• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5. Perbaikan Pengelolaan Minawana

5.5.1. Format Lembaga

Sesuai Keputusan Ketua Dewan Pengawas Perum Perhutani

No.136/KPTS/DIR/2001 tentang Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berbasis Masyarakat (PSDHBM). Pada program PSDHBM ini masyarakat desa hutan

(MDH) dan Perum Perhutani diberikan kesempatan untuk melakukan pengelolaan sumberdaya hutan. PSDHBM ini kemudian diperbaharui dengan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyrakata. PHBM ini berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani No.682/KPTS/DIR/2009 tentang Pedoman Pengelolaan Sumberdaya Hutan Berbasis Masyarakat. LMDH dan Perhutani bekerjasama dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang diikat dengan akta kerjasama yang diaktenotariskan. Oleh karena itu, LMDH memiliki peran penting dalam pelaksanaan pengelolaan di lapangan (operasional) yang tentunya anggota dan pengurusnya diangkat oleh masyarakat.

LMDH adalah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa yang berada didalam atau disekitar hutan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhannya melalui interaksi terhadap hutan dalam konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya (Awanget al. 2008). Selain itu, LMDH mangrove berbeda dengan LMDH yang lainnya yang berbasis daratan. LMDH mangrove ini memiliki keunikan sumberdaya yang akan dikelola, yaitu hutan mangrove dan sumber daya perairan (tambak). Keunikan ini didasarkan pada, keterikatan yang kuat antar satu lokasi dengan lokasi lainnya. Misalnya, jika terjadi pencemaran di satu tempat, maka kemungkinan besar akan berdampak ditempat lainnya. Dengan demikian, jika salah satu yang rusak maka akan sangat berdampak ke lokasi yang lain.

Selama ini (di lokasi kajian) anggota LMDH adalah terbatas pada anggota masyarakat yang memiliki hak garapan di RPH Tegal-Tangkil. Demikian juga dengan pengurus diangkat dan diberhentikan oleh Perhutani. Hal ini berbeda

dengan konsep yang diajukan oleh Awang et al. (2008) bahwa keanggotaan

LMDH seharusnya melibatkan berbagai pihak yang baik secara langsung berhubungan dengan pemanfaatan hutan (mangrove) ataupun tidak. Pihak yang terlibat menurut Awang et al. (2008) antara lain: Masyarakat Desa Hutan, Pemerintah Desa, Perum Perhutani, dan Dinas/instansi terkait. Untuk itu, selain perbaikan struktur organisasi pengelolaan, perbaikan LMDH mutlak diperlukan. Langkah-langkah dalam perbaikan LMDH RPH Tegal-Tangkil adalah:

1) Seleksi Masyarakat Pengguna Hutan

Penyeleksian terhadap masyarakat pengguna hutan penting dilakukan untuk mengetahui kelompok masyarakat yang memiliki ketergantungan hidup

terhadap ekosistem mangrove. Masyarakat yang memanfaatkan ekosistem mangrove di RPH tegal-tangkil dibagi kedalam 2 kelompok yaitu: kelompok penggarap tambak dan kelompok penangkap ikan dan biota lainnya.

Kelompok penggarap tambak merupakan masyarakat yang memiliki hak garapan empang yang diperoleh baik langsung dari Perum Perhutani maupun hak yang diturunkan dari orang tua ataupun penggadaian dan bahkan dari proses jual beli. Kelompok penangkap ikan dan biota lainya terdiri dari

kelompok penangkap kepiting, penangkap wideng, penangkap belut,

penangkap ular, penangkap burung dan lain-lain. Selama ini anggota LMDH adalah kelompok penggarap tambak.

2) Perbaikan Visi dan Misi Bersama

Perbaikan visi dan misi diperlukan untuk menyatukan tujuan bersama dalam pengelolaan minawana RPH Tegal-tangkil. Dengan demikian, masyarakat (anggota LMDH) memiliki visi dan tujuan yang sama terhadap pemanfaatan dan pengelolaan minawana

3) Perbaikan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Sebagai organisai yang sah dan memiliki aspek kekuatan hukumdalam pengelolaan minawana maka perlu adanya Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Perbaikan AD/ART ini diperlukan untuk menjamin dan menetapkan peranan masing-masing anggota terhadap pengelolaan minawana. Selain itu, didalam AD/ART diatur hal-hal yang mendasar dalam sebuah organisasi, termasuk keanggotaan dan kepengurusan LMDH serta hak dan kewajiba masing-masing anggota dan pengurus.

4) Penataan Administrasi

Penataan administrasi sangat penting, sehingga organisasi berjalan sesuai dengan AD dan ART serta program-program yang dibuat. Dengan penataan administrasi ini, diharapakan LMDH ini akan memiliki tata administrasi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

5) Membangun Pusat Informasi

Pusat informasi sangat penting sebagai media untuk menyebarluaskan program yang terkait dengan pengelolaan mangrove. Saat ini pusat informasi pada masing-masing LMDH di RPH Tegal-Tangkil tidak ada. Bahkan, kantor

ataupun papan informasi tentang LMDH tidak ada. Untuk itu, perlu membangun pusat informasi pada masing-masing LMDH di RPH Tegal- Tangkil yang berupa pembangunan/pembuatan:

a) Saung LMDH. Saung ini nantinya sebagai tempat untuk melakukan diskusi, penyuluhan atau kegiatan lain terkait dengan pengelolaan kawasan minawana. Saung dapat dibangun dimasing-masing petak tambak tempat biasa para masyarakat berkumpul.

b) Papan informasi, berisi: monografi LMDH, foto kegiatan, data potensi, informasi dan agenda kegiatan LMDH, papan pengumuman, dll.

c) Poster, berisi foto dan slogan

d) Kalender lembaga, berisi: profil, kegiatan internal, peran para pihak, potensi pangkuan, kegiatan ekonomi produktif, kontribusi LMDH. Pada kalender juga ditulis visi dan lambang LMDH.

e) Leaflet, berisi: profil LMDH dan perjalanan LMDH 6) Pendidikan dan Latihan Organisasi

Pendidikan dan latihan (diklat) merupakan satu bentuk pelatihan untuk mengetahui pemahaman anggota tentang manajemen organisasi. Diklat dilakukan dalam berbagai permainan yang memuat nilai atau aspek dalam manajemen organisasi. Diklat menjadi penggambaran aktivitas pengelolaan LMDH yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan individu ataupun kelompok.

7) Pengembangan Ekonomi

Pengembangan ekonomi LMDH adalah suatu usaha pengembangan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan ekonomi lembaga dan masyarakat.

Manfaatnya untuk mendorong peningkatan kekayaan lembaga dan

meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Mengingat, di RPH tegal-Tangkil sudah ada KUD pada masing-masing desa, maka LMDH memerlukan kerjasama yang baik dengan KUD.

Berdasarkan uraian diatas, maka perbaikan organisasi LMDH juga perlu diperbaiki. Perbaikan Organisasi LMDH disajikan padaGambar 18.

Ketua Pemerintah Desa Instansi/lembaga terkait Rapat Anggota Perhutani/KPH Purwakarta komando koordinasi FK PHBM Desa Anggota Sie Perencanaan Program Bendahara Sekretaris

Sie Humas dan

Organisasi Sie Bagi Hasil Sie Keamanan Sie Budidaya

Gambar 18. Struktur organisasi LMDH

(Sumber: modifikasi Awang et al. 2008)

Dokumen terkait