• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Kesejahteraan Sosial

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan manusia merupakan kunci bagi kemakmuran suatu bangsa. Pembangunan manusia merupakan pola yang diterapkan dalam rencana manusia untuk meningkatkan peluang untuk dapat hidup dengan layak dan sejahtera. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan sebuah parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah. IPM digunakan untuk mengukur nilai manusia pada suatu wilayah dalam sebuah proses pembangunan untuk memperoleh dan mengakses pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan harapan hidup.

Selama kurun waktu 2012-2016 berbagai program telah dilaksanakan untuk meningkatkan konidisi sosial masyarakat Kabupaten Bandung. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka IPM Kabupaten Bandung selama kurun waktu 2012-2016. Rata-rata pertumbuhan IPM Kabupaten Bandung adalah sebesar 1,03% per tahun dengan menggunakan metode penghitungan baru. Pada tahun 2017, nilai IPM Kabupaten Bandung adalah sebesar 71,02 menggunakan metode penghitungan baru. Nilai IPM Kabupaten Bandung sudah lebih tinggi dibandingkan nilai IPM Provinsi Jawa Barat sebesar 70,05. Di tingkat provinsi, IPM Kabupaten Bandung termasuk ke dalam cluster tinggi yaitu berada di urutan ke 9 (sembilan) bersama 8 kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat yaitu Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, dan Kabupaten Bekasi.

Gambar II.27 Grafk Perkembangan IPM Kabupaten Bandung Tahun 2012-2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017 65 66 67 68 69 70 71 72 68.13 68.58 69.06 70.05 70.69 71.02

IPM (Metode Baru) Kabupaten Bandung Tahun 2010-2017

IPM Kab bdg IPM Jabar IPM Indonesia

Sumber: Badan Pusat Statistii Kabupaten Bandung, 2018

Perhitungan IPM menggunakan metode baru disusun berdasarkan 4 (empat) indikator yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Angka Harapan Lama Sekolah (HLS), serta pengeluaran.

Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka Harapan Hidup (AHH) saat lahir didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh seseorang sejak lahir. AHH menujukkan

dearajat kesehatan suatu masyarakat. Semakin tinggi nila AHHnya maka semakin baik pula tingkat kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi, dalam kurun waktu 2012-2016, AHH Kabupaten Bandung terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, nilai AHH Kabupaten Bandung adalah 73,10. Apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung menempati urutan ke 6 di bawah Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bekasi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan Kabupaten Bandung sudah baik dan kualitasnya telah sejajar dengan kota-kota besar yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Gambar II.28 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bandung Tahun 2012-2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017 72.8 72.85 72.9 72.95 73 73.05 73.1 73.15 73.2 72.95 72.96 72.97 73.07 73.1 73.15

AHH

Sumber: BPS Kab. Bandung, 2018; LKPJ Kab. Bandung Tahun 2016

Rala-rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka Harapan Lama Sekolah (HLS)

Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Pada tahun 2017, RLS Kabupaten Bandung adalah 8,59 atau setara dengan kelas 2 SMP. Nilai RLS ini belum memenuhi arahan nasional untuk mewajibkan 9 tahun pendidikan. Padahal, Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Bandung adalah 12,42 yang setara dengan lulus SMA. Apabila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung memiliki RLS yang lebih tinggi dibandingkan RLS Provinsi Jawa Barat bersama dengan 12 kabupaten/kota lainnya. Akan tetapi, Kabupaten Bandung memiliki nilai HLS yang lebih rendah dibandingkan HLS Provinsi Jawa Barat. Dari segi pendidikan, Kabupaten Bandung masih memiliki tugas untuk meningkatkan pendidikan masyarakatnya untuk minimal mendapatkan pendidikan hingga 9 tahun.

Gambar II.29 Rata- rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2016

Sumber: Statistii Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Gambar II.30 Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Sumber: Statistii Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Pengeluaran per Kapita

Penilaian tentang pengeluaran per kapita dapat digunakan untuk mewakili kualitas hidup manusia. Standar hidup layak dapat dipresentasikan oleh pengeluaran per kapita (harga konstan 2012). Tinggi rendahnya pengeluaran per kapita penduduk menggambarkan kesejahteraan sosial penduduk secara agregat wilayah. Pada tahun 2017, pengeluaran per kapita Kabupaten Bandung adalah 9.593.000. Dalam

Bandung terus mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.

Gambar II.31 Pengeluaran Per Kapita Kabupaten Bandung Tahun 2012-2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017 8,400,000 8,600,000 8,800,000 9,000,000 9,200,000 9,400,000 9,600,000 9,800,000 8,846,000 8,978,000 8,999,000 9,375,000 9,580,000 9,593,000

Pengeluaran

Sumber: BPS Kab. Bandung, 2017; LKPJ Kab. Bandung Tahun 2016

2) Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja atau berada dalam rentang usia 15 sampai 64 tahun. Rentang usia tersebut termasuk ke dalam rentang usia produktif. Sebanyak 66,7% penduduk Kabupaten Bandung berada pada rentang usia produktif. Penduduk usia produktif ini kemudian dibagi ke dalam kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang termasuk angkatan kerja ialah penduduk usia kerja yaitu di atas 15 tahun yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja ialah penduduk usia kerja yaitu di atas 15 tahun yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. Pada tahun 2015, sebanyak 1.498.733 penduduk Kabupaten Bandung merupakan penduduk yang termasuk angkatan kerja dan sebanyak 2.517.769 penduduk Kabupaten Bandung merupakan penduduk yang bukan angkatan kerja.

Tabel II.26 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Bandung Tahun 2011-2017 KEGIATAN TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 2017 ANGKATAN KERJA 1.393.432 1.496.741 1.565.997 1.628.076 1.498.733 1.649.064 BEKERJA 1.248.267 1.323.166 1.407.503 1.490.031 1.438.365 1.584.391 PENGANGGUR 145.165 173.575 158.494 138.045 60.368 64.673

KEGIATAN 2011 2012 2013TAHUN2014 2015 2017 BUKAN ANGKATAN KERJA 846.752 770.787 838.451 832.906 1.019.006 976.445 SEKOLAH 190.449 152.260 153.290 183.190 209.998 226.144 MENGURUS RUMAH TANGGA 536.378 502.973 565.481 531.523 659.518 653.331 LAINNYA 119.925 115.554 119.680 118.193 149.490 96.970 PENDUDUK USIA KERJA 2.240.184 2.267.528 2.404.448 2.460.982 2.517.739 2.625.509 TPAK (%) 62,20 66,01 65,13 66,16 59,53 62,81 TPT (%) 10,42 11,60 10,12 8,48 4,03 3,92 TKK (%) 89,58 88,40 89,88 91,52 95,97 96,08

Sumber: BPS Saiernas Agustus Tahun 2011-2017, dioleh Pusdatinaier

Selain indikator-indikator kesejahteraan masyarakat yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat juga indikator lain yang mampu menggambarkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung. Berikut adalah rangkuman kondisi indikator makro sosial ekonomi pembangunan Kabupaten Bandung.

Tabel II.27 Capaian Indikator Makro Ekonomi dan Sosial Pembangunan Kabupaten Bandung Tahun 2015-2017

N

o Indikator

Tahun

2015 2016 2017

A Indikator Makro Sosial

1 Jumlah Penduduk (jiwa) 3.534.112 3.596.623

2 LPP (%) 1,8 1,77 1,70

3 Tingkat Kemiskinan (%) 8,00 7,61 7,36

4 IPM (Metode Baru) 70,05 70,69 71,02

5 RLS (th) 8,41 8,50 8,59 6 HLS (th) 12,13 12,42 12,60 7 AHH (th) 73,07 73,10 73,15 8 Indeks Pendidikan (Metode Baru) 61,73 63,83 63,63 9 Indeks Kesehatan (Metode Baru) 81,65 81,69 81,77 10 Angka Ketergantungan 51,13 51,16 11 Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) 59,53 60 62,81

12 Tingkat Kesempatan Kerja 95,97 95 96,08 13 Tingkat Pengangguran 4,03 4 3,92 B Indikator Makro Ekonomi 1 LPE (%) 5,89 6,33* 2 Infasi PDRB (%) 6,09 4,15*

3 PDRB ADHB (juta rupiah) 85.793.090

,40 94.114.297,20* 4 PDRB ADHK (juta rupiah) 63.211.075

,00 68.144.362,00* 5 PDRB/KAP (ADHB) 24.275.714 26.167.407* 6 PDRB/KAP (ADHK) 18.306.428 18.946.763* 7 Pengeluaran (ribuan rupiah) 9.375 9.580 9.593 8 Indeks Pengeluaran 68,17 68,82 68,87

*Angka Perkiraan Tim LKPJ Kabupaten Bandung Tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistii Kabupaten Bandung, 2017; Profl Pendidiian dan Kebudayaan Kabupaten Bandung 2016; LKPJ Kabupaten Bandung Tahun 2016