• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

Ada banyaknya realitas yang terdapat dalam penelitian ini dan realitas tersebut tidak dapat dibagi-bagi, dibatasi dan diseleksi, maka untuk memudahkan pekerjaan penelitian ini maka perlu menentukan fokus penelitian dengan tidak mengabaikan titik realitas lainnya yang didasarkan pada preliminary research.13 Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan fokus informasi yang layak didalami.

Penelitian ini difokuskan pada penelusuran konsep gender dalam sudut pandang pendidikan Islam yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan memperoleh peran dan partisipasi antara laki-laki dan perempuan dalam baik dilihat dari segi historitasnya maupun dari referensi utama ajaran Islam.

Secara operasional penelitian ini diarahkan pada telaah dan analisis komprehensif tentang kesetaraan gender dalam perspektif pendidikan Islam. Beberapa tema dalam pembahasan ini dioperasionalkan sebagai berikut:

1. Kesetaraan Gender

Kesetaraan gender secara etimologi merupakan bentuk nomina yang diserap dari bahasa Inggris kemudian berusaha ditransfer ke dalam bahasa Indonesia meskipun belum ditemukan dalam kamus bahasa Indonesia yang

13Lihat Nusa Putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi (Cet. II;: Indeks, 2012), h. 8-10.

berarti jenis kelamin untuk antara betina dan jantan,14 sedang dalam bahasa Arab berarti al-jins.15

Secara terminologi, gender adalah penilaian atau diferensi antara tempat, waktu, alat-alat, fungsi, bentuk wicara, tingkah laku serta persepsi/pandangan yang dikaitkan dengan laki-laki dan perempuan yang dihubungkan dalam kebudayaan. 16 Menurut Mansour Fakih gender adalah sesuatu sifat yang menempel pada diri kaum laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada hasil konstruksi kultural.17 Julia Cleves Mosse menerangkan bahwa gender adalah seperangkat peran secara general seperti halnya kostum dan topeng dalam teater yang menyampaikan kepada orang lain bahwa kita adalah feminin atau maskulin yang didasarkan pada latar belakang budaya.18 Pandangan yang lebih konkrit dikemukakan oleh Nasaruddin Umar bahwa gender merupakan konsep untuk memberi identifikasi terhadap diferensi antara laki-laki dan perempuan yang berdasarkan pada sudut pandang rekayasa sosial budaya (masyarakat) tanpa melihat atribut biologisnya.19

14Peter Salim, Advence English-Indonesia Dictionary (Edisi ketiga, Jakarta: Modern English Press, 1991), h. 384. Lihat pula John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Cet.XX; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 265.

15Munir Ba’albakiy, al-Mauri>d: Kamus Injliziy Arabiy (Beirut: D±r al-’ilm li al Mala>yin, 1985), h. 383.

16Ivan Illich, Gender, diterjemahkan oleh Omi Intan Naomi dengan judul, Matinya Gender (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h.3.

17Mansour Fakih, AnalisisGender dan Transformasi Sosial, h. 8.

18Julia Cleves Mosse, Halft the World,Halft a Chance: an Introduction to Gender and Development,diterjemahkan oleh Hartian Silawati dengan judul, Gender dan Pembangunan (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 3

19 Nasaruddin Umar,”Perspeftif Gender dalam Islam”, Jurnal Pemikiran Islam Paramadina, Vol. I, No. I, Juli-Desember 1998, h. 99.

Berdasarkan pengertian di atas, maka secara simpel gender dapat diartikan sebagai konsep yang dipergunakan untuk melihat peran sosial antara laki-laki dan perempuan tanpa membedakan jenis biologis tanpa harus memandang kepada hal-hal yang sifatnya kodrati atau biologis yang didasarkan pada konstruksi budaya masyarakat.

2. Perspektif Pendidikan Islam

Perspektif adalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan tingginya) ata sebagai sudut pandang pada sesuatau pembahasan.20 Sedangkan pstilah pendidikan Islam adalah segala usaha yang dilakukan untuk membina dan mengembangkan sumber daya manusia yang dimilikinya baik jasmani maupun rohani menuju terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma Islam.21

Abd al-Rahma>n al-Nahla>wiy berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan pikiran manusia, menata tingkah lakunya, emosinya pada seluruh aspek kehidupan agar tujuan yang dikehendakinya bisa terealisasi.22 M. Arifin mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai

20Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h. 231.

21Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan (Cet. I; Yogyakarta: Aditya Media, 1992), h. 20. Bandingkan pula dengan pendapat Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam, (Cet. II; Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 1994), h. 24.

22Abd al-Rahman al-Nahla>wiy, Us}u>l al-Tarbiyyah al-Isla>miyah wa Asa>li>buha> fi’al-Bait wa al-Madrasah wa al-Mujtama’, (Dimasyq: Da>r al-Fikr, t.th), h. 28.

kepribadiannya.23 Pandangan yang lebih singkat namun sarat dengan makna dikemukakan oleh Zakiah Daradjat bahwa pendidikan Islam adalah usaha pembentukan kepribadian muslim.24

Berdasarkan beberapa pengertian terminologi yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan dapat diketahui bahwa pendidikan Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia melalui usaha pengajaran yang didasarkan pada nilai-nilai Islam.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan terdahulu untuk kebutuhan operasional, maka yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah mengemukakan kajian secara ilmiah terhadap prinsip egaliter dalam perspektif pendidikan Islam, dalam upaya menemukan dan merumuskan konsep gender yang ditopang melalui kacamata pendidikan Islam yang diketahui melalui informasi ayat al-Qur’an, hadis Nabi dan pendapat para tokoh pendidikan Islam dan feminis muslim.

Lapangan penelitian difokuskan pada sumber utama ajaran Islam al-Qur’an dan hadis Nabi saw. serta respon/analisa dari para intelektual Islam sebagai hasil pemahaman mereka terhadap ajaran Islam yang terkait dengan gender.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi sentral permasalahan penelitian disertasi ini adalah bagaimana kesetaraan gender dalam perspektif

23M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 10.

pendidikan Islam. Kemudian untuk sistematisasi pembahasan, maka permasalahan tersebut dijabarkan ke dalam beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesetaraan dan keadilan dalam perspektif gender? 2. Bagaimana analisis gender dalam perspektif pendidikan Islam?

3. Bagaimana prospek perempuan dalam perspektif gender dan pendidikan Islam?

Dokumen terkait