4.4 Analisis Musikal
4.4.7 Formula Melodik (Melody Formula)
Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola
melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Dan motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukkan melodi.
William P. Malm mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam menganalisis bentuk, yaitu:
1. Repetitive yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang.
2. Ireratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulangan di dalam keseluruhan nyanyian.
3. Stropic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda.
4. Reverting yaitu bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpangan-penyimpangan melodi. 5. Progresive yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan
menggunakan materi melodi yang selalu baru.
Melihat kepada apa yang dikemukakan Malm mengenai bentuk nyanyian, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa melodi mengalami banyak Repetitive pada ketiga ayat Asa Di Waar tersebut.
Melodi Asa Di Waar dalam tulisan ini bermeter 4/4. Untuk itu penulis berpedoman dengan pendapat Nettle yang mengungkapkan: dalam menentukan bentuk dari suatu komposisi yang harus diperhatikan adalah pengulangan frasa, tanda diam, pola ritem, transposisi dan kesatuan teks yang terdapat dalam musik vokal (Nettle dalam Irawan Zulhidayat 1997: 76).
4.4.7.1Bentuk, Frasa dan Motif pada Asa Di Waar ayat ke-10
Secara garis besar, bentuk frasa dan motif yang terdapat dalam Asa Di Waar ayat ke-10 adalah sebagai berikut:
1. Bentuk pada Asa Di Waar ayat ke-10 memiliki 1 bentuk. Dimana 1 ayat pada ayat ke-10 ini merupakan 1 bentuk dan tidak mengalami pengembangan.
2. Pada Asa Di Waar ayat ke-10 terdapat delapan belas frasa. Untuk lebih jelas lihat pada lampiran.
3. Motif pada nyanyian ini adalah:
Motif dalam Asa Di Waar ayat ke-10 ini adalah motif repetitive dan juga motif reverting. Kebanyakan melodi diulang dan ada juga yang diulang dan terjadi penyimpangan.
4.4.7.2Bentuk, Frasa dan Motif pada Asa Di Waar ayat ke-12
Secara garis besar, bentuk frasa dan motif yang terdapat dalam Asa Di Waar adalah sebagai berikut:
1. Bentuk pada Asa Di Waar ayat 12 memiliki 1 bentuk. Dimana ayat ke-12 ini merupakan 1 bentuk dan tidak mengalami pengembangan.
2. Pada Asa Di Waar ayat ke-12 terdapat dua puluh frasa. Untuk lebih jelas lihat pada lampiran.
3. Motif pada nyanyian ini adalah:
Motif dalam Asa Di Waar ayat ke-12 ini adalah motif repetitive dan juga motif reverting. Kebanyakan melodi diulang dan ada juga yang diulang dan terjadi penyimpangan.
4.4.7.3Bentuk, Frasa dan Motif pada Asa Di Waar ayat ke-17
Secara garis besar, bentuk frasa dan motif yang terdapat dalam Asa Di Waar ayat ke-17 adalah sebagai berikut:
1. Bentuk pada Asa Di Waar ayat 17 memiliki 1 bentuk. Dimana ayat ke-17 ini merupakan 1 bentuk dan tidak mengalami pengembangan.
2. Pada Asa Di Waar ayat ke-17 terdapat tiga belas frasa. Untuk lebih jelas lihat pada lampiran.
Motif dalam Asa Di Waar ayat ke-17 ini adalah motif repetitive dan juga motif reverting. Kebanyakan melodi diulang dan ada juga yang diulang dan terjadi penyimpangan.
4.4.8Kontur (Contour)
Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm (dalam Irawan 1997: 85) membedakan beberapa jenis kontur, yaitu:
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.
3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun.
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor.
7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-batasan.
Garis kontur yang terdapat pada ayat ketiga ayat ini pada umumnya adalah ascending, descending, conjuct dan juga static.
4.4.8.1Kontur Asa Di Waar ayat ke-10
Mengacu pada jenis-jenis kontur yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis berpendapat bahwa kontur Asa Di Waar ayat ke-10 adalah Ascending, descending dan conjuct. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik naik maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Garis kontur Ascending
Garis Kontur Descending
Garis Kontur Static
4.4.8.2Kontur Asa Di Waar ayat ke-12
Mengacu pada jenis-jenis kontur yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis berpendapat bahwa kontur Asa Di Waar ayat ke-12 adalah Ascending, descending dan conjuct. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik naik maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Garis kontur Ascending
Garis Kontur Descending
Garis Kontur Conjuct
Garis Kontur Static
4.4.8.3Kontur Asa Di Waar ayat ke-17
Mengacu pada jenis-jenis kontur yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis berpendapat bahwa kontur Asa Di Waar ayat ke-17 adalah Ascending, descending dan conjuct. Pergerakan melodinya bergerak melangkah baik naik
maupun turun, yang diikuti dengan bentuk static. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Garis kontur Ascending
Garis Kontur Descending
Garis Kontur Conjuct
Garis Kontur Static