• Tidak ada hasil yang ditemukan

3) Kawasan Budidaya

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan pemerataan ekonomi

Gambaran umum kondisi masyarakat dengan berfokus pada kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dapat dilihat dari beberapa indikator pembangunan, antara lain pertumbuhan PDRB, laju inflasi provinsi, PDRB perkapita, indeksgini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk diatas garis kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani.

a. Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator makro yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada suatu periode tertentu. PDRB bermanfaat sebagai dasar perhitungan laju pertumbuhan ekonomi selain itu juga untuk melihat struktur ekonomi suatu wilayah, sebagai proksi pendapatan perkapita dan sebagai indikator disparitas sosial. PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah/wilayah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya sehingga besarnya PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi didaerah/wilayah tersebut.

Gambaran mengenai perkembangan perekonomian Kepulauan Bangka Belitung pada kurun waktu 2011 – 2015, sebagaimana terlihat pada tabelII.7 dihalaman berikut.

Tabel II.8

Perkembangan PDRB Tahun 2011 – 2015 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam Rp. Milyar)

No. PDRB 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 40.849,0 45.400,2 50.388,4 56.373,6 60.992,1 2. Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 38.014,0 40.104,9 42.190,9 44.159,4 45.961,5 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

II.20 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

Secara nominal nilai PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) relatif lebih besar dibandingkan dengan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010, yaitu sebesar Rp. 40.849,0 Milyar pada tahun 2011 dan meningkat menjadi sebesar Rp. 60.992,1 Milyar pada tahun 2015 atau rata-rata tumbuh sebesar 10,55 persen. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 hanya sebesar Rp. 38.014,0 Milyar pada tahun 2011 dan meningkat menjadi sebesar Rp. 45.961,5 Milyar pada tahun 2015 atau rata-rata tumbuh sebesar 4,86 persen.

Gambar II.6

Perkembangan PDRB Tahun 2011 – 2015

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam Rp. Milyar)

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Sepanjang kurun waktu 2011 – 2015 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami trend perlambatan, baik dihitung berdasarkan PDRB ADHB maupun PDRB ADHK Tahun 2010. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar II.2, menunjukkan bahwa trend perlambatan laju pertumbuhan ekonomi ini mulai terlihat pada tahun 2012, di mana laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan ADHB mencapai sebesar 11,14 persen dan berdasarkan ADHK 2010 mencapai sebesar 5,50 persen. Laju pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun 2011 yang mencapai sebesar 14,87 persen berdasarkan ADHB dan mencapai sebesar 6,90 persen berdasarkan ADHK Tahun 2010. Trend penurunan ini terus berlanjut sampai dengan tahun 2015, dimana laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan ADHB hanya sebesar 8,19 persen dan berdasarkan ADHK Tahun 2010 hanya mencapai sebesar 4,08 persen.

RANCANGAN AWAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 II.21

Gambar II.7

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 – 2015

Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam persen)

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Penurunan laju pertumbuhan ekonomi yang dimulai pada tahun 2012 merupakan dampak dari perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada hampir seluruh sektor ekonomi, dan hanya sektor kontruksi yang menunjukkan peningkatan, namun sektor ekonomi ini tidak cukup mampu untuk menahan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Selanjutnya, sepanjang periode tahun 2013 – 2015 meskipun setengah dari 17 sektor ekonomi yang ada telah mengalami pertumbuhan, namun laju pertumbuhannya relatif masih lambat sehingga belum mampu menahan laju perlambatan ekonomi.

Perkembangan sektor-sektor ekonomi pembentuk PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sepanjang periode 2011 – 2015 dapat dilihat pada tabel II.9 dan tabel II.10. Dari kedua tabel tersebut memperlihatkan bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan merupakan 3 (tiga) sektor utama yang relatif dominan menggerakkan perekonomian daerah. Dilihat dari nilai PDRB ADHB maupun PDRB ADHK Tahun 2010, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling dominan, diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian. PDRB sektor industri pengolahan pada tahun 2011 mencapai sebesar Rp. 10.321,9 Milyar dan meningkat menjadi sebesar 12.885,3 Milyar pada tahun 2015. Pada periode yang sama nilai PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mencapai sebesar Rp. 7.070,6 Milyar dan meningkat menjadi sebesar Rp. 12.000,8 Milyar. Sedangkan untuk sektor sektor pertambangan dan penggalian mencapai sebesar Rp. 6.819,2 Milyar dan meningkat menjadi sebesar Rp. 7.738,5 Milyar.

II.22 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

Tabel II.9

Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun 2011 – 2015 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam Rp. Milyar)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

7 070,6 8 111,9 9 269,6 10 834,4 12 000,8 B. Pertambangan dan Penggalian 6 810,2 6 975,3 7 097,6 7 622,6 7 738,5 C. Industri Pengolahan 10 321,9 11 043,8 12 088,2 12 883,0 12 885,3 D. Pengadaan Listrik dan Gas 26,2 27,1 27,3 41,2 48,8 E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah,Limbah dan Daur Ulang

7,3 8,2 9,1 10,4 12,1

F. Konstruksi 2 927,1 3 523,1 4 139,3 4 711,0 5 291,6 G. Perdagangan Besar dan

EceranMotor 5 447,8 6 193,5 6 671,7 7 571,5 8 602,1 H. Transportasi dan Pergudangan 1 349,9 1 577,2 1 864,6 2 129,0 2 463,0

I. Penyedian Akomodasi dan Makan

Minum 852,2 992,6 1 152,1 1 321,4 1 459,4

J. Informasi dan Komunikasi 643,4 708,6 770,2 849,1 940,7 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 615,8 728,8 902,4 998,5 1 086,1 L. Real Estate 1 178,2 1 388,3 1 602,9 1 836,6 1 981,6

M, N. Jasa Perusahaan 99,9 116,1 134,4 154,0 169,6

0. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1 993,8 2 243,5 2 618,0 3 042,8 3 524,1 P. Jasa Pendidikan 824,0 998,0 1 172,2 1 366,5 1 649,7 Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 417,3 487,6 552,7 629,9 712,4

R,S.T.U Jasa Lainnya 242,4 276,7 315,9 371,7 426,3

PDRB 40 849,0 45 400,2 50 388,4 56 373,6 60 992,1 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Selanjutnya, dilihat dari nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010, nilai PDRB sektor industri pengolahan mencapai sebesar Rp. 9.515,8 Milyar pada tahun 2011 dan meningkat menjadi sebesar Rp. 10.414,0 Milyar pada tahun 2015. Untuk nilai PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada periode yang sama mencapai sebesar Rp. 6.642,8 Milyar dan meningkat menjadi sebesar Rp. 8.737,9 Milyar. Sedangkan nilai PDRB sektor pertambangan dan penggalian mencapai sebesar Rp. 6.263,6 Milyar dan meningkat menjadi sebesar Rp. 6.464,4 Milyar.

Tabel II.10

Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 – 2015 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam Rp. Milyar)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.642,8 7.072,9 7.557,7 8.254,2 8.737,9 B. Pertambangan dan Penggalian 6.263,6 6.270,1 6.230,2 6.354,1 6.464,4 C. Industri Pengolahan 9.515,8 9.804,9 10.143,3 10.275,5 10.414,0 D. Pengadaan Listrik dan Gas 27,3 30,1 31,5 34,5 36,4 E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah,Limbah dan Daur Ulang

6,6 7,0 7,3 7,7 8,1

RANCANGAN AWAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 II.23

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

G. Perdagangan Besar dan EceranMotor 5.162,1 5.528,1 5.846,6 6.106,0 6.354,8 H. Transportasi dan Pergudangan 1.272,7 1.384,8 1.484,8 1.573,3 1.664,3

I. Penyedian Akomodasi dan Makan Minum

808,4 871,0 931,0 1.000,6 1.034,8 J. Informasi dan Komunikasi 625,2 679,2 740,2 790,9 849,0 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 581,5 624,2 728,3 766,6 800,0 L. Real Estate 1.098,4 1.215,7 1.312,6 1.414,0 1.454,4

M, N. Jasa Perusahaan 93,9 101,2 108,1 115,7 120,3

0. Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.778,0 1.873,0 2.014,4 2.162,1 2.373,5

P. Jasa Pendidikan 755,5 821,7 903,7 967,6 1.061,8

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 397,5 442,9 475,3 503,8 535,1

R,S.T.U Jasa Lainnya 226,5 244,3 261,0 281,7 304,6

PDRB 38.014,0 40.104,9 42.190,9 44.159,4 45.961,5 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Dengan demikian, kontribusi ketiga sektor terhadap PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi sangat dominan. Sebagaimana diperlihatkan pada tabel II.11, menunjukkan bahwa berdasarkan nilai PDRB ADHB, rata-rata kontribusi ketiga sektor terhadap PDRB mencapai sebesar 56,47 persen. Dari total persentase tersebut rata-rata sekitar 23,51 persen merupakan kontribusi dari sektor industri pengolahan sebagai sektor sekunder dan sebesar 32,96 persen merupakan kontribusi dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor primer dalam perekonomian daerah.

Tabel II.11

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 – 2015 Atas Dasar Harga BerlakuProvinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam persen)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 17,31 17,87 18,39 19,22 19,68 B. Pertambangan dan Penggalian 16,67 15,36 14,08 13,52 12,69 C. Industri Pengolahan 25,27 24,33 23,99 22,85 21,13 D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,06 0,05 0,07 0,08

E. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah,Limbah dan Daur Ulang 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

F. Konstruksi 7,17 7,76 8,21 8,36 8,67

G. Perdagangan Besar dan EceranMotor 13,41 13,64 13,24 13,43 14,10 H. Transportasi dan Pergudangan 3,31 3,47 3,70 3,78 4,04 I. Penyedian Akomodasi dan Makan Minum 2,09 2,19 2,29 2,34 2,39 J. Informasi dan Komunikasi 1,55 1,56 1,53 1,51 1,54 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,51 1,60 1,79 1,77 1,78

L. Real Estate 2,88 3,06 3,18 3,26 3,25

M, N. Jasa Perusahaan 0,24 0,26 0,27 0,27 0,28

II.24 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

dan Jaminan Sosial Wajib

P. Jasa Pendidikan 2,02 2,20 2,33 2,42 2,70

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,02 1,07 1,10 1,12 1,17

R,S.T.U Jasa Lainnya 0,59 0,61 0,63 0,66 0,70

PDRB 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Selanjutnya, berdasarkan nilai PDRB ADHK Tahun 2010 sebagaimana diperlihatkan pada tabel II.12, menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi ketiga sektor terhadap PDRB mencapai sebesar 57,10 persen. Dari total persentase tersebut rata-rata sekitar 23,89 persen merupakan kontribusi dari sektor industri pengolahan sebagai sektor sekunder dan sebesar 33,21 persen merupakan kontribusi dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor primer dalam perekonomian daerah.

Tabel II.12

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam persen)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 17,47 17,64 17,91 18,69 19,01 B. Pertambangan dan Penggalian 16,48 15,63 14,77 14,39 14,07 C. Industri Pengolahan 25,03 24,45 24,04 23,27 22,66 D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,08 0,07 0,08 0,08

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang

0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

F. Konstruksi 7,26 7,81 8,09 8,04 8,15

G. Perdagangan Besar dan EceranMotor 13,58 13,78 13,86 13,83 13,83 H. Transportasi dan Pergudangan 3,35 3,45 3,52 3,56 3,62

I. Penyedian Akomodasi dan Makan Minum

2,13 2,17 2,21 2,26 2,25 J. Informasi dan Komunikasi 1,64 1,69 1,75 1,79 1,85 K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1,58 1,56 1,73 1,74 1,74

L. Real Estate 2,89 3,03 3,11 3,20 3,16

M, N. Jasa Perusahaan 0,25 0,25 0,26 0,26 0,26

0. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4,68 4,67 4,77 4,90 5,16

P. Jasa Pendidikan 1,99 2,05 2,14 2,19 2,31

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,04 1,11 1,13 1,14 1,16

R,S.T.U Jasa Lainnya 0,59 0,61 0,62 0,64 0,66

PDRB 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Secara teoritis nilai PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan akumulasi dari nilai PDRB Kabupaten dan Kota yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan PDRB ADHB sebagaimana diperlihatkan pada tabel II.13, menunjukkan bahwa sepanjang periode tahun 2011 – 2015 nilai

RANCANGAN AWAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 II.25

PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung rata-rata hanya 0,53 persen dari nilai PDB. Hal ini berarti bahwa besaran perekonomian daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dibandingkan dengan besaran perekonomian nasional relatif kecil. Oleh karenanya, besaran perekonomian daerah kabupaten dan kota juga relatif kecil.

Tabel II.13

Perkembangan PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2011 s.d 2015 Atas Dasar Harga Berlaku

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam Rp. Milyar)

Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten Bangka 7.554,0 8.321,7 9.127,7 10.119,4 10.949,1

Kabupaten Bangka Barat 7.639,8 8.525,0 9.521,0 10.566,8 11.468,5

Kabupaten Bangka Tengah 5.083,2 5.692,4 6.245,1 6.722,3 7.056,1

Kabupaten Bangka Selatan 4.741,3 5.277,0 5.820,0 6.429,8 6.935,4

Kabupaten Belitung 4.719,4 5.333,9 5.999,9 6.734,2 7.345,9

Kabupaten Belitung Timur 4.024,0 4.541,2 5.079,6 5.643,9 6.112,5

Kota Pangkalpinang 6.595,0 7.462,0 8.414,4 9.358,6 10.214,7

Provinsi Kep. Babel 40 849,0 45 400,2 50 393,9 56 389,8 60 992,1

Nasional 7.427.086,1 8.615.704,5 9.546.134,0 10.565.817,3 11.540.789,8

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Selanjutnya, dilihat berdasarkan PDRB ADHK Tahun 2010 sebagaimana diperlihatkan pada tabel II.14, juga menunjukkan bahwa besaran perekonomian daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung relatif lebih kecil dibandingkan dengan besaran perekonomian nasional, yaitu hanya sebesar 0,52 persen dari PDB. Dari besaran PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut, daerah yang memberikan kontribusi terbesar adalah Kabupaten Bangka Barat diikuti oleh Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang.

Tabel II.14

Perkembangan PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam Rp. Milyar)

Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten Bangka 7.003,4 7.378,1 7.769,0 8.140,5 8.513,0

Kabupaten Bangka Barat 7.191,8 7.586,5 7.973,5 8.316,2 8.742,0

Kabupaten Bangka Tengah 4.773,1 5.012,8 5.223,9 5.303,1 5.271,8

Kabupaten Bangka Selatan 4.437,3 4.646,0 4.850,3 5.066,3 5.273,3

Kabupaten Belitung 4.389,1 4.656,4 4.933,8 5.166,5 5.401,3

Kabupaten Belitung Timur 3.798,7 4.028,4 4.257,7 4.474,8 4.673,0

II.26 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Provinsi Kep. Babel 38.014,0 40.105,0 42.198,2 44.171,6 45.961,5

Nasional 7.256.158,7 7.727.083,4 8.156.497,8 8.566.271,2 8.976.931,5

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015 b. Laju Inflasi provinsi

Sepanjang periode tahun 2011-2015 inflasi Kota Pangkalpinang masih berada di bawah dua digit dengan trend yang fluktuatif. Pada tahun 2011 tingkat inflasi berada pada angka 5,00 persen, kemudian pada tahun 2012mengalami peningkatan menjadi sebesar 6,57 persen dan di tahun 2014 terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 8,71 persen, namun pada tahun 2014 dan 2015 inflasi cenderung mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar 6,81 persen dan 4,66 persen.

Gambar II.8

Laju Inflasi Tahun 2011-2015 Kota Pangkalpinang

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Jika dicermati menurut kelompoknya, sepanjang periode tahun 2011-2015 hampir semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi.Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah ragamengalami inflasi tertinggi, yaitu rata-rata sebesar 7,62persen dan terendah pada kelompok transportasi dan komunikasi dengan rata-rata inflasi sebesar 5,31 persen.

Tabel II.15

Laju Inflasi Tahun 2011-2015

Kota Pangkalpinang Menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

RANCANGAN AWAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 II.27

Kelompok Pengeluaran 2011 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Bahan Makanan -0,50 8,50 11,08 3,39 6,63

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 5,32 7,95 6,82 8,63 7,92

3. Perumahan 7,52 5,81 9,20 8,85 3,74

4. Sandang 8,83 5,79 1,63 6,61 2,60

5. Kesehatan 7,09 5,19 5,08 8,13 5,50

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 8,73 10,31 3,77 6,65 8,62 7. Transportasi dan Komunikasi 10,55 -0,11 11,17 6,98 -2,04 Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

Tahun 2015, inflasi Pangkalpinang relatif tinggi yaitu 4,66 persen bila dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 3,35 persen dan Kota Palembang sebagai wilayah yang terdekat sebesar 3,30 persen, sedangkan Kota Tanjungpandan paling rendah dengan inflasi 0.88 persen. Kondisi ini tentunya jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2014 dimana inflasi Pangkalpinang sebesar 6,81 persen, lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi Palembang sebesar 8,38 persen dan Nasional 8,31 persen. Sedangkan Tanjung Pandan justru memiliki tingkat Inflasi tertinggi 13,41 persen. Angka inflasi sebagaimana dimaksud dapat diamati pada gambar II.9 di bawah:

Gambar II.9

Perbandingan Angka Inflasi Tahun 2011-2015

Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang dan Nasional

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

II.28 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

c. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita merupakan salah satu ukuran indikator kesejahteraan penduduk dan sering digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu wilayah. Bahwa PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pada suatu daerah, sehingga PDRB per kapita selain dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB itu sendiri, namun juga dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk dari daerah tersebut.

Nilai PDRB Per Kapita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama periode tahun 2011-2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, nilai PDRB per kapita tercatat sebesar Rp. 32,1 Juta, kemudian naik mencapai Rp. 44,1 juta pada tahun 2015 atau meningkat sebesar Rp. 12,0 juta.

Gambaran mengenai perkembangan PDRB Per Kapita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada periode tahun 2011-2015, diperlihatkan pada gambar II.10.

Gambar II.10

PDRB Per Kapita Tahun 2011-2015 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

d. Indeks Gini

Pada Gambar II.11 di bawah terlihat bahwa Indeks Gini cenderung menurun dari 0,30 pada tahun 2011 menjadi 0,29 pada tahun 2012 dan naik menjadi sebesar 0,31 pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2014 dan 2015 angka Indeks Gini cenderung turun dari sebesar 0,30 menjadi sebesar 0,28. Fenomena penurunan Indeks Gini mengindikasikan bahwa distribusi pendapatan penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung relatif merata.

RANCANGAN AWAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 II.29

Gambar II.11

Indeks Gini Tahun 2011-2015 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015

e. Indeks Ketimpangan Williamson

Ketimpangan regional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diukur menggunakan perhitungan Indeks Williamson menunjukkan angka yang semakin menurun, meskipun penurunan yang terjadi tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2011 angka indeks sebesar 0,291 dan menurun pada tahun 2012 menjadi sebesar 0,284, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi sebesar 0,304 dan kembali turun sepanjang tahun 2014 dan 2015, yaitu masing-masing menjadi sebesar 0,294 dan 0,251. Berdasarkan angka indeks ini, mengindikasikan bahwa pembangunan wilayah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung relatif mendekati merata. Secara lebih rindi kondisil ini diperlihatkan pada Gambar II.12.

Gambar II.12

Indeks Williamson Tahun 2011-2015 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

II.30 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Dokumen terkait