ketersediaan   sarana   dan prasarana kesehatan dasar, dan jaminan pembiayaan kesehatan. 2. Kualitas pelayanan  Kesehatan,  distribusi  tenaga  kesehatan  yang

belum merata diwilayah­wilayah tertentu.

3. Belum   optimalnya   penggunaan   teknologi   di   bidang   kesehatan dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia yang menguasai teknologi bidang kesehatan.

4. Belum memadainya kondidi sanitasi lingkungan perumahan dan permukiman.

5. Rendahnya   kesadaran   dan   perilaku   masyarakat   untuk menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat.

6. Terbatasnya   jumlah,   kualitas   dan   keterjangkawan   sarana   dan prasaran kesehatan.

7. Terbatasnya   kualitas   dan   jumlah   tenaga   ahli   kesehatan   dan distribusi yang tidak merata.

8. Pelayanan   kesehatan   pada   kelompok   masyarakat   miskin   dan terpencil masih rendah. 9. Masih adanya kasus penderita gizi buruk  dan gizi kurang balita yang ditimbang.  10.Masih tingginya    kasus yang disebabkan oleh penyakit menular, seperti Malaria, TBC, Kusta, AIDS, dan HIV positif. 11.Prevalensi stunting, obesitas dan hipertensi yang semakin tinggi di Kabupaten Minahasa Selatan. c.  Permasalahan di bidang Pekerjaan Umum  

   Ketersediaan   infrastruktur   dasar   bidang   pekerjaan   umum   seperti prasarana   jalan,   jembatan,   sumberdaya   air   perumahan,   air   bersih, drainase, air limbah, persampahan serta fasilitas­fasilitas penunjang lain   disuatu   wilayah   menjadi   syarat   utama   untuk   memacu pembangunan   daerah.  Pembangunan   infrastruktur   dasar   bidang pekerjaan   umum   di   arahkan   untuk   mendukung   dan   memperkuat pelaksanaan pembangunan program­program unggulan daerah agar mampu bersaing di pasar global serta memacu pengembangan sektor riil. Dukungan infrastruktur yang memadai akan menjadi daya tarik bagi invektor masuk ke daerah melakukan kegiatan­kegiatan investasi dan   bisnis.  Permasalahan   di   bidang   pekerjaan   umum   terutama sebagai berikut.

1. Belum   memadainya   pembangunan   prasarana   jalan   karena keterbatasan pembiayaan termasuk untuk pemeliharaan.

2. Terbatasnya   tingkat   pelayanan   irigasi   akibat   kekurangan   air dan kerusakan­kerusakan jaringan

3. Makin meluasnya abrasi pantai

4. Terbatasnya   kemampuan   penyediaan   sarana   dan   prasarana perumahan untuk rumah sederhada dan sehat bagi masyarakat berpenghasilan rendah

6. Belum   memadainya   pembangunan   drainase   termasuk pemeliharaan 7. Belum berfungsinya TPA Mobongo karena belum adanya alat­ alat penunjang 8. Belum tersedianya sarana dan prasarana air limbah. d. Permasalahan di bidang Perhubungan Permasalahan di bidang perhubungan adalah sebagai berikut.

1. Kondisi   fisik   pelabuhan   dan   fasilitas   kurang   memadai   serta adanya keterbatasan pengembangan karena kondisi alam yang tidak mendukung.

2. Penataan   sistem   hirarki   terminal   sebagai   tempat   pertukaran moda  transportasi,  dan  jumlah pergerakan yang terjadi  belum terakomodasikan dengan optimal.

3. Belum tersedianya rambu­rambu lalu lintas secara memadai. 4. Kurangnya   perhatian   masyarakat   tentang   uji   kiir   angkutan

umum. e. Permasalahan yang berkaitan Penataan Ruang  dan Pengembangan Wilayah  Permasalahan yang berhubungan dengan penataan ruang antara lain: 1. Masih kurang tersedianya ruang terbuka hijau 2. Terjadinya alih fungsi lahan produktif untuk kegiatan investasi industri, jasa maupun pemukiman.

3. Rendahnya   ketaatan   dalam   pemanfaatan   ruang   terhadap RTRW.

4. Rendahnya ketaatan dalam hal pengurusan IMB.

f. Permasalahan yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup

Permasalahan   yang   berhubungan   dengan   lingkungan   hidup   adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan   analisis   mengenai   dampak   lingkungan   (AMDAL) masih   pada   tataran   administratif   belum   menyentuh   pada substansi AMDAL itu sendiri. 

2. Sarana dan prasarana persampahan belum memadai. 3. Rendahnya cakupan pelayanan air minum bagi penduduk.  4. Masih kurangnya penghijauan wilayah rawan longsor. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kab. Minahasa Selatan

5. Penegakan hukum lingkungan belum maksimal. 

6. Menurunnya   daya   dukung   lingkungan   dan   menipisnya ketersediaan   sumberdaya   alam   yang   ada   serta   penurunan kualitas lingkungan hidup.

g. Permasalahan yang berkaitan Tenaga Kerja 

Permasalahan yang dihadapi dalam bidang tenaga kerja sebagai berikut : 1. Masih relative tinggi angka pengangguran dan rendahnya kompetensi

tenaga kerja.

2. Kualitas   tenaga   kerja   yang   tersedia   yang   mencakup   pengetahuan, ketrampilan,   disiplin,   dan   etos   kerja   kebanyakan   belum   memenuhi kebutuhan pasar serta kepentingan pembangunan daerah.

3. Masih kurang jiwa dan semangat kewirausahaan.

h. Permasalahan  yang berkaitan Kepemudaan dan  Olahraga

Permasalahan pembangunan Pemuda dan  olahraga  saat ini adalah : 1. Pembinaan  olahraga   yang   belum   tertata   secara   sistematis   antara

olahraga   pendidikan   di   lingkungan   persekolahan,   olahraga   prestasi untuk   kelompok atlit. 2. Masih terbatasnya sarana dan prasana untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri. 3. Organisasi yang membawahi cabang­cabang olahraga belum terkelola secara maksimal. I.  Permasalahan yang Berkaitan dengan Kebudayaan Permasalahan yang berkaitan dengan kebudayaan adalah sebagai berikut. 1. Kawasan   cagar   budaya,   benda   dan   situs   belum   secara   maksimal

dilestarikan. 2. Minimnya penyelenggaraan kegiatan vestival seni dan budaya.  3. Potensi budaya dan keindahan alam belum digali dan dikembangkan secara optimal sebagai potensi wisata. 4. Belum tersedianya  sarana dan prasarana gedung kesenian. J. Permasalahan di Bidang perencanaan wilayah dan Pembangunan

Permasalahan   yang   berkaitan   dengan   perencanaaan   wilayah   dan pembangunan termasuk koridor ekonomi adalah sebagai berikut. 1. Ditariknua kewenangan kabupaten Minahasa Selatan dalam bidang

perikanan   kelautan,   bidang   energi   dan   sumberdaya alam/pertambangan,   bidang   kehutanan   dan   ijin   perkebunan,   serta pengelolaan pendidikan SMA.

2. Belum   adanya   kepastian   hukum   dan   kepastian   berusaha   serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal, masih rendahnya infrastruktur pendukung. 

3. Masih   lemahnya   koordinasi   dan   singkronisasi   dalam   perencanaan pembangunan,   baik   pada   masing­masing   tingkatan   maupun   lintas tingkatan pemerintahan.

4. Masih   terbatasnya   data   yang   dibutuhkan   untuk   melakukan perencanaan yang baik.

K. Permasalahan yang Berkaitan dengan Kependudukan dan Catatan

Dokumen terkait