• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Kesejahteraan Sosial A. Bidang Tenaga Kerja

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial A. Bidang Tenaga Kerja

Kualitas dan efektifitas Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai korelasi positif yang cukup erat dengan suksesnya program-program pembangunan. Dalam hal ini gambaran profil SDM merupakan suatu informasi untuk mengevaluasi pembangunan ekonomi pada tahap sebelumnya, dan merencanakan tahapan pembangunan berikutnya. Masalah angkatan kerja adalah masalah yang perlu mendapat perhatian besar dalam melakukan perencanaan pembangunan. Karakteristik angkatan kerja ini sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan penduduk, terutama jika dilihat secara ekonomi makro.

Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Di samping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Secara teori, penduduk dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu: (i) penduduk usia kerja, dan (ii) penduduk bukan usia kerja, seperti pada Gambar 2.10

Gambar 2.10 Pembagian Penduduk Berdasar Usia Kerja,Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja.

Gambaran indikator kependudukan dan ketenagakerjaan selama Tahun 2013-2017, dapat dilihat seperti pada Tabel 2.6

Tabel 2.6 Beberapa Indikator Kependudukan dan Ketenagakerjaan di Kabupaten Klaten Tahun 2013–2017

INDIKATOR Satuan 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jumlah Penduduk Usia Kerja orang 993.961 975.789 963.189 894.546 894.536

Kegiatan utama penduduk usia kerja

Bekerja % 38,87 60,15 52,44 42,84 54,56 Mencari pekerjaan % 33,8 12,98 15,11 26,03 18,77 Sekolah % 11,44 12,79 14,19 14,25 16,34 Mengurus rumah tangga % 24,64 22,48 26,91 26,42 9,08

Perda Perubahan Atas Perda No.5 Tentang RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 II−21

INDIKATOR Satuan 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

% 70,03 72,22 73,1 70,46 70,46 Tingkat Pengangguran

Terbuka

% 5,34 4,75 2,51 3,94 4,35

Lapangan Pekerjaan Penduduk Yang Bekerja

Pertanian % 16,89 17,26 16,79 16,68 7,43

Penggalian % 1,32 1,3 1,31 1,38 -

Industri % 21,16 20,72 20,35 20,75 0,15 Listrik, gas & Air Bersih % 0,81 0,84 0,83 0,91 0,01 Konstruksi % 7,37 7,29 8,09 7,37 0,05 Perdagangan % 29,77 29,9 30,11 30,4 10,15

Angkutan % 3,1 3,15 3,12 3,16 0,52

Lembaga Keuangan % 4,08 4,1 4,08 4,27 0,00 Jasa dan Lainnya % 15,5 15,44 15,32 15,08 81,69

Status pekerjaan penduduk yang bekerja

Berusaha sendiri % 24,97 22,39 21,29 23,29 55,57 Berusaha dibantu buruh

tidak tetap

% 13,15 17,03 19,2 19,2 13,73 Berusaha dibantu buruh

tetap % 3,42 4,25 2,5 2,5 24,54 Buruh/karyawan & pekerjaan bebas % 48,08 44,14 45,82 42,82 6,05 Pekerja keluarga % 10,38 12,19 11,19 12,19 0,10 *) data diolah berdasarkan Database Pelayanan SIAK Dinas Dukcapil, 2018

Kesejahteraan tenaga kerja di Kabupaten Klaten selama kurun waktu 2013-2017 selalu meningkat karena disesuaikan dengan meningkatnya persentase Upah Minimal Kabupaten/Kota (UMK) terhadap Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Data KHL pada Tahun 2016-2017 kosong karena sudah tidak dilakukan survey lagi. Persentase UMK terhadap KHL dapat dilihat pada Tabel 2.7

Tabel 2.7 Persentase UMK terhadap KHL di Kabupaten Klaten Tahun 2013–2017

Tahun Rata-Rata UMK (Rp) KHL (Rp) Persentase UMK

Terhadap KHL 2013 871.500 1.015.262 85,84 2014 1.170.000 1.169.976 100,00 2015 1.400.000 1.365.550 102,52 2016 1.528.500,00 0 100,00 2017 1.661.632,35 0 100,00

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Klaten, 2018

Tenaga kerja di Kabupaten Klaten dalam kurun waktu tahun 2013-2017 sebagian besar bekerja di sektor primer (pertanian), namun telah terjadi pergeseran ke sektor sekunder (perdagangan dan industri) serta sektor tersier (bidang jasa dan lainnya). Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang bekerja dapat dilihat pada Tabel 2.8

Tabel 2.8 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Di Kabupaten Klaten Tahun 2013–2017

Tahun Pertanian Industri Perdagangan

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2013 3.097 26.800 9.721 1.085 6.794 2014 1.418 19.507 9.221 3.387 7.321 2015 32.773 1.488 17.795 2.504 49.714 2016 32.093 1.348 16.957 6.351 42.762 2017 25.972 699 13.635 287.472 880.934

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Klaten, 2017

B. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1. Indek Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender (IPG) dalam kurun waktu tahun 2013-2015 menunjukan perkembangan yang meningkat, prosentase tertinggi

Perda Perubahan Atas Perda No.5 Tentang RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 II−22 terlihat pada tabel 2.9 tahun 2015 sebesar 96,42, namun relatif rendah dibandingkan kondisi ideal sebesar 100. Peningkatan ini disebabkan adanya komitmen kepala daerah untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, hanya saja peningkatan ini perlu ditunjang dengan pelaksanaan perencanaan dan penganggaran responsif gender yang optimal.

Tabel 2.9 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Klaten Periode 2013-2017 No Indikator

Periode

2013 2014 2015 2016 2017

L P L P L P

1 Usia Harapan Hidup 70,18 74,03 74,51 78,46 74,52 78,49 76,59 76,62

2 Harapan Lama Sekolah 96,29 86,26 12,58 12,96 12,59 13,06 12,85 12,97 3 Rata-rata Lama Sekolah 9,13 7,66 8,7 7,2 8,8 7,56 8,22 8,23 4 Pengeluaran per kapita 63,08 36,92 12.117 10.894 12.214 10.908 11.227 11.369 5 IPG 95,16 95,90 95,90 96,42 73,97

Sumber : Dinsos P3AKB, 2018

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dalam kurun waktu tahun 2013-2015 menunjukan perkembangan yang meningkat, prosentase tertinggi terlihat pada tabel 2.10pada Tahun 2015 sebesar 96,42, namun relatif rendah dibandingkan Propinsi Jawa Tengah ( IDG Tahun 2015 sebesar 74,80) dan Nasional (IDG tahun 2015 sebesar 70,83). Peningkatan ini disebabkan Adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan instansi terkait melalui lembaga P2TP2A, hanya saja peningkatan ini perlu ditunjang dengan peningkatan anggaran program untuk PUG dan Perencanaan dan penganggaran responsif gender.

Tabel 2.10 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Klaten Periode 2013-2017

Sumber : Dinsos P3AKB, 2018

2. Peran Perempuan dalam Pemerintahan

Keterlibatan perempuan di lembaga legislatif Kabupaten Klaten seperti terlihat pada tabel 2.11 pada Tahun 2017 sebesar 6% relatif rendah dibandingkan Propinsi Jawa Tengah (sebesar 24,24 %) dan Nasional (sebesar 17,32). Keterlibatan perempuan di lembaga legislatif relatif rendah, terlihat dari rasio Keterwakilan perempuan dalam parlemen. Kesadaran dan kemampuan perempuan untuk berdaya masih rendah dan masih kurangnya daya saing perempuan, Daya Saing yang kompetitif. Akan tetapi Keterlibatan perempuan di lembaga legislatif Kabupaten Klaten didukung dengan adanya komitmen kepala daerah untuk meningkatkan Pemberdayaan Perempuan, Peningkatan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dengan fokus pada

penguatan kelembagaan pengarustamaan gender, penyusunan

No. Indikator Periode

2013 2014 2015 2016 2017

L P L P L P L P L P

1 Keterlibatan Perempuan di

Parlemen (% )

70,18 74,51 74,52 94 6 94 6

2 Perempuan Sebagai Tenaga

Manager, Profesional, Administrasi, Teknisi (%)

96,29 12,58 12,59 50,3 49,7

3 Sumbangan Perempuan

Dalam Pendapatan Kerja (%)

9,13 8,7 8,8

Perda Perubahan Atas Perda No.5 Tentang RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 II−23 Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) dan pendampingan implementasi PPRG dengan fokus Anggaran berbasis PPRG.

Tabel 2.11 Data Keikutsertaan Perempuan di dalam Jabatan Eksekutif Dan Legislatif di Kabupaten Klaten No. Jenis Jabatan Periode 2013 2014 2015 2016 2017 1 Eksekutif ( % ) (7.441/22.37 9) =33,25 (7.159/24.195) = 29,6 (7.417/26.5 18)= 27,97 (7.072/27.3 44)= 25,86 n/a 2 Legislatif (%) (9/50) = 18,00 (3/50)= 6,00 (3/50) = 6,00 (3/50) = 6,00 (3/50) = 6,00

Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka (2018).

3. Perlindungan Anak

Upaya perlindungan anak dan perempuan ditunjukkan dengan meningkatnya penyelesaian terhadap kasus kekerasan yang berbasis gender dan anak disebabkan karena secara intensif telah dilakukan sosialisasi tentang hukum dan peraturan lainnya berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak kepada masyarakat. Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dapat dilihat pada Tabel 2.12

Tabel 2.12 Jumlah Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Berhadapan Dengan Hukum di Kabupaten Klaten 2013-2017

Tahun Fisik Psikis Seksual Penelantaran Traficking Jumlah

L P L P L P L P L P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 2017 8 5 5 13 1 11 - 5 - - 48 2016 11 - 2 - - 28 - - - - 41 2015 2 15 17 2014 6 30 36 2013 - 39 1 2 - 8 1 16 - - 66

Sumber : P2TP2A Kabupaten Klaten, 2016

Kondisi kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, dipengaruhi dengan belum optimalnya sarana dan prasarana kelembagaan perlindungan hak perempuan dan anak, masih lemahnya kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) di daerah, dan belum tersedianya data berbasis gender dan anak. Namun hal tersebut dapat didorong dengan adanya komitmen kepala daerah untuk mengembangkan Kota atau Kabupaten Layak Anak.

Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan terutama dalam struktur pemerintahan dan organisasi politik perlu didukung dengan adanya regulasi/kebijakan daerah yang mengatur pelaksanaan PUG dan PPRG dan kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender di daerah melalui koordinasi lintas sektor serta penambahan anggaran program untuk mendukung PUG dan Perencanaan dan penganggaran responsif gender. Berikut tabel program dan kegiatan serta anggaran yang responsif gender dan anak.

Tabel 2.13 Program dan Kegiatan Penunjang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2013-2017

No. Program & Kegiatan Pagu

Anggaran

TAHUN 2013 TH 2013